Keempat pemuda yang sedang berdiri angkuh ini menaikkan alisnya tak percaya, baru kali ini ada siswi yang mengatakan hal seperti itu di depan mereka, terlebih lagi murid baru.
"Maaf..maaf kak, bukan maksud saya kaya gitu. Cuma kaget aja !!" seru Kara, menggelengkan kepalanya.
"Wahhh ! cari penyakit nih anak !" ucap Erwan.
"Maaf kak, saya ga sengaja..mulut saya refleks aja kaget !" Kara menunduk, bukan ia tak berani melawan. Hanya saja ia ingin bersekolah dengan damai disini, uang iuran yang susah payah kedua orangtuanya bayar dengan penuh perjuangan, tak ingin ia gunakan hanya untuk di bully orang.
Milo tak banyak berkata, sedari tadi matanya meneliti penampilan unik Kara, mata bak elang Jawa nya menatap mata indah milik Kara, yang tertutup kaca mata Harry potter.
Tubuh atletis karena seringnya ia berlatih Muay thai, mendekati gadis itu, mempersempit jaraknya dan Kara.
Kara menelan salivanya berat, otak encernya segera mencari ide, bagaimana caranya agar ia bisa keluar dari para singa yang kelaparan ini.
"Selamat siang pak Kepsek !!" Sapa Kara tersenyum menunduk, seketika keempatnya menoleh ke arah belakang. Kesempatan ini tak disia siakan oleh Kara, dengan segera ia menginjak kaki Milo yang berada menghalangi langkahnya untuk kabur.
Grekkk....
"Argghhh !!" pekik Milo, yang refleks memindahkan posisi kakinya dan mengibaskannya.
Dengan penuh ancang ancang Kara, menyeruduk tubuh Milo dan Keanu dengan kekuatan bantengnya.
Brakk....
Mereka terpundur dan Kara pun berlari menghindar.
" Si@lan kita dikibulin tuh cewek !!" pekik Arial.
.
.
"Selamet !!" Kara mengelus elus dadanya. Ia berbalik menoleh ke arah keempat cowok tadi, lalu terkekeh dan menjulurkan lidahnya.
"Permisi ya kak, semoga kita ga ketemu lagi!!" pekik Kara terkekeh melihat wajah meringis Milo,
"Sia*lan tuh cewek !!!" pekik Milo.
"Njirrr sakit dada gue di seruduk, tuh cewek manusia apa banteng??" keluh Keanu memegang dadanya.
"Wahhh, bakal jadi mangsa yang menantang ini ," kekeh Erwan malah tertawa.
Baru kali ini, ada siswi seunik Kara, yang dengan berani nya melawan dan mengibarkan bendera perang dengan Milo. Entah unik, atau terlalu bod*oh...
"Liat aja cewek culun, gue tandain loe," gumam Milo.
"Ahahahaha, siapa tadi namanya? TBC kan?" tanya Arial tertawa.
"Pantes aja badannya kecil kaya ga dikasih makan, rupanya penyakitnya TBC !!"semua sumpah serapah Milo, ditujukan pada gadis yang sudah berani beraninya menginjak kakinya dengan keras, hingga saat ini saja jempolnya masih nyut nyutan. Terbuat dari apakah kaki gadis itu, hingga jempolnya seperti habis terkena pukulan palu.
"Kamvrettt liat aja ntar, mulai detik ini hidup loe ga kan tenang di sekolah ini, bahkan untuk bernafas saja loe akan kesulitan, sampai loe mohon mohon buat bisa lepas dari hukuman gue !!" gumam Milo.
.
.
Kara berdiri di depan gerbang, menunggu angkutan umum yang melintas ke arah kampungnya. Melihat beberapa anak yang sudah mengendarai kendaraannya sendiri, tak lantas membuat gadis manis ini memiliki rasa iri ataupun cemburu. Ia sangat amat bersyukur masih bisa bersekolah dan makan, orangtuanya juga sangat menyayanginya.
