ASLAN TERPESONA

"Aslan, namaku Aslan" Pemuda yang sejak tadi mengikuti Citra memperkenalkan diri.

"Nggak tanya" Ketus Citra saat Aslan memperkenalkan diri....

"Ya biar kamu nggak manggil aku Jelangkung" Aslan menjelaskan....

"BOMAT. Bodo amat." Balas Citra.

"Berapa nomer ponselmu?...." Tanya Aslan.

"Nggak punya ponsel" Jawab Citra.

"Jangan bohong....Hari gini nggak punya ponsel? Nggak percaya" Ujar Aslan.

Mendengar perkataan Aslan, yang tadinya Citra hanya melihat jalanan lurus ke depan spontan langsung memberikan tatapan tajam pada Aslan.

Citra merasa tersinggung sebab Citra memang tidak punya ponsel. Hidup Citra sangatlah sederhana.

Yang di tatap Citra tidak peka dengan apa yang di rasakan Citra saat ini(merasa ngenes. Yah, begitulah orang miskin jika membahas masalah harta yang di miliki atau tidak pasti mudah tersinggung.

Bahkan ada orang bijak yang mengatakan jangan menceritakan hartamu pada orang miskin, jangan menceritakan kebahagiaanmu memiliki anak pada orang yang tak memiliki anak, jangan menceritakan kesehatanmu pada orang yang sakit dan jangan menceritakan kebahagiaanmu memiliki orang tua pada anak yatim piatu.

Citra hanya tinggal bersama dengan ibunya berdua di rumah berukuran 4X12 meter. Sedangkan ayah Citra sudah meninggal 2 tahun yang lalu dan sejak saat itu ibu Citra bekerja sebagai buruh cuci dan terkadang melakukan pekerjaan sampingan jika ada tetangga membutuhkan bantuan untuk bersih bersih rumah dan sebagainya.

Apapun pekerjaannya akan beliau lakukan selama bisa menghasilkan uang yang halal. Tentu saja pekerjaan ibunya di bantu oleh Citra jika Citra memiliki waktu luang.

Citra masih memiliki kakak perempuan tapi dia sudah menikah dan di anugrahi anak perempuan berusia 18 bulan(satu setengah tahun).

Setelah menikah kakak Citra memutuskan tinggal di kontrakan suaminya karena jarak rumah ibunya Citra terlalu jauh dari kantor suaminya.

Citra hidup seadanya sebab penghasilan ibunya sangatlah pas-pasan. Terkadang untuk membeli kebutuhan pokok saja dia masih berhutang di warung. Sekolahpun Citra mendapat beasiswa karena selain rajin dia juga anak yang cerdas. Ibunya menaruh harapan besar pada Citra.

Kembali lagi pada Aslan si manusia yang hidup semaunya sendiri dan tidak peka itu bukannya minta maaf justru malah mempercepat laju motornya dan menghadang jalan Citra. Spontan yang di hadang mengerem sepeda mendadak.

Aslan turun dari motornya dan langsung mengambil tas Citra yang ada di krenjang depan setir sepeda.

Langsung saja membuka resleting tas itu dan menggeledahnya.

Citra terkejut dengan aksi Aslan.

"Woy kamu ngapain. Itu tas milik ku. Ku teriakin maling nih." Ancam Citra.

"Triak saja. Langsung ku cium tuh bibir" Aslan bukannya gentar malah balik mengancam ,yang di ancam malah diam mematung.

"Bener-bener nggak ada ponsel" Kata Aslan.

"What???...." Citra melongo mengetahui alasan Aslan menggeledah tasnya. "Bener-bener nggak punya sopan santun" Imbuhnya.

"Jaga tuh bibir. Orang aku cuma mau ngajak kenalan kok." Aslan menjelaskan.

"Kenalan kok maksa" Tambah jengkel si Citra

"Udah sana, minggir-minggir aku mau lewat." Memundurkan sepedanya sedikit dan sebelum beranjak Citra menunjuk Aslan dengan jari telunjuknya.

"Kamu diam disini dan jangan ngikuti aku lagi." Si Aslan hanya diam memperhatikannya.

"Baru kali ini aku di tolak perempuan."

Citra mulai mengayuh sepeda dan sesekali menoleh ke kebelakang memastikan pemuda itu tidak mengikutinya. Aman Si Aslan tak terlihat lagi ,dia tidak mengikutinya pikir Citra.

Citra membelokkan sepedanya ke sebelah kanan dan memasuki gang VULAI DAYA yang tiap rumahnya saling menghadap antar tetangga yang hanya di batasi jarak 3 meter.

Tak jauh dari depan rumahnya, Citra dapat melihat bahwa kehadirannya di sambut oleh balita yang baru bisa berjalan. Dia tertawa sambil berjingkrak jingkrak melihat kedatangan Citra.

Citra yang di sambut sangat senang. Rasa lelah hilang sudah melihat keponakan tersayangnya.

Setelah sampai di depan rumah Citra langsung turun dan menghampiri sang keponakan yang sudah merentangkan tangan dan langsung memeluknya.

"Kok tau sih kalo ini tante? Tante kan pakai masker" Tanya Citra sambil melepas pelukannya tapi masih memegang lengan si balita.

"Tahu lah kan kamu tantenya." Jawab sang kakak.

"Kakak kapan kesini?" Tanya Citra.

"Tadi sore,,,,Kamu capek ya?" Kakaknya merasa kasihan melihat keringat membanjiri baju adiknya.

Citra langsung membuka maskernya "Dan ini obat lelahku" Dan langsung mencium sang balita. Si balita malah tertawa.

Saat Citra memainkan bola matanya yang berwarna hitam(lensa)di gerakkan di samping dekat dengan hidung dan bibir Citra di buat mengerucut seperti tikus curut membuat si keponakannya malah makin tertawa terpingkal-pingkal.

Citra dan kakaknya juga mengikuti tawa sang balita. Kemudian Citra menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. "Ciluk baaaaaaa....." Lalu membuka wajahnya.

Saat itulah Citra baru menyadari bahwa ada sepasang mata yang dengan intens menatapnya.

Lagi-lagi Citra salah tingkah.

"Mampus Aku. Sejak kapan dia disana?....Apa saat aku bikin wajah ku jelek" Batin Citra yang amat malu dengan tingkahnya sendiri."MALUNYA AKU"

*****

"TERPESONA AKU TERPESONA...." Yang dirasakan Aslan saat melihat kecantikan alami Citra. Mata yang indah, Hidung kecil dan mancung, Bibir seksi yang terlihat manis , tubuh tinggi tapi sedikit kurus. Catatan Cantik tanpa masker.

Ya, Aslan sudah ada di sana saat Citra memeluk sang keponakan dan melihat aksi aksi lucu Citra tanpa Citra sadari.

*****

Dukung author pake like komentar vote favorit

Terpopuler

Comments

Fira Ummu Arfi

Fira Ummu Arfi

likeeeeee

2022-08-16

0

🌟æ⃝᷍𝖒ᵐᵉN^W^NH^Ti᭄💫

🌟æ⃝᷍𝖒ᵐᵉN^W^NH^Ti᭄💫

sayangnya hanya org bijak yg tau😭😭😭

2022-08-12

0

Youni Tea

Youni Tea

gemesss 😂😂😂

2022-04-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!