Bab 12

Pukul satu malam Arel masih terjaga dan termenung di balkon kamarnya sambil menikmati indah nya malam

Sebuah foto yang baru saja dia dapat selalu mengusik pikirannya bahkan untuk memejamkan matanya sangat susah

Arel mengamati dalam dalam foto yang beberapa jam lalu di kirimkan oleh Arlla setelah pergi dari apartemen nya

"Kau akan percaya jika kau membuktikannya sendiri" ucapan Alendra semakin membuat Arel frustasi

"Aku harus buktikan sendiri" ucap Arel dan mengambil jaket serta kunci mobil

Dengan kecepatan tinggi Arel mengendarai mobilnya menuju sebuah club malam yang tersembunyi

Arel turun dari dalam mobilnya dan bimbang hendak masuk atau tidak. Pikiran dan hati nya saling berperang di dalam diri nya namun ternyata tubuh nya mengajak nya untuk masuk ke dalam club itu

Ini kali pertama nya Arel menginjakkan kaki nya di lantai sebuah club. Suara hingar bingar serta sorot lampu warna warni yang cukup membuat kepala nya pusing

Arel melihat kembali ponselnya dan kaki nya melangkah menuju lantai dua dimana kamar khusus tamu berada

"Kamar 201 ya dimana ya" gumam Arel dan melihat kesana kemari sedangkan di belakang nya seorang gadis sedang di papah oleh laki laki yang umur nya hampir mencapai 65 tahun

"Maaf kamar 201 dimana" tanya Arel pada seorang pelayan yang kebetulan lewat setelah membersihkan sebuah kamar

"Ada disana" ucap pelayan itu dan menunjuk sebuah kamar yang baru saja dia bersihkan

"Terimakasih" ucap Arel pelan dan langsung berlari menuju kamar itu

Ceklek

Kamar kosong yang bersih dan rapi yang ia dapati saat membuka pintu kamar itu

"Mama bohong di sini tidak ada siapapun" ucap Arel kesal

"Harus nya aku tidak percaya sama omongan mama aku harus percaya pada Kinara dia wanita baik baik" ucap Arel dan berjalan menuruni anak tangga untuk ke lantai satu

Arel berjalan sambil menundukkan kepala untuk menghindar dari sorot lampu yang bisa membuat siapapun pusing ketika pertama kali masuk ke dalam club. Tanpa sadar dia melewati dua orang yang sedang berciuman mesra di sebuah lorong

Arel mengendarai mobilnya pergi dari club itu dan kembali ke apartemen nya

Dua minggu kemudian hubungan Arel dengan Kinara semakin dekat dan mesra. Sering kali Arel mengirimkan sejumlah uang pada kekasih nya itu untuk belanja

Malam ini Arel pulang ke rumah dan ikut gabung makan malam bersama

"Besok kamu harus datang ke gedung Rakhsa" ucap Arlla di tengah tengah makannya

"Untuk?" tanya Arel

"Kamu akan bertunangan dengan Lichyia" ucap Arlla dan menatap putranya intens

"Ma!!"

"Rel... mama mohon untuk kali ini aja turuti permintaan mama" ucap Arlla dengan wajah sendu nya membuat Arel tak bisa menolak apalagi membantah

Arel berdiri dari duduk nya dan berjalan menuju mama nya. Arel bersimpuh di kaki mama nya

"Ma... Arel mohon sama mama jangan paksa Arel menikah dengan wanita yang tidak Arel cintai" ucap Arel

"Mama tau tapi bukankah cinta bisa datang karena terbiasa" ucap Arlla

Arel menundukkan kepalanya sejujurnya dia lebih suka Arlla yang suka marah marah pada dirinya dari pada memohon seperti ini membuat naluri sebagai anak sulit bahkan tak sanggup untuk berucap terlebih lagi membantah

"Bukankah dulu kau dan Lichyia adalah teman di sekolah" ucap Arlla

"Iya ma dia adik kelas ku kita beda lima tahun terlalu jauh umur kita ma kalau dengan Kinara dia lebih tua satu tahun dari ku dan bisa bersikap dewasa" ucap Arel

"Kau salah laki laki harus mencari perempuan yang umur nya di bawah nya agar bisa membimbing" ucap Arlla

"Tapi Arel hanya cinta sama Kinara ma" ucap Arel

Arlla hanya menatap kosong ke arah samping dan mengacuhkan Arel. Dia begitu berharap jika Arel akan menikah dengan Lichyia seorang dokter dari keluarga ternama. Bukan soal kasta ataupun profesi tapi dia hanya mengharapkan wanita baik baik lah yang menjadi pendamping hidup Arel untuk selamanya

"Ok kalau kamu gak mau gak papa besok mama akan minta maaf sama keluarga Wijaya dan membatalkan pertunangan kamu dengan Lichyia" ucap Arlla dan berdiri sambil mengusap air matanya yang menetes