Cinta Tulus Sang Cassanova
Jangan lupa kasih like untuk author yang manis imut kayak marmut biar makin semangat🤭🤭
Follow IG me @Thalindalena
Happy Reading
"Kak apa yang kau lakukan? ARGGGG LEPAS". Citra memberontak di bawah kungkungan Doni yang dalam pengaruh alkohol.
"Kak,aku mohon sadar kak,hiks hiks hiks". Bahkan tangisan Citra terdengar sangat pilu tapi Doni seakan tuli.
"DIAM!!!". Bentak Doni memegang kedua tangan Citra diatas kepala.
"Kak,sakit hiks hiks hiks". Citra sudah kehabisan tenaga untuk melawan kekuatan Doni. Ia hanya bisa pasrah apa yang Doni lakukan kepadanya.
Malam ini Citra kehilangan mahkotanya yang berharga. Dengan tak berperasaan Doni sebagai temannya merenggut hal yang berharga yang selama ini dia jaga.
"Aku kotor dan menjijikan". Citra terus memaki dirinya sendiri.
Lelah menangis kemudian ia terlelap di samping Doni yang sudah lebih dulu terlelap. Sebenarnya ia ingin pulang tapi tubuhnya sangat tidak memungkin kan,apalagi ia merasakan bagian intinya teramat sangat sakit.
🌷🌷🌷🌷
Pagi telah tiba sang mentari telah menunjukan sinarnya. Doni lebih bangun lebih dulu ia memijat pelipisnya yang masih menyisakan pusing karena ia terlalu banyak minum tadi malam.
DEG
Jantung Doni berdetak sangat cepat saat melihat seorang wanita tidur disebelahnya,ia bertanya dalam hati siapa wanita itu?.
Kemudian ia berusaha mengingat kejadian tadi malam,walau ia dalam pengaruh alkohol tapi ia tidak lupa wajah wanita itu.
"Citra". Gumam Doni pelan.
Citra menggeliat dalam tidurnya kemudian ia pun terbangun. Pandangan pertama yang ia lihat adalah wajah Doni yang tengah menatap nya intens.
Citra menangis tanpa suara saat mengingat kejadian tadi malam. Hatinya dan juga tubuhnya merasakan sakit yang sangat luar biasa.
"Citra". Panggil Doni pelan.
"Jangan sentuh aku,bajingan!!!". Menepis tangan Doni yang akan menyentuh lengannya. Citra menatap Doni tajam dengan air mata yang terus berderai.
"Apa yang kau bicarakan? Aku yakin kau juga menikmatinya bukan?. Ucap Doni semakin membuat hati Citra teriris.
"Kau benar-benar brengsek". Teriak Citra kemudian bangun dari tidurnya tidak lupa ia menutupi bagian depannya dengan selimut yang ia kenakan.
"Aku yakin kau sama dengan wanita diluar sana,jangan munafik Citra-"
Plakk
Citra menampar keras wajah Doni hingga sudut bibirnya pecah dan mengeluarkan darah.
Sungguh sakit hati Citra kesuciannya sudah direnggut dan ia juga dikatakan wanita murahan.
"Beraninya kau-" Doni menatap tajam Citra dan sama halnya dengan Citra tak kalah tajam menatap Doni.
"Aku sangat membencimu Doni!!". Hardik Citra.
"Jangan sok suci,kamu sama halnya dengan wanita murahan di luaran sana". Hina Doni. Doni belum sadar jika ia telah melukai Citra dan merenggut kesucian Citra.
Citra tidak mau menanggapinya,ia memilih bangkit dari tempat tidur dan berjalan kekamar mandi dengan tertatih dengan melilitkan selimut di tubuhnya,tidak lupa sebelum itu ia mengambil pakaiannya yang berserak dilantai.
Tak membutuhkan waktu lama Citra sudah keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah lengkap kemudian ia berjalan menuju sofa dan mengambil tasnya.
Doni memperhatikan pergerakan Citra saat jalan tertatih.
"Apa aku terlalu keras tadi malam hingga membuatnya sulit berjalan?. Batin Doni.
Citra tak memperdulikan Doni yang terus menatapnya kemudian ia keluar dari kamar Apartemen itu begitu saja.
Setelah Citra keluar dari kamar,Doni meremas rambutnya kasar. Pandangannya teralihkan saat melihat bercak darah di Sprei berwarna putih itu, kedua matanya membola sempurna.
