part 2

Lima belas menit kemudian, mobil Kelvin telah sampai di halaman rumah. Terlihat mobil mewah berwana abu-abu keputihan terparkir di halaman rumahnya.

"Ehh mobil siapa nih Kak, kok aku nggak kenal ya," ucap Syakila sembari melihat-lihat mobil tersebut.

"Mungkin temen Ayah," jawab Kelvin.

"Mungkin," sahut Syakila.

Mereka pun pergi masuk ke dalam rumah, terlihat di ruang tamu terdapat Wanita dan Laki-laki paruh baya seumuran Yohan dan Niya, yang sedang bencekrama, serta satu Pemuda yang sedang duduk sembari main hp.

"Assalammualaikum," ucap Kelvin dan Syakila bersamaan.

"Waalaikumsalam," sahut mereka bersamaan.

"Kelvin, Syakila," panggil Yohan dan mengkode mereka untuk salim, dengan dagunya.

Kelvin dan Syakila pun bersaliman dengan mereka bertiga, di saat terakhir Syakila menyalami pemuda itu.

Pemuda itu tersenyum dan menjabat tangan Syakila. Syakila merasa tersetrum dan hatinya berdebar. Senyum yang terlukis di wajah tampannya sangat mempesona. Ia pun tersenyum lembut dan melepas rekatan tanganya.

"Masyaallahhhh, ganteng banget nih cowok, apalagi kalau lagi senyum gitu, Aaaaaa," batin Syakila senang.

Syakila dan Kelvin pun pergi duduk di sofa samping Yohan dan Niya.

"Syakila, Kelvin, mereka ini temen Ayah sama Mamah dari SMP dan yang itu anaknya," ucap Yohan memperkenalkan tamunya sembari menunjuk Pemuda itu. Syakila dan Kelvin mengangguk paham.

"Saya Syakila, Om, Tante," ucap Syakila memperkenalkan diri.

"Saya Kelvin," ucap Kelvin ramah.

Wanita dan Lelaki paruh baya itu tersenyum lembut dan mengangguk paham.

"Tante namanya Mila, temen Mamah kamu dan ini suami Tante, Ardi, yang ini anak Tanten sama Om satu-satunya Farel," sahut Mila memperkenalkan keluarganya.

"Farel sekarang satu sekolah sama nak Syakila dan nak Kelvin," seru Ardi memberitahu.

"Ehh," ucap Syakila dan Kelvin bingung.

"Satu Sekolah?" tanya Kelvin.

"Baru aja pindah Kak," sahut Niya memberitahu.

"Ohh," sahut Kelvin paham.

"Astaga, dia satu sekolah sama gue, jangan-jangan yang di maksud Amira dia," batin Syakila bertanya-tanya dan senang.

"Nak Farel masuk Kelas apa?" tanya Niya.

"Belum tau Tante, katanya setelah masuk nanti akan langsung dikasih tau," sahut Farel.

"Ohhh gitu, Mil! anak lo ganteng banget makin gede," puji Niya.

"Anak lo juga ganteng-ganteng sama cantik, gue lihat Syakila sekarang jadi pingin punya anak cewek," sahut Mila namun sedikit sedih.

"Anak gue itu kan, juga anak lo Mil," sahut Niya.

"Jodohin aja yuk," tawar Mila.

"Ehhh," kaget Syakila.

"Canda sayang," ucap Mila sembari tertawa kecil, melihat wajah Syakila yang terlihat lucu.

"Dalam hal cinta sih, gue sama Yohan bebasin mereka, Kita nggak akan ikut campur, kecuali kalau mereka salah milih, Kita akan turun tangan, ya kan Han?" ucap Niya memberitau.

Yohan mengangguk, "Walaupun pilihan mereka bukan kalangan atas, Kita tetep terima, yang penting agamanya dan sikapnya baik," sahut Yohan.

"Iya sih, Gue denger-denger banyak yang di jodohkan waktu SMA atau setalah lulus, apa mereka nggak sayang sama anak mereka ya?" seru Mila.

"Beberap bukan karena perjodohan yang diinginkan, melainkan karena kelakuan anaknya dalam berpacaran yang kelewat batas, sehingga para orang tua terpaksa menikahkan anak mereka," sahut Niya membenarkan.

"Bener tuh, gue nggak habis mikir sama jalan pikiran anak jaman sekarang, apa mereka nggak mikir? kalau ngelakuin itu bikin mereka jadi susah," seru Ardi, "Seharusnya mereka berfikir untuk bermain sama temannya dan belajar buat masa depan mereka, baru kalau udah nikah bebas deh lo mau ngapain aja, ya kan?" tambah Ardi dan diangguki Yohan, Niya serta Mila.

"Maklum Di, jaman sekarang vidio yang nggak pantes kayak gitu udah nyebar dan dengan mudah di dapatkan oleh para anak muda," sahut Yohan.

