"Ahhh bodoh banget sih gue, bisa-bisanya gue bertingkah kayak gitu di depan dia, sialan," Kesal Syakila.
Pemuda tadi adalah Farel dan temannya David.
Syakila menendang botol yang ada di depannya dan mengenai kepala Pemuda yang sedang berolahraga. Pemuda tersebut mengambil botol yang mengenainya dan terlihat mencari seseorang.
"Waduh kena dia lagi, sembunyi kemana nih?" Syakila terlihat bingung dan langsung bersembunyi di balik pohon.
Tak lama seseorang datang menghampirinya. "Ehem," terdengar dehaman seorang laki-laki "Lagi apa Mbk?" tanya Pemuda itu.
Syakila menoleh ke arah suara tersebut dan tersenyum kikuk kepada Pemuda itu, "Ehhh Reza, apa kabar?" tanyanya basa basi.
"Menurut lo gimana?" sahut Pemuda itu, yang bernama Reza, anak X IPS 2 dan juga anak Osis yang di gadang-gadang akan menjadi Ketua Osis di tahun berikutnya.
"Hehehee Reza, makin ganteng deh, kayaknya lo sering olahraga ya."
"Hmmm,"
"Kan cuma kena botol, masa marah?"
"Gue nggak marah."
"Hehehe nggak ya?" ucap Syakila sembari tertawa kecil dan menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
"Lo ngapain diluar? baru juga jam pertama," tanya Reza sembari melihat jam tangannya.
"Disuruh keluar kelas tuh, sama Marmud"
"Marmud? maksud lo Bu Mahmud?."
"Iya."
"REZAAA!" panggil salah satu teman sekelasnya.
Reza dan Syakila pun melihat kearah suara itu, terlihat teman Reza yang melambaikan tangan dan memintanya segera bergabung.
"Gue duluan ya Sya," pamit Reza.
"Iya," sahut Syakila.
Reza pun berlari ke arah sekumpulan murid X IPS 1 dan ikut bergabung, sedangkan Syakila pergi ke kantin.
...🌸...
"Eh neng Kila, kok udah kemari aja Beng, nggak pelajaran?" tanya si Ibu Kantin, sesampainya Syakila di sana.
"Iya Bu, tadi saya tidur di kelas, jadinya di suruh keluar deh," sahut Syakila, "Pesen es susu coklatnya satu ya Bu," pintanya.
"Siap neng, tunggu sebentar ya." sahut Ibu Kantin.
"Iya Bu," jawab Syakila dengan senyum yang lembut.
Bu kantin pun pergi, membuatkan pesanan Syakila dan tak lama seseorang duduk di sampingnya, membuat dirinya kaget bukan main.
"Kyaaaaa," teriak Syakila dan melihat ke arah orang yang membuatnya terkejud. "Haisss, ternyata Kakak," ucapnya sembari memukul lengan kiri Kelvin, karena kesal telah dibuat kaget.
"Hmm, diusir lagi kayaknya? Kalau Mamah tau gimana ya?" ucap Kelvin melihat Syakila dengan wajah datar.
"Haduhh ngapa gue nggak mikir dulu sih sebelum bertindak, alamat fasilitas di cabut nih kalau Mamah tau" batin Syakila.
"Kalau Kakak diem pasti Mamah nggak tau."
"Firasat Kakak Mamah bakalan tau."
"Nggak akan tau,"
"pasti tau,"
"Emm kan ada Kakak, nanti Kakak bantu aku ngrayu Mamah ya." pinta Syakila sembari memohon kepada Kelvin.
Syakila yang terlihat begitu menggemaskan di mata Kelvin, membuatnya mendapatkan ide bagus.
"Nggak," jawab Kelvin pendek.
"Uhh, Kakak plissss, kan Kakak anak kesayangan Mamah, Mamah pasti dengerin omongan Kakak," ucap Syakila dengan wajah memohon.
