Kuro dan Shimizu hanya berdua saja di kamar itu. Kuro pun mulai maju perlahan ke arah Shimizu. Shimizu yang melihat Kuro berjalan ke arahnya, dia pun merasa takut dan langsung. melempar bantal ke arah Kuro.
"BUK! Jangan mendekat!" Teriak Shimizu ke arah Kuro, sambil merangkak mundur kebelakang.
Bantal yang di lempar oleh Shimizu ke Kuro, berhasil di tangkis oleh Kuro. Dan Kuro langsung mencekik leher Shimizu, yang sedang merangkak di lantai.
"Hei... Kau jangan macam - macam dengan ku."
Kuro berbisik pelan di kuping Shimizu. Shimizu ingin berteriak, namun mulutnya langsung di tutup menggunakan tangan kiri Kuro, dan tangan kanannya masih mencekik leher Shimizu.
"Hmp... Hmp... "
Wajah Shimizu pun membiru karena sulit untuk bernafas. Kuro yang melihatnya pun melepaskan cekikan nya perlahan, tapi dia masih menutup mulut Shimizu.
"Aku tidak bisa membiarkan mu mati sekarang... Karena jika kau mati, aku juga akan mati di tangan Shogun. "
Di mata Shimizu Kuro sudah seperti iblis yang sedang menyiksanya. Namun Shimizu masih berusaha memberontak, ia menggoyang - goyang kan badannya ke kanan dan ke kiri, berulang-ulang kali.
Kuro yang melihatnya pun merasa kesal terhadap nya. Kuro pun langsung menduduki punggung Shimizu.
"HMP!"
Shimizu ingin berteriak kesakitan, namun mulutnya masih di tutup oleh Kuro, menggunakan tangannya.
"Hahaha, dasar wanita yang keras kepala. " Ucap Kuro yang sedang duduk di punggung Shimizu.
"Ahh, iya, aku hampir lupa. Shimizu, aku ingin kau tidak memberitahu Shogun tentang kejadian semalam. Jika kau sampai memberitahu nya... Anak mu akan mati...tepat di depan matamu!" Ucap Kuro yang berbisik di telinga Shimizu.
Shimizu yang mendengarnya terkejut dan takut. Dan juga bingung untuk menjawab apa.
"Hmp! Hmp! "
"Kau sudah dengar kan, Shimizu. ?!Ucap Kuro dengan keras di kuping Shimizu. Jadi jangan macam - macam ya! " Lanjutnya.
Kuro pun langsung melepaskan tanganya dari mulut Shimizu, dia juga berdiri , dan langsung menuju pintu keluar.
"Uhhh... Ahhh... Uahhh... "
Shimizu pun langsung menarik nafasnya dalam - dalam, karena tadi dia sulit sekali untuk bernafas.
"Uahhh.... Kuro kau jangan berani macam - macam dengan anak ku! " Ucap Shimizu dengan keras dari belakang Kuro.
"Ya, ya, ya." Ucap Kuro sambil melambaikan tangan ke belakang.
Kuro keluar dari kamar tersebut, tanpa merasa bersalah sama sekali. Dia langsung pergi lagi menuju ke taman.
Kembali ke Tsuki.
Setelah Zax, Tobi, dan Asahi membawa Tsuki ke dalam. Tobi pun langsung keluar lagi dari dalam, karena dia ingin memanggil dokter yang berada di luar kediaman Klan Shinigami. Semantara itu, Zax dan Asahi terus menjaga Tsuki di sampingnya. Suasana di sana sangat hening dan juga tenang.
"Ne... Zax-san, kapan Tsuki akan sadar kembali?" Tanya Asahi.
"Hmmm... Di lihat dari lukanya tadi. Sepertinya dia akan tidak sadar untuk waktu yang lama tuan muda. "
Asahi yang mendengar nya pun terlihat sedih dan langsung menundukkan kepalanya, karena Asahi juga sudah menganggap Tsuki seperti adiknya sendiri. Asahi pun mulai teringat dengan masa lalunya, saat dia kehilangan ibunya.
Asahi mulai menganggap Tsuki seperti adiknya sendiri, ketika ia kehilangan ibunya di umur 7 tahun.
Ibu nya Asahi adalah wanita yang cantik dan periang, dia meninggal karena sakit parah. Penyakitnya itu tidak bisa di obati, bahkan oleh dokter - dokter terbaik yang ada di Edo pada saat itu. Shogun pun juga sama sedihnya dengan Asahi, karena dia tidak bisa berbuat apa - apa ketika istri nya sakit.
Setelah Ibunya Asahi meninggal, dia pun menjadi sangat sering mengurung diri di kamarnya, dan tidak makan seharian. Shogun yang melihat anaknya seperti itu, dia pun mengajak tsuki yang masih berumur 5 tahun ke rumahnya.
Tsuki dan ibunya pun datang ke rumah Shogun saat pagi hari, mereka berdua datang dengan berjalan kaki saja.
"Selamat datang Shimizu-san! " Ucap Shogun yang menyambut kedatangan Tsuki dan Shimizu.
Mereka berdua di sambut dengan ramah oleh Shogun di depan pintu masuk.
"Terimakasih, Shogun- sama. " Jawab Shimizu dengan suara yang lembut.
"Silakan masuk ke sini. " Ucap Shogun dengan ramah.
Mereka pun masuk ke dalam ruangan, ruangan itu sudah di sediakan khusus oleh Shogun untuk Shimizu dan Tsuki. Setelah Shimizu dan Tsuki masuk, mereka pun langsung duduk di tatami, dan di depan mereka ada meja rendah yang terbuat dari kayu khusus yang sangat bagus. Dan Shogun duduk di depan mereka berdua.
"Pelayan, tolong ambilkan teh hijau nya. " Panggi Shogun ke pelayan yang ada di rumahnya.
"Siap, Shogun-sama." Jawab pelayan itu dengan Lembut.
Tidak sampai lima menit, pelayan itu sudah sampai dengan membawakan teh hijau, pelayan itu segera meletakan teh hijau di atas meja, dan langsung keluar dari ruangan itu.
Teh hijau itu sangat harum, bahkan baunya sampai ke seluruh ruangan tersebut.
"Baunya sangat harum ya, Shogun-sama. " Ucap Shimizu.
"Hahaha, tentu saja, teh ini adalah teh terbaik yang sudah ku pilih." Jawab Shogun sambil tertawa."
"Ohhh, pantas saja teh ini sangat harum."
Shimizu pun mulai meminum teh nya, begitu juga dengan Tsuki yang ikut meminum tehnya.
"Eee.. Jadi di mana anak Shogun berada sekarang? Tanya Shimizu setelah meminum tehnya."
"Sebenarnya... Semenjak istriku meninggal, dia selalu mengurung dirinya di kamar, bahkan dia tidak ingin makan apapun. Jawab Shogun dengan sedikit murung.
"ohhh, jadi begitu ya, Shogun-sama. Jawab Shimizu" Jadi di mana kamarnya, Asahi-kun ? " Tanya Shimizu.
"Baiklah, akan ku antaran ke sana saja. " Jawab Shogun sambil berdiri. "
"Baik, Shogun-sama. "
Mereka bertiga pun pergi ke kamarnya Asahi, di sana pintu kamar Asahi masih saja terkunci dan dia belum makan apa - apa dari kemarin.
"Di sini kamarnya. Tuk... Tuk... Tuk... Asahi tolong buka pintunya." Ucap Shogun sambil mengetuk pintu kamarnya.
Namun tidak ada jawab sama sekali dari Asahi yang berada di dalam kamar. Shogun pun menjadi sedih karena itu.
"Halo, Asahi-kun, ini aku Shimizu. Kau pasti masih ingan dengan ku kan?"
Shimizu pun juga ikut memanggil Asahi yang berada di dalam.
"Ta-tante Shi-shimizu..."
Tiba - tiba, Asahi menjawab panggilan dari Shimizu, dia memanggil Shimizu dengan suara yang sangat kecil.
"!!!"
Shogun bahkan sampai terkejut mendengar suara anaknya sendiri, karena Asahi selalu saja diam setelah ibunya meninggal.
"A-asahi! Teriak Shogun yang senang mendengar suara Asahi!
"Ssstttt... Shogun-sama, tolong jangan berisik dulu. " Ucap Shimizu
"Ahh, maaf - maaf. Aku keceplosan " Jawab Shogun.
Shimizu pun berusaha lagi untuk memanggil Asahi.
"Asahi, bisakah kau membukakan pintu kamar nya, aku ingin masuk. " Ucap Shimizu.
"Ba-baik. " Jawab Asahi dengan suara yang kecil.
Pintu kamar Asahi pun mulai terbuka sedikit demi sedikit. Namun yang boleh masuk ke sana hanya Shimizu saja.
