PERBEDAAN

Arin menatap pantulan dirinya di cermin. Baru saja tadi menatap putrinya dengan pandangan gusar. Terlebih dengan kalung berinisial S di leher putrinya.

"Ada apa dengan ku? Kenapa aku tidak rela jika Sam makin dekat dengan Kai, putriku sendiri?" tanyanya dalam.hati.

Arin menekan dadanya yang ngilu. Menatap kedua tangannya. Sudah lama ia tak memeluk tubuh putrinya. Semenjak beranjak usia dua tahun dan lepas menyusu. Arin menyerahkan Kaina pada pengasuh.

Wanita itu mulai menyibukkan diri. Acara bakti sosial kembali digadang oleh Arin. Sebagai ketua sebuah bazis amal, ia bertanggung jawab penuh untuk kelangsungan yayasan yang ditanganinya. Gelar nyonya dermawan menempel pada dirinya semenjak menikah dengan mantan suami dan kini sudah menikah lagi.

Semua mata menatapnya kagum, hormat dan santun. Tidak ada berita miring tentang perceraian pertamanya. Bahkan orang-orang menyalahkan mantan suaminya.

"Wanita baik seperti Nyonya Arin Prakasa ditinggalkan begitu saja? Bodoh sekali pria itu!"

Arin hanya menunduk lesu. Prihal gonjang-ganjing rumah tangga ia tutup rapat-rapat. Aib tak boleh diumbar. Cukup dia dan Tuhan saja yang tahu, apa sebenarnya yang terjadi.

Bahkan ketika ia berhasil menaklukan hati seorang Agatha. Pria tampan dengan otak genius. Kesan pertama, membuat ia memantapkan hati. Meruntuhkan semua tembok yang menghantam keputusan Umar menikahi seorang wanita single parent seperti dirinya.

"Kau adalah istriku. Maka angkatlah kepalamu. Jangan tunduk pada siapa pun!" tekan Umar padanya saat orang-orang memandang nyinyir.

"Apa salah, janda seperti ku mendapat pria bujang sekaya Umar Agatha?" tanyanya pada para awak media ketika menanyakan status single parent-nya.

Hingga pernikahan ini terus berlanjut selama dua puluh satu tahun. Ia memberikan seorang putri cantik, Kaina Syarifah Agatha. Kai adalah fotokopiannya Umar Agatha.

"Kaina ... putriku. Bukankah aku harus bahagia dengan kehadirannya? Kenapa hatiku berbulu dan iri dengan keadaannya yang bergelimang harta. Berbanding terbalik dengan kakaknya, Trisya Amalia Hermawan?"

Arin terus bermonolog dalam hati. Ia merasa salah pada dirinya. Tetapi, ia tidak mau memperbaiki apa yang salah itu.

"Ah, sudahlah. Kai, juga putriku. Sudah pantas ia mendapat yang terbaik bukan?" gumamnya pelan.

"Kau bicara apa, Bu?" tiba-tiba sebuah suara mengagetkannya.

"Ah, tidak ada, Yah. Ibu hanya melihat sudah banyak.kerutan di wajah," jawab Arin tentu berbohong.

Umar tersenyum lalu mendekati istrinya. Memberi kecupan di pucuk kepala sang istri kemudian memeluknya. Dagu pria itu ia sandarkan di sana.

"Bagi, Ayah. Ibu tetap cantik," puji Umar sambil tersenyum.

"Terima kasih, sayang," ungkap Arin sambil tersenyum.

Umar melepas pelukannya. Berjalan menuju sofa dan duduk di sana.

"Ayah sudah menyita kunci motor Kai. Senin besok, baik Trisya dan Kai akan diantar jemput oleh supir. Khusus untuk Trisya. Jam sepuluh malam, ia harus pulang ke rumah!"

Sebuah kata yang merupakan perintah dari bibir Umar. Arin tak bisa menolak atau membujuk suaminya agar lebih tenang menghadapi Trisya, putrinya.

"Ibu dengar apa kata Ayah?"

