Pacar Adopsi
Seorang gadis menatap penuh kagum pada sebuah bangunan bercat putih dan hijau, Ia menghirup nafas dalam dalam.
"Bau hari baru !!" gumamnya menyunggingkan senyuman. Kacamata baca berbingkai bulat bertengger manis di hidungnya, yang bak perosotan anak TK. Sekalipun penampilannya seperti anak cupu yang baru matang dari oven, semua itu tak menutupi wajah cantik berpipi kemerahan alami ini. Cantik natural membuatnya tak perlu mengeluarkan biaya berlebih untuk membeli berbagai make up penunjang kata cantik. Justru, ia tutupi semua itu dengan penampilan ala kadarnya dan tak pernah macam macam, definisi anak muda yang tak tersentuh virus cabe cabean.
Gadis cantik itu adalah siswa didik baru di sebuah SMA favorit di kota ini, kalo orang orang menyebutnya dengan sebutan junior.
"Brummm...brummm....!!" deru berat mesin motor ber CC besar ini di gas, membuat gadis berkucir dua ini terkejut bukan main.
"Minggir !!! oyyy !! dah bosen idup loe!!" pekik seseorang di belakang gadis ini membentak. Suara tegas dan cool nya menggema di telinga si gadis. Kaki jenjang itu menggeser posisinya.
Ia berbalik dan menoleh, tatapan mereka bertemu saling tak suka. Sekelompok siswa senior datang mengendarai motor gedenya. Helm fullface tak menutupi alis tebal menukik bak elang yang sedang lapar.
"Dih !! songong banget, mentang mentang senior, baru punya motor aja bangga ! gue aja yang jemputannya banyak berjejer di jalan raya biasa aja !!" omel gadis manis itu, sambil mencebik kesal.
"Beuhh ditabok Tuhan tau rasa loe, motor juga paling dibeliin bapak loe!!" sungguh gadis ini sangat kesal, hingga ia menghentak hentak jalanan yang ia pijaki. Jika bukan senior dan ia junior mungkin batu di depannya sudah ia lempar kuat kuat pada laki laki itu.
Mata bulat nan indahnya melihat sekelompok siswa itu berhenti di parkiran, seketika mereka jadi sorotan hampir satu antero sekolah khususnya kaum hawa. Memang seperti ini hukum alamnya, ada beberapa manusia dengan kadar materi yang berlimpah, tampang dan penampilan yang diatas rata rata, selalu berada diatas piramida warga sekolah. Sedangkan siswa macam dirinya yang uang saku saja hanya sanggup membeli keripik dan teh seduh saja, berada di urutan paling alas.
"Hemmm, anak tajir ! biasanya yang kalangan borju gitu tuh yang sok dan paling meraja. Gue mesti jaga jarak sama yang begitu, biar hidup gue aman damai sentosa lancar jaya !!" Semua kata ia sematkan di dalam sanubari agar tidak pernah memiliki urusan dengan beberapa kategori siswa di sekolah ini.
Langkahnya pasti untuk menggapai masa depan yang gemilang di depan sana,
"Hemm bismillah, ayo Caramel kamu pasti bisa !!" ucapnya bermonolog memberi afirmasi positif untuk dirinya sendiri.
"Hey !! kamu murid baru yang pake kacamata !!!" ucap seorang siswa laki laki tampan memanggil Caramel. Dilihat dari tampilan dan name tagnya ia adalah panitia anggota OSIS.
Caramel segera berlari, mengikuti arahan panitia sambil membenarkan tata letak kacamatanya yang tidak akan mungkin merosot karena tertahan hidung. Ia bergabung dengan peserta didik baru yang lain di lapang.
"Caramel Violin Paramitha, nama yang bagus !!" lirihnya melihat papan nama di seragam putih birunya. Tapi sedetik kemudian ia tertawa melihat name tag yang menggantung di leher gadis ini.
"Si*al gue diketawain," batin Caramel.
.
.
"Udah ganteng, OSIS, berwibawa, baik pula. Yang begini nih yang sayang untuk dilewatkan," gumamnya. Saat melihat cowok berlesung pipi itu sedang menyampaikan sambutannya.
Tapi mata Caramel menangkap pemandangan lain di sebrang lapang, segerombol cowok songong yang ingin sekali Caramel dorong ke kuali yang sedang mendidih mendidihnya ini, tengah duduk bersama genk nya, memperhatikan para peserta didik baru, dengan gaya so cool nya. Pandangannya jelas sangat terlihat jika ia sedang mencari mangsa mangsa baru untuk ia bully. Caramel sontak memalingkan wajahnya saat tatapan mereka bertemu. Takut?? 50 persen perasaan takut memang mendominasi tapi 50 persen lainnya antara ia mempertahankan harga dirinya dan nekat, jika sampai laki laki itu macam macam maka Caramel pun tidak akan diam.
Ayat ayat suci mengatakan berkumpullah dengan orang orang beriman niscaya kamu akan mendapatkan keberkahan dalam hidup, maka itulah yang akan Kara lakukan saat ini. Memilih teman teman yang satu frekuensi dengannya dan menjauhi orang orang yang beda jalur hidup dengannya.
