Shin dan Zax sampai duluan di gunung, di sana terdapat banyak sekali pohon - pohon besar dan tinggi.
"Dimana rumahnya?" Tanya Shin
"Di sana Dok." Ucap Zax sambil menunjuk ke arah pohon besar."
"Ehhh?!!!" Teriak Shin yang terkejut.
Shin pun terkejut melihat rumah yang berada di atas pohon itu, karena dia belum pernah melihat rumah yang bisa ada di atas pohon. Shin pun terdiam untuk beberapa saat, sampai akhirnya Zax menyadarkannya
"Halo, Shin - san, apa kau tidak apa - apa saja?" Tanya Zax sambil memegang bahu Shin.
"I - iya aku tak apa, aku hanya terkejut rumahnya bisa menempel di atas pohon." Jawab Shin yang masih terkejut kagum.
"Kalau begitu, kita harus cepat ke sana."
"Iya Zax - dono. Tapi bagaimana cara kita naik ke atas sana? " Tanya Shin ke Zax
"Hahaha, serahkan saja kepada ku." Jawab Zax dengan sedikit sombong.
Mereka berdua pun langsung berjalan menuju ke arah rumah pohon itu, saat mereka sudah berada di bawah rumah pohon, Zax berjalan ke belakang rumah pohon itu.
Shin yang melihatnya pun kebingungan, dia pun mengikuti Zax ke belakang pohon. Tapi saat dia sampai di belakang pohon, dia tidak melihat Zax berada di sana, Shin pun semakin bingung kemana perginya Zax.
"Zax-san! Zax-san! Zax-san! Kau berada di mana?!! " Teriak Shin yang sedang mencari Zax."
Shin yang masih bingung mencari Zax di sekitar pohon itu, tiba - tiba sebuah tangan keluar dari dalam pohon itu, dan langsung menarik Shin dari belakang.
"AAA!" Teriak Shin yang panik.
"Hahaha, Kenapa kau sangat panik, Shin-san?
Ternyata tangan yang menarik tadi adalah tanganya Zax, dia sengaja menjahili Shin.
"Di-dimana aku?!! Tanya Shin yang panik."
"Tenang saja pak tua, kau berada di dalam pohon besar tadi." Ucap Zax sambil mengejek Shin
"Apa?!! Pak tua kau bilang?!! Umurku ini baru 55 tahun." Ucap Shin yang emosi."Tapi, bagaimana bisa kita masuk ke dalam pohon ini?!" Tanya Shin yang kesal.
"Itu karena kekuatan milik ku." Jawab Zax.
"Kekuatan???" Tanya Shin yang bingung dengan perkataan Zax.
"Nanti saja aku memberitahukannya, ayo cepat kita naik ke atas sana." Ucap Zax dengan santai.
"Naik? Naik menggunakan apa?" Tanya Shin yang bingung.
"Hah? Apa kau buta?! Jelas - jelas di depanmu ada tangga." Ucap Zax dengan kesal.
Shin pun melihat ke arah depanya, dan benar saja di depanya sudah ada tangga yang menempel di dalam pohon. Tangga itu menjulang tinggi ke atas, tapi di sekitar tangga banyak sekali akar - akar pohon yang menggangu.
"Wahh, tangga ini tinggi sekali Zax-san. " Ucap Shin sambil melihat tangga itu.
"Ya kau benar. Ayo, kita segera naik."
Mereka pun menaiki tangga dengan perlahan, tapi Shin masih terus memikirkan perkataan Zax tadi tentang kekuatan yang dia miliki.
Tidak lama kemudian, mereka sudah sampai di atas.
Wahhh! " Ucap Shin yang takjub karena pemandangan di dalam sana.
Shin pun sangat kagum dengan pemandangan di dalam pohon itu, karena di dalam sana sudah seperti rumah - rumah pada umumnya saja, tapi bedanya kita bisa melihat banyak sekali pepohonan dengan jelas dari atas sana.
Shin yang masih diam saja melihat isi rumah pohon itu, dia pun di sadarkan oleh Zax yang menepuk Pundaknya
"Hei, pak tua sadar lah! " Ucap Zax sambil menepuk pundak Shin.
"Ahh, maaf, maaf. Jadi, dimana pasiennya Zax-san?"
Di sana. " Ucap Zax sambil menunjuk ke arah ruangan yang gelap.
Tanpa pikir panjang, Shin langsung berlari ke arah ruangan gelap itu dengan membawa tasnya.