"Iya, dengar, Yah. Nanti, Ibu sampaikan pada Trisya. Toh, dia sudah jelaskan, kenapa dia pulang dalam keadaan seperti itu tadi," ujar Arin masih membela sang anak.

"Bu, Bu. Sampai kapan sih kamu belain Trisya terus. Apa Ibu pikir Ayah ini bodoh? Apa Ibu pikir, Ayah tidak bisa mengecek apakah penjelasan Trisya itu benar atau tidak?" Arin bungkam.

Ia sangat tahu siapa Umar. Pria itu adalah pebisnis handal. Putrinya bekerja menjadi model juga karena campur tangan sang suami. Semua informasi tentu dengan mudah ia dapatkan.

"Ayah selalu menguntit Trisya. Apa juga sama menguntit Kai?" tanya Arin lirih.

"Ibu pikir, Ayah tidak melakukan itu?"

Lagi-lagi, Arin bungkam. Umar menghela napas panjang. Ia heran dengan sikap istrinya yang lebih condong pada salah satu putrinya.

"Bu, Kaina itu putrimu juga, putriku. Kai adalah buah cinta kita. Jangan bedakan kasih sayangmu, Bu!" tegur Umar.

"Ibu sayang kok sama Kai!" elak Arin.

"Oh ya, apa Ibu masih ingat kapan Kai berulang tahun?" tanya Umar menatap tajam istrinya.

"Ibu ...."

"Setiap tahun, yang kita rayakan adalah ulang tahun Trisya dan melewatkan ulang tahun Kai," ingat Umar.

Arin terdiam. Wanita itu memang tidak pernah merayakan ulang tahun putri keduanya itu. Ada perasaan bersalah. Tetapi, waktu itu ia menemukan alasannya.

"Bu!' panggil Umar.

Arin masih bungkam. Kini ia tak lagi bisa mengungkapkan alasan apapun. Umar kecewa pada istri juga pada dirinya sendiri.

"Kai sekarang berusia dua puluh tahun. Kita melewatkan ulang tahunnya selama itu," ujar Umar menatap kosong langit-langit kamar.

Bahunya ia sandarkan di sofa. Hanya hening tercipta di antara sepasang suami istri itu. Umar dengan seribu penyesalan, karena mengabaikan putri kandungnya sendiri.

"Maaf, Bu. Jika Ibu menolak ajaran Ayah pada Trisya. Ibu bisa pulangkan dia pada Ayahnya, bukankah Hermawan masih hidup?"

Arin tergagap. Ia tak mau melepas putrinya pada mantan suaminya itu. Matanya berkaca-kaca.

"Ayah tahu kan kenapa aku bercerai dengannya?" ujar Arin mengingatkan suaminya.

"Aku tak mau menyerahkan putriku ke tangan pria dingin seperti itu. Baik, Yah. Aku akan memaksa Trisya untuk menurut semua titahmu!" lanjutnya dengan menahan tangis.

Arin keluar dari kamar dengan tergesa, tak peduli dengan panggilan sang suami.

"Bu, bukan maksud Ayah seperti itu!"

Arin menutup keras pintu kamar. Ia bergegas menuju kamar putrinya. Sesampai di depan pintu kamar Trisya. Arin mengetuk pintunya lembut.

"Trisya ... buka pintu, sayang. Ini Ibu!" panggilnya.

Arin terus mengetuk pintu. Tetapi tidak ada suara di dalam sana. Ia langsung berpikiran buruk. Setelah habis dimarahi Umar tadi pagi. Trisya menangis dan mengunci pintu kamarnya.

"Trisya, buka pintu, Nak!" Arin menggedor kencang.

Umar keluar dari kamar karena mendengar teriakan istrinya. Ia menyambangi Arin yang mengendor pintu kamar Trisya.

"Ada apa, Bu?" tanya Umar ikut cemas. "Kenapa, gedor-gedor pintu?"

"Trisya belum keluar dari tadi. Ibu takut terjadi apa-apa dengannya. Ayah sih terlalu keras memarahinya. Kalau terjadi sesuatu pada Trisya, ini salah Ayah!" cecar Arin emosi.

