_Cinta Beda Dimensi_

_Cinta Beda Dimensi_

Perjodohan

“Bu.. Nana mohon jangan terima perjodohan ini! Nana gak sanggup hidup dimadu. Nana tak ingin rumah tangga orang lain hancur gara-gara Nana. Nana tak ingin hidup Nana dipenuhi dengan pertengkaran, selalu dihinggapi rasa bersalah. Nana mohon Bu! Nana tak ingin banyak perselisihan, Nana hanya ingin hidup damai. Kita sama-sama perempuan, Nana tak ingin menyakiti perasaan perempuan lain, karena Nana pun tak ingin disakiti. Bu, Nana hanya ingin hidup tenang dan tentram dengan pasangan yang Nana pilih Bu. Nana mohon, batalkan perjodohan ini! Bantu Nana meyakini ayah, agar ayah tak menerima perjodohan ini. Ibu sanggup melihat hidup Nana menderita? Ibu ingin hidup Nana hancur karena menikah dengan seseorang yang tak nana cintai? Nana mohon Bu...”

Rengek wanita itu mengiba bersujud di kaki sang ibu. Dia tak berani mengangkat kepala, sebelum sang ibu memenuhi permintaannya. Sang ibu hanya bisa menangis terngungu menyaksikan anak gadis yang amat dia sayangi berada diambang keputusasaan, dia tak bisa membantu hanya bisa berdoa demi kebaikan hidup sang anak kedepannya.

“Yang sabar Nak. Maaf, Ibu tak bisa membantumu! Ayahmu keras Nak, segala keputusan yang sudah ditetapkan tak bisa dibantah. Ibu sudah coba membujuk ayah, tapi kamu tau sendiri Nak. Ayahmu malah marah-marah, menonjok kaca dan melukai tangannya sendiri.” Ujar sang ibu mengelus lembut kepala Naima.

Dua wanita itu menangis berpelukan, melepaskan segala beban berat yang mencengkram dadanya.

Sumarni tak bisa membantah ucapan sang suami yang sudah tidak bisa di ganggu gugat lagi, walaupun beribu alasan penolakan yang dia berikan, dia tak bisa merobohkan tembok keras dan tegas sifat yang melekat pada diri suaminya.

“Nak, berlapang dada lah. Kamu harus bisa menerima takdir yang Tuhan tetapkan! Mungkin ini terbaik untuk mu. Ibu yakin segala sesuatu yang menurut mu buruk, mungkin itu terbaik menurut Tuhan, begitu pun sebaliknya. Ibu mohon, belajarlah menerima keadaan. Walaupun tak sesuai harapan, perbanyaklah doa mintalah petunjuk terbaik sama Gusti Allah Nak.” Sumarni memberi petuah kepada Naima yang belum berhenti menangis, sesekali diusap lembut rambut Nana untuk menenangkan.

“Bu, bukan Nana tak menerima takdir! Ini sangat menyakitkan bagi Nana, Nana masih ingin hidup bebas bu! Nana ingin mencari seseorang yang tepat untuk hidup Nana. Demi Tuhan, Nana tak bisa menerima perjodohan ini Bu!” Jawab Naima mendongakkan wajah menatap sang Ibu dengan wajah bersimbah air mata.

“Bu.. apa salah, Nana ingin menentukan hidup Nana sendiri?? Nana ingin seperti orang lain Bu, yang bisa menemukan kebahagiaan yang mereka impikan. Tanpa keterikatan sebuah hubungan, apalagi perjodohan! Nana masih muda bu, 22 tahun bukan kategori wanita berumur tua. Nana masih ingin mewujudkan segala keinginan Ibu dan Ayah, tapi bukan sebuah pernikahan. Nana tak masalah bila perjodohan ini dengan lelaki lajang ataupun duda! Tapi ini, Dia lelaki beristri Bu! Apa tanggapan orang-orang Bu! Ibu pasti tau dampak jika Nana menerima perjodohan ini? Nana pasti jadi bahan gunjingan masyarakat Bu! Nana bisa dijadikan bahan bullyan! Nana pasti dikucilkan! Belum lagi sumpah serapah orang pada Nana, membayangkan saja Nana sudah tak sanggup Bu!" Nana memegang erat tangan sumarni, dia meminta dukungan sang ibu untuk membenarkan perkataannya.

“Nak, tak perlu kita mendengar omongan orang lain yang menjatuhkan kita, jangan ditanggapi. Toh, jika mereka lelah mereka akan berhenti sendiri. Kita hanya perlu tutup kuping serapat-rapatnya. Biar orang lain berkata apa, asalkan kita tidak seperti yang mereka katakan.” ucap sang Ibu menasehati Nana

“Itu beda konteks Bu! Nana disini yang bersalah, sampai kapanpun Nana yang disalahkan. Lagian sekarang bukan zaman nya perjodohan, bukan lagi zamannya Siti Nurbaya Bu!" Sahut Naima berdiri membelakangi Sumarni.

“Ibu tau Nak. Ini juga bukan keinginan Ibu, tapi apa daya takdir yang menuntun menghampiri mu. Ikhlaskan! Tabah kan hatimu! Ibu dan Ayah hanya ingin terbaik untukmu."

Sumarni memeluk erat Naima dari arah belakang, mereka menangis menumpahkan rasa sesak di hati.

-

-

 

Naima nama gadis berusia 22 tahun. Berparas ayu, berbudi pekerti luhur, dan memiliki sifat penyayang. Ia harus rela dijodohkan oleh sang ayah dengan anak sahabatnya yang sudah menikah. Yah, ia harus rela dijadikan istri kedua sang anak, entah apa alasannya, hanya orang tua mereka yang tahu.

Perjodohan itu terjadi karena sebuah kesepakatan balas budi, dimana Pak Maja ayah Naima berhutang budi kepada Pak Nurdin sahabat yang telah menolongnya dari jeratan lintah darat.

Pak Nurdin tak meminta balasan berupa materi, yang dia inginkan hanya Naima menikah dengan sang anak dan menjadi menantu idamannya. Dia jatuh hati kepada Naima karena perangai dan tutur katanya yang lembut.

Pak Maja selaku sahabat tak bisa menolak, dia hanya bisa pasrah atas keputusan Pak Nurdin. Dia tak ingin di cap sebagai sahabat tak tahu diri. Walaupun hati kecilnya menolak, dia harus belajar menerima demi kesejahteraan hidup sang anak kedepannya.

Bukan ia tak memikirkan perasaan sang anak. Tapi apa daya, dia tak ingin anaknya hidup dalam kekurangan. Cukup ia yang hidup dalam kesusahan, anaknya jangan sampai merasakan. Kehidupan sederhana yang mereka nikmati sekarang tak lain dari uluran tangan Pak Nurdin, dia yang membantu kehidupan Pak Maja dari sulitnya memenuhi kebutuhan hidup.

-

-

Dua anak manusia tenggelam dengan pikirannya masing-masing. Asap rokok mengepul memenuhi ruangan, menjadi teman dalam kebisuan. Hujan turun rintik-rintik menambah syahdu kondisi di villa itu.

“Jangan pikirkan masalah anak mu Ja. Tenang saja! Aku tak mungkin menyengsarakan Nana. Aku janji akan menjaga anakmu! Aku sudah menganggap anakmu sebagai anakku sendiri. Aku minta maaf memaksakan kehendakku pada Putri mu. Entahlah melihat Nana mengingatkanku pada Meira anakku yang meninggal dua tahun lalu,” ucap Pak Nurdin memecahkan kebisuan dengan mata berkaca-kaca.

Dia berdiri mematung di depan kaca yang memperlihatkan suasana indah di sekitar vila sore itu.

“Bukan itu yang aku pikirkan Din. Tapi kesiapan Nana, dari kemarin dia sudah menolak perjodohan ini. Dia tidak siap menjadi istri kedua Din, terlalu banyak resikonya! Anakku masih labil, anakku ketakutan! Dia punya mimpi Din, aku tak sanggup harus mengubur mimpinya. Perjodohan ini pasti mengganggu psikisnya, ditambah omongan tetangga yang akan menyudutkannya. Aku takut Din!” Sahut Pak Maja dengan wajah yang sudah bersimbah air mata. Dia berdiri mensejajarkan diri dengan Pak Nurdin.

Di lubuk hati terdalamnya, tersimpan rasa cinta yang begitu besar kepada sang anak. Diantara kebimbangan hati, dia harus memilih kehidupan yang lebih layak yang tidak bisa dia berikan kepada sang anak.

“Maafkan aku Ja! Memang aku salah, terlalu memaksakan keinginan ku. Tapi aku tak bisa membohongi perasaanku, aku sangat menginginkan anakmu menjadi pendamping anakku. Dia wanita yang kupilih untuk merubah sikap Dewa Ja! Aku yakin hanya dia yang bisa merubahnya. Aku ingin mengamanahkan hartaku ditangan yang tepat Ja. Di tangan anakmu! Bukan ditangan anakku ataupun ditangan menantuku! Karena aku tahu sendiri kelakuan mereka seperti apa.” Sahut Pak Nurdin menepuk bahu sahabatnya, tatapan nya sendu mengingat perangai sang anak dan menantu yang sering menyakiti hatinya.

“Tapi tidak harus perjodohan Din. Tanpa ada perjodohan pun, kau bisa menganggap anakku menjadi anakmu. Kau sahabatku dari dulu, aku sudah menganggap mu saudaraku. Aku tak tahu harus berbuat apa sekarang!"

“Aku hanya ingin ada ikatan dengan anakmu Ja, tak lebih dari itu. Aku punya alasan sendiri mengapa aku melakukan ini. Aku tak bisa menceritakan alasannya padamu sekarang. Tunggu waktu tepat! Aku akan menceritakan segalanya padamu!"

Ucap Pak Nurdin memegang tangan Pak Maja, dan mereka pun berpelukan.

-

Bersimbing

Jangan lupa like, comment, dan masukkan ke favorit yah reader..

Dukungan reader, energi buat author 🙏

Jangan ditunggu kelanjutannya, nanti nonghol sendiri 🤭

Hatur nuhun.

Terpopuler

Comments

Ndah Sarendha

Ndah Sarendha

semangat tor

2021-10-29

1

Ega Siti

Ega Siti

bagus ceritanya

2021-10-15

1

Ega Siti

Ega Siti

next thor

2021-10-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!