Masih dalam suasana rumah mewah di New York
Kepanikan diwajah Rei terlihat setelah membongkar barangnya, dia tidak melihat barang paling berharga baginya diantara semua barang yg sudah ia bongkar.
"Kenapa Rei..." seru sang ayah ikut panik melihat Rei membongkar semua barangnya.
"Sepertinya barang Rei ada yg tertinggal yah, tunggu Rei disini ya yah?" bergegas lari meninggalkan ayahnya begitu saja.
"Apa masih ada yg belum dibawa Rei?" teriaknya dari jauh.
"Sebentar yah..." membalas dengan teriakan.
"Jangan terburu-buru Rei? nanti kamu bisa cedera kalau tidak hati-hati...." melontarkan pesan dari jarak jauh.
Perbincangan telah selesai sang ayah membereskan barang yg sudah dibongkar Rei, dia memungut meletakkannya kembali kedalam koper milik rei.
Rei Berlari menaiki anak tangga dengan langkah yg cepat tidak dia fikirkan lagi resiko yg akan dihadapinya kelak, yg terpenting baginya cepat mendapatkan kembali barang itu ditangannya.
Kamar yg sudah terkunci rapat dibuka kembali karna sebuah barang berharga tinggal didalamnya. dia bergegas mencari disudut kamar,bawah bantal,lemari baju, serta dibawah meja. alhasil, barang itu tidak dia temukan sama sekali. Rei terduduk dilantai mengamati semua barang yg berserakan krna kepanikannya.
"Rei... " teriakan ayah yg telah memanggilnya.
Kok Rei diam saja ya? apa yg terjadi di atas?! gumam ayah tampak terlihat cemas.
Muncul kegelisahan didalam hati sang ayah karna putrinya tidak menyahut panggilan darinya, dia segera melangkah cepat menaiki anak tangga dengan raut wajah cemas.
"Rei..." panggilannya terhenti.
Air mata yg bercucuran jatuh membasahi pipi rei ketika sang ayah memanggil dirinya didepan pintu kamar.
"Ayah... hikkss," jawab Rei lirih.
"Apa yg kamu cari nak?" tanya ayah mengernyitkan dahi.
Ayah melihat kamar Rei berserakan yg sudah tidak beraturan lagi.
Rei menangis tersedu ketika sang ayah bertanya padanya, air mata sudah tidak bisa dia bendung lagi mengalir seperti air yg deras.
"Ayah masuk ya Rei..." perlahan mendekati rei berjalan diantara tumpukan barang.
Tangisan Rei terdengar ditelinga sang ayah, baginya seorang anak yg sudah ditinggal lama oleh sosok "ibu" pasti sangat sulit untuk meninggalkan rumah yg dipenuhi dengan kenangannya.
Sang ayah tidak dapat berbuat banyak untuk Rei, dia hanya bisa memberikan pelukan kasih sayang agar Rei tenang bersamanya. dia juga bingung harus berbuat apa lagi agar Rei bisa melepaskan kepergian ibunya itu.
Suasana yg penuh keharuan membuat Rei dan ayah terhanyut dalam keheningan, hanya terdengar suara tangisan Rei yg masih menggema ditelinga sang ayah didalam pelukannya.
"Apa kau sudah tenang nak? waktu kita sudah tidak bnyk lagi Rei. keberangkatan kita tinggal 15 menit lagi," melepas pelukannya dan melihat jam yg melekat ditangan.
Rei terdiam menatap wajah ayahnya dengan tersenyum krna selama ini tempat tumpuannya adalah sang ayah, bahagia hati Rei melihat ayahnya yg masih memberikan perhatian penuh terhadapnya.
"Iya yah, Rei ngerti? hanya saja... Rei gak bisa meninggalkan barang itu disini. Rei akan mencari barang itu sampai ketemu," ucap Rei mengalihkan pandangan menyeka air mata.
Mengelus kepala rei. " Apa ayah bisa membantu kamu mencarinya? barang seperti apa Rei..." ucap ayah tersenyum.
"Sebuah Album foto Rei bersama ibu, ketika Rei masih kecil," tertunduk sedih.
"Bagian mana yg belum kamu cari Rei?" bergegas bangkit ingin segera mencari.
"Rei sudah berusaha mencari, gak ketemu juga," mendongak melihat ayahnya.
"Ayah akan bantu mencari album mu, sampai kita menemukannya kembali....oke!" memberi semangat pada Rei agar tidak putus asa.
"Terima kasih yah..." bangkit dari duduknya sambil tersenyum.
"Sama-sama..." ucap ayah membalas senyum Rei.
Terdengar kicauan burung serta gemuruh angin yg masuk ke dalam kamar, Rei dan ayahnya masih berusaha mencari dengan keadaan tenang sekaligus merapikan barang yg sudah berserakan.
"Rei, apa kamu tidak ingat dimana kamu letakkan terakhir kalinya," ucap ayah menoleh kearah Rei.
"Hmm... Oh, itu? Rei tidak ingat sama sekali yah, maaf..." terselip senyuman kecil dibibirnya karna Rei orang yg mudah lupa.
Sang ayah terpana melihat kecantikan yg terpancar dari putrinya itu, dia baru tersadar bahwa Rei sudah bukan anak yg berada dalam gendongannya lagi. sampai dia berfikir Rei adalah duplikat dari ibunya sendiri.
Setelah sang ayah sadar dari lamunannya, dia mengamati seluruh isi kamar Rei yg sudah terlihat rapi.
"Rei, apa isi kotak lemari kecil itu..." menunjuk dari kejauhan.
"Itu tempat buku diary Rei yah," sahut Rei melihat kotak itu.
"Apa kamu sudah mencarinya disini Rei?" tanya ayah mendekati kotak yg membuatnya penasaran.
"Belum yah," jawab Rei pula.
Lemari kecil berukiran membentuk bunga yg cantik memiliki desain yg elegan dilapis dengan cat berwarna coklat, kotak kecil itu diangkat oleh sang ayah perlahan sekaligus meletakkannya diatas meja. mencoba untuk membuka ingin melihat apa yg ada didalamnya, tumpukan diatasnya terdapat buku diary dan dibawahnya sebuah album yg sedari tadi mereka cari.
"Ini yg kau cari Rei?" tanya ayah menunjukkan album itu.
"Iya yah, album ini yg membuat Rei panik sedari tadi," ujar Rei meraih album itu dari tangan ayahnya.
"Apa kau senang sekarang?" tanya ayah tersenyum sambil mengelus kepala Rei.
"Sangat senang yah," jawab Rei tersenyum manis memeluk albumnya.
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN YA 😚💪
🥰😍MAMAK SAYANG KALIAN ❤️🥺🥺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
ᖇꫀᖇꫀ𝐄 📴
wajar klo rei panik krna itu kenang2an dr alm ibunya
2022-07-27
0
Lami_Kim
mungkin barang peninggalan ibu nya
2022-07-20
1
꧁♕︎♠️𝐕𝐞𝐬𝐢𝐚♠️♕︎꧂
apalah daya. hanya foto yg menjadi sebuah kenangan
2022-07-20
0