Masih di dalam kamar Ryo terlihat dua sahabat ini masih asyik bermain playstation.Hingga satu teriakan pendek Raffa mulai menghentikan semuanya.
"Akhhhh sialan,gara-gara lo ngajak main game jadi kemalemankan gue,dah mau jam10 lagi."
"Halahhh alibi kemaleman,kalah bilang aja boss,lagian belom terlalu malam juga bencong aja pulang subuh gak pernah ngeluh," ucap Ryo meledek
"Tengil lo,justru gue bukan bencong makanya gak pulang subuh," sahut Raffa tidak mau kalah
"Hehe mau gue anter gak Behb?" tawar Ryo.
"Emang lo berani pulang sendiri nanti?" ucap Raffa sambil menaik turunkan alisnya.
"Jelassslahhhh lo kira gw lemahhh,ya pasti gak beranilah makanya lo temenin juga gue balik,jadi adilkan gue anter lo,trus lo anter gue,fix aman adil dan damai,"
Ucap Ryo mengusap hidungnya seraya pasang muka sok gagah.
"Aman adil dan damai pala lo di getok thanos,kapan kelarnya kuya mesti bolak balik gak jelas kaya gitu."
"Haha ya udah hati hati di jalan Behb,gue anter ke depan."
Sesaat Raffa dan Ryo pun sudah berada di depan rumah.
"Ya udah Ryo gue pamit dulu,salam sama Mami n Papi lo bilangin maaf gak sempet pamit ke mereka."
"Ok hati-hati ya,kabarin gue kalo dah nyampe rumah lo."
Raffa pun mengangguk dan langsung menjalankan motornya meninggalkan Ryo yang masih merasa rindu akan sahabatnya itu.
Dalam perjalanan Raffa memutuskan mengambil jalan pintas.
Hingga di suatu tempat sepi karena itu merupakan jalan perumahan penduduk yang hanya cukup untuk dilewati satu mobil.
Didepan Raffa melihat seorang pemuda tengah di keroyok tiga orang dengan bermacam senjata.
Saat satu pengeroyok menyerang dari arah belakang.
Sontak Raffa menghentikan motornya di posisi agak di tengah jalan.Seraya melepaskan tas yang di gendongnya,lalu melemparkan tasnya itu ke arah si pengeroyok.
"Buuuggghhh."
Tas mendarat tepat di wajah kanan si pengeroyok yang tadi siap mengayunkan goloknya.Insting menolong Raffa lebih besar dari rasa takutnya.
Belum sempat si pengeroyok bersiap, Raffa meraih tangannya dengan cepat lalu melakukan gerakan patahan.
"Aaakkkhhhhhh,"
pekik si pengeroyok
dan senjatanya pun terlepas.Tidak berhenti disitu Raffa segera melakukan kuncian ke belakang,di susul satu tendangan ke arah pinggang.Membuat si pengeroyok jatuh bergulingan.
Pengeroyok sempat tertegun di buatnya.Melihat lawannya bertambah
dimana Raffa yang sudah memegang golok membuat pengeroyok kehilangan nyalinya.Senjata mereka kalah besar karena satu orang hanya memegang pisau lipat dan yang satu hanya memegang pentungan pendek semacam Riot Baton.
"Cabut cabuttttt men," Perintah salah satu pengeroyok, di ikuti dua temannya yang sama merasa ciut ambil langkah seribu.Mereka pun kabur dengaan dua sepeda motornya.
"Jangan kabur lo," saat hendak mengejar,gerakannya di tahan oleh seseorang yang ia tolong.
"Gak perlu lo kejar, lagian gue gak butuh bantuan lo kalo cuma ngadepin curut model begitu," dengan dinginnya.
"Satu yang lo harus inget, gak nyari masalah lebih besar salah satu jalan terbaik untuk selamat." ucap pria tersebut.
Raffa langsung tertegun di buatnya..
Setelah terdiam beberapa saat.Akhirnya ia memberanikan diri membuka mulutnya.
"Maaf Bang saya gak bermaksud begitu,saya reflek ngeliat Abang di keroyok," Ucap Raffa.
Pria itu hanya diam dan berjalan menuju motornya,tapi tiba-tiba si pria tersebut jatuh dengan menumpu pada lutut dan satu kaki terlipat,dengan tangan memegang pinggang sebelah kirinya.
"Astagfirullah Bang,Abang gak apa apa?"
"Abang berdarah Bang,saya antar ke Rumah Sakit Bang," seru Raffa "Sepertinya salah satu pengeroyok berhasil melukainya." gumannya dalam hatinya.
Dari arah lain muncul dua orang sepertinya warga sekitar yang baru mencari makanan.Raffa pun segera meminta bantuan salah satu warga itu untuk mengantarnya ke rumah sakit terdekat.Itupun setelah melalui perdebatan panjang,karena pria itu tetap menolak di bawa ke R.S.
"Terimakasih Pak,ini buat ganti ongkos pulang Pak,biar saya sendiri yang bawa abang ini ke dalam."
"Gak usah gak apa, lagian rumah saya gak jauh bisa jalan kaki kok,saya pamit dulu ya,Assalammuallaikum."