Tu-tunggu dulu, yang boleh masuk ke sini hanya tante Shimizu saja. Ayah jangan masuk ke sini. " Ucap Asahi dengan dingin dari balik pintu.
Shogun pun kaget mendengar ucapan dari anaknya, dia merasa seperti di benci oleh anaknya. Namun di sana Shimizu menenangkan nya.
Sudah jangan bersedih dulu, Shogun-sama. Aku tahu pasti dia memiliki maksud lain." Ucap Shimizu sambil Mengelus punggung Shogun. "Eee.. Tsuki kau tunggu dulu di luar sebentar ya. Lanjutnya Shimizu sambil mengelus kepala Tsuki.
"Ba-baik itu, tapi jangan lama - lama ya. " Jawab Tsuki.
Tsuki memang dari kecil selalu menyayangi dan juga menuruti perkataan dari Shimizu.
"Baik, Asahi-kun, aku saja sendiri yang masuk ke sana. " Ucap Shimizu.
Shimizu pun mulai masuk kedalam. Saat dia sudah ada di dalam, dia melihat kamar itu begitu gelap dan berantakan.
Tanpa pikir panjang, Shimizu langsung membuka gorden kamarnya Asahi, dan merapikan kamarnya dengan cepat.
Ahhh, Kalau begini jadi enak di lihatnya. Ucap Shimizu yang sudah selesai merapikan kamar Asahi.
"Wahhh.... Kamar ini menjadi rapi dan bersih sekarang." Ucap Asahi yang senang melihat kamarnya. Tapi... Ibu ku dulu juga sering melakukan ini. " Lanjutnya yang tiba - tiba mengingat ibunya lagi.
Shimizu yang melihat Asahi menjadi murung kembali, dia pun langsung memeluk Asahi dengan penuh kasih sayangnya
"!!! "
Seketika Asahi langsung terkejut, dan juga ia mulai menangis.
"Hiks.. Hiks... Hiks... "
Shimizu pun terus memeluk Asahi sampai dia menjadi tenang kembali. Setelah 10 menit mereka berpelukan, mereka pun keluar bersama dari kamar itu. Namun di sana Asahi masih dengan keadaan sedikit menangis.
"Ehhh?! Ada apa ini?!" Ucap Shogun dengan keras, karena terkejut melihat Asahi menangis.
"Tidak ada apa - apa kan? Sssttt.." Ucap Shimizu kepada Asahi.
"Heamm, tidak ada apa - apa. Jawab Asahi'
"Eeeeh?!" Shogun pun meniadi bingung, karena Shimizu dan Asahi menjadi sangat dekat sekarang.
Tiba - tiba, Tsuki pun menarik tangan Asahi yang berada di samping Shimizu.
"Tsu-tsuki ada apa?!" Tanya Shimizu yang terkejut melihat Tsuki menarik Asahi.
"Aku ingin main dari tadi, namun kalian lama sekali. Jawab Tsuki. "Ayo, Asahi kita main di luar. " Ucap Tsuki sambil mengajak Asahi keluar.
Asahi pun hanya menganggukkan kepalanya saja.
Mereka pun pergi keluar, atau lebih tepatnya, ke
halaman rumahnya Shogun.
Halaman rumah Shogun sangat luas dan indah, mereka berdua pun terus bermain di halaman. Asahi di sana pun menjadi sangat senang dan dapat melupakan rasa sedihnya.
Mereka bermain di sana sampai hari menjadi gelap, karena hari sudah gelap Shimizu dan Tsuki pun pulang ke rumahnya. Asahi pun menjadi sedih karena harus berpisah dari Tsuki dan Shimizu.
"Asahi! Ayo kita main lagi nanti!" Teriak Tsuki yang sudah ada di depan gerbang.
"Iya!" Jawab Asahi yang senang.
Shogun yang melihat anaknya menjadi seperti dulu lagi, dia pun menjadi senang lagi. Dan dia juga berterimakasih kepada Shimizu dan Tsuki.
Setelah hari itu Asahi menjadi sangat dekat dengan Tsuki, bahkan Asahi meminta untuk di masukan ke sekolah yang sama dengan Asahi. Walaupun mereka tidak sekelas, namun mereka sering sekali bermain bersama. Dan Asahi juga sering mengunjungi Tsuki di rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
mochamad ribut
up
2023-06-03
0
mochamad ribut
lanjut
2023-06-03
0