"Sejahat-jahatnya aku, aku tak akan pernah menyentuh wanita yang dicintai oleh temanku!" ujar Juju.
"Apa yang kau katakan?" Anthony tampak sedikit tak enak hati.
"Seva cerita semua padaku, dulu kalian akan menikah--kan?!
"Kau dan Jupiter?" tanya Juju.
"Itu hanya masa lalu!" ujar Anthony.
Anthony sudah menduga, Seva pasti akan mengatakan hal itu pada Juju. Wanita itu sama sekali tak bisa menjaga rahasianya sama sekali.
"Kau bisa mengambilnya, aku tak menyukai Jupiter sebagai seorang wanita!" kata Juju.
Keduanya sudah memakai seragam tempur mereka masing-masing. Tapi Anthony mendekat ke arah Juju, dia berbisik di telinga Juju.
"Jupiter sama, dia tak pernah memandangku sebagai lelaki.
"Dia selalu berpikir aku adalah bocah kecil yang suka mencari perhatian.
"Aku sudah menyerah padanya, sejak lama!" ujar Anthony.
"Jangan bohongi hatimu!
"Jangan menyerah, karena wanita tak akan menolak pria yang gigih mengejarnya.
"Itu kata ibuku!" ujar Juju.
Juju keluar duluan dari ruang ganti, karena dia sudah selesai berpakaian. Sementara Anthony masih berdiri diam di tempatnya.
Mata merah Anthony tiba-tiba berkaca-kaca, mungkin dia menyadari satu hal. Api cintanya pada Jupiter itu abadi, dan tak akan bisa padam.
.
.
.
.
"Apa itu alasannya kau membenciku?" tanya Jupiter pada Juju.
Gadis itu berdiri di depan pintu ruang ganti kedua pria bangsawan itu.
Juju segera menarik lengan Jupiter ke tempat yang tak bisa dilihat Anthony.
"Kenapa kau melakukan semua itu?" tanya Juju pada Jupiter.
"Kau pasti sudah dengar semua, tujuan Tuan Gayo mengirimmu ke sini adalah untuk mengorek masa laluku.
"Ternyataaaa!" Jupiter mulai berkata dengan nada licinya.
"Berhentilah menjadi budak Gen--mu, kau bisa hidup lebih baik dari sekedar menjadi istri pemimpin SYPUS!" nasehat Juju.
"Kalau kau tak suka padaku, aku mengerti!
"Tapi jangan melemparku ke tong sampah!" ujar Jupiter.
"Kau menganggap Anthony sampah?" tanya Juju.
"Apa lagi?" tanya Jupiter.
Mata hitam legam gadis cantik itu mendekat ke wajah Juju. Pandangannya menelusuri setiap lekuk bentuk tegas di wajah Juju.
Dengan penuh perasaan dan penghayatan Jupiter berusaha memancing birahi Juju.
"Dia selalu gagal untuk mencapai puncak!
"Dia hanya ditakdirkan begitu, takdirnya adalah menjadi yang terbuang!" ujar Jupiter.
Juju mendorong tubuh istrinya itu hingga terpental ke dinding.
"Apa kau tak merasa bersalah pada mendiang Vie???" tanya Juju.
"Lelaki itu?!
"Dia mudah sekali kurayu, hanya dengan beberapa kata-kata dia jatuh ke pelukannku tanpa syarat!" kata Jipiter.
"Kau banar-benar iblis Jupiter!" bentak Juju.
Juju kembali meninggalkan sosok Jupiter dengan penuh kesedihan. Wanita berparas cantik itu akhirnya menitikan air matanya.
Kenapa jalan yang dia pilih selalu terjal dan penuh rintangan. Kenapa semua berpikir dia jahat, padahal dia hanya menuruti kata hatinya.
Manusia tetaplah manusia, mereka pasti punya perasaan. Meski sedikit, mereka pasti punya. Tapi Jupiter atau Gen Akis, tubuh mereka tak bisa merasakan cinta dari orang lain.
Sistem di otak mereka menganggap cinta dari seseorang adalah sebuah serangan yang mematikan.
Bukan salah Gen Akis yang mengabaikan semua orang yang mencintai mereka. Tapi sistem dari dalam diri mereka--lah yang sudah salah.
Karena memiliki Gen yang cepat mendeteksi Virus dan memproduksi AntiVirus sendiri di dalam tubuh mereka. Perasaan menggebu seperti cinta dikenali oleh sisitem tubuh mereka, sebagai ancaman.
Artinya saat Gen Akis jatuh cinta maka sistem di dalam tubuh mereka akan menolak dan membunuhnya.
Karena proses bermutasi pada manusia untuk pertama kali adalah, hilangnya perasaan kasih sayang dan cinta di diri mereka.
.
.
.
.
10 pesawat tempur diberangkatkan ke Benua Aust. Semua awak, senjata dan sisitem pendeteksi Zombi telah mereka bawa.
Tak ada yang tau jika bencana di Benua kecil itu adalah ulah dari pemimpin mereka sendiri.
"Apa kau takut?" Seva duduk didekat Juju.
