Sean pun mengusap rambut gadis kecil itu, bukan dia tidak ingin menggendongnya, tapi dia tidak mau menakutinya jika dia langsung menggendongnya begitu saja
"Om juga kenapa menangis, seperti anak kecil saja" ucap Gadis kecil di hadapan Sean ini
"Tidak, Om bukan nangis, Tapi ada keran yang bocor di mata Om, jadi keluar Air" ucap Sean
Dia tersenyum dan mengusap lagi wajahnya, dia benar-benar sangat terharu dan bahagia karena dia ternyata memiliki seorang putri sekarang, tapi di waktu bersamaan Sean juga merasa bersalah pada Rania karena dia tidak bisa menemaninya di saat saat dia butuh dirinya dan berjuang seorang diri melahirkan putri kecil mereka ini
"Naira, apa Om boleh menggendong mu?" tanya Sean,
Naira pun menoleh kepada Kartina sejenak
"Dia papah mu, dia orang baik," ucap Kartina mencoba meyakinkan Naira
"Om ini bukan papah Naila, papah Naila adalah papah doktel" ucap Naira yang sudah terbiasa bersama Lena dan Reno
Seketika hati Sean pun merasa sakit mendengar pernyataan putrinya itu, dia pun menghela nafas nya, dia juga tidak bisa menyalahkan siapapun tentang hal ini, dia sangat mengerti, kalau butuh waktu untuk Naira bisa mengakuinya,
"Iya, om memang bukan papahmu, tapi om mau gendong kamu, boleh tidak?" tanya Sean, yang masih mengelus rambutnya yang di kepang dua itu
Naira pun mengangguk tanda setuju, "Boleh"
Sean pun sangat senang karena Naira tidak menolaknya, dan dia pun langsung menggendong Naira dengan dengan girang di pangkuannya "Gadis baik, berapa usia mu sayang" tanya Sean sambil mencium pipi Naira yang kenyal dan wangi khas dari bedak anak balita
"Tiga" ucap Naira mengangkat 3 jarinya dengan benar
Meskipun sebenarnya dia jarang mau dekat dengan orang Lain, tapi tidak menolak saat berdekatan dengan Sean sekarang, itu mungkin karena masih ada ikatan batin di antara mereka berdua
"Pinter Naira" ucap Sean tersenyum
Sean pun sejenak melihat ke arah ibunya yang sekarang sedikit tersenyum melihat ke arah Sean yang menggendong Naira juga
"Bu, apa iya dia baru berusia 3 Tahun?" tanya Sean memastikan
"Iya, dan beberapa bulan lagi usianya akan menginjak ke usia 4 tahun, dan kamu meninggalkan ibu sudah lebih lama dari pada umur Naira sekarang" ucap Kartina
"Maaf bu, ada sebab yang tidak bisa Arman tentang sebelumnya" ucap Sean tidak terlalu menjelaskan alasannya dulu
"Ibu akan segera memngabari Lena dan Rania, mereka pasti akan sanag senang mendengar kabar kalau kamu masih hidup" ucap Kartina sambil mengangkat ponselnya Untuk mencari nomor mereka
"Bu, Arman mohon jangan lakukan itu, itu hanya akan mengusik ketenangan mereka saja, mereka sudah dapatkan kebahagiaan mereka masing-masing kan?, bukan kah mereka sudah menikah lagi?" tanya Sean
Kartina pun menghentikan pencarian nomor di kontaknya sejenak "Tidak, Rania tidak bahagia dengan pernikahannya, ibu sering mendengar curhatan Rania saat dia menemui ibu, dia menikah bukan atas dasar cinta, tapi Karena desakan dari Hendro" ucap Kartina
"Bu, meskipun begitu kurasa itu lebih baik baginya, setidaknya dia bisa mendapatkan kasih sayang yang utuh dari suaminya, tidak seperti bersama Arman kan, juga apa ibu tidak bisa melihat Arman sekarang, wajah Arman sudah tidak seperti dulu lagi, jadi aku mohon jangan beri tau mereka" ucap Sean
"Tapi Lena belum menikah, dia masih menunggumu sampai detik ini" ucap Kartina menjelaskan juga
Sean pun tersenyum dan berkaca-kaca mendengar pernyataan ibunya itu, jujur dia merasa hatinya menghangat mendengar Lena masih belum menikah lagi
"Meskipun begitu, apa dia akan mau menerima Arman yang seperti ini?" tanya Sean lagj
Kartina terdiam sejenak dan memikirkan sesuatu
"Wajah mu masih bisa seperti dulu lagi dengan bantuan medis Arman, jadi pasti Lena akan mau menerimamu lagi, ibu sangat yakin itu" ucap Kartina
Sean pun merenung sejenak, "Kalau begitu tunggu sampai itu terjadi, dan Arman harap ibu tidak memberi tahunya dulu sebelum Arman seperti dulu," ucap Sean dengan tetap mendekap Naira di pangkuannya
"Tapi dia sudah terlalu lama menunggumu, apa kamu akan membiarkannya menunggu lagi?" tanya Kartina
"Tidak akan selama sebelumnya, jadi Arman mohon jangan beritau dia dulu" ucap Sean
Kartina pun mengalah dan menurunkan kembali ponselnya
"Baiklah, jika menurutmu itu lebih baik" ucap Kartina
Kartina pun tidak memaksa kehendaknya, meskipun dia yakin kalau Lena tidak akan keberatan dengan ini, tapi dia menghargai keputusan anaknya juga, dia sedikit paham maksud Sean, dia ingin kembali padanya dengan keadaan seperti dulu lagi, dan mungkin itu akan menambah manisnya pertemuan mereka nanti