"Tu-tunggu!" Ucap Zax sambil mengejar Shin. "
Shin pun sampai duluan di kamar itu, dia tidak bisa melihat apapun di kamar itu karena sangat gelap.
"Halo, halo, halo, apa ada orang di sini?" Ucap shin sambil berjalan masuk ruangan.
"Tunggu! " Teriak Zax sambil memegang mulut Shin dari belakang.
"A-apa yang kau lakukan Zax-san. " Ucap Shin yang kaget.
"Diam sebentar dulu!" Ucap Zax yang kesal.
"Sebenarnya di sana ada bayi yang sedang tidur, jadi kau jangan berisik. " Ucap Zax ke Shin.
"Bayi? apa kau sudah menikah Zax-san. " Tanya Shin yang bingung.
"Tentu saja aku belum menikah!" Ucap Zax dengan keras.
"Lah...Terus yang kau maksud tadi bayi siapa?!" Ucap Shin dengan keras juga kepada Zax.
Mereka berdua malah saling adu mulut, dan menjadi semakin berisik. Di tengah - tengah kebisingan itu, tiba - tiba datang Tobi yang langsung melempar tanah kepada mereka berdua.
"BAM!"
Seketika mereka berdua langsung terdiam, karena terkejut oleh lemparan dari Zax.
"Apa yang kalian berdua lakukan dari tadi!" Teriak Tobi yang kesal.
"To-tobi!" Teriak Zax yang terkejut melihat Tobi di depan dia.
"Shin-san, apa kau sudah memeriksa pasienya?" Tanya Tobi sambil menatap Shin
"Be-belum... Aku belum memeriksanya." Ucap Shin yang gugup.
Tobi pun semakin kesal terhadap mereka berdua. Tanpa pikir panjang, Tobi langsung membawa Shin untuk memeriksa Shimizu di kamar yang gelap itu.
Shin tidak tahu, kalau yang dia periksa adalah istri dari Kuro, Shin juga tidak mengetahui bahwa Zax dan Kuro adalah penjaga Shogun.
Shimizu yang tertidur di kasur pun langsung di periksa oleh Shin, Shin memeriksa badan dan juga kepala Shimizu.
"Bagaimana keadaanya Shin-san?" Tanya Tobi yang berdiri di sebelah Shin.
"Wanita ini tidak apa - apa, hanya saja dia harus istirahat sebentar untuk sementara."
"Ohhh, syukurlah" Ucap Zax yang senang."
Tidak terasa hari sudah mendekati malam, mereka pun beristirahat sebentar sambil meminum teh hijau bersama.
...Rumah Shogun...
Kuro dan Shogun yang sudah tergeletak di lantai selama beberapa jam pun, mulai bangun dengan perlahan.
"HUAH...." Mereka menguap bersamaa, karena mereka masih merasa lelah.
"Kuro, kau jangan pulang dulu ya. " Pinta Shogun ke Kuro.
"Ehh? Menang kenapa Shogun-dono? "
"Sudah nanti kau ikut saja denganku. "
"Hmmm.... Baiklah." Jawab Kuro yang sudah lelah.
Shogun dan Kuro pun pergi ke arah gunung, Mereka pergi ke tempat Tsuki dan yang lainya berada.
"Kita pergi ke mana ini, Shogun-sama?" Tanya Kuro yang bingung.
"Hahaha, sebenarnya kita akan pergi ke tempat istri dan anakmu."
"Hah? anak dan istriku? " Gumam Kuro yang bingung.
Mereka berdua sampai di rumah pohon saat sudah malam hari, karena perjalan dari rumah Shogun ke gunung memakan waktu yang lumayan banyak.
"Lihatlah Kuro, kita sudah sampai! " Ucap Shogun dengan keras sambil menunjuj ke arah rumah pohon.
Kuro yang masih bingung, seketika dia langsung melihat ke arah Shogun.
"Hah? dimana?" Ucap Kuro yang bingung.
"Itu di sana!" Teriak Shogun sambil menunjuk - nunjuk ke arah rumah pohon.
"Hah?!!! Di sana?!!! Kau pasti bercanda kan?!!" Kuro semakin terkejut karena dia baru pertama kalinya melihat rumah yang berada di atas pohon.
"Tidak, Aku selalu serius Kuro. Sudahlah ayo kita ke sana." Ucap Shogun sambil berjalan ke rumah pohon.
Shogun pun berjalan duluan ke arah rumah pohon itu, dan Kuro mengikutinya dari belakang. Saat mereka sampai di sana Shogun langsung memanggil Zax dan juga Tobi.