"Dia masih Virg*in?"
"Imposible!" Karena Doni pikir Citra itu sama dengan wanita diluaran sana,mungkin karena Citra suka keluar masuk Klub malam jadi Doni berpikiran seperti itu. Tapi ternyata dugaannya salah besar. Citra gadis yang masih suci dan dia lah yang merenggut kesuciannya.
"BRENGSEK". Teriak Doni kemudian ia dengan cepat memakai pakaiannya dan mengejar Citra. Ia berharap Citra belum pergi jauh dari sana.
"AH SIAL" Umpatnya saat sudah sampai Lobby Apartemennya,ia tak menemukan Citra. Bahkan dirinya sudah mencari ke basmant,taman dan tempat lainnya. Nihil Citra sudah menghilang.
Doni menyesali perbuatannya. Dia memang pemain wanita tapi dia tidak pernah sekalipun bermain dengan yang masih bersegel.
Doni kembali masuk kamar apartement nya kemudian ia mengambil ponselnya guna menghubungi Citra tapi sayangnya semua akses sudah di Blokir oleh wanita itu.
Doni bergegas mengambil kunci mobil nya dan menuju basmant dan memasuki mobilnya, tujuan Doni sekarang adalah rumah Citra.
Untung saja keadaan lalu lintas lenggang jadi tak perlu waktu lama untuk sampai di Rumah Citra.
Ketika sudah sampai Doni langsung bertanya pada asisten rumah tangga disana.
"Maaf mas Doni,Non Citra dari tadi malam belum pulang sampai sekarang" Ucap Art yang bernama Ratih benar adanya karena memang Citra belum pulang sampai sekarang.
"Kemana ya Bi?"
"Entah mas,ini aja Tuan besar mengerahkan anak buahnya untuk nyari Non Citra,soalnya ponselnya juga tidak bisa dihubungi" Jelas Bi Ratih dengan perasaan cemas.
"Ya udah Bi,makasih" Ucap Doni lalu melenggang pergi.
"Kamu dimana Citra?" Ucap Doni pada dirinya sendiri, saat sudah di dalam mobil. Dia merasa bersalah apa yang telah ia lakukan pada Citra. Dan dia akan bertanggung jawab atas perbuatannya.
Bukankah seharusnya begitu ?. Berani berbuat harus berani bertanggung jawab !.
Ferdi berjalan tergesa dikoridor Rumah sakit. Saat dia tengah metting dengan klien,Ferdi mendapat kabar dari body guardanya jika Citra masuk Rumah sakit.
"Apa yang terjadi ?" Tanya Ferdi pada salah satu Body guardnya saat dia sudah sampai di depan pintu Ruang rawat Citra.
"Maaf Tuan,kami menemukan Non Citra pingsan di depan Apartemen xxx kemudian kami membawanya kesini" Ferdi mengerutkan keningnya saat mendengar penjelasann Bodyguardnya itu,untuk apa Citra berada disana?
Tak ingin berlama-lama Ferdi kemudian masuk kedalam ruangan tersebut. Ferdi menggenggam tangan Citra yang tidak terpasang infus,dia menatap wajah putrinya yang terlihat sangat pucat yang masih memejamkan mata.
"Maaf Tuan bisa bicara sebentar?" Tanya Dokter Pria itu saat sudah masuk kedalam Ruang rawat Citra.
" Iya,Dok " Ucap Ferdi mengangguk.
"Mari ikut saya Tuan" Dokter tersebut mempersilahkan Ferdi keluar lebih dahulu baru lah dia mengikuti nya.
Dokter tersebut menghela nafasnya sejenak sebelum mulai berbicara saat sudah duduk di ruangannya ,begitu juga Ferdi sudah duduk di tempat yang sudah disediakan.
"Begini Tuan,saya ikut prihatin dengan putri Tuan-" belum selesai bicara Ferdi menyela ucapan Dokter.
"Maksud Dokter apa?" Tanya Ferdi dengan perasaan cemas dan juga penasaran.
Jangan lupa Like,komentar dan Vote nya ya readersku tersayang.
Baca juga Novel author yang lain "Perawan Tua Meet Brondong Tajir"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
EndRu
mampir..
semoga ceritanya keren Kak
2024-06-29
0
🌹🪴eiv🪴🌹
aku disini 🤗
2023-11-01
1
Yuli Silvy
baru mampir ksni thor
2023-08-08
0