Suroto telah menceritakan semua permintaan Arkan kepada Serra, Serra juga tidak percaya pengacara yang menangani kasusnya ingin menikahinya. Serra yang penasaran dengan Arkan, akhirnya memutuskan untuk menemuinya.
Serra yang ditemani Vira untuk menemui Arkan di salah satu taman dekat rumahnya, dengan dress putih lengan panjang berbahan rajut Serra duduk di salah satu kursi di taman bersama Vira.
" Lama banget ya pak Arkan," keluh Vira yang merasa sudah 15 menit menunggu.
" Mungkin dia masih ada kerjaan," sahut Serra.
" Ya, seharusnya dibilang aja, kalau ada kerjaan, jadi kita tidak perlu menunggu," jawab Vira kesal.
" Sabar saja, paling sebentar lagi," sahut Serra.
" Hmm Hmm," Arkan berdehem yang berada di belakang Vira dan Serra. Vira langsung menoleh kebelakang dan kaget melihat Arkan dengan wajah arogannya berdiri menaikkan alisnya.
" Pak Arkan," ucap Vira tidak enak karena sudah menceritainya.
" Iya saya, sepertinya membuat kalian menunggu terlalu lama," sindir Arkan.
" Tidak ko pak, iya kan Serra," jawab Vira mengelak dan gugup
" Iya kita tidak menunggu terlalu lama," ucap Serra membenarkan perkataan Vira.
" Ok baiklah ada apa?" tanya Arkan.
" Vira aku ingin bicara sebentar dengan dia, kamu bisa tinggalkan kami," sahut Serra, Vira pun langsung berdiri dari tempat duduknya.
" Oh, Yaudah silahkan, nanti kalau sudah selesai gue bakal datang," ucap Vira dan langsung pergi, Arkan pun duduk disamping Serra yang menatap lurus kedepan.
" Kenapa? Apa yang ingin kamu bicarakan," tanya Arkan menatap lurus kedepan tanpa menoleh kearah Serra, Serra yang bisa merasa Arkan berada di mana dari suaranya langsung menghadapnya.
" Kenapa kamu ingin menikahiku?" tanya Serra tutup point.
"Jadi itu yang membuatmu menemuiku," ucap Arkan tanpa menjawab pertanyaan Serra.
" Iya aku ingin tau alasan kamu menikahiku," tanya Serra sekali lagi.
" Aku hanya ingin saja menikahimu. Aku menangani kasusmu sebagai gantinya kau harus menikah denganku, itulah syarat yang aku ajukan pada papamu," jawab Arkan tidak jelas.
" Iya aku tau, itu syaratnya, tetapi alasan apa, kenapa harus menikahiku sebagai syaratnya?" tanya Serra lagi karena belum mendapatkan jawaban yang jelas.
" Memang kenapa jika aku menikahimu, apa kamu sudah punya pasangan," tanya Arkan
" Tidak, bukan itu, aku tidak memiliki pasangan," jawab Serra.
" Terus,"
" Ya, aku cuma heran aja kenapa kamu harus menikahiku,"
" Memang apa yang salah jika aku menikahimu?" tanya Arkan lagi.
" Ya, kamu bisa melihat sendiri, aku ini buta, aku tidak bisa melakukan apapun, mengurus diriku sendiri saja aku tidak bisa, aku selalu bergantung kepada pelayan dan Vira. Jika aku menjadi istrimu aku tidak akan bisa melakukan apapun, aku tidak bisa melayanimu seperti yang sering dilakukan para istri," ucap Serra, membuat Arkan menatapnya.
" Aku tidak butuh itu" jawab Arkan santai.
" Kamu sepertinya salah meminta syarat untuk menikahiku, aku sudah katakan aku tidak bisa melakukan apapun, aku memiliki keterbatasan, itu hanya akan menyulitkan mu," ucap Serra sekali lagi mengingatkan Arkan.
" Aku menikahimu bukan berarti kamu harus melakukan apapun. Aku menikahi mu bukan untuk dijadikan pelayan. Aku juga tidak ingin kau melakukan pekerjaan apapun, kau cukup melayaniku di ranjang," ucap Arkan membuat Serra menelan ludahnya dan menjadi gugup.
" Aku juga mungkin tidak bisa melakukannya," jawab Serra gugup, prihal membahas masalah ranjang.
" Kalau bigitu diam sajalah aku yang akan bekerja untukmu," ucap Arkan menyunggingkan senyumnya membuat Serra semakin gugup.
" Kenapa kamu diam, masih keberatan?" tanya Arkan yang melihat Serra tidak berkutik sama sekali.
" Arkan mungkin exspetasi kamu terlalu tinggi terhadap ku. Meski aku buta, tetapi aku bukan wanita yang baik, aku_ aku," ucap Serra gugup.
" Aku apa?" tanya Arkan.
" Aku sudah tidak suci lagi," jawab Serra jujur akan dirinya, meski menurut orang lain, di jaman sekarang ini, itu bukanlah sebuah kendala. Tetapi Serra tidak ingin jika pengacara yang menikahinya akan menyesal setelah itu. Arkan terdiam tidak menyangka Serra akan mengatakan itu, padahal dia juga sudah tau karena dialah yang pertama kali menyentuh Serra.
