Episode #4

"Baik lah tapi ada syaratnya. " (Ucap Diva kepada Aziel.)

"Bukan kah aku akan mengabulkan satu permintaan mu, jadi katakan saja." (Ucap Aziel menatap lekat Diva.)

"Aku ingin kau juga membantu ku, membalas kan dendam ku pada keluarga ku yang sudah membuat hancur hidup ku".(Ucap Diva menahan emosi nya ketika mengingat ibu tiri dan adik tiri nya.)

"Haha, baru kali ini aku mendengar ada seseorang yang ingin membasmi keluarga nya sendiri." (Ucap Aziel tertawa.)

"Diam lah, kau cukup menyetujui nya dan tidak usah berkomentar tentang aku! " (Ucap Diva merasa kesal.)

"Baik lah, aku setuju!" Ingat pernikahan ini hanya sebatas setatus. "(Ucap Aziel kepada Diva.)

" Baik, aku mengerti dengan itu kita tidak boleh jatuh cinta! "(Ucap Diva membenarkan baju nya.)

" Tenang saja itu tidak akan terjadi! "(Ucap Aziel menarik tanggan Diva keluar dari kamar hotel.)

Di sisi lain

" Hahah, aku rasa dia sudah tidur nyenyak dengan lelaki tua itu kan bu! "(Ucap Tara kepada Ibu nya.)

" Benar sekali, dan kita mendapatkan uang yang banyak dari lelaki tua itu. "(Ucap Maya memegang karu ATM nya.)

Ibu dan anak yang jahat itu hanya tau jika tuan Baylor ingin seorang perempuan untuk di jadikan istri, akan tetapi mereka tidak tau istri untuk siapa.

Beberapa saat kemudian, Aziel dan Diva tiba di sebuah rumah mewah, lebih tepat nya masion keluarga buana.

Diva tercengang melihat masion yang sangat mewah, dan lebih mirip seperti istana itu.

Ada taman yang begitu luas, dengan beberapa bodyguard yang berdiri tegak di depan halaman rumah dan juga pintu.

"Ayo masuk! " (Ajak Aziel kepada Diva.)

Karna tidak ada tangkapan dari Diva, Aziel langsung menarik tangan Diva menuju pintu masuk.

"Hey, lepas kan aku! Aku bisa berjalan sendiri tanpa harus kau seret begini! " (Ucap Diva melepaskan tangan Aziel dari nya.)

"Benar kah setau ku kau hanya sibuk melihat sekitar rumah ku sehingga kau seperti patung. " (Aziel kembali menarik Diva masuk kedalam masion nya.)

"Siang tuan, tuan Baylor sudah menunggu di ruangan tamu. " (Ucap salah satu asisten tuan Baylor.)

"Siang, baik lah aku akan kesana. " (Ucap Aziel sambil terus menarik Diva.)

Mereka pun tiba di ruang tamu, sungguh Diva merasa begitu gugup menghadapi tuan Baylor.

"Duduk lah." (Ucap tuan Baylor kepada Aziel dan Diva.)

Aziel dan Diva pun duduk berhadapan dengan tuan Baylor.

"Karena kalian sudah berani berbuat seperti itu makan kalian harus menikah! " (Ucap tuan Baylor seolah-olah marah.)

"Dasar tua bangka, Pura-pura marah padahal ulah nya sendiri. " (Batin Aziel mengumpat papa nya.)

"Bagaimana Aziel apa kau setuju? " (Ucap tuan Baylor melirik Aziel.)

"Baik lah, aku setuju tapi ada syaratnya! " (Ucap Aziel melirik sang papa.)

"Baik katakan saja apa yang kau inginkan. " (Ucap tuan Baylor antusias.)

"Aku tidak ingin pernikahan ini di publikasikan, dan aku juga tidak ingin membuat pesta apapun. " (Ucap Aziel menyilangkan kaki nya.)

"Syarat macam apa itu ziel? " (Ucap sang papa emosi.)

"Jika papa tidak setuju maka aku tidak akan menikah. " (Ucap Aziel mengancam.)

"Baik lah aku setuju! " (Ucap tuan Baylor.)

Sedari tadi Diva hanya diam, sepatah kata pun tidak keluar dari bibir nya, karena dia tidak ingin mencampuri urusan ayah dan anak itu.

