Rangkaian acara Minggu Keakraban Mahasiswa akhirnya dimulai. Halaman dan auditorium kampus disulap menjadi sebuah konsep kampung adat yang mewakili propinsi yang tersebar di seluruh Indonesia. Selaku Ketua Penyelenggara, Naura diminta untuk memberikan sambutan pada opening session, yang akan dilanjutkan dengan Entrepreuneur Talk yaitu satu konsep talk show dengan menghadirkan pengusaha muda sebagai nara sumber acara. Pengusaha muda yang berkesempatan hadir dalam acara ini adalah putra pewaris dari salah satu konglomerat di Indonesia yaitu Prasetyo Pangestu. Tokoh ini dihadirkan karena sebagai pewaris tahta perusahaan
konglomerasi di Indonesia, dia tidak semata- mata mengandalkan dari kekayaan orang tuanya. Sedari kuliah di Harvard University Amerika Serikat, tokoh yang hadir ini sudah merintis usahanya sendiri tanpa bergantung pada kedua orang tuanya.
Naura sangat memukau dalam pidato sambutannya, dan semua peserta sangat antusias mendengarkan himbauan moral yang keluar dari mulut mungilnya. Dia meyampaikan bahwa sebagai generasi muda, harus memanfaatkan masa muda dengan berbagai keragaman dan keunikan menuju Indonesia yang tumbuh dan berkembang. Akselerasi lahirnya entrepreneur baru sejak dini, harus digalakkan untuk menciptakan dan memberikan multiplier
effect pada lingkungan kreatif. Bahkan sebagai guest speaker yang khusus dihadirkan pada acara ini, Aditya Herlambang ikut memberikan apresiasi dengan standing applause saat Naura menyelesaikan sambutannya.
Sebagai Ketua Panitia, begitu turun dari podium dengan rasa confident, Naura mendatangi para tamu yang hadir dan duduk di kursi VVIP untuk menyampaikan ucapan terima kasih secara khusus. Naura menyalami secara langsung tamu VVIP yang duduk pada barisan paling depan, dan menjabat tangan sambil menatap matanya.
“A unique and interesting girl.” gumam Aditya Herlambang saat Naura selesai menjabat tangannya.
Pradipta asisten pribadi Aditya tersenyum mendengar gumaman bossnya, kemudian dia membisikkan sesuatu ke telinga Bossnya.
“Are you interested in him?”
Aditya hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Pradipta.
“Baiklah para participants yang hadir dalam rangkaian acara hari pertama, Minggu Keakraban Mahasiswa, sekarang kita masuk pada sesi yang pastinya sudah kita tunggu-tunggu dari semalam. Kami mohon Bapak Aditya Herlambang untuk berkenan naik ke stage, dan menduduki tempat yang telah kami sediakan. Kami mohon juga kepada Bapak Indrawan untuk memoderatori acara talk show pada pagi hari ini. Baiklah untuk membangkitkan semangat pagi kita, marilah kita lakukan applause untuk diri kita sendiri.” Terdengar suara master of ceremony mempersilakan guest speaker dan moderator acara talk show untuk segera naik ke stage. Tepuk tangan meriah mengiringi langkah keduanya menuju stage.
Naura dan teman-teman panitia yang lain duduk di round table paling depan sisi sebelah kiri. Matanya tidak berkedip memandangi guest speaker yang sedang berbicara dengan konsep Question and Answer dengan dipandu oleh moderator. Setelah acara Q & A dengan menggunakan panduan Question yang disampaikan moderator secara langsung selesai, moderator menawarkan para participants untuk mengajukan Question pada nara sumber. Seperti ada yang menggerakkan, tanpa berpikir Naura mengacungkan jari telunjuknya meminta ijin untuk mengajukan pertanyaan.
“Okay, baiklah untuk kesempatan pertama bagi participants dalam mengajukan pertanyaan pada Bapak Aditya diberikan kepada Naura Ramadha Samsuar. Silakan mbak Naura hal apa yang akan ditanyakan pada nara sumber,” kata Indrawan selaku moderator mempersilakan Naura untuk menyampaikan pertanyaan.
Naura sedikit bengong saat moderator menyebut namanya, dan mempersilakan untuk bicara. Iin yang duduk di sebelah, segera menyenggolnya untuk segera memberikan tanggapan.
“Terima kasih pak Indrawan atas waktunya. Mohon maaf kalau di awal tadi saya agak gagap dan Speechless, karena tidak tahu alasannya kenapa saya mengacungkan telunjuk saya. Mungkin dikarenakan saya sangat terpukau dengan performance pak Aditya Herlambang,” Kata Naura jujur mengawali perkataannya. Participants bertepuk tangan gemuruh atas keterus terangan Naura.
“Saya sering membaca beberapa artikel pada majalah bisnis, dan juga mengamati berita-berita ekonomi. Saya menyimpulkan tentang adanya fenomena 3 M yaitu Membangun, Memanen, dan Menghancurkan. Dalam artian di sebuah perusahaan Dinasti sering terjadi Generasi Pertama Membangun, Generasi Kedua Memanen, dan Generasi ketiga Menghancurkan. Bagaimana pendapat pak Aditya tentang simpulan hasil pengamatan saya. Terima Kasih,” Naura mengakhiri pertanyaannya dengan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada nara sumber.
“Terima kasih Naura. Pada Bapak Aditya, akan menampung semua pertanyaan dulu baru menanggapi, atau langsung ditanggapi pertanyaan dari mbak Naura,” moderator bertanya pada nara sumber.
“Satu awalan pertanyaan dari audience yang sangat menyentil saya pak Indrawan. Sebelum saya lupa, saya secara khusus akan menanggapi pertanyaan dari mbak Naura.” Sahut Aditya.
“Baiklah pak Aditya, silakan langsung ditanggapi saja,” kata moderator.
“Terima kasih. Pertanyaan mbak Naura ini tidak saya anggap sebagai pertanyaan, apalagi kritikan bagi saya. Tetapi saya perlakukan sebagai masukan untuk perbaikan diri saya. Sebagai ungkapan terima kasih, secara khusus saya akan memberikan kesempatan bagi mbak Naura untuk magang, pada salah satu perusahaan di bawah bendera Pangestu Group.” Ucap Aditya mengawali tanggapan terhadap pertanyaan yang diajukan Naura. Tepuk tangan bergemuruh kembali terdengar di auditorium.
“Hal tersebut dikarenakan kondisi riilnya, memang sesuai dengan apa yang diutarakan mbak Naura. Saya hari ini bisa berdiri di hadapan para audience, dikarenakan kepemimpinan dinasti, dan saya jujur mensyukuri anugerah ini. Terkait fenomena 3 M hasil sintesis mbak Naura, sebetulnya juga menghantui pribadi saya dengan satu pertanyaan yang terus menerus menghantui saya “Bisakah saya minimal mempertahankan warisan perusahaan keluarga?” Untuk menjawab pertanyaan saya sendiri yang sampai saat ini belum bisa saya pecahkan, akhirnya saya memberikan satu tindakan nyata dengan mendirikan sebuah perusahaan start up dengan label atas nama saya sendiri. Jadi, jika di masa depan saya memang ditakdirkan sebagai generasi penerus perusahaan dinasti, paling tidak saya sudah menyiapkan differensiasi sebagai alternatif untuk mensiasati kejenuhan pasar yang mungkin
akan dialami oleh perusahaan keluarga saya.” Secara tegas dan gamblang, Aditya melanjutkan dengan antusias dalam merespon pernyataan Naura.
Acara talk show berlangsung secara interaktif antara pemateri dan partisipan, dan berakhir tepat pada pukul 12.00. Dengan pengawalan ketat oleh beberapa body guard, Aditya Herlambang dipandu Pradipta asisten pribadinya terlihat keluar dari Gedung auditorium. Beberapa wartawan dari media cetak dan media televisi yang sudah ready dari tadi pagi, tidak memiliki kesempatan untuk dapat melakukan interview secara langsung. Mereka hanya menyimpulkan dari acara talk show.
Naura dan tim panitia memanfaatkan waktu jeda untuk melakukan evaluasi acara yang sudah berlangsung. Beberapa kekurangan dari pagi sampai berakhirnya sesi talk show mereka identifikasi, agar tidak terjadi pengulangan kesalahan yang sama pada sesi-sesi selanjutnya.
“Naura, teman-teman ayok makan dulu, Jangan sampai asyik koordinasi, malah perut kalian dibiarkan kosong.” Akbar tiba-tiba datang membawa beberapa box makan siang untuk mereka. Di belakangnya panitia dari sie konsumsi membawakan beberapa botol air mineral.
“Terima kasih Akbar. Aku hargai falsafahmu “LOGIKA TANPA LOGISTIC AKAN MENJADI ANARKHI”,” kata Naura singkat, dan langsung mengambil air mineral dan meminumnya langsung dari botol.
***********************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Indahindah15
baguss bangeett,, semangaaattt yaaa
2021-10-08
1