TCGD-3 AILEEN SHAQUILLA.

Enam tahun kemudian.

Kini wanita berparas ayu itu sudah memiliki kehidupan yang lebih baik. Dengan Malaikat kecil yang selalu ada bersama dirinya. Memang, setelah kejadian naas itu, beberapa Minggu kemudian Kynara dinyatakan hamil. Ada perasaan sedih, tetapi perasaan bahagia itu tetap saja ada. Dimana ia tak akan kesepian lagi. Karena sahabatnya, Tanisa terkadang bekerja lembur dan pulang di malam hari. Membuat nya merasa sendiri di rumah.

Tanisa dan Kynara benar-benar merawat putri Kynara dengan baik. Tanisa bahkan menganggap gadis kecil itu sebagai putrinya sendiri. Kerap kali gadis kecil itu meminta sesuatu pada aunty nya. Sekarang, Tanisa tak bekerja sebagai staff melainkan sebagai pemilik sebuah butik. Walaupun hanya kecil-kecilan, tetapi Tanisa bersyukur. Karena dari butik itu, kebutuhannya bisa terpenuhi. Dan ia juga bisa membantu Kynara. Tanisa memang lulusan SMA jahit-menjahit alias tata busana, jadi sedikit banyak ia pasti bisa menjahit dan juga mendesign.

"Myhh!" Ujar seorang gadis kecil. Gadis itu terlihat tengah menarik-narik kain hijab ibunya. Seakan mengisyaratkan bahwa dirinya tengah merajuk, karena ibunya tidak mengizinkannya memakan es krim.

"Iya Sayang, putri mommy yang cantik, Aileen Shaquilla." Kynara memang memberi nama itu untuk putri kecilnya.

Kynara tahu, putri kecilnya tengah merajuk, karena hari ini Kynara melarang Tanisa untuk membelikan es krim. Kynara kerap kali khawatir akan kesehatan putrinya, karena gadis kecil itu terlalu suka pada yang namanya es krim. Dan lagi, Tanisa selalu rutin membelikan es krim untuk putrinya sepulang bekerja. Hingga stok es krim di freezer ada banyak. Barulah Tanisa akan berhenti membeli es krim, karena Tanisa tak bisa melihat gadis cantik itu bersedih.

"Aileen mau es tlim, Myhh..." Ujar gadis kecil itu lagi dan lagi menarik kain hijab ibunya. Kynara hanya tersenyum kecil, ia cubit pipi chubby itu.

Aileen Shaquilla, putri cantiknya. Wajahnya sangat mirip dengan paras ayu Kynara. Hanya saja, bibir dan mata itu mengingatkan Kynara pada seseorang di masa lalunya. Orang yang telah membuatnya hancur. Namun ia juga harus berterimakasih pada orang itu, karena sekarang dirinya tak lagi sendiri. Siapa lagi kalau bukan, Arkiansa Wijaya. Ayah biologis dari putrinya.

Bahkan sifat gadis kecil itu, murni menurun dari sang ayah. Ambisius dan memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat.

"Sayang, kemarin kan sudah makan es krim. Kalau makan es krim terus, mau giginya ompong? Nanti kalau giginya ompong engga cantik lagi dong." Kynara mencoba menasehati putri kecilnya itu. Berharap sang putri mengerti akan nasehat dirinya.

"Myhhh, Aileen enda mau ompong, tapi Aileen mau es tlim, Myhh!" Ish, gadis kecil ini benar-benar kepala batu. Ingin sekali Kynara gigit pipi chubby itu.

Kynara, si wanita tak tegaan itu, akhirnya mengiyakan permintaan sang putri. Dengan syarat, besok tidak boleh makan es krim lagi. Dan Aileen sudah setuju.

Karena sang mommy mengangguk, gadis kecil itu segera saja berlari ke dapur. Ia ambil kursi plastik ringan, kemudian ia letakkan tepat di atas pintu kulkas. Ia naik ke kursi itu dan ia menunduk saat pintu atas kulkas terbuka. Karena jika tidak, ia akan terjatuh atau bahkan dahinya akan terpentok. Si gadis cerdas itu benar-benar mengagumkan.

Di dalam freezer sudah tertata rapi beberapa jenis es krim. Gadis itu mengambil satu es krim coklat kesukaannya. Ia tutup kembali pintu lemari es. Kemudian segera saja ia melompat turun.

Gedebuggg.

Terdengar suara benda terjatuh dari dapur. Kynara sontak beranjak dari aktivitasnya yang tengah melipat pakaian. Segera saja ia berlari ke dapur.

"Aileen, Sayang," teriaknya.

"Iya Myhh!" Balas gadis kecil itu tak kalah cempreng.

Heuhhh, Kynara bisa bernafas lega. Karena ternyata kursinya yang roboh, tapi sang putri baik-baik saja. Ia rengkuh putri kecilnya, dan di kecupnya pipi chubby itu.