Tuan Baylor pun melirik ke arah Diva yang sedari tadi hanya diam dan diam.

"Siapa nama mu? " (Ucap tuan Baylor kepada Diva.)

"Ak ... aku ... nama ku Diva tuan. " (Ucap Diva gugup.)

"Pangil aku papa. " (Ucap tuan Baylor menatap Diva.)

"Ah, iya baik lah papa. " (Ucap Diva merasa sedikit geli.)

"Aku ingin bertanya pada mu Diva, Apa kah kau benar-benar mau menikah dengan Aziel? " (Ucap tuan Baylor memastikan.)

"Iya tuan aku mau. " (Ucap Diva sedikit takut.)

"Bagus kalau begitu kapan kalian akan menikah? " (Ucap tuan Baylor tidak sabar.)

"Orang tua ini sungguh membuat ku gila".(Batin Aziel kesal.)

" Aziel, aku bertanya padamu! "(Ucap tuan Baylor marah.)

" Sekarang juga! "(Aziel berdiri dari tempat duduk nya.)

" Sekarang? "(Tanya Diva kaget.)

" Bagus lebih cepat lebih baik. "(Ucap Tuan Baylor senang.)

"Ikut aku! " (Ucap Aziel, menarik tangan Diva.)

Seperti nya sejak dari tadi mereka terus Tarik menarik ya.

Aziel membawa Diva ke kantor catatan sipil.

Beberapa jam kemudian Aziel dan Diva keluar dari kankantor catatan sipil.

"De... dengan begini kita menikah begitu saja? " (Tanya Diva memegang surat nikah nya.)

"Apa itu masih kurang jelas? " (Ucap Aziel Berlalu masuk kedalam mobil nya.)

"Huh, apa aku benar-benar sudah menjadi seorang istri? " (Batin Diva.)

"Apa kau ingin terus berdiri di sana? " (Ucap Aziel dari dalam mobil.)

"Huh." (Diva berjalan masuk kedalam mobil.)

Di dalam mobil hanya ada keheningan, mereka tidak terlihat seperti pasangan suami istri sama sekali.

"Sekarang kau harus membantu ku. "(Ucap Diva mencair kan suasana.)

" Katakan apa yang harus aku lakukan? "(Tanya Aziel kepada Diva.)

" Tidak usah terburu-buru aku hanya ingin 80% saham perusahaan almarhum ibu ku yang sekarang di ambil alih ayah ku. "(Ucap Diva mengecam erat baju nya menahan emosi.)

"Hanya itu? Sangat lah mudah. " (Ucap Aziel membenarkan dasi nya.)

"Tidak hanya itu, aku juga ingin mereka menderita terutama kedua wanita rubah itu. " (Ucap Diva menatap kosong jendela mobil.)

"Aku tau masalah mu, karena kau sudah membantu ku maka aku akan menepati janji ku. Akan tetapi kau harus menanda tangani surat ini." (Ucap Aziel memberi kan selembar kertas, dan bulpen.)

"Apa ini? " (Tanya Diva heran.)

"Baca saja. " (Ucap Aziel memalingkan wajah nya.)

Diva pun membaca tulisan yang berada di kertas tersebut.

"Kontrak nikah? " (Ucap Diva bingung.)

"Iya, jika masalah mu sudah selesai dan aku menemukan seseorang yang aku cinta maka kita wajib berpisah. " (Ucap Aziel Santai.)

Diva pun merasa ini bukan masalah karna ia menikah dengan Aziel juga bukan berdasarkan karena cinta tetapi karena keuntungan masing-masing.

Tetapi Aziel, dia masih mencintai cinta pertama nya, yang telah menghilang beberapa tahun yang lalu akibat kecelakaan pesawat. Sampai saat ini Aziel masih tidak percaya, bahwa kekasih nya itu telah meninggal, karena Sampai sekarang jasat nya tidak di temukan.

Itu lah sebab Aziel tidak ingin menikah, karena ia berjanji akan setia kepada "Luna" cinta pertama nya itu, namun ia tidak tahan dengan ulah sang papa dan akhirnya menikahi Diva untuk istri sebatas setatus saja.

"Baik lah aku setuju! " (Ucap dima menandatangani Surat tersebut dan memberikan kembali kepada Aziel.)

Bersambung ....

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***