MW Group

"Sudah siap nak?" papa winata sudah rapih, mia juga terlihat cantik dan elegan dalam balutan blazer dan celana kain hitam, juga pakai sepatu hils yang hanya 5cm. membuat dia tidak begitu kesulitan berjalan.

"Nanti makan siang di mana pa?" mama yang selalu siaga turut serta mengantar sampai ke depan

"Sepertinya makan di luar ma.. soalnya hari ini pasti banyak yang harus di urus"

Mama elina mengangguk, dari belakang muncul pria tampan dan tegap. dengan pakaian kasual kaos polos dan celana panjang.

"Biar zian yang jadi supir hari ini" tawar zian langsung berlalu membuat mama dan mia terbengong

Padahal kemarin pria gengsian itu bilang dia capek, dia akan istirahat di rumah. tapi ini?

"Kak.. nanti teman mama siapa?" tanya mia pada zian

"Mama gak papa sayang, lagian kan kalian pulang.. biar kakak mu ikut" mama elina langsung memotong. biarkan saja zian ikut menemani adik dan papa nya.

"Yaudah deh.. kami berangkat dulu ya ma.. nanti kalau mau nitip apa apa hubungin mia ya"

cup

"Bye maaa"

Mama elina tersenyum melambai pada mobil yang mulia bergerak dan menghilang di balik pagar.

"Huuuh" mama menghembuskan nafas, rumah terasa kosong. padahal mereka baru berangkat. Sedangkan alex sudah berangkat tadi sebelum mia dkk.

"Masak kue aja deh.. biar gak bosan" gumam mama elina mencari kesibukan.

Sepanjang jalan, mia dan zian meramaikan suasana mobil. Papa duduk di depan dan di supiri oleh zian.

"Kak zian, kalau enggak pakai baju dinas nya kayak pengangguran ya pa?" ucap mia menggoda sang kakak.

"Pengangguran apaan? kakak tampan begini.. kayak artis lah" songong zian melirik adiknya dari spion.

Papa yang tau situasi dan tau ini tidak akan berakhir memilih diam dan menikmati keributan yang terkesan lucu.

Bagi mereka mia dan semua tingkah nya seperti anak remaja, masih begitu polos. mereka menyayangi mia dengan sangat.

"Tapi kak zian cocok jadi supir ya pa?" pancing mia lagi meledek. membuat papa tertawa, karena sangat jarang zian bisa kalah dari saudaranya.. bahkan alex sekalipun. tapi mia dengan satu kata mampu merobohkan pertahanan zian.

"Awas ya kamu adik nakal" ancam zian melirik spion, dan kembali fokus ke jalanan..

Tapi,

Dia merasa ada yang aneh.

kenapa mobil hitam itu selalu mengikuti mereka?

awalnya zian mengira itu hanya kebetulan, tetapi dia ingat plat mobil itu juga mengikuti nya dulu saat mencari donor ginjal untuk mia.

Zian tak ingin membuat mia dan papa khawatir. dia memilih diam dan berusaha berada dalam posisi aman.

Terlebih papa sedang menghubungi teman nya.. untuk membantu mereka mengakuisisi perusahaan yang akan di ambil oleh mia.

Zian ingat. itu adalah mobil yang sama dengan mobil suruhan putra wiguna. ada hubungan apa mereka?? apakah wiguna bekerja sama dengan atmaja?

Zian membatin kemungkinan kemungkinan dalam hatinya. dia tidak boleh lengah.. untung saja dia ikut hari ini. kita tidak tau apakah mereka orang jahat atau orang baik. yang penting harus hati hati dan berjaga jaga.

Sampai di perusahaan, mobil yang tadi mengikuti mereka ternyata tidak bodoh. tidak ikut masuk ke dalam. karena tentu itu bahaya. identitas nya harus di buka.

Mia dan papa segera turun.. awalnya zian ingin di mobil saja. tapi dia sesekali melirik.. seperti nya tidak ada lagi. sepertinya sudah pergi. batin zian.. dia ikut masuk ke dalam.

Mia dan papa di sambut dengan baik oleh pihak perusahaan, walaupun papa tak lagi ada di bidang ini.. tapi karena link dan kenalan lama.. mempermudah akses mereka ke dalam.

"Selamat Datang Tuan Winata" mereka saling berjabat tangan dan basa basi sebelum membicarakan inti permasalahan.

"Apakah Tuan Winata yang akan membeli saham saya?" tanya sang direktur yang mengalami kolapse.

"Bukan saya tuan, tapi putri saya" ucap papa membuat mia tersenyum senang... untuk pertama kalinya dia di perkenalkan sebagai putri dari winata. rasa haru bangga dan puas begitu terasa.

"Putri?" pikir mereka yang hanya tau bahwa selama ini tuan Winata pemilik yayasan kemanusiaan yang bergerak dalam bidang kesehatan hanya punya dua putra.

"Iya.. putri saya, Mia Winata" tegas winata tanpa mau menjelaskan.

Karena akan tiba saatnya mereka akan mengenalkan mia secara resmi kepada khalayak. tunggu ini selesai.. toh semua identitas dan kuasa hukum semua sudah selesai.

"Ahh.. mohon maaf tuan, kami tidak tau. Nona mohon maaf"

"Tidak apa apa tuan.. perkenalkan saya mia winata Putri bungsu dari papa Winata dan mama elina. Ini kakak saya" ucap mia memperkenalkan diri dan zian yang setia di sampingnya.

Acara hitung hitungan dan proses hukum yang akan mereka lakukan, dan kesepakatan yang juga di saksikan oleh kuasa hukum masing masing.

Akhirnya di atas materai terjadilah kesepakatan. Harga yang harus di bayar dan tanggung jawab perusahaan akan jatuh ke tangan mia.

Mengurus segala persuratan, dan segala keperluannya.

Mereka kaget dengan kemampuan mia.. apalagi papa dan zian yang belum pernah melihat mia se luas itu wawasannya tentang perusahaan.

Para pemegang saham yang lain merasa tak ingin meninggalkan perusahaan ini. Melihat seberapa kompeten gadis muda dan energik itu.

Mia dengan ramah menyampaikan visi misi nya. kecantikannya bahkan bertambah berlipat lipat.

papa dan zian menatap kagum pada gadis yang terlihat manja jika di rumah. tapi dia begitu tegas dan berwibawa jika di luar.

Zian juga sengaja memotret dan memvideokan mia yang terlihat cantik dan tidak pecicilan seperti di rumah.

Zian mengirim nya ke nomor mama dan ke nomor kak alex. supaya kekagetan itu berjamaah, tidak hanya untuk zian dan papa.

"Mia jadi mirip sama papa" bisik zian pada sang papa

"Iya dong.. Mia Winata" sombong papa menekankan kata winata, membuat zian menyesal memuji.

"Saya masih sangat butuh bimbingan dan saran serta kritik. saya terbuka untuk itu.."

"Saya mau kita bekerja sama mewujudkan visi misi tersebut. Dan saya juga bukan orang yang murah hati membiarkan pengkhianat atau pencuri berdiam di rumah saya" tegas mia membuat mereka terdiam. wajah cantik itu membuat mereka harus berhati hati.

"Terakhir, semenjak saya menandatangi kesepakatan, saya ingin mengubah nama perusahaan menjadi MW Group, Nama saya dan keluarga saya" tegas mia tak mendapat bantahan sama sekali. itu adalah hak mia.. hanya nanti mereka perlu mengurus segala persuratan untuk itu.

Cukup lama mereka berdiskusi bahkan sudah melewati jam istirahat.. semua juga masih di proses. tidak ada yang instan.

selesai makan siang juga mereka masih ada pertemuan.

Memang melelahkan, tapi terasa lega.. saat semua beres dengan bantuan papa dan juga semua kenalannya.

Mia kini resmi menjadi pemilik dan Direktur dari MW group.

Pemegang saham yang lain juga sudah mencapai kesepakatan baru dengan mia.

Sampai penutup, mia juga sudah mengumpulkan para karyawan dan petinggi.. jumlah karyawan yang ternyata cukup banyak, mia memiliki tanggung jawab besar atas mereka. juga.. asisten lama ternyata lebih memilih mengikuti bos nya yang sudah lengser.. jadi dari pertemuan itu, teman papa menawarkan anaknya untuk membantu mia di perusahaan.