Chapter 9 - Kenangan Asahi bersama Ibunya

Kuro dan Shimizu hanya berdua saja di kamar itu. Kuro pun mulai maju perlahan ke arah Shimizu. Shimizu yang melihat Kuro berjalan ke arahnya, dia pun merasa takut dan langsung. melempar bantal ke arah Kuro.

"BUK! Jangan mendekat!" Teriak Shimizu ke arah Kuro, sambil merangkak mundur kebelakang.

Bantal yang di lempar oleh Shimizu ke Kuro, berhasil di tangkis oleh Kuro. Dan Kuro langsung mencekik leher Shimizu, yang sedang merangkak di lantai.

"Hei... Kau jangan macam - macam dengan ku."

Kuro berbisik pelan di kuping Shimizu. Shimizu ingin berteriak, namun mulutnya langsung di tutup menggunakan tangan kiri Kuro, dan tangan kanannya masih mencekik leher Shimizu.

"Hmp... Hmp... "

Wajah Shimizu pun membiru karena sulit untuk bernafas. Kuro yang melihatnya pun melepaskan cekikan nya perlahan, tapi dia masih menutup mulut Shimizu.

"Aku tidak bisa membiarkan mu mati sekarang... Karena jika kau mati, aku juga akan mati di tangan Shogun. "

Di mata Shimizu Kuro sudah seperti iblis yang sedang menyiksanya. Namun Shimizu masih berusaha memberontak, ia menggoyang - goyang kan badannya ke kanan dan ke kiri, berulang-ulang kali.

Kuro yang melihatnya pun merasa kesal terhadap nya. Kuro pun langsung menduduki punggung Shimizu.

"HMP!"

Shimizu ingin berteriak kesakitan, namun mulutnya masih di tutup oleh Kuro, menggunakan tangannya.

"Hahaha, dasar wanita yang keras kepala. " Ucap Kuro yang sedang duduk di punggung Shimizu.

"Ahh, iya, aku hampir lupa. Shimizu, aku ingin kau tidak memberitahu Shogun tentang kejadian semalam. Jika kau sampai memberitahu nya... Anak mu akan mati...tepat di depan matamu!" Ucap Kuro yang berbisik di telinga Shimizu.

Shimizu yang mendengarnya terkejut dan takut. Dan juga bingung untuk menjawab apa.

"Hmp! Hmp! "

"Kau sudah dengar kan, Shimizu. ?!Ucap Kuro dengan keras di kuping Shimizu. Jadi jangan macam - macam ya! " Lanjutnya.

Kuro pun langsung melepaskan tanganya dari mulut Shimizu, dia juga berdiri , dan langsung menuju pintu keluar.

"Uhhh... Ahhh... Uahhh... "

Shimizu pun langsung menarik nafasnya dalam - dalam, karena tadi dia sulit sekali untuk bernafas.

"Uahhh.... Kuro kau jangan berani macam - macam dengan anak ku! " Ucap Shimizu dengan keras dari belakang Kuro.

"Ya, ya, ya." Ucap Kuro sambil melambaikan tangan ke belakang.

Kuro keluar dari kamar tersebut, tanpa merasa bersalah sama sekali. Dia langsung pergi lagi menuju ke taman.

Kembali ke Tsuki.

Setelah Zax, Tobi, dan Asahi membawa Tsuki ke dalam. Tobi pun langsung keluar lagi dari dalam, karena dia ingin memanggil dokter yang berada di luar kediaman Klan Shinigami. Semantara itu, Zax dan Asahi terus menjaga Tsuki di sampingnya. Suasana di sana sangat hening dan juga tenang.

"Ne... Zax-san, kapan Tsuki akan sadar kembali?" Tanya Asahi.

"Hmmm... Di lihat dari lukanya tadi. Sepertinya dia akan tidak sadar untuk waktu yang lama tuan muda. "

Asahi yang mendengar nya pun terlihat sedih dan langsung menundukkan kepalanya, karena Asahi juga sudah menganggap Tsuki seperti adiknya sendiri. Asahi pun mulai teringat dengan masa lalunya, saat dia kehilangan ibunya.