Hingga sampai beberapa waktu berlalu, Sean masih bermain dengan Naira yang di pangkuannya, dia merasa tidak ingin menurunkan gadis kecil ini dari pangkuannya, dia merasa tidak ingin berjarak lagi dengan putrinya sekarang
"Arman apa kamu tidak pegal menggendong Naira terus?" tanya Kartina yang sekarang sudah lumayan tenang dan sudah bisa tersenyum lepas ke arah mereka berdua
"Tidak, Naira tidak berat kok" ucap Sean
"Iya, tapi kasian dia tidak bebas bergerak di pangkuanmu kan, jadi biarkan dia bebas dulu sebentar" ucap Kartina
"Oh, begitu ya, baiklah, kamu turun dulu ya, nanti Om gendong lagi" ucap Sean meskipun dia sedikit enggan melepasnya
"Iya, Naila mau ke nenek" ucap Naira sambil mengangguk pelan
"Baiklah, kita ke nenek" ucal Sean yang memang mereka Sekarang sedikit jauh dari ranjang Kartina
Namun saat Sean berjalan ke Arah ibunya pintu Ruangan pun ada yang membukanya dari luar,
Sean sedikit kaget dan segera memakaikan lagi masker pada wajahnya dengan satu tangan, karena dia takut kalau itu Lena yang masuk
Dan ternyata itu memang Lena, setwlah dia masuk diapun langsung mengarahkan pandanganya pada 3 orang yang ada di ruangan itu, dia merasa sedikit Heran melihat ada pria bersama ibunya sekarang, dan juga menggendong Naira
Lena pun segera melangkah ke arah mereka
Dan Sean pun kini sudah menurunkan Naira di Ranjang rawat ibunya Lagi, Sean merasa sedikit panik karena akan bertemu Lena sekarang, diapun hanya mencoba memalingkan wajahnya sebisa mungkin dari tatapan Lena, dia mundur beberapa langkah kecil kebelakang serta memundukan pandanganya
Mata Lena pun terus menatap Heran pada Sean sekarang tapi dia pun akhirnya menoleh ke Kartina "Sore bu" Lena menyapa sambil menyalami Kartina,
Kartina pun menerima salam dari Lena Tampa berkata
Lena pun beralih pada Naira sekarang "Sayang, apa kamu nakal?" Tanya Lena yang sekarang sendirian masuk ke ruangan ini
"Tidak, Naila baik, Iya kan nek?" tanya Naira menoleh pada neneknya
"Baiklah mamah percaya"
Lena menoleh pada Kartina "O ya mah kenapa ada orang lain di sini, siap dia?" tanya Lena sambil mengarahkan pandanganya pada Sean yang sekarang berdiri di belakangnya dengan kaku
Kartina pun langsung menatap Sean yang masihenundukan pandanganya , dia pun masih ingat permintaan putranya tadi
"Dia, dia, bawahan Tiara, ya, dia bawahanya, ibu sengaja suruh dia kemari untuk menjaga Naira tadi" ucap Kartina
Sean yang harap harap cemas pun sedikit merasa lega, dia belum bisa membayangkan akan seperti apa kalau tau Sean tidak seperti dulu lagi, 'Maaf Len, aku belum bisa menyapamu sekarang, bukan aku tidak mau, aku hanya tidak ingin membuatmu kecewa, itu saja' gumam batinya
"Oh, aneh sekali, Naira biasanya jarang sekali Akrab dengan orang Asing, apa lagi mau sampai di gendong" ucap Lena heran
"Mm, mamah juga heran" ucap Kartina
Sementara Sean yang berdiri pun mulai membungkukan badan sejeak pada mereka dan kemudian dia melangkah kan kakinya ke Arah pintu Tampa berbicara,
Sementara Kartina yang melihat putranya akan pergi pun terus memandangnya seakan tidak rela kalau dia di tinggalkan lagi, dan Tampa sadar dia mengangkat tangannya mengisyaratkan untuk menahan perginya Sean
Lena pun sadar ada yang tidak beres dengan ini, "Hey tunggu sebentar, Ibu tidak memperbolehkan kamu keluar," ucap Lena pada Sean
Sean pun membalikan badannya dan membungkukan sedikit badanya lagi, dan menunjuk ke arah pintu dengan ibu jarinya, dia mengisyaratkan kalau dirinya akan menunggu di luar, dan dia tidak bicara,, kalau dia bicara tentu saja Lena akan mengetahui suaranya seperti ibunya tadi
Lena sedikit paham isyarat dari Sean "Mah, dia akan menunggu di luar dulu, kalau mamah ada perlu lagi mamah tinggal panggil dia saja kan" ucap Lena
"Tapi..."
Sebelum kata kata Kartina selesai Sean sudah membuka pintunya dan keluar
Lena semakin curiga, "Mah, sebenarnya siapa pria itu, Lena rasa mamah tidak biasa padanya?" tanya Lena penasaran
Kartina pun hanya terdiam, Karena dia tidak terbiasa dengan kebohongan, jadi dia memilih untuk diam
"Dia itu Om yang baik mah, Naila suka" ucap Naira merespon
"Benarkah, jadi siapa nama Om baik itu?" tanya Lena yang sedikit membungkukan badan dan menatap lurus wajah gadis kecil imut di hadapanya itu
"Naila tidak tau" ucap Naira polos
"Oh, kenapa Naira tidak tanya nama Om itu kalau Naira suka" ucap Lena lagi
"Nanti Naila Tanya" ucap Naira
Lena pun menoleh ke arah pintu Ruangan lagi, jujur batinya merasa sangat penasaran pada pria yang di rasanya tidak biasa itu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Wirda Lubis
lanjut
2023-04-17
1
Selvanus Sengiang
cerita yg membuat selalu penasaran 👍
2023-03-16
0
Aidil Kph
lanjut
2022-04-27
0