Calista masuk ke dalam kamar lalu merebahkan tubuhnya. "Benar-benar hari yang buruk." kata Calista.
Dia lalu memejamkan mata mencoba untuk tidur sejenak, namun matanya benar sulit terpejam. 'Si*l, semua kejadian hari ini telah membuat moodku menjadi buruk.' gumam Calista. Tiba-tiba seseorang memeluk tubuhnya dari belakang."Sayang."
"Kenan."
"Sayang, aku rindu." kata Kenan sambil terus menc*umi tengkuk dan leher Calista.
"Kenan, aku lelah." Namun Kenan tak mengindahkan kata-kata Calista dia kemudian menc*um bibir Calista dengan bergairah, akhirnya Calista tak dapat menolak ajakan dari suaminya. Dia mulai membalas ciuman suaminya. Kenan lalu mulai membuka pakaian Calista dan menc*um leher serta mere*as b*ah d*da milik Calista. Calista lalu membuka celana milik Kenan dan memainkan asetnya yang sudah mengeras.
"Calista, aku mencintaimu sayang." kata Kenan. Tapi hanya dibalas dengan senyuman kecil di bibir Calista. Kenan lalu naik ke atas tubuh istrinya dan mulai memainkan pinggulnya sambil beberapa kali mencondongkan tubuhnya untuk menci*m bibir dan melu*at payudara milik Calista. Des"han dan era*gan pun memenuhi sudut kamar hingga akhirnya keduanya mencapai kepuasan.
"I love you honey." kata Kenan sambil mengecup kening Calista di akhir permainannya.
"Me too." jawab Calista.
TOK TOK TOK
Sebuah ketukan pintu pun mengejutkan mereka. "Kak Kenan, Kak Calista, ayo makan malam."
"Iya Olive." jawab Calista.
"Sayang, sebaiknya kamu mandi dulu."
"Iya sayang."
Kenan lalu masuk ke dalam kamar mandi, sedangkan Calista keluar dari dalam kamar. "Loh Kak Kenan mana?"
"Dia sedang mandi di dalam, aku juga akan mandi di kamar mandi dekat dapur. Olive, sebaiknya kau dan Papa makan malam terlebih dulu."
"Iya Kak." jawab Olivia lalu menghampiri Papanya untuk makan malam.
Kenan dan Calista menikmati makan malam saat Olivia dan Herman sudah selesai makan dan mereka ada di kamar masing-masing. "Loh Papa sama Olive mana sayang?"
"Mereka udah selesai makan Kenan, mereka sepertinya lelah sudah seharian menunggu Mama di rumah sakit, apalagi Olivia, dia baru saja pulang dan belum sempat beristirahat, jadi aku menyuruh mereka untuk makan malam lebih dulu."
"Oh ya sudah." kata Kenan sambil menyantap makan malamnya. 'Masakan yang lezat.' gumam Kenan.
"Ternyata pembantu di rumahmu ini pintar masak ya Calista."
"Pembantu?"
"Iya, bukankah yang memasak ini semua pembantumu?"
"Kenan, sudah lama Mama tidak menyewa pembantu."
"Lalu siapa yang memasak ini semua?"
"Mungkin Olivia."
DEGGGGG
Jantung Kenan seakan berhenti berdetak mendengar nama Olivia kembali disebut. "Ada apa sayang?"
"Gapapa, aku cuma ngantuk."
"Ya udah cepat habiskan makananya lalu kita tidur."
"Iya sayang."
Di balik pintu kamar, Olivia sedikit mengintip Calista dan Kenan saat makan malam. Berbagai perasaan berkecamuk memenuhi isi hatinya. 'Kenan, kenapa perasaan ini masih sama seperti dulu.' gumam Olivia. Dia kemudian berjalan ke arah tempat tidur dan mengambil sesuatu di laci samping tempat tidurnya. Lalu memandang benda itu satu persatu sambil merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dan memeluk benda-benda itu kembali.
Alarm di ponsel Olivia tiba-tiba membangunkannya. 'Sudah pagi.' gumam Olivia. Dia lalu bergegas keluar kamar lalu beribadah dan pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan.
Wangi bau masakan yang begitu menggoda membuat Kenan terbangun dari tidur lelapnya. Dia lalu melihat jam di dalam kamar. 'Sudah pukul enam pagi.' kata Kenan lalu masuk ke dalam kamar mandi. Setengah jam kemudian dia sudah rapi dengan memakai kemeja kerjanya. Dia lalu menghampiri Calista yang masih terlelap lalu mencium pipinya. "Selamat pagi sayang." kata Kenan.
