Pembalasan Sang Mafia Wanita
Bulan yang bersinar malam itu tertutupi oleh awan dan nyala lampu dari berbagai gedung yang menjulang tinggi. Di salah satu sudut kota terdapat seorang wanita cantik yang sedang melaksanakan tugasnya sebagai seorang mafia. Sebenarnya dia telah menyelesaikan tugasnya, namun sangat disayangkan ketika di akhir tiba-tiba saja pihak yang berwajib mendapati transaksi mereka dan dimulailah aksi kejar-kejaran itu. Wanita itu sudah curiga sepertinya memang ada penyusup di dalam organisasi mafia miliknya sehingga pihak yang berwajib bisa mendapati mereka saat sedang transaksi seperti ini.
Mengesampingkan pemikirannya, wanita itu terus melarikan kakinya menuju sudut terpencil yang kemungkinan jarang untuk disadari oleh para penduduk tak bersalah. Walau seorang mafia, ia tak akan mau melibatkan penduduk yang tak bersalah entahlah dengan pihak berwajib itu karena setahunya mereka akan bekerja pada yang memiliki status dan uang.
Begitu telah didapatinya tempat yang sesuai untuk melakukan aksi tanpa melibatkan mereka yang tidak bersalah, wanita itu mulai mengambil senjata panas yang berada di pinggangnya dan mulai menembaki satu per satu mereka yang mengejarnya. Tenang saja, ia tak mengambil nyawa mereka hanya melumpuhkan saja hingga hanya tersisa tidak lebih dari 3 orang yang bisa berdiri tegak dan berhadapan dengannya.
Ia menyimpan senjata panasnya dan beralih memposisikan dirinya untuk pertarungan jarak dekat dengan 3 orang tersebut yang kebetulan semuanya lelaki. Walau ia seorang wanita, tapi ia adalah seorang ahli yang tidak masalah dengan melawan 3 orang lelaki sekaligus yang notabanenya memiliki kekuatan yang lebih daripada seorang wanita.
Segera saja di tengah sunyinya malam itu, terdengar suara adu kekuatan fisik antara seorang wanita dengan tiga lelaki selama beberapa saat. Yang mencengangkan jika ada yang melihatnya adalah betapa tidak seimbangnya hasil perkelahian tersebut. Tidak bukan tidak seimbang karena seorang wanita melawan tiga lelaki memastikan yang seorang wanita itu kalah telak, yang terjadi justru sebaliknya wanita itu dapat mengungguli mereka lelaki yang berjumlah 3 orang itu.
Perkelahian itu hanya membutuhkan waktu beberapa menit kemudian untuk dimenangkan dengan telak oleh si wanita yang kemudian meninggalkan mereka tergeletak di tanah begitu saja. Pikirnya nanti pun anggota pihak berwajib lainnya akan menemukan mereka, jadi mereka bisa dipastikan akan aman. Sementara ia sendiri dengan cepat berlari meninggalkan daerah sudut terpencil itu agar kemungkinan untuk tertangkap semakin mengecil. Ia terus berlari hingga mendapati keramaian penduduk di tengah kota meski malam telah menjelang. Kota yang seakan hidup selama 24 jam tanpa ada tidurnya ini memudahkan dia untuk mengaburkan diri dari kejaran pihak berwajib.
Di tengah keramaian itu ia pun menatap ke arah bulan di atas kepalanya. Entah mengapa secara perlahan ia bisa menyaksikan perubahan bulan tersebut menjadi warna merah tua sementara orang-orang di sekitarnya terlihat tak mempedulikannya. Ia semakin mengerutkan keningnya penasaran dengan perubahan tiba-tiba itu, secara otomatis membuat ia berhenti di tengah jalan. Saat itu juga tanpa disadarinya ada sebuah truk yang kehilangan kontrol pada remnya dan berjalan ke arahnya secepat kilat tanpa bisa dihindari. Seketika pandangannya pun menggelap secara total. Yang terakhir dilihatnya hanyalah bulan merah itu yang semakin menggelap warnanya.
......................
Sementara itu, di sebuah dunia lain tepatnya sebuah kerajaan kuno terlihat seorang putri yang pakaiannya tak berbeda jauh dengan pelayan sedang berlari menghindari kejaran orang-orang yang berniat melecehkannya. Ia terus melarikan diri ke arah hutan dan terus sampai tak memperhatikan bahwa ia telah sampai di dekat jurang kematian, sebuah jurang yang selalu membuat korban yang terjatuh ke dalamnya mati karena kedalaman jurang tersebut. Putri itu tampaknya tak mempedulikannya. Ia lebih memilih mati terjatuh di jurang kematian daripada harus menerima dirinya dilecehkan oleh orang suruhan saudara tirinya yang terus menerus menjebak dan menyiksa dirinya sepanjang waktu bahkan keluarganya juga ikut andil. Jangan harap tunangannya itu mau membantu dirinya, sebab ternyata tunangannya juga lebih mencintai adik tirinya itu dibanding dirinya dan hanya terpaksa menerima perjodohan itu karena hutang budi terhadap mendiang ibunya. Sudah tak ada lagi yang bisa dia pertahankan di dunia ini maka dari itu dia tak lagi ragu memilih terjun bebas ke jurang kematian.