Asahi mulai menganggap Tsuki seperti adiknya sendiri, ketika ia kehilangan ibunya di umur 7 tahun.

Ibu nya Asahi adalah wanita yang cantik dan periang, dia meninggal karena sakit parah. Penyakitnya itu tidak bisa di obati, bahkan oleh dokter - dokter terbaik yang ada di Edo pada saat itu. Shogun pun juga sama sedihnya dengan Asahi, karena dia tidak bisa berbuat apa - apa ketika istri nya sakit.

Setelah Ibunya Asahi meninggal, dia pun menjadi sangat sering mengurung diri di kamarnya, dan tidak makan seharian. Shogun yang melihat anaknya seperti itu, dia pun mengajak tsuki yang masih berumur 5 tahun ke rumahnya.

Tsuki dan ibunya pun datang ke rumah Shogun saat pagi hari, mereka berdua datang dengan berjalan kaki saja.

"Selamat datang Shimizu-san! " Ucap Shogun yang menyambut kedatangan Tsuki dan Shimizu.

Mereka berdua di sambut dengan ramah oleh Shogun di depan pintu masuk.

"Terimakasih, Shogun- sama. " Jawab Shimizu dengan suara yang lembut.

"Silakan masuk ke sini. " Ucap Shogun dengan ramah.

Mereka pun masuk ke dalam ruangan, ruangan itu sudah di sediakan khusus oleh Shogun untuk Shimizu dan Tsuki. Setelah Shimizu dan Tsuki masuk, mereka pun langsung duduk di tatami, dan di depan mereka ada meja rendah yang terbuat dari kayu khusus yang sangat bagus. Dan Shogun duduk di depan mereka berdua.

"Pelayan, tolong ambilkan teh hijau nya. " Panggi Shogun ke pelayan yang ada di rumahnya.

"Siap, Shogun-sama." Jawab pelayan itu dengan Lembut.

Tidak sampai lima menit, pelayan itu sudah sampai dengan membawakan teh hijau, pelayan itu segera meletakan teh hijau di atas meja, dan langsung keluar dari ruangan itu.

Teh hijau itu sangat harum, bahkan baunya sampai ke seluruh ruangan tersebut.

"Baunya sangat harum ya, Shogun-sama. " Ucap Shimizu.

"Hahaha, tentu saja, teh ini adalah teh terbaik yang sudah ku pilih." Jawab Shogun sambil tertawa."

"Ohhh, pantas saja teh ini sangat harum."

Shimizu pun mulai meminum teh nya, begitu juga dengan Tsuki yang ikut meminum tehnya.

"Eee.. Jadi di mana anak Shogun berada sekarang? Tanya Shimizu setelah meminum tehnya."

"Sebenarnya... Semenjak istriku meninggal, dia selalu mengurung dirinya di kamar, bahkan dia tidak ingin makan apapun. Jawab Shogun dengan sedikit murung.

"ohhh, jadi begitu ya, Shogun-sama. Jawab Shimizu" Jadi di mana kamarnya, Asahi-kun ? " Tanya Shimizu.

"Baiklah, akan ku antaran ke sana saja. " Jawab Shogun sambil berdiri. "

"Baik, Shogun-sama. "

Mereka bertiga pun pergi ke kamarnya Asahi, di sana pintu kamar Asahi masih saja terkunci dan dia belum makan apa - apa dari kemarin.

"Di sini kamarnya. Tuk... Tuk... Tuk... Asahi tolong buka pintunya." Ucap Shogun sambil mengetuk pintu kamarnya.

Namun tidak ada jawab sama sekali dari Asahi yang berada di dalam kamar. Shogun pun menjadi sedih karena itu.

"Halo, Asahi-kun, ini aku Shimizu. Kau pasti masih ingan dengan ku kan?"

Shimizu pun juga ikut memanggil Asahi yang berada di dalam.

"Ta-tante Shi-shimizu..."

Tiba - tiba, Asahi menjawab panggilan dari Shimizu, dia memanggil Shimizu dengan suara yang sangat kecil.

"!!!"