"Oke, tapi ada syaratnya."
"Apa Kak, apa? pasti aku lakuin kok," seru Syakila dengan wajah berbinar.
"Syaratnya kamu harus berubah jadi murid teladan, baik, rajin dan juga bangun pagi sendiri, sebelum Mamah ke kamar, kamu harus udah siap, lakukan itu satu bulan aja." pinta Kelvin.
"Siap laksanakan," seru Syakila penuh semangat dan memberi hormat seperti anggota dengan komandannya.
Kelvin tertawa kecil dan mengacak rambut Syakila.
"Ahhh Kakak jangannnnn!" keluh Syakila sembari manahan tangan Kelvin.
"Siapa suruh gemesin?" ucap Kelvin sembari mencubit pipi Syakila, "Kakak tinggal dulu ya," pamitnya, setelah itu berdiri dari duduknya. Ia yang hendak pergi, tangannya di tarik oleh Syakila hingga membuatnya kehilangan keseimbangan dan mendekat kearah Syakila.
"Ummah, I love you," ucao Syakila, sembari memberikan ciuman lembut di salah satu pipi Kelvin, membuatnya tersenyum bahagia.
Kelvin pun membalasnya dengan mencium kening Syakila, "I love you too," ucapnya setelah mencium Syakila.
Syakila tersenyum dengan lembut. Siapapun yang melihatnya pasti akan terpana. Kelvin pun pergi meninggalkan Syakila sendiri di kantin.
...🌸...
Bel istirahat berbunyi, para murid berhamburan keluar kelas. Meja pojok yang di tempati Syakila masih kosong, hanya dia seorang yang mengisi. Tak butuh waktu lama, sahabatnya pun datang bersama anak baru (Farel dan David).
"Aaaa, Syakila gue kangen huhuhuuu," ucap Amira langsung memeluk Syakila begitu erat.
"Sesak gue Mir," keluh Syakila sembari melepas rekatan Amira.
"Duduk sini," pinta Adel ramah kepada Farel dan David.
"Iya," jawab Farel dan David bersamaan.
"Kenalin ini Syakila," ucap Adel memperkenalkan Syakila ke Farel dan David.
"Syakila Anastasya, anak paling pinter se IPS," ucap Amira memberitahu, sesudah melepas pelukannya tadi.
David menganggukan kepala dan memperkenalkan diri, "Gue David Abrino."
Mereka saling bersalaman. "Syakila," jawabnya sembari tersenyum.
David merasa terbius hatinya, melihat kecantikan Syakila,. Iaa terus melihat tanpa berkedip, membuat Syakila tersenyum kikuk.
"Awww," keluh David karena kakinya di injak Farel.
"Farel," singkat Farel memperkenalkan dirinya.
"Syakila," sahut Syakila dengan sedikit menunduk karena malu, hatinya terus berdetak tanpa henti.
"Duhh, nih bisa diem nggak sih, Amira denger nggak ya, arghhh malu banget," batin Syakila sembari memegangi dadanya.
"Sya, lo nggak papakan? lo sakit?" Khawatir Amira melihat tingkah aneh Syakila.
"Gue panggilin anak PMR ya Sya," tawar Adel.
"Nggak perlu, gue nggak papa kok," sahut Syakila.
"Beneran kan? kalau sakit bilang aja, biar gue kasih tau ke Kak Kelvin," tawar Amira.
"Gue nggak papa Mir, nggak usah khawatir, oke." sahut Syakila.
"Ya udah deh, kalau sakit bilang ya," ucap Amira.
"Iya," sahut Syakila, "Kalau gitu kalian pesen aja dulu sana, gue udah makan duluan tadi" ucapnya memberitau.
"Hmzz oke deh," jawab Amira.
"Hari ini giliran gue, kalian mau pesen apa?" tanya Adel.
"Del! gue roti aja sama jus jambu," sahut Amira.