Brummmm....
Brummm......
Crattttthh.......
Air kubangan kotor yang menggenang di jalanan depan gerbang sekolah, terciprat tepat di depan gadis ini, sontak Kara tersentak kaget. Seragam putih birunya seketika bernodakan coklat air kubangan, siapa lagi kalau bukan Milo and the genk...
"Shittttt !!" pekik Kara.
"Oyyyy..kotor nih, punya mata ga loe?? atau mata loe, loe gadein buat beli tuh motor ??" pekik kesal Kara.
Milo turun dari motornya. Ia membuka helm full facenya, alis tebal menukik dengan senyuman jahat terlukis di wajah tampannya.
"Apa loe bilang? gadein mata?? sorry mata gue ga bisa liat cewek songong dan jelek kaya loe!!" ucap Milo.
Mulut Kara menganga, siswa yang seperti ini yang harus ia sikat sampai ke akar akarnya, hati, otak dan mulutnya harus ia bersihkan, kalau bisa pake pemutih sekalian.
"Jangankan buat beli motor, beli harga diri loe juga duit gue masih nyisa tujuh turunan!!" ucap Milo. Tak ada kata gentar memberantas penjajah macam Milo. Sudah terlanjur basah bagi Kara, ia sudah terjerembab dalam lembah kebencian pada Milo. Kara benci,, sangat sangat membenci Milo sampai ke anak cucu nya.
"Wajah sih boleh kaya calon penghuni surga, tapi mulut dan sikap loe persis calon penghuni neraka !!" jawab Kara sambil berkacak pinggang.
"Oh terimakasih, loe sudah muji wajah gue, tapi sayangnya gue ga mungkin tertarik dengan cewek seperti loe. Cewek kaya loe itu banyak di emperan pasar !!" Kara semakin membulatkan matanya, mata jernih itu seperti akan melompat dari tempatnya. Jika diukur dengan gelas takar, rasa tak suka Kara pada Milo sudah luber ke luar gelas, sampai sampai bisa membanjiri ruangan tempat gelas itu berada.
"Baru dikasih segitu aja dah bangga!! hey kisanat diatas langit masih ada langit, loe pikir loe ganteng apa? masih gantengan kambing tetangga gue !!" sarkas Kara. Sungguh ingin sekali Milo merobek robek mulut pedas Kara dan memasaknya menjadi seblak, yang sudah membandingkan wajahnya dengan kambing tetangganya, bahkan di bawahnya. Wajah bak dewa Yunani seperti ini sudah terbukti menjadi idaman seluruh penghuni bumi.
Angkutan umum yang ditunggu tunggu oleh Kara sudah ada di depan mata. Kara segera melangkah ke depan. Namun, tangannya di tahan oleh Milo.
"Urusan kita belum selesai," Milo merebut ponsel milik Kara yang dari tadi berada di tangan Kara , hingga membuat si empunya berbalik hendak mengambilnya.
"Balikkin !!!" pekik Kara, tangannya meraih raih udara karena tak sampai. Perbedaan tinggi yang sangat jelas, antara Milo dan Kara.
Milo menghindar memasukkan ponsel Kara ke dalam saku celana kanannya, dan menahan tangan halus Kara yang hendak merebut kembali ponsel miliknya.
"Kalo loe mau nih hape jadul loe balik, loe mesti patuh sama gue. Ikutin semua perintah gue !!" sarkas Milo berlari menjauh menuju motornya terparkir. Merasa tak dapat menyusul Milo yang sudah berhasil mengendarai motornya, Kara berhenti mengejar, ia berteriak frustasi.
"Heh...cowok saravvvvvv, balikkin ponsel gue !!!" pekik Kara berjongkok frustasi.
"Neng, mau naik ga ??" tanya supir angkot.
"Sebentar bang, ponsel saya diambil jambret ," Kara mencebik kesal dan sesenggukan.