Umar memanggil Ijah, menyuruh mengambil kunci cadangan. Ijah menyerahkan kunci itu. Umar membuka dan langsung masuk. Tidak ada sosok yang dicari. Kamarnya berantakan seperti kapal pecah.

Baju-baju berserakan di mana-mana. Arin menelan saliva kasar. Tampaknya, Trisya pergi dari rumah tanpa sepengetahuan orang rumah. Umar menatap Ijah.

"Kemana Trisya, Bik?"

"Saya ... saya tidak tahu ...."

"Jangan bohong Bik. Kemana Trisya!" bentak Umar.

Ijah menjengkit kaget. Ia takut pada keduanya. Trisya mengancam akan memecatnya jika memberi tahu.

"Jika Bibik tidak beri tahu saya pecat Bibik sekarang juga!" ancam Umar.

"Non Trisya pergi tadi pagi, Tuan. Katanya ada pemotretan menggunakan taksi daring," jawab Ijah cepat.

Umar menatap istrinya. Arin terdiam. Pria itu merogoh kantung celananya. Menelepon seseorang.

"Halo, Chris. Apa ada jadwal pemotretan Trisya hari ini?"

"........!"

"Apa kau yakin?"

"..….....!"

"Baik, terima kasih Chris!" ujar Umar lalu memutus sambungan telepon.

"Kau tahu. Chris itu manager Trisya. Dia bilang tidak ada pemotretan hari ini hingga tiga hari ke depan," jelas Umar pada Arin, istrinya.

"Mungkin, jadwal lain, Yah," ujar Arin masih membela Trisya. "Kan managernya bukan Chris saja?"

"Siapa lagi managernya?" tanya Umar tajam.

Ijah sudah lama menyingkir dari tempat itu. Ia tak mau berlama-lama berurusan dengan masalah rumah tangga majikannya.

"Ibu ... ibu tidak tahu," cicit Arin menunduk.

"Kenapa dia pakai taksi daring. Bukannya mobil? Bukankah Ayah tadi bilang kalau mau kemana-mana harus diantar oleh supir!" tekan Umar lagi.

"Dia sudah besar, tolong percayalah padanya, Yah," ujar Arin menenangkan Umar.

"Setelah pulang mabuk tadi pagi? Ibu suruh Ayah percaya?" tanya Umar tak habis pikir.

"Bu, apa yang Ayah lakukan ini adalah bentuk kepedulian Ayah pada Trisya. Ayah tidak mau terjadi apa-apa dengannya!" ujar Umar memberi penjelasan.

"Trisya tidak akan apa-apa. Dia bisa menjaga diri. Mungkin yang harus Ayah jaga itu Kai, bukankah selama ini dia lah biang onar di keluarga ini. Bukan Trisya!' sentak Arin lalu meninggalkan suaminya dengan kesal.

"Bu, bukan begitu maksud Ayah!"

Untuk pertama kalinya. Mereka bertengkar. Selama dua puluh satu tahun hidup tenang. Umar terbuka mata. Selama ini, biang keonaran bukanlah Kai. Tetapi dirinya, Arin istrinya dan tentu Trisya putri sambungnya.

bersambung.

Terpopuler

Comments

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

siapa sih yg bikin slogan surga di telapak kaki ibu, masalahnya ga semua ibu tu hati nya ibu peri ya ada juga yg kayak gini, kalo ibu kayak gini yg di telapak kaki nya masih surga? siapa tau malah dia sendiri ga masuk surga kan masa iya bisa telapak kaki nya ngasih sorga sementara orang nya ga masuk sorga, ehhh 🤭✌️

2025-02-19

0

Helen Nirawan

Helen Nirawan

emak ny ini emak.kandung ato emak.tiri seh ,heran , anak bawaan lu dr laki pertama lu sayang2 , anak dr suami.kedua lu gk suka , klo gk suka gk usah py anak , preettt , blk aj sono ma laki lu yg pertama , emosi gw

2024-12-09

0

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

jangan2 dia yg pelaku ya mantan suami yg korban tp kan biasa masyarakat lebih simpatik ke pihak yg perempuan sih hhe

2025-02-19

0

lihat semua
Episodes
1 SAAT ITU
2 PERUBAHAN
3 SEBUAH PERUBAHAN
4 CUCI MATA
5 KENYATAAN
6 MENGINGAT
7 TERKENANG
8 is this a dream?
9 FAKTA DAN PERUBAHAN
10 PERBEDAAN
11 TRISYA
12 KEMARAHAN UMAR
13 KERJASAMA
14 REAL KAI
15 GALA DINNER
16 UMAR YANG MURKA
17 PERCAKAPAN AYAH DAN PUTRINYA
18 HUKUMAN DARI UMAR
19 KETEGASAN UMAR
20 MEMPERKENALKAN KAINA
21 KAINA SYARIFAH AGATHA
22 SEBUAH KEPUTUSAN
23 ARIN
24 ARIN 2
25 BUDAK CINTA
26 Mr. RENOX LUVINSKY
27 SOSOK LAIN KAI
28 GARA-GARA REBUTAN MOTOR
29 MAKAN MALAM KELUARGA
30 AKSI TRISYA
31 AKSI TRISYA 2
32 AKSI TRISYA 3
33 BERKELAHI
34 BERKELAHI 2
35 KEMARAHAN HUSAIN AGATHA
36 KESEMPATAN
37 PINDAH RUMAH
38 BERITA PERCERAIAN
39 SEBUAH PERISTIWA
40 ANCAMAN TRISYA
41 TERANCAM
42 TERANCAM 2
43 ARIN DAN TRISYA
44 RENOX MENCARI CINTA
45 MELAMAR
46 TRISYA MERANA
47 BEJADNYA ARIN
48 SIDANG PERCERAIAN 1
49 KECEWA
50 PERNIKAHAN TANPA IBU
51 PERNIKAHAN TANPA IBU 2
52 MENGOBATI LUKA
53 MENGOBATI LUKA 2
54 BULAN MADU
55 MEMANJAKAN ISTRI
56 KABAR BERITA
57 KABAR BERITA 2
58 KEHAMILAN
59 KEHAMILAN 2
60 KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
61 TUJUH BULANAN
62 BABY
63 BABY 2
64 MEMBUKA FAKTA
65 KISAH LAIN KAI
66 NALURI
67 MEET
68 KEBENARAN
69 BERTEMU TEMAN LAMA
70 MEET AGAIN
71 KE RUMAH PIALA
72 MEMBERI KESEMPATAN
73 MEMBERI KESEMPATAN 2
74 MEMBERI KESEMPATAN 3
75 MEMBERI KESEMPATAN 4
76 SEBUAH KEPUTUSAN
77 MUNCULNYA ULAT BULU
78 GALA DINNER
79 RASA MALU YANG BERBEDA
80 KEMBALI
81 BERTEMU
82 KLINIK
83 CINTA TERLAMBAT
84 LAMARAN
85 LAMARAN 2
86 PERNIKAHAN
87 MENDATANGI
88 FIRST LOVELY
89 USAHA
90 USAHA 2
91 USAHA 3
92 MENYADARKAN
93 MENCOBA MENJEGAL
94 PERNIKAHAN
95 SIAPA YANG MENYESAL?
96 JATUH CINTA LAGI?
97 JATUH CINTA LAGI?2
98 JATUH CINTA LAGI? 3
99 FIRST TRIO
100 MENGEJAR CINTA
101 MENGEJAR CINTA 2
102 RINDU YANG TERTAHAN
103 UNGKAPAN CINTA
104 UNGKAPAN CINTA 2
105 MELAMAR
106 KEJUTAN
107 BERITA DUKA
108 LANGSUNG MENIKAH
109 BERITA MENGEJUTKAN
110 BARU TAHU
111 SEBUAH RENCANA
112 DILARIKAN
113 AMNESIA
114 AMNESIA 2
115 WELCOME AMRULLAH
116 MENIKAHLAH DENGANKU
117 SEBUAH PERISTIWA
118 KESEMPATAN KEDUA
119 extra part CINTA UMAR
120 extra part PERTEMUAN
Episodes