Shogun bahkan sampai terkejut mendengar suara anaknya sendiri, karena Asahi selalu saja diam setelah ibunya meninggal.

"A-asahi! Teriak Shogun yang senang mendengar suara Asahi!

"Ssstttt... Shogun-sama, tolong jangan berisik dulu. " Ucap Shimizu

"Ahh, maaf - maaf. Aku keceplosan " Jawab Shogun.

Shimizu pun berusaha lagi untuk memanggil Asahi.

"Asahi, bisakah kau membukakan pintu kamar nya, aku ingin masuk. " Ucap Shimizu.

"Ba-baik. " Jawab Asahi dengan suara yang kecil.

Pintu kamar Asahi pun mulai terbuka sedikit demi sedikit. Namun yang boleh masuk ke sana hanya Shimizu saja.

Tu-tunggu dulu, yang boleh masuk ke sini hanya tante Shimizu saja. Ayah jangan masuk ke sini. " Ucap Asahi dengan dingin dari balik pintu.

Shogun pun kaget mendengar ucapan dari anaknya, dia merasa seperti di benci oleh anaknya. Namun di sana Shimizu menenangkan nya.

Sudah jangan bersedih dulu, Shogun-sama. Aku tahu pasti dia memiliki maksud lain." Ucap Shimizu sambil Mengelus punggung Shogun. "Eee.. Tsuki kau tunggu dulu di luar sebentar ya. Lanjutnya Shimizu sambil mengelus kepala Tsuki.

"Ba-baik itu, tapi jangan lama - lama ya. " Jawab Tsuki.

Tsuki memang dari kecil selalu menyayangi dan juga menuruti perkataan dari Shimizu.

"Baik, Asahi-kun, aku saja sendiri yang masuk ke sana. " Ucap Shimizu.

Shimizu pun mulai masuk kedalam. Saat dia sudah ada di dalam, dia melihat kamar itu begitu gelap dan berantakan.

Tanpa pikir panjang, Shimizu langsung membuka gorden kamarnya Asahi, dan merapikan kamarnya dengan cepat.

Ahhh, Kalau begini jadi enak di lihatnya. Ucap Shimizu yang sudah selesai merapikan kamar Asahi.

"Wahhh.... Kamar ini menjadi rapi dan bersih sekarang." Ucap Asahi yang senang melihat kamarnya. Tapi... Ibu ku dulu juga sering melakukan ini. " Lanjutnya yang tiba - tiba mengingat ibunya lagi.

Shimizu yang melihat Asahi menjadi murung kembali, dia pun langsung memeluk Asahi dengan penuh kasih sayangnya

"!!! "

Seketika Asahi langsung terkejut, dan juga ia mulai menangis.

"Hiks.. Hiks... Hiks... "

Shimizu pun terus memeluk Asahi sampai dia menjadi tenang kembali. Setelah 10 menit mereka berpelukan, mereka pun keluar bersama dari kamar itu. Namun di sana Asahi masih dengan keadaan sedikit menangis.

"Ehhh?! Ada apa ini?!" Ucap Shogun dengan keras, karena terkejut melihat Asahi menangis.

"Tidak ada apa - apa kan? Sssttt.." Ucap Shimizu kepada Asahi.

"Heamm, tidak ada apa - apa. Jawab Asahi'

"Eeeeh?!" Shogun pun meniadi bingung, karena Shimizu dan Asahi menjadi sangat dekat sekarang.

Tiba - tiba, Tsuki pun menarik tangan Asahi yang berada di samping Shimizu.

"Tsu-tsuki ada apa?!" Tanya Shimizu yang terkejut melihat Tsuki menarik Asahi.

"Aku ingin main dari tadi, namun kalian lama sekali. Jawab Tsuki. "Ayo, Asahi kita main di luar. " Ucap Tsuki sambil mengajak Asahi keluar.

Asahi pun hanya menganggukkan kepalanya saja.

Mereka pun pergi keluar, atau lebih tepatnya, ke

halaman rumahnya Shogun.

Halaman rumah Shogun sangat luas dan indah, mereka berdua pun terus bermain di halaman. Asahi di sana pun menjadi sangat senang dan dapat melupakan rasa sedihnya.

