Calista lalu mendekat pada Vans dan menjewer telinganya. "Dasar anak nakal." kata Calista.
"Calista hentikan." kata Gisa. Dia lalu mendekat pada Vansh dan manariknya ke belakang tubuhnya.
"Mama, kenapa pagi-pagi Mama sudah disini?"
"Bukan urusanmu, ingat baik-baik Calista, jangan pernah coba-coba untuk menyakiti Vansh lagi."
"Memangnya siapa sebenarnya anak kecil ini Ma? Kenapa dia begitu berharga dalam hidup Mama?"
"Bukankah sudah kubilang jika Vansh adalah cucu mama!!!"
"Cucu??? Paling dia hanya anak pungut yang Mama ambil di Panti Asuhan kan?"
"Jaga ucapanmu Kak!!! Vansh adalah putraku!!!" kata Olivia sambil membentak Calista.
"Putramu? Bukankah kau belum menikah Olive? Bagaimana bisa kau memiliki seorang anak? Hahahaha lihat Pa, lihat anak kesayangan Papa, ternyata bisa begitu menj*jikan seperti ini!!! Bahkan dia sampai memiliki anak di luar nikah!!!"
"Calista, Olivia tidak seperti yang kau pikirkan, dia tidak pernah berperilaku di luar batas."
"Ooohhh jadi Papa masih membela Olivia? Padahal sudah jelas-jelas dia melakukan perbuatan yang begitu menj*ikan seperti ini!!"
"Calista jaga kata-katamu, Olive telah mengalami sebuah sebuah musibah sehingga dia harus menanggung semua ini." kata Gisa.
"Ini bukan sebuah musibah Ma, memang Olivia adalah wanita yang munafik, kenapa kalian tidak sadar jika telah dibodohi oleh Olivia!!"
"Calista lebih baik kau diam daripada menuduh hal yang tidak-tidak pada Olive. Kamu tidak tahu jika sesuatu hal yang buruk telah terjadi pada Olivia." kata Kenan.
"Kenan, kenapa kau juga ikut membela Olive? Kalian memang semua sama saja, bahkan hal terburuk yang Olivia lakukan itu selalu benar di mata kalian. Sedangkan aku? sebaik apapun yang kulakukan, kalian selalu menganggap aku salah!!!" kata Calista sambil masuk ke dalam kamarnya.
Kenan lalu mengejar Calista dan masuk ke dalam kamar. "Sayang, tolong jangan berkata seperti itu."
"Mau apa lagi kamu Kenan? Kamu mau membela Olive lagi?"
"Tidak sayang, bukan seperti itu. Olivia sudah mengalami berbagai hal buruk selama ini, sebaiknya kita jangan menambah lagi beban Olive."
"Memangnya hal buruk apa yang dia alami hingga kalian semua membelanya seperti ini?"
"Calista, Olive sudah dip*rkosa."
"APAAAAAA????"
"Ya Calista, Olivia sudah melalui masa-masa yang begitu berat. Kita tidak boleh menambah beban hidupnya sayang, apalagi dengan Vansh, terimalah dia dan sayangi dia, karena bagaimanapun juga dia adalah keponakanmu."
'Juga anakku.' gumam Kenan.
"Baik Kenan, aku akan mencobanya."
Kenan lalu memeluk tubuh Calista. "Aku tahu kamu wanita yang baik sayang, aku berangkat ke kantor dulu ya."
"Iya hati-hati."
Kenan lalu keluar dari dalam kamar dan menghampiri Olivia yang duduk dengan Gisa. "Olive, maafkan Calista."
"Iya Kak tidak apa." jawab Olivia.
"Kenan berangkat ke kantor dulu Ma."
"Iya." jawab Gisa singkat tanpa memandang wajah Kenan. Saat Kenan keluar, dia berpapasan dengan Alena yang akan masuk ke dalam rumah.
"Alena." kata Olivia.
"Olive, tadi Vansh bilang pada Jason jika kalian akan menetap di sini?"
"Ya Alena."
"Keputusan yang bagus Olive, waktumu untuk bersembunyi sudah selesai, sekarang saatnya kamu menghadapi semua yang telah terjadi pada hidupmu dengan kepala tegak."
"Benar apa yang dikatakan Alena, Olive. Tante akan selalu ada di sampingmu menghadapi semua ini, dan tentunya untuk mengasuh Vansh." kata Gisa sambil mengedipkan mata kanannya.
"Hahahaha." mereka bertiga lalu tertawa. Tanpa mereka sadari Calista mengintip keceriaan itu di celah pintu kamar.
"Akrab banget sih, ngomongin apa aja mereka."
***
Olivia melangkahkan kakinya dengan sedikit tergesa-gesa, dia tak menyangka akan sedikit terlambat ke Bandara karena menemani Vansh tidur siang.
BUGHHHHH
"Maaf, saya terburu-buru." kata Olivia tanpa melihat seorang laki-laki yang ditabraknya. Olivia lalu masuk ke counter check in, kemudian masuk ke waiting room sambil membuka laptopnya untuk membuat surat pengunduran diri.