Memang benar pada akhirnya sang putri pergi meninggalkan tubuhnya itu, namun dendam dan rasa tidak terima terhadap takdir miliknya membuat dirinya menarik jiwa baru untuk memasuki tubuhnya dan meminta bantuannya untuk membalaskan setiap perbuatan mereka kepadanya. Dan jiwa yang tertarik itu adalah jiwa si wanita mafia dari dunia modern yang mati karena tertabrak truk saat dirinya fokus melihat bulan merah.
"Uuugh, apa yang terjadi padaku? Kenapa rasanya sekujur tubuhku sangat sakit? Oh iya aku ingat, terakhir itu kalau tidak salah aku tertabrak truk yg remnya blong gara-gara shock liat bulan yang tiba-tiba jadi merah warnanya."
Selagi ia bermonolog mengingat kejadian terakhir yang ditimpanya, tak disadari olehnya ada sosok transparan yang perlahan memunculkan diri di hadapannya. Sontak saja itu membuat dia menjerit kaget.
"Aaahh. Ha-ha-han-tuuuuuu!"
"Sst, Xia Yu kumohon tenanglah. Aku ini hanyalah sebuah jiwa saja bukan hantu."
"Sebuah jiwa?"
"Ya, jiwa dari tubuh yang saat ini kau tempati."
"Hah? Aku merasuki tubuhmu? Berarti artinya aku sudah mati?"
"Mungkin saja. Aku juga kurang tahu kalau soal itu. Hanya saja yang sudah pasti adalah bahwa aku telah mati dan digantikan olehmu sejak sekarang."
"Oh begitu. Lalu mengapa kau bisa mati?"
"Aku sudah tidak kuat lagi berada di dunia ini. Satu-satunya yang menyayangiku dengan tulus hanya ibuku. Dan dia sudah pergi duluan bertahun-tahun yang lalu meninggalkan aku sebatang kara di dunia ini."
"Ah i see." Sambil menganggukkan kepalanya, Xia Yu menjawab bahwa dia mengerti.
"Xia Yu aku adalah Jing Xia Yu, seorang putri dari Jendral Perang terkenal di kerajaan ini yang dikenal dengan sebutan putri sampah. Aku ingin meminta tolong padamu, tolong balaskanlah perbuatan mereka padaku. Aku tahu dengan sifatmu itu, kau pasti bisa membalaskan mereka, aku serahkan padamu untuk caranya. Aku hanya ingin mereka tahu bahwa aku bukanlah seorang putri sampah dan aku berhak mendapatkan kebahagianku sendiri. Kau bisa menggunakan tubuhku sesukamu. Aku juga tak peduli jika kau memutuskan hubungan kekeluargaan dengan mereka." Ia menjelaskan panjang lebar seakan dia bisa mengerti cara berpikir Xia Yu.
"Hahaha, karena kau sudah mengatakannya berarti terserah padaku untuk membalaskan dendammu bukan? Tapi sebelumnya aku ingin mengetahui tentang dunia ini dan juga kondisimu siapa saja yang perlu dibalas dan bagaimana perlakuan mereka kepadamu selama ini agar aku bisa menyusun rencana balas dendam tanpa cela." jawaban Xia Yu untuk permintaan Jing Xia Yu ini disertai dengan sebuah smirk yang menyeramkan dan membuat merinding siapapun yang melihatnya.
"Tentu saja, sebelum aku pergi menemui ibuku untuk mencari kebahagiaanku dan memberimu bebanku, aku tentu akan memberikan seluruh ingatanku padamu. Ini terimalah."
Seketika Jing Xia Yu yang berbentuk sebuah jiwa itu memegang kepala Xia Yu dan mengirimkan seluruh ingatannya. Xia Yu yang menerima keselurahan ingatan itu secara mendadak merasakan sakit kepala yang luar biasa disertai sakit hati juga. 'Ternyata gadis ini sudah banyak menderita. Tenanglah gadis, aku Xia Yu sang mafia buronan pihak berwajib di dunia sana akan membantumu membalaskan mereka,' tekadnya dalam hati. Ketika ia membuka matanya dan melihat bahwa jiwa Jing Xia Yu perlahan menghilang dengan sebuah senyuman tersungging di bibirnya. Kata terakhir yang diucapkannya adalah "Terimakasih, Xia Yu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
lina
wiiih bls dendam
2022-01-20
0
Nagi Sanzenin
Nagi gabung thor
2021-11-21
1
Bigpaw love daifuku
semangat nulisnya
2021-10-16
2