Mereka bermain di sana sampai hari menjadi gelap, karena hari sudah gelap Shimizu dan Tsuki pun pulang ke rumahnya. Asahi pun menjadi sedih karena harus berpisah dari Tsuki dan Shimizu.

"Asahi! Ayo kita main lagi nanti!" Teriak Tsuki yang sudah ada di depan gerbang.

"Iya!" Jawab Asahi yang senang.

Shogun yang melihat anaknya menjadi seperti dulu lagi, dia pun menjadi senang lagi. Dan dia juga berterimakasih kepada Shimizu dan Tsuki.

Setelah hari itu Asahi menjadi sangat dekat dengan Tsuki, bahkan Asahi meminta untuk di masukan ke sekolah yang sama dengan Asahi. Walaupun mereka tidak sekelas, namun mereka sering sekali bermain bersama. Dan Asahi juga sering mengunjungi Tsuki di rumahnya.

Terpopuler

Comments

mochamad ribut

mochamad ribut

up

2023-06-03

0

mochamad ribut

mochamad ribut

lanjut

2023-06-03

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 Prolog
2 Chapter 2 - Shogun
3 Chapter 3 - Perjanjian Darah
4 Chapter 4 - Cahaya Bulan
5 Chapter 5 - Kekalahan
6 Chapter 6 - Bertemu Dewa Bulan
7 Chapter 7 - Datangnya Shogun-Sama
8 Chapter 8 - Kebohongan Akan Terbongkar?
9 Chapter 9 - Kenangan Asahi bersama Ibunya
10 Chapter 10 - Membohongi Shogun
11 Chapter 11 - Kerusuhan Di Edo
12 Chapter 12 - Serangan Misterius
13 Chapter 13 - Kota Karakawa
14 Chapter 14 - Keturunan Dewa
15 Chapter 15 - Menghilangnya Orang - Orang Di Kota Arakawa
16 Chapter 16 - Bertemu Dengan Anak Kecil
17 Chapter 17 - Menyelamatkan Izumi
18 Chapter 18 - Pantang Menyerah!
19 Chapter 19 - Kabur Dari Rumah
20 Chapter 20 - Beelzebub
21 Chapter 21 - Kurungan Ilusi
22 Chapter 22 - Berhasil Membangkitkan Ki
23 Chapter 23 - Kepanikan Di Edo
24 Chapter 24 - Pencarian Asahi
25 Chapter 25 - Kekuatan Terakhir Tsuki
26 Chapter 26 - Masa Lalu Beelzebub
27 Chapter 27 - Malaikat Agung Mikael
28 Chapter 28 - Iblis Kesombongan Lucifer
29 Chapter 29 - Kenangan Buruk Beelzebub
30 Chapter 30 - Menyerahnya Beelzebub
31 Chapter 31 - Bertemunya Kembali Tsuki Dan Shimizu
32 Chapter 32 - Bayangan Misterius
33 Chapter 33 - Rencana Baru Kuro
34 Chapter 34 - Tersebarnya Berita Menghilangnya Asahi
35 Chapter 35 - Paniknya Para Petinggi
36 Chapter 36 - Orang Misterius Mengikuti Tobi Dan Zax
37 Chapter 37 - Melawan Orang Misterius Di Hutan
38 Chapter 38 - Kematian Zax
39 Chapter 39 - Bertemunya Kembali Asahi
40 Chapter 40 - Mengamuknya Tsuki dan Asahi
41 Chapter 41 - Yakuza
42 Chapter 42 - Mengobati Zax
43 Chapter 43 - Terjadinya Penyerangan Di Kediaman Shogun
44 Chapter 44 - Tombak Yang Aneh
45 Chapter 45 - Arata Di Serang Shinobi
46 Chapter 46 - Menyelamatkan Souta
47 Chapter 47 - Misi Menyelamatkan Arata
48 Chapter 48 - Misi Menyelamatkan Arata 2
