Part 5

Arfan masih terdiam setelah mendengar permintaan Om Issam. Jujur saja, menikah belum ada dalam daftar target yang dikejar untuk di wujudkan.

" Terima permintaan saya, dan saya janji semua yang memang menjadi milik Farzan dan keluarganya akan saya rebut kembali dan saya serahkan padamu, bagaimana? Kamu setuju?" 

" Apa tidak ada permintaan lain Om, saya masih belum selesai kuliah dan belum mapan secara finansial, saya hanya menjalani usaha cafe ini saja untuk tambahan pemasukan, bagaimana nanti saya menafkahi putri Om?" 

" Setelah perusahaan milik Ayah kamu kembali pulih, kamu mulai belajar untuk meneruskan apa yang sudah Ayahmu bangun."

“ Lima hari lagi putri saya akan pulang ke Indonesia, setelah kamu ambil keputusan, saya akan pertemukan kalian.” 

“ Tapi Om, say—” 

“ Jawab nanti saat kita bertemu lagi.. Saya harap kamu bisa menerima penawaran saya.”

" Saya harus pergi, saya harap kamu bisa memikirkannya dengan baik." 

Issam pamit pada Arfan dan berjanji akan datang lagi nanti, kepergian Isaam membuat Arfan gamang. Bisakah dia memberikan keputusan dalam waktu 3 hari? Dia pun ragu. 

Arfan kembali ke ruangannya dan menyelesaikan makannya. Selesai makan Arfan memutuskan untuk pulang, dia harus meminta pendapat Bunda. Setibanya di rumah Arfan langsung mencari keberadaan Bunda.

“ Bun, Arfan mau ngomong..” 

“ Mau ngomong apa?

“ Bunda kenal sahabat Ayah yang bernama Issam?” 

“ Kenal, kamu kenapa nanyain Issam?” 

“ Tadi dia datang ke cafe, dia bilang mau bantu Arfan untuk pulihkan perusahaan Ayah tapi dengan syarat harus menikahi putrinya.” 

Bunda terkekeh, “ Ternyata dia masih ingat dengan janjinya." 

“ Janji apa Bun..?” ucap Arfan bingung. 

“  Ayah dan Issam itu sahabatan sama seperti kamu dengan Zayan dan Fattan. Setelah Bunda pacaran sama Ayah, mereka pernah nyeletuk ingin jodohin anak-anak kami setelah mereka dewasa. Bunda mikirnya hanya gurauan Ayah sama Issam aja, ternyata dia langsung ngomong sendiri sama kamu.” 

“ Terus Arfan harus gimana Bun..?” 

“ Semua keputusan ada di tangan kamu, Bunda percaya Issam tidak sembarangan minta kamu buat nikahin putrinya.” 

“ Kamu coba bertemu dulu dengan gadis itu, gadis itu juga belum tentu mau. Kalau keputusan dari kedua belah pihak sama-sama nolak, Issam tidak bisa memaksa juga.” 

“ Iya Bun, Arfan akan pikirkan baik-baik sebelum memutuskan. Makasih Bunda, Arfan sayang Bunda.” ucap Arfan sambil memeluk Bunda.

“ Bunda juga sayang kamu.” 

Setelah berbicara dengan Bunda, Arfan naik ke lantai dua menuju kamarnya. Arfan membuka laci nakas, lalu mengambil buku tabungan. Dia memiliki dua rekening tabungan, satu untuk menerima bulanan dari Ayah, rekening satunya lagi dia buat untuk pemasukan keuntungan cafe. Cukup besar jika di gabungkan keduanya.

Arfan membuka laman pencarian dan mengetik nama Issam, di sana muncul banyak berita tentang Issam dan gurita bisnisnya yang tumbuh pesat. Tapi dari semua pemberitaan Arfan tidak menemukan info tentang putrinya tunggalnya. 

“ Gue mesti kasih nafkah berapa buat dia nanti..?” Gumam Arfan meletakan buku tabungan dan ponselnya. Dia memutuskan untuk membersihkan diri dan fokus mengerjakan tugas kuliahnya. 

^^^

“ Hah? Serius bro..?” ucapan Zayan kaget. 

“ Serius gue.. Besok gue harus kasih keputusan.” 

“ Issam Nalendra, Pengusaha sukses dengan bisnis yang menggurita, ada dimana-mana dan punya julukan ‘calm killer’ dari rekan-rekan bisnisnya.” ucap Fattan.

“ Gue yakin putrinya cantik Fan, lo terima aja sih lumayan memperbaiki keturunan.” kekeh Zayan.

“ Sialan..” 

“ Lah, bener kan ucapan gue.. Anak kalian pasti nanti cantik dan ganteng belum lagi langsung jadi sultan dari lahir bahkan saat masih embrio.” Ucapan Zayan membuat Fattan dan Arfan tertawa. Ada aja otak absurd sahabatnya.

“ Kiw, cari sapa neng..?” goda Zayan saat Rosa dan Puspa menghampiri mereka. 

“ Fan, gue pinjam buku catatan lo dong. Besok gue balikin.” Arfan langsung memberikan buku catatan mata kuliah hari ini pada Rosa. 

“ Thank Fan.. gue cabut duluan.” Arfan hanya mengangguk.

Fattan dan Zayan melihat Rosa dan Puspa yang berjalan menjauh. 

“ Gue yakin seratus persen Rosa naksir sama lo Fan..” ucap Zayan. 

“ Sok tau banget lo..” cibir Arfan. 

“ Yehh, nggak percaya amat sama gue.. Gue bisa nebak cuma dengan sekali liat.” ucap Zayan sombong. 

“ Percaya sama lo musrik kuda..” ucap Arfan beranjak dari duduknya. 

“ Lo mending ikut gue yuk, jemput hidayah.. Aura lo gelap soalnya.” ajak Fattan. 

“ Anjay, Fattan mulut lo pedes banget ngalahin samyang., di kira gue temannya syaiton kali ya.” 

Fattan tidak merespon ucapan Zayan yang masih menggerutu di belakangnya. 

TBC..!!

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Oh berarti emang benar adanya Shawn,Ku pikir cuman orang ngaku2 doang..😂

2024-06-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!