KEMARAHAN UMAR

Jam sudah lewat 23.27.. Sosok pria begitu gusar ketika berkali-kali ia menelepon tetapi tidak terangkat. Sang istri menemaninya, berusaha meredakan amarah sang suami.

"Yah, sudah lah.. Percayalah pada Trisya. Dia pasti sedang pemotretan."

Umar menghentikan panggilan pada sosok yang ia cari. Menatap istrinya. Arin meyakinkan sang suami jika putrinya berjalan di arah yang benar.

Tiba-tiba ponsel Umar berdering.

"Halo!" ujarnya langsung ketika telepon tersambung.

Pria itu sengaja mengaktifkan pembesar suara. Suara bising terdengar. Bunyi musik bertalu-talu hingga sang penelepon berteriak.

"Maaf Tuan. Nona Trisya ada di klub xxx di jalan xxx. Kini tengah berdansa dengan banyak lelaki!"

"Videokan langsung!" titah Umar.

Sebuah panggilan berubah menjadi video call. Umar menatapnya, lalu memperlihatkan pada sang istri. Arin menelan saliva kasar. Ia berpikir untuk membela putri kesayangannya.

"Itu teman seprofesinya," jelas Arin.

"Astaga, Arin! Sampai kapan kau membela putrimu itu!" desis Umar kesal.

"Ayo kita ke sana. Jika mereka adalah teman seprofesi Trisya mereka pasti mengenalnya bukan!" Umar menarik tangan Arin.

"Yah, jangan begini. Aku memakai baju tidur!" tolak Arin.

Umar melepaskan istrinya. Lalu memberi perintah pada pria di sana.

"Suruh pulang anak itu. Jika dia menolak. Seret dia!"

"Yah, jangan begitu. Nanti dia tambah membangkang!" ujar Arin menolak cara Umar mengasari putrinya.

"Lalu aku harus apa Bu? Membiarkannya?" tanya Umar dengan suara meninggi.

"Setidaknya Ayah percaya saja padanya. Ini jaman modern, sudah biasa seorang gadis bersuka ria di klub. Terlebih, Trisya seorang model!" Arin terus membela sang putri.

Umar menggeleng tak percaya. Harus kah sampai kejadian yang mengerikan terjadi lebih dahulu baru dia bertindak?

"Tidak bisa. Ini peraturan. Apa kata orang nanti jika melihat putriku berkeliaran layaknya ****** seperti itu!" sentak Umar.

Arin terdiam. Ia tak bisa lagi menyanggah titah sang suami. Ia tak sanggup membela Trisya jika Umar sudah bersikap tegas. Seperti perjodohan Kai dengan Sam.

Bagaimana Trisya merayu dirinya untuk meminta Umar mengganti Kai dengan putrinya. Sayang, perkataan Surya menginginkan anak kandung Umar menjadi istri putranya, membuat ia tak bisa berbuat apa-apa.

Hanya butuh dua puluh menit. Trisya sudah berada di rumah. Sedikit mabuk. Gadis itu hanya tertunduk dengan tatapan ayah tirinya itu.

"Kenapa kau melarikan diri? Bukankah Ayah sudah bilang jika dari mulai hari ini kau di antar jemput supir?" cecaran pertanyaan keluar dari mulut pria itu.

Trisya makin tertunduk. Ia tahu dirinya salah. Tetapi, ia bosan jika terus di rumah. Gairah mudanya bergolak. Ia butuh pelampiasan.

"Aku sedang ada janji tadi, Yah," cicit Trisya membela diri.

"Tuh, kan benar kata ...."

"Diam, Bu!" bentak Umar menghentikan pembelaan Arin.

"Selama ini, jika Kai telat datang sedikit saja ke rumah. Kau menuduhnya yang tidak-tidak. Sedangkan Trisya pulang dalam keadaan mabuk begini kau membelanya?" selidik Umar dengan mata menyipit.

"Tentu beda Ayah. Aku adalah gadis elegan. Bukan seperti Kai yang murahan mengejar Sam keka ...," Trisya menghentikan ucapannya.

"Apa! Coba lanjutkan perkataanmu!" bentak Umar.

"Kau baru saja mengatai adikmu murahan karena menggoda Sam? Apa kau tau, Sam adalah calon suami Kai, jadi apa salahnya dia menggoda calon suaminya sendiri?" tanya Umar penuh penekanan.

Trisya diam. Ia tak bisa berkelit. Umar akhirnya menghela napas panjang. Sebuah keputusan ia buat.

"Sekarang kau tinggal pilih Trisya. Menurut kata Ayah, atau kau kehilangan pekerjaan mu sebagai model dan semua fasilitas Ayah tarik!"

"Ayah ...," rengek Trisya. Bau alkohol menguar. Umar sampai menjauhkan wajahnya.

"Yah, nggak bisa gitu dong. Kan sekarang dia sedang naik daun, jangan jegal kesuksesannya!" seru Arin membela Trisya.

"Ibu ...," rengek Trisya.

Arin memeluk putrinya. Sungguh, ia hampir mual dengan bau alkohol yang ada di tubuh Trisya. Tetapi, ia menahan semua untuk menenangkan putri kesayangannya. Umar menggeleng.

"Aku tak pernah melihat kau memeluk Kai sesayang ini?" ingat Umar seketika.

Arin tak peduli. Ia membawa sang putri ke kamarnya. Wanita itu terus menenangkan Trisya.

"Sudah, jangan dengarkan kata Ayahmu. Dia hanya tersulut emosi. Dia tak akan tega melakukan itu," ujar Arin merangkul putrinya ke kamar.

Begitu sampai kamar. Trisya menghempas pelukan sang ibu dari tubuhnya. Wajahnya yang sendu karena mendengar ancaman ayah tirinya, kini berubah biasa saja.

"Ah, cape juga akting. Sudah Bu, nggak usah drama di depanku. Nggak mempan. Btw, makasih terus ngebelain aku," ujar Trisya santai.

Arin terkejut. Ia mengira perkataan Umar tadi menyakiti hati putrinya. Tetapi, ditanggapi biasa saja oleh Trisya.

"Tidak masalah sayang," ujar Arin ingin mendekati sang putri, tetapi.

"Stop sampai sana Bu. Kau tak perlu lagi berakting sayang padaku. Di sini tak ada Kai!"

"Siapa bilang Ibu berakting? Ibu benar-benar menyayangimu!" seru Arin tak percaya dengan tuduhan Trisya.

"Ya, ya ... tapi nggak perlu. Aku nggak butuh. Ok. Sekarang, apa ibu bisa pergi dari kamar ku?" Trisya mengusir ibunya.

"Kau ... kau mengusir Ibu?"

"Sudahlah, Bu. Aku lelah. Jadi, please!"

"Baik lah sayang. Ibu tahu kau lelah. Ibu tinggal ya," ujar Arin lembut

Sebenarnya ia ingin melabuhkan kecupan sayang pada putrinya itu. Tetapi ia takut, Trisya akan bertambah marah. Lalu ia urungkan niatnya.

Arin menutup pintu kamar Trisya. Ketika berbalik ia terkejut melihat suaminya sudah berdiri di sana dengan tatapan sinis.

"Itu putrimu. Yang kau bela setengah mati," ujar Umar.

Wajah Arin memucat. Umar sudah mengetahui sifat Trisya. Ia begitu ceroboh tidak menutup pintu tadi. Kini, sang suami makin tidak percaya dengan semua perkataan Trisya untuk menyudutkan Kai.

Umar berdiri di balkon, menatap langit. Sebulir air mata mengalir di pipi pria itu. Umar masih tampan di usia menjelang setengah abad. Tubuhnya juga masih kekar. Pria itu mengingat betapa dulu ia begitu marah jika Kai sedikit saja melakukan kesalahan. Mempercayai perkataan anak tirinya.

"Lihat saja dandanan Kai jika ketemu Sam. Apa iya, dia tak melakukan hal sama ketika bertemu pria lain di luar sana?" ujar Trisya ketika mempersoalkan dandanan Kai yang menor bahkan busananya yang terlihat seksi.

Hingga ia menyuruh orang untuk mengikuti semua kegiatan Kai secara sembunyi-sembunyi. Tetapi, tidak ada satu berita negatif yang putri kandungnya lakukan selama ini.

Bahkan kini ia merasa jika Kai ingin menolak perjodohan itu. Sayang, Umar tak bisa meloloskan keinginan Kaina terkait janjinya juga hutang budi pada orang tua Suryo, sahabatnya.

Arin melihat suaminya tengah berdiri melamun di balkon menghampirinya.

"Ayah, kenapa di luar. Ayo, masuk. Nanti Ayah sakit loh," ajak Arin.

Pria itu menggeleng. Bisa-bisanya sang istri melupakan kejadian tadi. Seakan tak merasakan bersalah sama sekali.

"Kau duluan saja. Aku masih ingin sendiri!" ujar Umar datar.

Arin sangat tahu, jika sang suami masih marah. Namun, wanita itu bersikukuh untuk memenangkan hati Umar lagi.

"Yah ... ayolah. Masa biarin Ibu tidur kedinginan," ujarnya lalu memeluk tubuh kekar suaminya dari belakang.

Umar memejamkan mata. Entah mengapa getaran yang dulu ia rasakan ketika menyentuh istrinya kini tidak lagi berasa. Desiran halus dalam hatinya setiap sang istri menyentuhnya pun sudah tidak ada. Umar melepas pelukan Arin.

"Tidurlah dulu. Ayah masih ingin sendiri," ujarnya menolak ajakan istrinya.

Arin menghela napas gusar. Untuk pertama kalinya, Umar menolak dirinya. Ia pun berbalik sambil menghentakkan kakinya. Dihempaskannya begitu saja tubuhnya di atas ranjang.

Nyut!

Sakit!

Itu yang dirasakan Arin sekarang. Air matanya meleleh. Ia tahu kesalahannya. Tetapi, Arin tak akan pernah mengakui apa kesalahan itu.

bersambung.

heh ... cape deh ...

next?

Terpopuler

Comments

Erna Masliana

Erna Masliana

Umar sudah saatnya buka mata lebar2..dia sebagai ibu sudah menelantarkan anakmu selama 20th.. mungkin dia istri yang baik untukmu tapi bukan ibu yang baik untuk anakmu

2025-02-14

0

Fitrian

Fitrian

kejadian mengerikan sudah terjadi noh putri sambung udah boling di masukin belatung segede gaban 💩💩

2025-02-28

0

Khusnul Khotimah

Khusnul Khotimah

wanita sampah dipelihara yg ada bau busuknya menyebar kemana mana

2025-03-05

0

lihat semua
Episodes
1 SAAT ITU
2 PERUBAHAN
3 SEBUAH PERUBAHAN
4 CUCI MATA
5 KENYATAAN
6 MENGINGAT
7 TERKENANG
8 is this a dream?
9 FAKTA DAN PERUBAHAN
10 PERBEDAAN
11 TRISYA
12 KEMARAHAN UMAR
13 KERJASAMA
14 REAL KAI
15 GALA DINNER
16 UMAR YANG MURKA
17 PERCAKAPAN AYAH DAN PUTRINYA
18 HUKUMAN DARI UMAR
19 KETEGASAN UMAR
20 MEMPERKENALKAN KAINA
21 KAINA SYARIFAH AGATHA
22 SEBUAH KEPUTUSAN
23 ARIN
24 ARIN 2
25 BUDAK CINTA
26 Mr. RENOX LUVINSKY
27 SOSOK LAIN KAI
28 GARA-GARA REBUTAN MOTOR
29 MAKAN MALAM KELUARGA
30 AKSI TRISYA
31 AKSI TRISYA 2
32 AKSI TRISYA 3
33 BERKELAHI
34 BERKELAHI 2
35 KEMARAHAN HUSAIN AGATHA
36 KESEMPATAN
37 PINDAH RUMAH
38 BERITA PERCERAIAN
39 SEBUAH PERISTIWA
40 ANCAMAN TRISYA
41 TERANCAM
42 TERANCAM 2
43 ARIN DAN TRISYA
44 RENOX MENCARI CINTA
45 MELAMAR
46 TRISYA MERANA
47 BEJADNYA ARIN
48 SIDANG PERCERAIAN 1
49 KECEWA
50 PERNIKAHAN TANPA IBU
51 PERNIKAHAN TANPA IBU 2
52 MENGOBATI LUKA
53 MENGOBATI LUKA 2
54 BULAN MADU
55 MEMANJAKAN ISTRI
56 KABAR BERITA
57 KABAR BERITA 2
58 KEHAMILAN
59 KEHAMILAN 2
60 KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
61 TUJUH BULANAN
62 BABY
63 BABY 2
64 MEMBUKA FAKTA
65 KISAH LAIN KAI
66 NALURI
67 MEET
68 KEBENARAN
69 BERTEMU TEMAN LAMA
70 MEET AGAIN
71 KE RUMAH PIALA
72 MEMBERI KESEMPATAN
73 MEMBERI KESEMPATAN 2
74 MEMBERI KESEMPATAN 3
75 MEMBERI KESEMPATAN 4
76 SEBUAH KEPUTUSAN
77 MUNCULNYA ULAT BULU
78 GALA DINNER
79 RASA MALU YANG BERBEDA
80 KEMBALI
81 BERTEMU
82 KLINIK
83 CINTA TERLAMBAT
84 LAMARAN
85 LAMARAN 2
86 PERNIKAHAN
87 MENDATANGI
88 FIRST LOVELY
89 USAHA
90 USAHA 2
91 USAHA 3
92 MENYADARKAN
93 MENCOBA MENJEGAL
94 PERNIKAHAN
95 SIAPA YANG MENYESAL?
96 JATUH CINTA LAGI?
97 JATUH CINTA LAGI?2
98 JATUH CINTA LAGI? 3
99 FIRST TRIO
100 MENGEJAR CINTA
101 MENGEJAR CINTA 2
102 RINDU YANG TERTAHAN
103 UNGKAPAN CINTA
104 UNGKAPAN CINTA 2
105 MELAMAR
106 KEJUTAN
107 BERITA DUKA
108 LANGSUNG MENIKAH
109 BERITA MENGEJUTKAN
110 BARU TAHU
111 SEBUAH RENCANA
112 DILARIKAN
113 AMNESIA
114 AMNESIA 2
115 WELCOME AMRULLAH
116 MENIKAHLAH DENGANKU
117 SEBUAH PERISTIWA
118 KESEMPATAN KEDUA
119 extra part CINTA UMAR
120 extra part PERTEMUAN
Episodes