49 Chapter 49 - Keluarnya Aura Aneh Dari Dalam Batu
50 Chapter 50 - Selamatnya Arata dan Souta
51 Chapter 51 - Latihan Baru Tsuki Dan Asahi
52 Chapter 52 - Bertemu Kembali Dengan Beelzebub
53 Chapter 53 - Aura Menyeramkan Di Dalam Tubuh Tsuki
54 Chapter 54 - Shinobi Menyusup Ke Rumah Shogun
55 Chapter 55 - Kepulihan Zax
56 Chapter 56 - Datangnya Dua Shinobi
57 Chapter 57 - Empat Pilar Neraka
58 Chapter 58 - Persiapan Melawan Yakuza
59 Chapter 59 - Pertarungan Melawan Shinobi
60 Chapter 60 - Mengalahkan Para Shinobi
61 Chapter 61 - Tsuki Kembali Sadar
62 Chapter 62 - Kekuatan Iblis
63 Chapter 63 - Serangan Kuro Ke Rumah Shogun
64 Chapter 64 - Hewan Buas
65 Chapter 65 - Kadal Yang Sangat Besar
66 Chapter 66 - Membunuh Hewan Buas
67 Chapter 67 - Datangnya Asahi
68 Chapter 68 - Kemarahan Shogun-sama
69 Chapter 69 - Pembantaian Para Prajurit
70 Chapter 70 - Markas Bandit
71 Chapter 71 - Menyusup
72 Chapter 72- Ruangan Rahasia
73 Chapter 73 - Kehancuran Desa Bandit
74 Chapter 74 - Bertemu kembali Dengan Shogun
75 Chapter 75 - Di Mulainya Rencana Besar Kuro
76 Chapter 76 - Toko Teh
77 Chapter 77- Akan Terjadi Peperangan Besar
78 Chapter 78 - Terungkap
79 Chapter 79 - Tubuh Tsuki Di Rasuki
80 Chapter 80 - Tsuki Menghilang
81 Chapter 81 - Asahi menghilang
82 Chapter 82 - Asahi Terluka
83 Chapter 83 - Kebencian dan Amarah
84 Chapter 84 - Sang Bayangan Yakuza
85 Chapter 85 - Ramuan Misterius
86 Chapter 86 - Serangan Terakhir
87 Chapter 87 - Teman Baru
88 Chapter 88 - Terkepung
89 Chapter 89 - Rencana Gila
90 Chapter 90 - Rencana Sukses
91 Chapter 91 - Reuni Keluarga
92 Chapter 92 - Kabar Gembira
93 Chapter 93 - Terperangkap
94 Chapter 94 - Kerja Sama Tim
95 Chapter 95 - Kerajaan Manusia Kerdil
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Chapter 1 Prolog
2
Chapter 2 - Shogun
3
Chapter 3 - Perjanjian Darah
4
Chapter 4 - Cahaya Bulan
5
Chapter 5 - Kekalahan
6
Chapter 6 - Bertemu Dewa Bulan
7
Chapter 7 - Datangnya Shogun-Sama
8
Chapter 8 - Kebohongan Akan Terbongkar?
9
Chapter 9 - Kenangan Asahi bersama Ibunya
10
Chapter 10 - Membohongi Shogun
11
Chapter 11 - Kerusuhan Di Edo
12
Chapter 12 - Serangan Misterius
13
Chapter 13 - Kota Karakawa
14
Chapter 14 - Keturunan Dewa
15
Chapter 15 - Menghilangnya Orang - Orang Di Kota Arakawa
16
Chapter 16 - Bertemu Dengan Anak Kecil
17
Chapter 17 - Menyelamatkan Izumi
18
Chapter 18 - Pantang Menyerah!
19
Chapter 19 - Kabur Dari Rumah
20
Chapter 20 - Beelzebub
21
Chapter 21 - Kurungan Ilusi
22
Chapter 22 - Berhasil Membangkitkan Ki
23
Chapter 23 - Kepanikan Di Edo
24
Chapter 24 - Pencarian Asahi
25
Chapter 25 - Kekuatan Terakhir Tsuki
26
Chapter 26 - Masa Lalu Beelzebub
27