"Oke, kalau kalian?" tanya Adel menawarkan ke Farel dan David.
"Emm bakso ada nggak? kalau ada bakso aja sama es jeruk," pinta David.
"Kalau Farel?" tanya Adel.
"Gue ngikut lo aja, sekalian lihat-lihat," Jawab Farel.
"Oke deh," sahut Adel sembari tersenyum senang dan mereka berdua pun pergi memesan makanan.
"Hmm bau-bau buih cinta," ucap David melihat Farel dan Adel.
"Yups bener, apalagi tadi waktu di Kelas," jawab Amira
"Di kelas? di kelas kenapa?" tanya Syakila kepo.
"Tadi Adel di suruh jawab soal Matematika, tapi tuh anak kebingungan, terus Farel ngajuin dirinya buat bantu Adel," sahut Amira memberitau.
"Itu Mir, yang waktu balik ketempat duduk." ucap David mengingatkan Amira.
"Setelah itu lo tau nggak Sya, waktu disuruh balik, Adel kepleset dan ditangkep Farel, anak-anak pada nyorakin mereka berdua, Bu Marmud aja ikutan cie-cie in mereka," cerita Amira dengan penuh semangat.
Deg
Hati Syakila tiba-tiba sakit, rasanya ia ingin menangis dan marah. Ia nggak bisa menahan air matanya, takut di lihat Amira dan David, ia memutuskan untuk pergi. "Gu-gue ke kamar mandi bentar ya."
"Mau gue te-" ucapan Amira terhenti karena Syakila sudah tidak ada di tempat.
"Apa Syakila suka sama Farel?" tanya David, karena Ia merasa Syakila tidak senang mendengar cerita tadi. Sekilas dirinya melihat Syakila meneteskan air matanya.
"Nggak lah, Gue kasih tau ya, tapi lo nggak boleh bilang ke siapa-siapa, sebenernya Syakila itu deket sama Reza anak IPS 1, tapi dia nya nggak pernah mau ngaku, padahal satu sekolah aja udah tau," ucap Amira sedikit berbisik.
"Ohh gitu, oke gue nggak bilang ke siapa-siapa,"
David dan Amira pun melakukan janji kelingking.
"Kalau iya dia udah deket sama yang lain, kenapa dia nggak seneng malah nangis?" ucap David dalam hati bertanya-tanya.
Tak lama Adel dan Farel datang dengan pesanan yang telah dipesan.
"Loh Syakila kemana?" tanya Adel sembari memberi pesanan ke Amira.
"Aaa makasihh, Syakila bilang ketoilet tadi," seru Amira.
Adel menggagukan kepala dan duduk disamping Amira, sedangkan Farel duduk disamping David. Mereka pun menyantap makanan dengan sedikit obrolan dan canda tawa.
...🌸...
Syakila yang berada dilain tempat, terlihat tengah menangis dibawah pohon yang terletak dibelakang sekolah. Baru kali ini Ia merasakan perasaan ini. Hatinya hancur ia ingin berhenti menangis namun air matanya terus keluar.
"Kenapa rasanya sesakit ini?" ucapnya parau.
Hiks hiks hiks
Ia terus menangis tanpa henti, cerita Amira membuatnya hancur.
"Nggak, gue nggak boleh begini, gue harus lupain mungkin aja nih hanya perasaan gue sementara, besok juga hilang. Gue bukan cewek lemah, semangat," Ucapnya menyemangati dirinya sendiri.
Syakila menghapus air matanya dan pergi ke kamar mandi untuk cuci muka, setelah itu ia kembali ke Kelas, karena sebentar lagi bel berbunyi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Ifa
lanjut thor
2021-12-25
0
Jans🍒
kelvin sama syakila kenapa uwu skali prsaudaraan mreka😍😍🥰
2021-12-25
0
Freya Ambarita
Semangat Thor 😗❤
2021-11-09
0