Updated 120 Episodes

1
SAAT ITU
2
PERUBAHAN
3
SEBUAH PERUBAHAN
4
CUCI MATA
5
KENYATAAN
6
MENGINGAT
7
TERKENANG
8
is this a dream?
9
FAKTA DAN PERUBAHAN
10
PERBEDAAN
11
TRISYA
12
KEMARAHAN UMAR
13
KERJASAMA
14
REAL KAI
15
GALA DINNER
16
UMAR YANG MURKA
17
PERCAKAPAN AYAH DAN PUTRINYA
18
HUKUMAN DARI UMAR
19
KETEGASAN UMAR
20
MEMPERKENALKAN KAINA
21
KAINA SYARIFAH AGATHA
22
SEBUAH KEPUTUSAN
23
ARIN
24
ARIN 2
25
BUDAK CINTA
26
Mr. RENOX LUVINSKY
27
SOSOK LAIN KAI
28
GARA-GARA REBUTAN MOTOR
29
MAKAN MALAM KELUARGA
30
AKSI TRISYA
31
AKSI TRISYA 2
32
AKSI TRISYA 3
33
BERKELAHI
34
BERKELAHI 2
35
KEMARAHAN HUSAIN AGATHA
36
KESEMPATAN
37
PINDAH RUMAH
38
BERITA PERCERAIAN
39
SEBUAH PERISTIWA
40
ANCAMAN TRISYA
41
TERANCAM
42
TERANCAM 2
43
ARIN DAN TRISYA
44
RENOX MENCARI CINTA
45
MELAMAR
46
TRISYA MERANA
47
BEJADNYA ARIN
48
SIDANG PERCERAIAN 1
49
KECEWA
50
PERNIKAHAN TANPA IBU
51
PERNIKAHAN TANPA IBU 2
52
MENGOBATI LUKA
53
MENGOBATI LUKA 2
54
BULAN MADU
55
MEMANJAKAN ISTRI
56
KABAR BERITA
57
KABAR BERITA 2
58
KEHAMILAN
59
KEHAMILAN 2
60
KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
61
TUJUH BULANAN
62
BABY
63
BABY 2
64
MEMBUKA FAKTA
65
KISAH LAIN KAI
66
NALURI
67
MEET
68
KEBENARAN
69
BERTEMU TEMAN LAMA
70
MEET AGAIN
71
KE RUMAH PIALA
72
MEMBERI KESEMPATAN
73
MEMBERI KESEMPATAN 2
74
MEMBERI KESEMPATAN 3
75
MEMBERI KESEMPATAN 4
76
SEBUAH KEPUTUSAN
77
MUNCULNYA ULAT BULU
78
GALA DINNER
79
RASA MALU YANG BERBEDA
80
KEMBALI
81
BERTEMU
82
KLINIK
83
CINTA TERLAMBAT
84
LAMARAN
85
LAMARAN 2
86
PERNIKAHAN
87
MENDATANGI
88
FIRST LOVELY
89
USAHA
90
USAHA 2
91
USAHA 3
92
MENYADARKAN
93
MENCOBA MENJEGAL
94
PERNIKAHAN
95
SIAPA YANG MENYESAL?
96
JATUH CINTA LAGI?
97
JATUH CINTA LAGI?2
98
JATUH CINTA LAGI? 3
99
FIRST TRIO
100
MENGEJAR CINTA
101
MENGEJAR CINTA 2
102
RINDU YANG TERTAHAN
103
UNGKAPAN CINTA
104
UNGKAPAN CINTA 2
105
MELAMAR
106
KEJUTAN
107
BERITA DUKA
108
LANGSUNG MENIKAH
109
BERITA MENGEJUTKAN
110
BARU TAHU
111
SEBUAH RENCANA
112
DILARIKAN
113
AMNESIA
114
AMNESIA 2
115
WELCOME AMRULLAH
116
MENIKAHLAH DENGANKU
117
SEBUAH PERISTIWA
118
KESEMPATAN KEDUA
119
extra part CINTA UMAR
120
extra part PERTEMUAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!