Chapter 27 - Malaikat Agung Mikael
28
Chapter 28 - Iblis Kesombongan Lucifer
29
Chapter 29 - Kenangan Buruk Beelzebub
30
Chapter 30 - Menyerahnya Beelzebub
31
Chapter 31 - Bertemunya Kembali Tsuki Dan Shimizu
32
Chapter 32 - Bayangan Misterius
33
Chapter 33 - Rencana Baru Kuro
34
Chapter 34 - Tersebarnya Berita Menghilangnya Asahi
35
Chapter 35 - Paniknya Para Petinggi
36
Chapter 36 - Orang Misterius Mengikuti Tobi Dan Zax
37
Chapter 37 - Melawan Orang Misterius Di Hutan
38
Chapter 38 - Kematian Zax
39
Chapter 39 - Bertemunya Kembali Asahi
40
Chapter 40 - Mengamuknya Tsuki dan Asahi
41
Chapter 41 - Yakuza
42
Chapter 42 - Mengobati Zax
43
Chapter 43 - Terjadinya Penyerangan Di Kediaman Shogun
44
Chapter 44 - Tombak Yang Aneh
45
Chapter 45 - Arata Di Serang Shinobi
46
Chapter 46 - Menyelamatkan Souta
47
Chapter 47 - Misi Menyelamatkan Arata
48
Chapter 48 - Misi Menyelamatkan Arata 2
49
Chapter 49 - Keluarnya Aura Aneh Dari Dalam Batu
50
Chapter 50 - Selamatnya Arata dan Souta
51
Chapter 51 - Latihan Baru Tsuki Dan Asahi
52
Chapter 52 - Bertemu Kembali Dengan Beelzebub
53
Chapter 53 - Aura Menyeramkan Di Dalam Tubuh Tsuki
54
Chapter 54 - Shinobi Menyusup Ke Rumah Shogun
55
Chapter 55 - Kepulihan Zax
56
Chapter 56 - Datangnya Dua Shinobi
57
Chapter 57 - Empat Pilar Neraka
58
Chapter 58 - Persiapan Melawan Yakuza
59
Chapter 59 - Pertarungan Melawan Shinobi
60
Chapter 60 - Mengalahkan Para Shinobi
61
Chapter 61 - Tsuki Kembali Sadar
62
Chapter 62 - Kekuatan Iblis
63
Chapter 63 - Serangan Kuro Ke Rumah Shogun
64
Chapter 64 - Hewan Buas
65
Chapter 65 - Kadal Yang Sangat Besar
66
Chapter 66 - Membunuh Hewan Buas
67
Chapter 67 - Datangnya Asahi
68
Chapter 68 - Kemarahan Shogun-sama
69
Chapter 69 - Pembantaian Para Prajurit
70
Chapter 70 - Markas Bandit
71
Chapter 71 - Menyusup
72
Chapter 72- Ruangan Rahasia
73
Chapter 73 - Kehancuran Desa Bandit
74
Chapter 74 - Bertemu kembali Dengan Shogun
75
Chapter 75 - Di Mulainya Rencana Besar Kuro
76
Chapter 76 - Toko Teh
77
Chapter 77- Akan Terjadi Peperangan Besar
78
Chapter 78 - Terungkap
79
Chapter 79 - Tubuh Tsuki Di Rasuki
80
Chapter 80 - Tsuki Menghilang
81
Chapter 81 - Asahi menghilang
82
Chapter 82 - Asahi Terluka
83
Chapter 83 - Kebencian dan Amarah
84
Chapter 84 - Sang Bayangan Yakuza
85
Chapter 85 - Ramuan Misterius
86
Chapter 86 - Serangan Terakhir
87
Chapter 87 - Teman Baru
88
Chapter 88 - Terkepung
89
Chapter 89 - Rencana Gila
90
Chapter 90 - Rencana Sukses
91
Chapter 91 - Reuni Keluarga
92
Chapter 92 - Kabar Gembira
93
Chapter 93 - Terperangkap
94
Chapter 94 - Kerja Sama Tim
95
Chapter 95 - Kerajaan Manusia Kerdil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!