"Bener tuh, aku tuh walaupun dah nikah dan juga dah lakuin, lihat itu muncul aja di medsosku, agh ngrasa jijik, entah berapa bayaran mereka sampek mau ngelakuin itu," sahut Niya Kesal.

"Iya, padahal gue nggak pernah cari begituan, tau-tau aja ada vidio atau foto begituan," seru Mila.

"Nggak habis pikir aku sama jalan mereka, kasihan para anak muda yang masih polos, karena begituan jadi ngerti dan penasaran," kesal Niya.

"Kalau udah penasaran, udah tamat negara ini," seru Ardi.

"Paling bagus dari kecil udah didik dengan agama dan kasih sayang, kalau anak kita shaleh, insyaallah mereka nggak akan ngelakuin itu," sahut Yohan memberitau dan diangguki semua orang.

Mereka pun terus berbincang, tak lama Ardi menerima telfon dan terpaksa pulang karena ada urusan pekerjaan yang mendesak.

Keluarga Ardi pun berpamitan dan pulah ke rumah. Kelvin dan Syakila kembali ke kamar masing-masing, Niya dan Yohan berda di ruang kerja.

...🌸...

Malam hari tiba, Syakila tengah berbaring di atas ranjangnya sembari bermain laptop. Terlihat ia tengah tersenyum sendiri, namun bukan karena film di laptopnya, melainkan senyum Farel yang terus terbayang-bayang olehnya.

"Agrhhh ya ampun, tuh senyum manis bangettt pingin deh aku foto terus simpen, nggak kebayang kalau kita sekelas gimana," ucap Syakila sembari membayangkannya dan...

"Aaaaaaaa," teriaknya dengan wajah memerah, Ia pun mengambil boneka beruangnya kedalam dekapannya. Ia tidak kuat membayangkan ketampanan Farel.

Hatinya terus bergemuruh hebat penuh cinta. Wajahnya terus terlukis senyum yang tiada henti. Tak lama karena mengantuk, matanya pun perlahan terpejam.

...🌸...

Pagi hari telah tiba, namun Syakila yang masih tertidur nyenyak di ranjangnya tidak ingin membuka matanya.

Ketukan pintu sedari tadi terdengar dan tak lama pintu itu terbuka.

Ceklek

Terlihat Wanita paruh baya sedang berdiri di samping ranjang Syakila sembari membawa sesuatu di tangannya dan tiba-tiba....

Byurrrrr

Kyaaaaa

Syakila langsung terbangun dan terduduk di kasurnya. Ia melihat seseorang yang telah menyiramnya dan ternyata dia adalah Mamah Niya.

"Kenapa, mau marah? Dari tadi Mamah ketokin itu pintu nggak ada jawaban, di bangunin masih aja merem," omel Niya sembari bertolak pinggang.

"Sebelum berbuat dipikir dulu napa Mah, Kasihan para ART harus nyuci lagi kan," ngeles Syakila sembari pergi ke kamar mandi.

"Masih punya hati kamu?"

"Ya pasti punyalahhhh, emangnya Mamah, punya jantung tapi nggak punya hati, hidup modal hidup doang."

"SYAKILAAAA!" teriak Mamah Niya, sembari melempar bantal ke arah Syakila.

Bantal itu pun melayang ke arah Syakila dan secepat kilat, ia langsung menutup pintu kamar mandinya. Alhasil bantal itu pun menimpuk pintu, bukan wajah Syakila.

"HARI INI NGGAK AKAN ADA UANG JAJAN BUAT KAMU, AWAS AJA KALAU KAMU MINTA KE AYAH, NGGAK AKAN MAMAH BIARIN KAMU DAPET!" teriak Niya mengancam Syakila, setelah itu pergi meninggalkan ruangan dan menutup pintu begitu keras, hingga suaranya terdengar sampai ke lantai bawah.

...🌸...

Terlihat Wanita berseragam putih abu-abu tengah menunggu di dalam mobil mewah berwana putih.

Kelvin masuk ke dalam mobil dan menghampiri Wanita tersebut sembari memberikan roti bakar, "Nih dek," Wanita itu adalah Syakila.

"Mamah tau Kak?"

"Iya."

"Terus?"

"Terus apanya?"

"Mamah nggak ngelarang atau marah gitu."

"Nggak."

Syakila pun menghela napasnya pelan dan mulai memakan rotinya. Mobil itu pun mulai bergerak keluar rumah, menuju ke Sekolah.

Syakila sebelumnya telah menghubingi Kelvin untuk mengambilkan sarapanya sehabis mandi, Ia yakin, Niya pasti akan selalu di samping Yohan, tanpa memberikan celah sedikit pun untuknya, jadi ia lebih memilih mengalah, lagi pula suasana hatinya sedang baik.

...🌸...

Syakila berjalan menuju kelasnya sendirian, karena Kelvin pergi ke ruang guru duluan, dari arah belakang Amira datang menubruk Syakila.

"Aww, sialan lu Ra," protes Syakila dan menjitak Amira.

"Awww," Amira mengelus kepalanya yang kena jitak oleh Syakila.

"Gue baru aja lihat anak baru masuk ruang guru," ucap Adel yang baru saja datang.

"Kamprettt gue kira siapa? Ngagetin aja lo Del," kesal Amira.

"Hmzz, mending juga gue cuman ngomong doang, Elu malah nubruk diem-diem," seru Adel.

"Bener tuh, dah yuk Del, kita tinggal aja si curut satu ini," ucap Syakila sembari merangkul Adel dan pergi bersamaan kekelas.

"Ehh lo bilang apa HAH? WOI JANGAN NINGGALIN NAPA!" teriak Amira dan mengejar kedua sahabatnya.

...🌸...

Bel telah berbunyi dan pelajaran pun dimulai. Syakila duduk bersama Adel dan Amira bersama Adira, di tengah jam pelajaran, tiba-tiba ada dua pemuda masuk ke kelas. Kelas yang tadinya sepi menjadi riuh karena dua pemuda itu.

"Gila ganteng banget."

"Sumpah suami gue emang keren."

"Lirik aku dong beb,"

"Ahhh pangeran jatuh dari tahtanya."

"Tolongg gue nggak kuat auw."

Terdengar kehebohan para siswi di Kelas. Syakila yang tengah memejamkan mata di mejanya mendapat sorotan tajam dari Bu Mahmud (Guru Mtk sekaligus wali kelas Syakila)

"Sya bangun! Bu Mahmud lihatin loh tuh," ucap Adel memberitahu.

"Ahhhh, lima menit lagi Del," sahut Syakila lemah.

Tuk

Sebuah penghapus mendarat tepat di kepala Syakila. Ia pun bangun dari tidurnya dan berdiri sembari memegangi penghapus itu, "WOI, APAAN NIH, NGGAK TAU APA GUE LAG---"

"Ohh, maaf Ibu ganggu ya, lanjutin aja lagi, Ibu nggak akan ganggu, maaf ya," Ucap Bu Mahmud dengan lembut sambil tersenyum kecil.

"Ehh, Bu Marm-" Ucap Syakila terhenti sebentar "Ups, maksud saya Bu Mahmud heheehee," ucapnya membenarkan dan tersenyum kikuk.

Para murid menahan tawa mereka dan Bu Mahmud pun memberikan tatapan tajam pada Syakila.

"Ehhh Bu, jangan ngelihatin saya begitu, bukannya saya takut nih ya, tapi saya cuman sayang aja kalau tuh mata lepas, entar Bu Mahmud nggak bisa ngajar gimana? masa iya kita diajarin sama Guru yang buta," ucap Syakila dengan santainya dan membuat Bu Mahmud murka.

Para murid menahan tawa mereka sembari memegangi perut yang terasa sakit karena tertawa.

"SYAKILLAAAAAA!" Teriak Bu Mahmud.

"Hadir Bu," jawab Syakila dengan santainya.

"Syakila! sekarang juga kamu KELUAR dari kelas saya," pinta Bu Mahmud dengan tegas.

"Yahh Ibu, entar kalau Mamah tau gimana? Hari ini kan saya nggak dapet sangu Bu, bisa-bisa saya nanti kena amuk Mamah, udah nggak dapet sangu pulang-pulang kena omel," curhat Syakila dengan muka sedih.

"Saya tidak peduli, Syakila Anastasya! saya minta kamu keluar dari kelas saya se-ka-rang!" pinta Bu Mahmud yang Sudah Emosi dan penuh penekannan.

"Parah nih cewek bisa-bisanya dia curhat di situasi begini," bisik anak baru tersebut ke Pemuda sampingnya. Ia menahan tawanya melihat tingkah konyol Syakila.

Lain hal dengan Pemuda yang ia bisikan tadi, "Dia kan anaknya Tante Niya sama Om Yohan, nggak sangka gue, nih anak tingkahnya begini," batinnya.

Syakila pasrah dan pergi keluar kelas, di saat ia berjalan menuju pintu, mata pemuda (yang membatin) dan Syakila bertemu.

Deg deg deg

Syakila terkejud, hatinya berbunga, lelaki yang ia sukai ada di depan matanya dan menjadi teman sekelasnya. Mereka saling menatap, tak lama, lelaki itu memalingkan wajahnya, membuatnya tersadar dan pergi dari kelas.

Terpopuler

Comments

Erna Queena

Erna Queena

semangat kak..

2022-02-20

1

Jans🍒

Jans🍒

weh bru saleman syakila udah kesetrum ketampanan si pria ya🥰🤭🤭

2021-12-24

0

Damenjo Sitepu

Damenjo Sitepu

syakila harus belajar menahan diri wkwkwk

2021-11-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!