Melihat lelaki itu termenung sendiri di pesawatnya membuat Seva bergerak untuk menghiburnya. Rasa takut itu pasti ada, mungkin ini bukan pertama kalinya Juju berhadapan dengan Zombi.
Tapi berhadapan dengan Zombi dikota yang masih penuh dengan manusia itu sangat berbeda dari pertempuran kemarin.
"Sedikit!" ujar Juju.
Lelaki itu tak sedang memikirkan pertempuran yang akan dia hadapi, tapi dia sedang memikirkan sikap Jupiter.
"Kupikir kau bukan penakut," Seva mencoba meledek Juju.
"Kenapa kau ketakutan, bahkan tempat sampah seperti aku. Biasa saja!" Anthony akhirnya bicara.
Mereka duduk berhadapan di kursi pesawat tempur yang tak banyak jumlahnya itu.
Meski disana banyak orang, mereka seakan tak keberatan untuk membicarakan hal sepribadi itu.
Anthony ternyata mendengar pembicaraan Juju dan Jupiter, Juju berusaha menjelaskan hal itu pada Anthony. Tapi Anthony yang sudah terluka harga dirinya, sama sekali tak memberi Juju kesempatan.
"Kenapa kau menyebut dirimu seperti itu?" tanya Seva pada Anthony.
"Apa hanya karena aku selalu mendapat peringkat ke dua dia membenciku?
"Kenapa semua orang hanya peduli pada si pemenang???
"Apa selain pemenang, tak ada yang berhak hidup?" tampaknya Anthony benar-benar tersinggung dengan apa yang dikatakan oleh Jupiter pada Juju.
"Aku yakin dia tak serius mengatakan itu!" ujar Juju.
Juju tak ingin membela Jupiter, tapi dia ingin menenangkan hati Anthony.
Mendengar penghinaan seperti itu dari mulut orang yang paling kita cintai, itu pasti sangat menyakitkan.
"Siapa yang bilang kau tempat sampah?!" tanya Seva, wanita setengah robot itu tampaknya lebih sakit hati dari pada korban.
Semua diam, Anthony atau pun Juju hanya bungkam. Mereka tau jika mengatakan nama itu, Seva akan lebih marah.
"Apa Jupiter?" tanya Seva.
"Yaaaa pasti dia, siapa lagi yang mulutnya setajam itu!" Seva sudah mulai naik darah.
"Aku tak papa!" kata Anthony.
"Jangan salah fokus, jika tak ingin gagal pada misi," ujar Anthony.
"Anthony benar, kita tak boleh terbawa susana. Kita harus fokus.
"Mari kita susun strategi!" kata Juju.
"Kita keruang depan saja.
"Leon, ikut kami!" perintah Seva.
Leon adalah ketua Tim Monitoring, dia bertanggung jawab menganalisis semua data TKP. Bisa dibilang peran Leon dalam semua misinya adalah 50%, karena dengan arahannya semua pasukan terbantu.
"Seperempat bagian Benua Aust sudah positif tercemar oleh Virus Zombi.
"Bisa dipastikan di area timur Benua Aust ini akan kita blokir terlebih dahulu," jelas Leon.
Juju tiba-tiba berdiri, dia mengamati layar besar transparan yang sekarang sudah dipenuhi oleh data-data Benua Aust saat ini.
"Kita harus memblokir lebih jauh!" kata Juju.
"Tapi manusia di area itu belum terkena Virus Tuan...," Leon tampak membantah Juju.
"Aku pernah membaca misi Zombi 023 yang diketuai oleh Tuan Gayo sendiri.
"Karena pemblokiran terlalu dekat seperti ini, membuat dia tak bisa menyelamatkan satu orang pun di area itu!" tampaknya Juju cepat sekali belajar.
"Kau benar, dulu aku juga berada di sana.
"Memang itu alasannya!" Seva pun angkat bicara.
"Jadi kita akan memblokir di area mana?" Anthony tampak sudah tak sabar.
Karena tanggung jawab pemblokiran ada di tangannya. Dia harus mempersiapkan semuanya, dan mengabari pihak Pemerintahan Benua Aust.
"Kita akan memblokir setengahnya saja!" kata Juju.
"Tapi pasukan kita tak akan cukup untuk menyisir area seluas itu, dalam waktu tiga hari!" ujar Leon.
"Kita punya Tim Monitoring yang hebat! Kami mengandalkan kemampuan terbaikmu Leon!" kata Juju.
Calon Pemimpin SYPUS itu menepuk pelan bahu Leon yang pasti lebih tua dari Juju itu.
"Siap Tuan, saya akan menjalankan perintah!" ujar Leon dengan sikap tegas.
.
.
___________BERSAMBUNG_____________
JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, DAN LIKE ❤❤❤
SEGERA TERBIT
Ketika sepasang anak yang ditumbalkan di masa lampau bereningkarnasi, dengan jiwa iblis yang bersemayam ditubuh mereka.
Tanpa sadar, mereka telah menyebarkan teror Di Desa Air Keruh.
Akankah mereka bisa mengalahkan jiwa iblis mereka, dan terbebas dari kutukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Phoenix
sepertinya...cerita yg menarik nih...
2021-10-22
1