"Mana jambretnya neng??" tanya supir angkot.
"Dah pergi !!" Kara sesenggukan. Walaupun ponselnya tidak secanggih ponsel milik teman teman lainnya, tapi melalui ponsel itu Kara bisa berkomunikasi dengan orang orang terdekatnya, dan anak anak yang sampai sekarang les padanya.
"Si@lan tuh cowok, pengen banget gue santet tuh cowok!!"
Baru kali ini Kara mengeluh pada Tuhan, kenapa nasibnya buruk, bisa bertemu dengan manusia blasteran penghuni kerak neraka.
Sudah jatuh tertimpa tangga pula, ungkapan itu yang cocok untuk Kara saat ini, angkot yang rencananya akan dinaiki Kara, pergi begitu saja. Tak mungkin mamang angkot menunggu Kara yang sedang galau dan membuat penumpang lainnya mencebik kesal, hanya untuk selembar uang 5 ribu rupiah.
Alhasil, Kara harus berjalan menuju rumahnya, karena tidak menemukan lagi angkutan yang kosong ke arah rumahnya, ditambah hari yang sudah sore.
Dekil, kumel, seragam yang semrawut, dan wajah yang sudah seperti pabrik minyak dan sarang kuman. Pantas sekali disebut ODGJ (orang dengan gangguan jiwa).
"Assalamualaikum," salamnya.
Hari yang mulai gelap membuat kedua orangtua Kara, sedikit khawatir karena anak sulungnya belum juga pulang.
"Waalaikumsalam, baru pulang nak?" tanya Ayah Kara.
"Iya yah," Kara meraih punggung tangan ayahnya dan mengecupnya.
"Kemana dulu?" tanya ayahnya yang sedang duduk mengelem pinggiran sepatu nya.
"Jebol lagi yah, sepatunya?" tanya Kara.
"Sedikit," jawab ayahnya.
"Kenapa ga beli sih yah?" tanya Kara. Apa segitu mahalnya harga sepatu sampai gaji ayah dan ibunya tak bisa membeli sepasang sepatu untuk ayahnya bekerja. Kara tau ayah dan ibunya memiliki hutang pada pabrik ayahnya bekas pinjaman dana, untuk operasi ibu Kara yang dulu memiliki tumor rahim, hingga rahim ibunya harus diangkat.
"Masih bisa diperbaiki, ko !" senyum hangat dari lelaki paruh baya itu tak pernah hilang dari wajah yang sudah terdapat beberapa kerutan karena kerasnya hidup dan polusi di bumi.
"Ehhh anak ibu baru pulang ??" ibu Kara datang dari dalam rumah membawa camilan kesukaan Kara yaitu bolu kukus.
"Iya bu, "Kara tak mungkin bercerita kalau ia bertemu dan berurusan dengan makhluk asing yang bernama Milo. Apalagi sampai ponselnya di ambil dan ditahan Milo.
"Bu, yah... Kara bersih bersih dulu ya, udah kaya orgil simpang lampu merah nih !!" ucap Kara. Diangguki keduanya.
Beberapa piagam, piala juga medali tertata rapi di rak kamarnya. Kara memang gadis yang cerdas, beberapa lomba dan kejuaraan ia ikuti, kamar bernuansa biru langit terlihat rapi, karena Kara memang terbilang gadis yang rapi.
Kara membuka kacamata bulatnya, dan menyimpan di meja belajar usangnya. Ia berdiri mematut dirinya di cermin, membuka ikatan rambutnya hingga kini rambutnya tergerai sempurna. Hitam legam, sedikit ikal diujung. Boneka barbie porselen, sepertinya cocok disematkan untuk gadis cantik satu ini. Berlian yang tersembunyi, itulah Caramel....
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
DozkyCrazy
wkwkwk mbeeee mbeeee
2024-11-19
0
Lia Bagus
🤣🤣🤣
2024-09-02
0
Lia Bagus
😅😅😅
2024-09-02
0