Updated 120 Episodes

1
SAAT ITU
2
PERUBAHAN
3
SEBUAH PERUBAHAN
4
CUCI MATA
5
KENYATAAN
6
MENGINGAT
7
TERKENANG
8
is this a dream?
9
FAKTA DAN PERUBAHAN
10
PERBEDAAN
11
TRISYA
12
KEMARAHAN UMAR
13
KERJASAMA
14
REAL KAI
15
GALA DINNER
16
UMAR YANG MURKA
17
PERCAKAPAN AYAH DAN PUTRINYA
18
HUKUMAN DARI UMAR
19
KETEGASAN UMAR
20
MEMPERKENALKAN KAINA
21
KAINA SYARIFAH AGATHA
22
SEBUAH KEPUTUSAN
23
ARIN
24
ARIN 2
25
BUDAK CINTA
26
Mr. RENOX LUVINSKY
27
SOSOK LAIN KAI
28
GARA-GARA REBUTAN MOTOR
29
MAKAN MALAM KELUARGA
30
AKSI TRISYA
31
AKSI TRISYA 2
32
AKSI TRISYA 3
33
BERKELAHI
34
BERKELAHI 2
35
KEMARAHAN HUSAIN AGATHA
36
KESEMPATAN
37
PINDAH RUMAH
38
BERITA PERCERAIAN
39
SEBUAH PERISTIWA
40
ANCAMAN TRISYA
41
TERANCAM
42
TERANCAM 2
43
ARIN DAN TRISYA
44
RENOX MENCARI CINTA
45
MELAMAR
46
TRISYA MERANA
47
BEJADNYA ARIN
48
SIDANG PERCERAIAN 1
49
KECEWA
50
PERNIKAHAN TANPA IBU
51
PERNIKAHAN TANPA IBU 2
52
MENGOBATI LUKA
53
MENGOBATI LUKA 2
54
BULAN MADU
55
MEMANJAKAN ISTRI
56
KABAR BERITA
57
KABAR BERITA 2
58
KEHAMILAN
59
KEHAMILAN 2
60
KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
61
TUJUH BULANAN
62
BABY
63
BABY 2
64
MEMBUKA FAKTA
65
KISAH LAIN KAI
66
NALURI
67
MEET
68
KEBENARAN
69
BERTEMU TEMAN LAMA
70
MEET AGAIN
71
KE RUMAH PIALA
72
MEMBERI KESEMPATAN
73
MEMBERI KESEMPATAN 2
74
MEMBERI KESEMPATAN 3
75
MEMBERI KESEMPATAN 4
76
SEBUAH KEPUTUSAN
77
MUNCULNYA ULAT BULU
78
GALA DINNER
79
RASA MALU YANG BERBEDA
80
KEMBALI
81
BERTEMU
82
KLINIK
83
CINTA TERLAMBAT
84
LAMARAN
85
LAMARAN 2
86
PERNIKAHAN
87
MENDATANGI
88
FIRST LOVELY
89
USAHA
90
USAHA 2
91
USAHA 3
92
MENYADARKAN
93
MENCOBA MENJEGAL
94
PERNIKAHAN
95
SIAPA YANG MENYESAL?
96
JATUH CINTA LAGI?
97
JATUH CINTA LAGI?2
98
JATUH CINTA LAGI? 3
99
FIRST TRIO
100
MENGEJAR CINTA
101
MENGEJAR CINTA 2
102
RINDU YANG TERTAHAN
103
UNGKAPAN CINTA
104
UNGKAPAN CINTA 2
105
MELAMAR
106
KEJUTAN
107
BERITA DUKA
108
LANGSUNG MENIKAH
109
BERITA MENGEJUTKAN
110
BARU TAHU
111
SEBUAH RENCANA
112
DILARIKAN
113
AMNESIA
114
AMNESIA 2
115
WELCOME AMRULLAH
116
MENIKAHLAH DENGANKU
117
SEBUAH PERISTIWA
118
KESEMPATAN KEDUA
119
extra part CINTA UMAR
120
extra part PERTEMUAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!