"Emhhhh, aku masih ngantuk." jawab Calista.
"Kamu tidur dulu saja, aku pergi dulu ya sayang."
Calista lalu mengangguk dan meneruskan tidurnya kembali. Kenan lalu keluar dari kamar dan melihat Olivia dan mertuanya sedang menikmati sarapan.
"Kenan, ke sini Nak, ayo kita sarapan bersama."
Kenan lalu tersenyum dan sedikit canggung mendekat pada Olivia dan Herman. Dada Kenan berdegup begitu kencang saat mendekat pada Olivia, meskipun hanya memakai piama Olivia terlihat begitu cantik dengan rambutnya yang dia cepol ke atas memperlihatkan leher jenjangnya.
"Selamat pagi Olive, selamat pagi Pa."
"Selamat pagi Kenan." jawab Herman. Namun Olivia tidak menjawab sapaannya hanya sedikit menyunggingkan senyumnya.
Kenan lalu mulai mengambil nasi goreng buatan Olivia, sedangkan Olivia dan Herman yang sudah selesai makan mulai bercakap-cakap. "Bagaimana Olive, apakah kamu sudah memikirkan perkataan Papa tadi malam? Papa dan Mama sudah tua Nak, bagaimana jika sesuatu terjadi pada kami berdua?"
"Papa tolong jangan berbicara seperti itu, tenang saja Pa, Olive sudah memikirkan semuanya dan akan mengikuti kata-kata Papa untuk pulang kembali ke rumah ini." kata Olivia. Kenan sebenarnya merasa terkejut mendengar percakapan Olivia dan mertuanya.
"Bagus Olive, lalu kapan kamu akan pulang ke Australia untuk mengurusi semua?"
"Entahlah Pa, sepertinya Olive akan mencari pekerjaan terlebih dahulu di sini, setelah itu baru Olivia risen dari kantor Olive."
"Tidak usah khawatir mengenai pekerjaan Olive, Kenan bukankah di kantormu sedang membutuhkan seorang manager pemasaran?" kata Gisa sambil menuntun Vansh mendekat pada mereka.
"Mommy." kata Vansh sambil berlari lalu memeluk Olivia. Dada Kenan semakin bergemuruh melihat Vansh yang begitu mirip dengan dirinya.
"Olivia, Vansh katanya merindukanmu, jadi tante mengantarnya ke sini."
"Iya Tante, terimakasih banyak sudah menjaga Vansh."
"Bagaimana Kenan, Olivia bisa bekerja di perusahaan kita kan? Mama sudah mendengar cerita tentang Olive dari Alena, dia benar-benar wanita yang hebat, pasti perusahaan kita akan semakin maju jika Olivia ikut bergabung dengan kita."
"I... Iya Ma, tentu saja." kata Kenan gugup.
"Lihat Olive, kau sudah mendapatkan pekerjaan di sini, sekarang kamu kembalilah ke Australia, dan urusi kepindahanmu."
"Terimakasih banyak Bu Gisa, anda sudah membantu kami."
"Tidak usah sungkan Pak Herman kita kan keluarga." kata Gisa dengan senyum begitu lebar, dia lalu mengarahkan pandangannya pada Vansh. "Vansh bagaimana jika kamu dan Mama pindah ke sini bersama
Oma, Opa, dan Om Kenan?"
"Woooowww tentu saja Vansh mau Oma, di sana sebenarnya Vansh merasa kesepian karena siang hari Vansh selalu sendirian. Mommy, Aunty, dan Uncle selalu pulang malam."
"Bagus Nak, disini kamu bisa bermain dan sekolah diantar Oma, kamu tidak perlu takut kesepian lagi."
"Mommy come on, kita harus pindah ke sini secepatnya." kata Vansh.
"Anak pintar." kata Herman sambil mengusap kepalanya.
Olivia hanya bisa tersenyum lalu mengangguk. "Baik, Olive akan pesan tiket pesawat untuk kembali ke Australia, dan mengurus kepindahan kami."
"HOREEE HOREEEE." kata Vansh sambil melompat kegirangan.
"Aduhhhhhhh brisik banget, ada siapa lagi sihhhhh? Ganggu tidur orang aja deh." kata Calista sambil keluar dari kamar.
"YA AMPUNNNNN ANAK KECIL INI LAGIIIII!!!!!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 300 Episodes
Comments
Crystal
Bodoh bgt klo masih mengharapkan Kenan. 😪
2023-08-18
0
Pia Palinrungi
next..
2022-05-20
0
dhapz H
c@lista blm tau klo vans anak kenan
2022-03-27
0