Buah dari kesabaran

Usia pernikahan Citra dan Doni kini sudah memasuki bulan ke tiga,dan hubungan mereka sedikit ada kemajuan. Sedangkan kandungan Citra sudah berusia 15 minggu.

"Sayang,hari ini mau dimasakin apa ?" Tanya Doni pada istrinya yang baru selesai mandi.

Ya,begitulah Doni setiap hari memasak untuk istrinya,karena Citra hanya bisa memakan makanan yang di masak Oleh Doni.

Pernah sekali, Citra mencoba memesan makanan lewat aplikasi Online tapi saat ia akan memakan makanan itu perutnya bergejolak hebat,membuat Citra mengurungkan niatnya untuk memakan makanan itu.

"Aku sebenarnya tidak enak sama kamu Don" Jawab Citra.

"Kenapa merasa tidak Enak,hem ? " Doni menghampiri Citra lalu memeluk Citra dari belakang kemudian mengelus perut Citra yang mulai membuncit.

Doni selalu bangun lebih awal dan memasak untuk dirinya,sedangkan jika waktu makan siang Doni pulang demi memasak untuknya,begitu pula saat akan makan malam walaupun lelah karena seharian sibuk di perusahaan, Doni tidak mengeluh dengan senang hati ia melayani istrinya yang tengah mengandung buah hatinya itu.

"A aku malu,aku merasa jadi istri tidak berguna dan menyusahkanmu" Ucap Citra.

"Ngomong apa sih kamu ? Sudah tugasku untuk melayani istriku yang tengah hamil ini dan kamu adalah ratuku" Jawab Doni,sambil mencium pipi Citra,membuat wanita itu bersemu merah.

"Jadi mau di masakin apa ?". Doni terkekeh saat melihat wajah istrinya masih telihat malu.

"Apa aja,yang penting itu masakan kamu" Jawab Citra.

"Baiklah" Doni melepaskan tangannya yang melingkar di perut Citra.

"Doni ?" Citra segera menahan tangan Doni yang sudah melonggar.

"Hem ?" Doni mengernyit heran,tidak biasanya Citra menahannya.

"Em,itu" Citra ragu mengucapkannya.

"Ada apa hem ?" tanya Doni mendekap kembali tubuh Citra.

"Apa kamu tidak ingin itu ?" Ucap Citra,sedikit malu.

"Ingin apa ? Aku tidak menginginkan apapun" Jawab Doni tenang,karena ia tahu apa maksud istrinya.

"Ah,begitu ya" Citra terlihat kecewa.

"Aku bisa menahannya" Bisik Doni.

Karena selama tiga bulan jadi istri Doni,Citra belum memberikan hak Doni,walau tidur diatas ranjang yang sama dan saling berpelukan. Doni sebagai pria normal sangat menginginkan hal tersebut,tapi kembali lagi kepada Citra yang masih trauma saat akan melakukan hal itu. Ia tidak ingin Egois,baginya Citra sudah mau berdekatan dengannya dan nyaman bersamanya itu sudah cukup untuknya.

"Ta tapi aku sudah siap" Lirih Citra.

Ya,selama ini Citra melihat cinta dan kasih sayang dari Doni yang begitu tulus untuknya,maka dari itu ia berusaha untuk menyiapkan dirinya dan berusaha melawan rasa trauma itu.

"Aku tahu,tapi jangan memaksakan diri. Aku akan selalu sabar menunggu kesiapan mu" Jawab Doni,semakin mengeratkan pelukannya.

"Maaf" Lirih Citra,bahkan ia tidak mampu menahan air matanya.

"Jangan menangis lagi,hati ku sakit jika melihatmu mengeluarkan air mata dan anak kita pasti juga akan ikut sedih" Doni melepas pelukannya lalu membalikan tubuh Citra agar menghadap padanya lalu mengelus perut Citra yang sudah sedikit menonjol.

"Tuh kan jadi jelek" Doni terkekeh sambil mengusap air mata Citra.

"Ih,kamu nyebelin" Citra memukul dada Doni pelan.

"Kamu lucu" Doni menatap wajah cantik Citra,kemudian ia mendekatkan wajahnya,membuat Citra memejamkan matanya.

Cup

Doni mengecup sekilas bibir merah ceri milik Citra itu.

Citra membuka matanya lalu tersenyum manis menatap Doni,bahkan pipinya itu merona karena malu.

"Aku masak dulu" Ucap Doni,lalu pergi dari kamar dan menuju dapur.

Sedangkan Citra menatap punggung Doni dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Maaf,aku belum menjadi istri yang baik untukmu" Lirih Citra.

Sedangkan Doni yang ada didapur sedang mengupas udang.

"Den,biar bibi aja" Ucap Bi Ratih.

"Tidak apa-apa Bi,lagian ini hari sabtu jadi waktu longgar" Ucap Doni,tetap melanjutkan aktifitasnya.

"Tapi Den,udangnya itu bau,dan saya boleh bantu yang lainnya ya Den."

"Tidak perlu Bi,aku bisa sendiri dan Bibi kerjakan pekerjaan yang lain saja ya" Pinta Doni,dan Bi Ratih hanya bisa pasrah dan membiarkan Doni memasak sendiri di dapur.

Setelah berkutat di dapur selama hampir satu jam,akhirnya masakan sederhana Doni selesai. Ia memasak capcay udang dan ayam goreng untuk istrinya.

Doni melepaskan apron dan segera mencuci tangannya dan segera kekamarnya untuk menyuruh Citra makan.

"Sayang ?" Panggil Doni saat melihat Citra sedang duduk di kursi yang ada di balkon kamarnya.

"Hem ?" Citra menoleh kemudian tersenyum menatap Doni.

"Ayo sarapan dulu,aku sudah selesai memasak" Doni menghampiri Citra lalu duduk di sebelahnya.

"Iya" Citra beranjak dari duduknya dan di ikuti Doni.

"Mau aku gendong ?" Tawar Doni.

Citra mengangguk lalu tersenyum " Boleh" Ia merentangkan kedua tangannya.

Doni mengangkat tubuh istrinya seperti koala menuju ruang makan.

Ya begitulah Doni selalu memanjakan Citra begitupula Citra yang akhir-akhir ini sangat menyukai dengan sikap Manis dan perhatian Doni.

Aku sudah menetapkan hatiku. Batin Citra sambil menatap wajah Doni yang tengah mengambilkan nasi untuknya.

"Segini cukup ?" Doni memperlihatkan nasi yang ada di piring itu.

"Cukup" Jawab Citra.

"Sekarang ayo makan" Doni meletakan sepiring nasi bersama capcay udang dan ayam goreng diatas nasi itu.

Citra menyendokan nasi kedalam mulutnya.

"Enak" Ucap Citra sambil tersenyum,lalu menyendokan nasi lagi dan di sodorkan di depan mulut Doni.

"Ayo buka mulutmu"

"Wah,kau mau menyuapi ku ?" Tanya Doni dengan mata berbinar.

"Ayolah,tanganku sudah pegal ini". Kesal Citra karena Doni tak kunjung membuka mulutnya.

"Baiklah" Doni membuka mulutnya dan HAP satu suapan pertama mendarat di mulutnya.

"Waoww,ternyata rasa makanan ini bertambah sangat lezat ketika kamu yang menyuapi" Ucap Doni membuat Citra tersipu malu.

"Ishh,kamu membuatku malu. Ayo buka mulutmu lagi,anggap ini sebagai bayaran untuk mu yang selalu memasak untukku" Citra mengatakan itu sambil terkekeh pelan.

"Humm,kau.sedang merayuku ya ?" Ucap Doni mencolek pipi Citra.

"Enak saja ! Aku hanya ingin menjalankan peranku,karena kehamilanku ini membuatmu selalu susah. Maaf mungkin terlambat tapi aku ingin menjadi istri yang baik untukmu" Ucap Citra dengan tulus.

Doni tersenyum senang mendengar penuturan Citra,kemudian ia berdiri dan merengkuh tubuh Citra.

"Tidak ada kata terlambat sayang" Ucap Doni,malabuhkan ciuman hangat di kening Citra.

"Terimakasih dan maaf karena aku selalu menyakitimu" Lirih Citra.

"Aku yang bersalah disini dan aku yang harus meminta maaf karena telah menghancurkan hidupmu"

"Ayo kita mulai dari awal lagi Don dan lupakan masalalu yang menyakitkan itu" Citra membalas pelukan Doni.

"Terimakasih,terimakasih sayang" Ucap Doni,dengan penuh haru dan juga kebahagiaan.

Sabar itu ada memang ada batasnya. Tapi Jika kamu berada di ujung lelah dan di batas kemampuanmu untuk bersabar,maka berdoalah kepada Tuhan dan mintalah keteguhan hati untuk bisa bersabar lebih lama lagi.

Hal itulah yang di alami Doni. Ketika ia merasa lelah, ia mengangkat kedua tangannya dan memohon kepada Allah untuk memberinya kekuatan lebih banyak lagi.

*Dari kesabaran dan penantiannya selama ini,akhirnya kini membuahkan hasil yang memuaskan*.

Terpopuler

Comments

Agustina Kusuma Dewi

Agustina Kusuma Dewi

kak..ijin capture

2023-10-31

0

Dedeh Dian

Dedeh Dian

semoga keluarga kecil doni dan citra selalu berbahagia.

2022-09-10

0

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

terahru mak😭😭😭

2022-08-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!