"Waalaikumsallam," jawab Raffa,sambil menghela nafas ia pun bergegas membawa pria tersebut ke ruang IGD untuk mendapatkan perawatan.
Setelah semua selesai Raffa pun masuk ke ruangan.Ia sudah mendapatkan penjelasan juga obat yang di resepkan Dokter tersebut.
"Permisi Bang ini obatnya,kata Dokter Abang akan baik-baik saja,tidak fatal hanya memang perlu istirahat dan jangan dulu banyak bergerak," ucap Raffa.
Pria itu hanya mendecih lalu berkata.
"Luka gini doang,bukan masalah besar dan gak usah lo khawatir sama gue,sebaiknya lo pulang sebentar lagi orang-orang gue bakal datang."
Tidak mau lagi berdebat Raffa pun hanya bisa menghela nafas panjang dan beranjak ke luar.
"Ya sudah Bang saya pamit,semoga lekas sembuh Assalamualaikum."
"Tunggu,siapa nama lo."
"Saya Raffa Alfajrian Bang."
"Hemmmmm bakal gue inget nama lo."
Raffa hanya tersenyum lalu melanjutkan langkahnya.Belum jauh ia melangkah Raffa berpapasan dengan tiga orang berpakaian khas pemotor dengan rompi bermotif sama dengan tulisan besar.Raffa masih dapat membacanya.
"The Street Runner," ucap Raffa pelan.
"Mungkin itu orang yang dimaksud,ahhh sudahlah sebaiknya gue pulang,bener benar sudah larut malam ini."
Raffa dengan segera meninggalkan Rumah Sakit menuju rumahnya yang memang jaraknya tidak terlalu jauh.
"Akhirnya kamarku idamanku."
Dengan langkah gontai ia pun membereskan tas dan bawaannya,menyimpannya ke dalam lemari.Raffa segera merebahkan tubuh lelahnya dan memejamkan mata.Tak lama Raffa sudah tertidur pulas.............
Kesadaran Raffa mulai terkumpul,sesaat setelah samar-samar mendengar adzan subuh.Setelah melaksanakan kewajibannya,Raffa memutuskan untuk berolahraga.
Lari pagi sekalian mencari sarapan cuma itu yang di pikirkannya.Karena peralatan juga perabotan banyak yang belum ia bereskan.Termasuk perlengkapan dapur.
Setelah beberapa kali terlihat sibuk dengan kegiatan di rumahnya Raffa pun memutuskan untuk segera membersihkan badannya.Setelah selesai berpakaian dan menyeduh secangkir kopi instan.beruntung teko listriknya masih berfungsi baik,membuatnya tidak kesulitan untuk membuat air panas.
Di temani secangkir kopi Raffa menerawang setiap sudut ruangan,sepertinya hanya tinggal beberapa penyesuaian dan finishing tempat ini bakal siap jadi sebuah Coffee Shop ataupun Cafe.Raffa semakin tenggelam hingga tanpa sadar ia terbuai dalam lamunannya ....hingga teringat akan Alm Ayahnya ....
Raffa cukup beruntung punya rumah peninggalan Ayahnya.Sebelum meninggal karena sakit keras saat ia masih kelas empat SD Ibu pernah bercerita keluarganya punya rencana pindah ke Ibu Kota karena Ayahnya harus mutasi untuk memenuhi permintaan kantor pusat.Rasa sedihnya pun tidak pernah berkurang ia sangat merindukan sosok Ayahnya.
"Tenggggg nenggg nengggg ninngg,"
(anggap nada dering ponsel)
membuyarkan lamunannya ketika seseorang menghubunginya.
📱"Hallo."
📱"Hallo Behb hari ini kita jadi jalankan,sekalian cuci mata lahh."
📱"Iyyaaaa Yo." suara Raffa sedikit bergetar.
📱"Napa lo,kok lesu gitu,ga pantes woyyy."
📱"Ehh yo,ga apa-apa gue baik-baik aja,gimana Yo?"
📱"Bentar lagi gue kesitu Behb,lo shareloc ya takut nyasar hehe."
📱"Iya gw tunggu,nanti gue share."
📱"Mantaappppp gue jalan sekarang,tungguin."
Telepon pun terputus.Raffa segera beranjak ke kamarnya untuk siap-siap
celana jeans blue black plus tshirt putih ditambah kemeja flanel hitam terlipat di bawah siku dengan sepatu sneakers putih.
Selang beberapa lama.
"Tiinnnn tinnnnnn," Ryo memberikan isyarat kalo dia sudah sampai,belum sempat keluar mobil.Raffa sudah beranjak mendekatinya.Ryo menurunkan kaca mobilnya,seraya berkata.
"Wiiidihhhhhhh mau kemana Bang,cakep amat kaya mau nyari jodoh." goda Ryo
"Berisik lo,ni biar lo ga malu aja bawa gue," sahut Raffa sambil merapikan rambutnya yang memang sudah panjang sepipi.
"Ga pake lama,lets go masuk."
"Allright.....lo keluarin mobilnya dulu,sekalian gue tutup pagernya."
Akhirnya kedua sahabat inipun berangkat ke arah pusat kota..............
[[ bersambung......jangan kemana mana ya gess ikutin terus perjalanan mereka ]] 😁😁😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments