Mia dan mama tinggal menunggu semua matang. bibi turut menjaga juga di dapur.
"Kita mandi dulu yok sayang, keburu kakak kakak mu nanti pulang" sahut mama di angguki mama.
Mama dan mia menuju kamar masing masing, papa juga belum mandi.. akhirnya mama menyuruh papa mandi lebih dulu.
Tiiin!
"Zian pulang" suara zian dari pintu depan mengagetkan mama.. dia langsung berdiri menyambut hangat putra nya.
"Mia di mana ma?" tanya zian tanpa sadar
"Sekarang yang di tanya langsung mia ya, biasanya nanya mama sama papa dulu" ujar mama pura pura kesal.. sebenarnya mama senang, anak nya yang satu ini susah sekali dekat dengan orang lain.. tapi dia sudah mulai akrab dengan mia.
"Adikmu sedang mandi, kamu juga mandi gih.. mama sama mia udah masak buat kamu tadi"
"Oiyaa?" tanay zian semangat. dia kira mia bercanda tentang memasakkan sesuatu untuknya..
"ho oh.. sana, mama mau nyusul papa dulu"
Zian naik ke atas menuju kamarnya. di lihatnya sebelah masih gelap. sepertinya kak alex belum pulang. jadi dia bersiap siap. karna dia disini hanya dua hari.. mereka harus banyak quality time.
30 kemudian.
Mia mama dan papa sedang di bawah. zian sengaja turun sedikit lama. supaya bisa mengejutkan adiknya.
tap
tap
tap
"Kheem"
Mia kebetulan duduk membelakangi zian, sedangkan mama dan papa sudah melihat gerakan zian dari tadi yang melangkah dengan sangat pelan.
Mia menoleh.
dan.
"Kakaaak?" pekik nia kaget langsung berdiri.
Dia menghambur ke pelukan zian, tak lagi canggung seperti awal awal..
"Kakak kok bisa datang dari sana?" tannya mia polos
"Tadi kakak sudah pulang tapi kamu lagi mandi" jelas zian, mia mengangguk sambil membawa zian ke sofa.
mereka berbincang bincang, karena belum waktunya makan malam. dan lagi, kak alex belum juga pulang...
"Apaa?"
"Itu serius paa? maa?" tanya zian kaget saat mia menceritakan rencananya untuk memulai karir di dunia bisnis.
Zian menatap lekat wajah mia.. hanya ada senyum saat ini di wajah mia. sepertinya adiknya memang sudah mulai membentengi dirinya. tak lagi se lemah dulu.
"Tapi bukankah itu terlalu mendadak?" tanya zian khawatir. dia tau seberapa kejamnya dunia bisnis bahkan bisa menghilangkan nyawa.
"Mia sudah lama pengen ini kak, semanjak mia kuliah.. dan lagian mia di bantu teman papa dan orang orang nya papa." sahut mia menenangkan kakak nya. dia tau mereka begitu khawatir akan keselamatan mia.
"Tapi nanti kamu pasti cepat atau lambat akan bertemu perusahaan atmaja. apa tidak apa apa?" tanya zian hati hati.
....
"Enggak apa apa.. mia sudah memperhitungkan itu semua."
"Mia tidak mau sembunyi, karna mia tidak salah. Mia juga tidak perlu takut, karna papa dan kakak kakak ku semua orang kuat" jelas mia meyakinkan.
"Lagian kan mia juga bisa jaga diri kak.. sekarang mia sudah sangat kuat. kakak bahkan akan kalah dalam sekali pukulan" canda mia dengan nada sombong.
mereka tertawa mendengarnya.
"Yasudaah.. kakak hanya bisa mendukung, kalau ada apa apa langsung kasi tau kakak"
"Siap boss" mia berdiri dan menghormat layaknya seorang prajurit.
"Kalau orang orang atmaja mengganggumu langsung hubungi papa, karna secara hukum kamu sudah jadi keluarga winata.. mereka tidak bisa menggugat karena mereka tidak mendaftarkan namamu di keluarga mereka.."
"Kalau ada yang berniat jahat lang-
Cup
"Kakak.. apa tidak capek? sini mia pijit, oasti tangan kakak pegal membawa tas kemping setiap hari" potong mia sudah hafal pasti akan sangat panjang jika dia mendengar ceramah kak zian.
Dia juga sudah menerima ceramah kak alex yang tak kalah panjang. jadi dia menghentikannya dengan cara ini.
Mia memijat pelan tangan dan lengan zian.
"Waaah.. tangan kakak kayak kayu" ucap mia merasa otot otot zian begitu keras.
"Ini bisa mia gunakan memukul orang jahat" sahut mia nyeleneh.
Hahahahhaa mama dan papa tak tahan melihat wajah terkejut dari zian.. sejak kapan anak mereka ini bahkan bisa pura pura kesal begitu.
"Aakh.. sakiit" pekik mia saat merasakan telinganya di tarik.
"Alex pul-
"Aaakh kakak.." mia langsung lari bersembunyi di balik punggung alex sebelum zian mengejarnya.
"Udah rame aja nih" sahut alex membawa mia yang masih bersembunyi di balik tubuh alex.
"Sini kamu adik nakal" ucap zian tak menghiraukan alex
"Wleeee" mia bahkan sengaja menggoda zian karna dia merasa punya pawang.
Mama dan papa begitu bersyukur.. suasana rumah semakin hidup. anak anaknya juga jadi lebih banyak bercanda semenjak ada mia dengan tingkah polosnya.
"Sudah sudah.. biarkan kakak kalian mandi dulu, baru kita makan.." ucap mama menghentikan kesengitan diantara 3 orang bersaudara itu.
"Jangan menjewer mia lagi zian!" tegas alex membuat zian mendengus.
Mia dengan bangga merasa menang. karna dia di bela oleh alex. dia melongos sengaja membuat kak zian makin kesal.
"Aaakh" pekik mia saat akhirnya zian menarik hidung mia.
"Kakak jangan tarik tarik?"
"Kekek jengen terek terek" sambung zian mengejek.
"Kakak?"
"Kekek?"
"Ck"
"Aahhhaaha ampun ampun, ampun ampun" zian memang bisa mengalahkan musuh dan menembak tepat sasaran, tapi dia tidak bisa jika di gelitikin.
"Hah.. hah.. hah.. " mia dan zian sama sama ngos ngosan. mereka duduk dan menyender pada sofa.
Mia menyender pada kak zian,
"Ternyata kalo ketawa ketawa gampang lapar ya kak?" ucap mia polos
"Hahahaha bilang aja lapar, gausah bilang kalau ketawa kalau ketawa" ejek zian
"Kan yang masak mia sama mama"
Zian memilih mengalah, tak akan habis jika meladeni adik nakalnya itu. dia capek juga.. tapi hatinya begitu bahagia. Ternyata memiliki adik perempuan tidak membosankan seperti punya saudara laki laki.
Sikap manja yang tak pernah ada di rumah ini, membuat suasana makin ramai.
Saat alex sudah selesai mandi. dia segera turun ke bawah.
Mereka sekeluarga makan degan di pimpin oleh winata.
Mia duduk tepat di antara zian dan alex. mia sangat sangat bahagia bisa merasakan keutuhan keluarga seperti saat ini.
"Semoga kebahagiaan seperti ini akan selamanya" batin mia tersenyum menerima lauk yang di ambilkan oleh mama.
tuk
tuk
"Ini buat kak al"
"Ini buat kak zi" bisik mia. karna kalau sedang di meja makan mereka tidak banyak bicara. jadi supaya tidak mengganggu, mia berbisik pada kedua kakaknya.
alex dan zian tersenyum menerima daging yang di letakkan mia ke piring mereka.
itu sebenarnya hanya hal sederhana. tetapi justru karena itu mereka menikmati tiap momen berharga keluarga winata.
apalagi zian dan alex tau betul bagaiman masa lalu mia.. mia juga sudah terbuka dan menceritakan masa lalunya yang kelam.
Sebisa mungkin, alex maupun zian berusaha mengembalikan masa masa penuh kasih sayang untuk mia. walaupun terlambat.
Tuk
Mama menaruh juga di piring papa, karena mama melihat mata suaminya tersenyum melihat ke tiga anak anaknya di seberang mereka.
Mereka makan dengan damai dan hati bahagia.
"Semoga selalu bisa seperti ini" batin mereka dengan wajah sukacita.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 305 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments
Neti Susana
papanya mia kemana ya dr awal ga ada ceitanya
2023-10-06
0
Hasrie Bakrie
Keluarga sakinah
2023-08-22
0
nisnus
*mia
2023-08-21
0