"Wah bro selamat ! sepertinya anak anak kelas X sekarang lumayan cantik cantik dan lugu. Dan lihat ! mereka sepertinya selalu memperhatikan loe bro !" seru Keanu pada Milo. Keempat siswa kelas XI ini adalah Milo, Keanu, Arial, dan Erwan. Anak badung yang sering bolak balik ruang eksekusi bagi murid murid nakal. Namun, tidak lantas membuat mereka dikeluarkan, terang saja ayah Armilo adalah donatur sekaligus Dewan Komite Sekolah disini.
Tiba tiba tawa Arial pecah mana kala melihat seorang murid baru di depannya dengan name tag nama penyakit Tubberculosis sedang berjalan bebek.
"Ahahaha tuh cewek ngakak sumpah!" ucapnya membuat ketiga temannya melihat ke arah petunjuk Arial. Kedua yang lainnya ikut tertawa.
"Jaman sekarang masih ada ya cewek penampilan old kaya sepeda ontel gitu, namanya itu loh TBC..!!" seru Keanu. Armilo hanya menyunggingkan senyumnya melihat gadis yang tadi bertemu tatap dengannya.
"Langka tuh mestinya di museumin tuh cewek," jawab Erwan.
Armilo mengamati Kara yang sedang dihukum jalan bebek, karena salah membawa barang. Ia menggelengkan kepalanya, apa ia tidak pernah mengenal yang namanya kontak lensa? atau setidaknya apakah ia tidak pernah bercermin sebelum ke sekolah, lihatlah penampilannya. Apa ia hidup di jaman Bung Karno baru saja menjabat menjadi presiden??
"Cocok tuh !" gumam Milo.
"Cocok buat apa Mil ?" tanya Arial.
"Cocok buat dijadiin bahan lelucon, lumayan lah itung itung hiburan baru !! gue udah bosen sama si mata empat, pengen cari mangsa baru !!" jawab Milo.
"Widihhh !! serem kalo babang Milo sudah nyecer target," gidik Keanu.
Baru hari pertama ia masuk, belum genap setengah hari ia menginjakkan kakinya di sekolah, Ia sudah ditiban kesialan. Sepertinya memang hidupnya tak pernah lepas dari bayangan keapesan.
"Baru juga masuk udah ketiban durian runtuh, tapi jatohnya pas di kaki ! jadinya apes !" gumam kesal Kara. Ia mengipasi wajahnya yang memerah bak lobster yang tengah dikukus, akibat paparan sinar matahari.
Ia selonjorkan kakinya meregangkan otot ototnya agar tidak salah urat. Jangan sampai karena hukuman tadi, ia harus pergi ke tukang pijat dan menghabiskan uang jajannya 3 hari ke depan hanya untuk mensejahterakan tukang pijat, karena keluarganya bukanlah berasal dari keluarga berkecukupan. Cukup membeli berlian 24 karat, cukup membeli angkot dengan kernet kernetnya, atau cukup untuk membeli coklat beserta pabrik pabriknya. Ia hanyalah anak seorang karyawan pabrik biasa dengan ibu seorang guru sekolah SD.
"Tuk !!"
Sebuah bungkusan bekas permen karet mengenai kepala gadis cantik bernama Caramel itu.
"Asshhh !! oyyy !!" Kara tergelonjak dan berdiri dari duduknya. Ia langsung tersentak dan diam melihat 4 orang siswa the most berdiri menghadapnya. Adegan ini pernah ia tonton di serial drama tv China dimana 4 sekawan sedang membully seorang gadis cupu.
"Eh, TBC !! minggir loe !! apa loe ga tau itu daerah terlarang buat siswa biasa kaya loe!!" kata kata pedas itu dengan bebas lewat dari dalam mulut si empunya bernama Arial.
"Oh maaf ka, saya tidak tau. Kalau di sekolah ini ada tempat tempat terlarang untuk di duduki semua orang, setau saya sekolah ini milik umum !" jawab Kara menahan rasa kesal yang sudah menggebu gebu ingin segera pergi ke dukun dan menyantet keempat lelaki songong di depannya. Sebuah kejahatan terselubung yang cukup ampuh untuk melenyapkan manusia dari muka bumi. Namun, si pelakunya jarang masuk bui.
Milo mendekat hingga hanya beberapa centi saja jarak diantara keduanya, membuat Kara memundurkan wajahnya.
"Catat ini, cupu !! selain aturan sekolah ada aturan tidak tertulis lainnya di sekolah ini !!" ucapan dingin sampai sampai Kara menggigil hanya dengan mendengarnya saja.
"Iya, apa ka ?? nanti saya catat di note saya ?" tanya Kara penasaran.
"PATUHI KAMI !!" lirih Milo.
"Hah??!!! muka gi* le!!" jawab Kara.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Tika Rotika
aku udah baca yang ke 6 kali thor cerita nya gak ngebosenin 🥰🥰🥰🥰
2024-11-22
0
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
😁1
2024-10-24
0
Elizabeth Zulfa
cerita ank2nya udah.. skrng mmpir ke crita2nya para emak bpk mreka 😁😁
2024-08-16
0