"Aileen engga apa-apa kan, Sayang?" Tanya Kynara untuk memastikan keadaan putrinya. Dan gadis kecil itu tersenyum lucu. Ia mengecup pipi mommy nya.

"Aileen enda apa-apa Myhh. Tadi Aileen lompat, teyush kusshy na jatoh Myhh, dedebug, ditu Myh." Gadis kecil itu mencoba menjelaskan kronologi kejadian kepada sang mommy. Walaupun dengan bahasa cadel nya.

Walaupun sudah berumur lima tahun, tetapi putrinya itu masih saja cadel. Belum tepat dalam mengucapkan beberapa huruf. Namun, Kynara yakin lama-kelamaan juga pasti akan bisa dengan sendirinya.

"Lain kali engga boleh lompat ya, Sayang. Nanti kalau jatuh sakit, kalau kamu sakit mommy nangis, Nak."

Gadis kecil itu paham akan kekhawatiran sang ibu. Ia mendekap kepala Kynara yang memang sejajar dengan tingginya. Karena Kynara menekuk lututnya ke belakang.

"Mommy danan thawatil, Aileen kan anak pintal Myhh."

Kynara memang kerap kali mengatakan kepada gadis kecil itu. Bahwa dirinya adalah anak mommy yang pintar. Dan anak yang paling cantik.

"Sayang, sebentar lagi mandi ya, Nak. Setelah mandi kita buat makan malam untuk Aunty Tan Tan." Tan Tan yang Kynara maksud ialah Tanisa. Karena sang putri memang terbiasa memanggil Tanisa dengan sebutan Aunty Tan Tan.

"Aunty Tan Tan mau matan apa, Myh?" Tanya si gadis kecil. Ia ingin sekali membuatkan makanan untuk aunty kesayangannya itu. Walaupun ia bahkan tidak bisa menggapai meja dapur. Karena tubuhnya yang minimalis.

"Aileen mau makan apa?"

"Aileen mau matan bannak sheukali, Myh. Mau ayam dolleng, mau nashyi, mau uddle dudak Myh!" Kynara mencoba mencerna perkataan sang putri.

"Uddle itu apa, Sayang?" Ya kosakata itu yang Kynara tidak paham.

"Yang teliting itu loh, Myh. Yang tayak lambut na Aileen!" Gadis kecil itu menunjuk rambut keritingnya, walaupun hanya keriting biasa. Atau bisa dibilang gelombang, sama persis seperti rambut milik Arkian.

"Noodle?"

"Iya uddle, Myh! Aunty Tan Tan bilangnya Uddle, Myh."

"Baiklah, ayo mandi dulu." Setelah menyelesaikan acara lipat-melipat baju, Kynara segera saja memandikan putrinya. Karena jika mandi terlalu sore, kasihan gadis kecil itu akan kedinginan.

Selepas mandi, Kynara membalutkan selembar handuk khusus untuk anak kecil. Ia gendong Aileen menuju kamarnya.

"Myhh, cold! Tepetan Myh. Nanti Aileen membetu tayak putli Ana!"

Kynara tak heran, putrinya memang senang sekali menonton kartun berjudul froozen itu di televisi. Dan sangat menyukai karakter Ana. Katanya, Ana itu lucu dan cantik sama seperti dirinya.

Bahkan putrinya bisa belajar bahasa Inggris secara otodidak melalu film-film kartun yang sering ia tonton. Walaupun Kynara tak pernah mengajarkan bahasa Inggris, namun ia bangga sang putri bisa belajar dengan mandiri. Aileen adalah anak berbakat dalam bidang academic, tak dapat diragukan lagi, bahkan kadangkala Kynara tak mengerti jika putrinya sudah berbicara bahasa Inggris. Kynara benar-benar bangga terhadap kemampuan yang dimiliki putrinya, ia pasti akan mendukung apapun yang dipilih oleh putrinya kelak.

Dengan segera Kynara memakaikan dress selutut bermotif bunga-bunga kecil pada sang putri. Dress cantik tanpa lengan itu diberikan oleh Tanisa, saat ulang tahun Aileen yang ke lima.

Setelah memberi taburan bedak bayi pada wajah Aileen. Kini Kynara yang hendak mandi, ia meminta Aileen untuk diam di ranjang. Karena putrinya itu sangat aktif.

"Aileen, mommy mau mandi, kamu diam disini! Jangan kemana-mana, mengerti kan?" Aileen hanya mengangguk.

"I understand, Myhh!"

Gadis kecil itu kembali memeluk guling Frozen kesayangannya. Sembari menonton televisi yang terpampang acara kartun kesukaannya.

.

.

.

.

.

.

.

TBC!

Yok, ramaikan yok, vote like and komennya!

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***