"Sepertinya anda orang yang sangat sibuk." kata seorang lelaki yang tiba-tiba duduk di sampingnya.
"Emh ya." kata Olivia sambil terus mengetik.
"Menurutku sebuah permintaan maaf tidak cukup untuk membuat kemejaku kembali bersih seperti semula."
Olivia lalu mendongkakan kepalanya. "Apa maksud anda Tuan?", sejenak jantung Olivia merasa berdegup kencang melihat laki-laki bermata elang dengan postur tubuh yang kekar duduk di sampingnya. 'Laki-laki yang tampan.' gumam Olivia.
"Anda tadi sudah menabrak saya di depan, dan lihatlah kemeja saya menjadi kotor karena makanan yang saya pegang menempel di kemeja." kata laki-laki itu.
"Em jadi anda orang yang saya tabrak tadi?"
"Ya, anda sudah menabrak saya di depan counter check in, dan anda harus membayar ganti rugi untuk semua itu "
"Oohh maaf Tuan saya tadi begitu terburu-buru. Bagaimana jika saya mengganti kemeja anda dengan kemeja yang baru?"
"Tidak usah Nona."
"Bukankah anda meminta ganti rugi?"
"Bukan itu ganti rugi yang saya inginkan."
"Lalu?"
"Saya ingin anda mentraktir saya makan malam." kata laki-laki itu sambil tersenyum.
"Tapi maaf, untuk hari ini saya sedang sibuk."
"Tidak perlu terburu-buru Nona, anda bisa menghubungi saya jika sudah memiliki waktu luang, ini kartu nama saya. Kenalkan saya Leo. Siapa nama anda?"
"Emh Olive, Olivia."
"Baik Olivia, saya tunggu ajakan makan malam anda. Terimakasih, saya harus menemui rekan bisnis saya kembali." kata Leo sambil meninggalkan Olivia. Olivia lalu memandang kartu nama yang ada ditangannya. 'LEO KALANDRA SAPUTRA, CEO DELTACORP GROUP.' gumam Olivia.
***
Calista duduk di dalam apartemen milik Ramon dengan begitu gusar. Beberapa saat kemudian tubuhnya mulai berjalan mondar-mandir sambil sedikit merancau. Ramon yang sedang menyelesaikan pekerjaan di laptopnya lalu mengalihkan pandangannya pada Calista.
"Sayang, kamu lagi ngapain sih?"
"Ramon, aku harus hamil, jika tidak rencana kita untuk menguasai harta Kenan bisa gagal. Apalagi saat ini Olivia sudah pulang."
"Apa hubungannya antara kepulangan Olivia dengan niat kita untuk menguasai harta Kenan, Calista?"
"Ramon, Olivia pulang dengan membawa seorang anak, dan Mama begitu menyayanginya bahkan menganggap anak Olivia sebagai cucunya! Kenan adalah anak tunggal, jika aku tak bisa memberikan keturunan, bisa-bisa harta Kenan jatuh pada anak Olivia."
"Bukankah Olivia belum menikah?"
"Ya, dia memang belum menikah."
"Lalu bagaimana bisa dia memiliki seorang anak? Bukankah adikmu adalah gadis yang begitu baik dan penurut Calista, bagaimana mungkin dia bisa memiliki pergaulan yang begitu bebas?"
"Olivia diperko*a Ramon, itulah sebabnya dia hamil tanpa suami."
"Sungguh malang nasib adikmu, Calista. Padahal dia gadis yang pintar."
"Sudah jangan bicarakan Olivia lagi, aku muak mendengar namanya. Tolong pikirkan caranya agar aku bisa cepat hamil Ramon."
"Bukankah kau sudah tidak menggunakan pengaman?"
"Ya, sudah satu tahun ini aku melepasnya, namun aku belum kunjung hamil."
"Bagaimana kalau kamu memeriksakan kondisi rahimmu ke dokter? Kamu juga bisa menjalani program hamil Calista."
"Benar juga katamu Ramon, sekarang kau temani aku."
"Bukankah kamu juga memiliki suami? Kamu harus pergi dengan suamimu Calista."
"Ramon jika aku pergi dengan Kenan dan ternyata kondisi rahimku tidak sehat, bisa-bisa ibu mertuaku menyuruh Kenan untuk menceraikanku!!!"
"Baik Calista, kau pergi denganku saja, ayo kita sekarang ke dokter." kata Ramon.
NOTE:
Kenapa sih kalau ada tokoh baru langsung pada ngeship? Karakternya yang sebenarnya juga belum kelihatan kan? Padahal othor di awal udah bilang loh cerita ini penuh kejutan dan jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan 🤭🤭✌️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 300 Episodes
Comments
Aulia Yumi Rosda SE
ikuti saja dulu...
2024-02-15
0
Mwfc07
🙄🙄
2023-11-19
0
Widya
klu menurut ku mending SM Leo aja Olivia biarkan Kenan menderita bersama cinta ny
2022-07-06
0