"Zax! Tobi! Apa kalian ada dalam?!" Teriak Kuro dari luar rumah pohon.
Zax dan Tobi yang masih bersantai di ruang tamu pun terkejut, karena teriakan Shogun. Sementara itu, Shin sedang tertidur juga di ruang tamu, dia sampai bangun dari tidurnya karena terkejut.
'Shogun-sama!!!" Teriak Zax dan Tobi secara bersamaan.
"A-apa? ada Shogun di sini?" Ucap Shin yang masih setengah sadar.
Tanpa pikir panjang Zax dan Tobi langsung turun dari tangga dengan sangat cepat, mereka langsung membuka kan pintu untuk Shogun dan juga Kuro. Pintu di rumah pohon itu hanya bisa di buka menggunakan Ki dari Zax, yaitu Ki kayu.
"Shogun-sama! Kuro-dono! Selamat malam!" Ucap mereka berdua dengan tegas.
"Selamat malam... " Ucap Shogun dengan lembut.
Shogun pun langsung naik ke atas dengan dangat cepat, bahkan dia meninggal kan Kuro dan yang lainya di bawah.
"Seperti biasa dia sangat cepat ya. " Ucap Kuro.
Saat Shogun sudah sampai atas, dia melihat Shin yang menutupi wajahnya dengan bantal.
"Hmmm... Kamu siapa?" Tanya Shogun ke Shin.
"A-aku adalah dokter di sini." Ucap Shin sambil mengintip dari bantal.
Betapa terkejutnya Shin yang dia lihat adalah Shogun yang asli, dia pun langsung berlutut di hadapan Shogun.
"Ma-maaf Shogun-sama, tadi aku bersikap tidak sopan terhadapmu" Ucap Shin yang ketakutan.
"Hahaha, tidak apa kok. Ayo berdirilah." Ucap Shogun dengan lembut, sambil berusaha menyuruh Shin berdiri.
Saat Zax dan yang lainya tiba di atas, mereka terkejut melihat Shin yang berlutut di hadapan Shogun.
"Shogun-sama, maaf karena aku lupa memperkenalkan dokter yang telah memeriksa Shimizu-san. " Ucap Zax yang langsung menghampiri Shogun. " Dokter ini bernama Tanaka Shin, dia adalah dokter terkenal yang berada di desa." Lanjutnya.
"Ohhh, begitu yah, aku berterima kasih karena telah merawatnya, dan maaf jika penjagaku banyak merepotkanmu. Baiklah apa kalian bisa mengantarkan aku dan Kuro ke tempat Shimizu dan juga anaknya? Tanya Shogun.
"Siap!"
Zax, tobi, dan Shin pun mengantarkan Shogun dan Kuro ke tempat Shimizu dan Tsuki. Saat mereka sudah di depan pintu kamar, mereka melihat cahaya bulan menyorot dari jendela ke arah Tsuki. Cahaya bulan itu seperti memanggil Tsuki untuk datang ke bulan. Mereka yang melihatnya terkejut dan juga bingung,
"A-apa ini?!" Tanya kuro yang bingung.
"Sepertinya anakmu sedang di berkati oleh dewa bulan Kuro." Ucap Shogun yang bercanda.
"Hmmm..... Sepertinya perkataan Shogun-sama ada benarnya juga.... "
Walaupun perkataan Shogun tadi hanya bercanda. Namun, Zax, Shin, dan Tobi menanggapinya dengan serius.
Karena hari sudah malam, Shogun menyuruh Kuro untuk membawa Tsuki dan Shimizu untuk pulang.
"Tidak!" Kuro menolak permintaan dari Shogun, karena dia malu jika di lihat oleh orang - orang saat di jalan pulang.
Shogun yang mendengar penolakan dari Kuro pun merasa kesal, tapi Shogun hanya menatapi Kuro dengan tatapan sinisnya.
"!!!"
Karena Kuro takut dengan tatapan dari Shogun yang sangat seram, dia pun langsung masuk ke kamar Tsuki dan Shimizu, Kuro langsung menggunakan kekuatan dari Ki nya, kuro membentuk sebuah awan gelap yang dapat membawa Tsuki dan Shimizu pulang.
Tanpa berpamitan Kuro langsung membawa Tsuki dan Shimizu pulang dengan cepat.
...Maaf ya telat updatenya 😥😥 Karena saya ada kesibukan hari ini, sekali lagi saya minta maaf karena telat update....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
mochamad ribut
up
2023-06-02
0
mochamad ribut
lanjut
2023-06-02
0
Zuraida khalid
mantap
2022-01-04
2