" Aku tidak ingin kamu menyesal telah menikahiku, mungkin kamu berpikir kalau aku wanita suci, tapi aku tidak, jadi tidak ada yang perlu diistimewakan dari ku, aku tidak bisa melihat dan juga bukan wanita yang suci. Mungkin hanya orang tuaku yang kaya, tetapi menurutku laki-laki seperti kamu pasti sangat kaya dan tidak membutuhkan harta," ucap Serra menjelaskan membuat pandangan Arkan tidak lepas menatap 2 bola mata yang tidak berfungsi itu.
" Woy... jujur aku kaget. Siapa laki-laki beruntung itu," tanya Arkan penasaran dengan jawaban Serra.
" Aku tidak tau, yang jelas aku bukan wanita baik-baik," jawab Serra.
" Apa kamu menyesali perbuatanmu," tanya Arkan penasaran.
" Iya aku menyesalinya," jawab Serra, jawabannya berbeda dengan 3 tahun lalu yang dia mengatakan tidak akan pernah menyesal.
" Baiklah aku tidak menyangka kamu bisa jujur akan hal itu, tapi itu tidak masalah untukku bukankah itu hal yang biasa, aku tidak peduli tentang masa lalumu," ucap Arkan tanpa ingin membahas lagi. Serra menyerngitkan dahinya, sungguh tidak percaya dengan laki-laki yang di depannya itu, apa yang diharapkannya dari dirinya.
Padahal kalau dari cerita Vira, Arkan itu pria yang sempurna baik dari fisik maupun materi, terus apa yang membuatnya ingin menikahinya.
" Kamu masih ingin menikahiku," tanya Serra memastikan.
" Iya,"
" Apa kamu tertarik dengan ku, makanya kamu masih tetap kekeh ingin menikahi ku?" tanya Serra yang mungkin cuma itu alasannya, mendengar ucapan Serra Arkan mengendus. dan tersenyum
" Tidak, aku tidak gampang tertarik dengan siapapun, apa lagi denganmu, sungguh kau bukan tipeku," jawab Arkan sinis, ya perkataan Arkan tidak berpengaruh pada hati Serra sungguh dia tidak merasa sakit mendengarnya.
" Terus apa kalau begitu, atau," serra ragu melanjutkan kalimatnya.
" Atau apa?" tanya Addrian.
" Atau itu caramu supaya bisa dekat dengan Yasmine, setelah menikah kau akan tinggal di rumahku dan bisa menjalani hubunganmu dengan mudah di rumahku tanpa sepengetahuan papaku," ucap Serra tiba-tiba berpikir, membuat Arkan kembali mengendus, tidak percaya jika wanita itu berpikir sejauh itu.
" Aku sudah katakan tidak memiliki hubungan apapun dengan ibu tirimu," jawab Arkan.
" Lalu apa,"
" Bukankah aku sudah mengatakan aku hanya ingin kau menjadi pemuas di ranjangku," jawab Arkan tersenyum nakal dan bisa melihat wajah Serra yang mulai memerah seperti kepiting rebus.
" Setelah itu, apa kau akan membuangku," tanya Serra seakan ingin langsung memastikan kehidupannya selanjutnya.
" Aku tidak tau," jawab Arkan " bagaimana, kamu menyetujuinya atau tidak?" tanya Arkan lagi karena tidak mendapat jawaban. Serra terdiam sungguh dia tidak mengerti, jelas dia bisa mendengar kalau Yasmine dan pengacara itu memiliki hubungan.
" Aku akan bicarakan kembali dengan papaku," jawab Serra ingin memikirkannya lagi.
" Hmmm baiklah, ingatlah kasusmu harus cepat ditangani paling tidak pikirkan kasusmu," ucap Arkan mencoba mengingatkan.
" Kalau begitu, aku pergi dulu," ucap Serra mengambil tongkatnya dan berdiri, tangan kanannya meraba jalan, Serra melewati Arkan yang masih duduk di kursi, saat melewati Arkan kaki Serra kesandung.
Auuuuuuuuu
Untung saja Arkan sigap sehingga wanita itu jatuh kepangkuannya, Serra yang ketakutan mengalungkan tangannya keleher Arkan, Arkan menatap wajah Serra yang sekarang terlihat panik, tiupan angin membuat rambut Serra menari-nari di wajahnya. Arkan terus memandangi wajah itu, entah mengapa jantungnya berdetak kencang. Menatap 2 bola mata yang tidak berfungsi itu.
" Turunkan aku," ucap Serra membuat Arkan memalingkan wajahnya dan malah terlihat gugup.
" Lain kali hati-hati," ucap Arkan gugup menurunkan perlahan Serra dan memberikan Serra tongkatnya yang jatuh ketanah.
" Terima kasih," ucap Serra mulai melangkahkan kakinya dan meraba jalan dengan tongkatnya.
Arkan menarik napasnya, dan mengikuti Serra dari belakang, langkah Arkan sangat pelan agar bisa tetap berada dibelakang Serra, sungguh Arkan tidak percaya dia bisa bertindak seperti itu. Pekerjaan sedang menantinya malah dia melakukan pekerjaan yang tidak jelas dengan mengikuti wanita buta itu.
" Serra sudah selesai," sahut Vira memegang tangan Serra, Serra hanya mengangguk..
" Terimah kasih ya pak Arkan sudah mengantar Serra," ucap Vira yang melihat Arkan berada dibelakang Serra. Serra bingung mendengar Vira memanggil Arkan dan langsung membalikkan tubuhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments