Dampar pun segera pergi dari Rumah sakit, dan dia bergegas ke Rumah pak Yunus terlebih dulu untuk mencari besi kursaninya, sudah lama dia menyimpannya dia bawah tempat tidurnya dan tidak pernah memakai nya
"Syukurlah ternyata masih ada" ucap Sean yang mengambil 2 buah cicin itu, tapi warnanya sudah hitam legam karena bekas terbakar saat ledakan di dalam kapal itu terjadi
"Apa ini masih punya efek?" gumam Sean
Dia pun memakainya dan mencoba mengujinya dengan memukul tangannya sendiri "Aw,,,,,, kurasa batas kalian sudah habis waktu itu, terimakasih sudah menolongku" gumam Sean pada sepasang cincin itu,
Setelah memastikan kalau cicin itu sudah tidak bisa melindunginya lagi, Sean pun mencari kain untuk membungkus cicin itu dan membawanya di sakunya,
Setelah besi itu di dapat, dia pun keluar dari kamar tidurnya dan kebetulan berpapasan dengan bu Ratna
"Mau kemana lagi kamu?, pulang tampa permisi, main nyelonong saja masuk, bukanya kamu harus cari uang lagi untuk pengobatan Rumi" ucap bu Ratna
"Iya, bu" ucap Sean, dia pun meraih tangan Bu Ratna dan langsung menciumnya "Bu, terimakasih sudah membiarkan ku tinggal di sini, aku mungkin akan pergi dari sini nanti" ucap Sean
Meskipun bu Ratna itu tidak pernah berkata baik padanya, tapi Sean tetap menghargai nya seperti dia menghargai ibunya sendiri
"Apa?, kenapa kamu mau pergi, terus siapa yang akan cari biayaya untuk Rumi?" uacap bu Ratna
"Aku akan tetap membiayainya meskipun aku tidak tinggal di sini bu," ucap Sean, diapun perlahan melepas tangan Bu Ratna
"Dampar, kenapa kamu harus pergi, apa karena ibu selalu memarahimu?, kalau tidak ada kamu di sini, Rumi mungkin tidak akan punya teman lagi, maaf kalau ibu tidak pernah berlaku baik padamu" ucap bu Ratna berkaca-kaca, meskipun dia selalu memarahi Sean, tapi dalam lubuk hatinya dia juga sebenarnya sudah menganggap Dampar bagian dari kelurganya,
"Tidak, ibu sangat baik padaku, alasan aku pergi adalah karena aku sudah mengingat siapa aku, dan aku harus kembali ke kehidupan ku yang dulu" ucap Sean
"Begitukah?" Bu Ratna pun langsung memeluk Sean
"Meski pun kamu harus pergi, ibu harap kamu tidak akan lupa untuk menengok Rumi disni, ibu yakin dia akan sangat kehilanganmu nanti" ucap bu Ratna
"Tentu saja bu" ucap Sean
Setelah dia berpamitan, Sean pun segera pergi ke markas Redbear untuk membuat perhitungan dengan Zopar
Sesampainya di markas Sean pun segera masuk ke dalam tanpa ada hambatan, karena memang dia sudah di kenal sebagai anggota organisasi juga di sana, diapun langsung menuju ke ruangan Zopar, dan langsung membuka pintunya dengan sedikit kasar
Zofar yang sedang bermesraan dengan Vivi sang sekretaris nya pun sedikit kaget dan langsung menoleh ke arah datangnya Sean "Apa kamu tidak bisa mengetuk pintu dulu sebelum masuk" ucap Zopar sedikit kesal karena kemesraannya dengan Vivi belum dia tuntaskan
"Tidak" ucap Sean acuh tak acuh
"Tapi baguslah Kamu tidak tertangkap?, Aku pikir kamu tertangkap petugas" ucap Zofar
"Bukan Aku yang harusnya ditangkap oleh petugas, tapi anda" ucap Sean tenang
"Ya memang seharusnya begitu, tapi sayang mereka tidak akan bisa menangkapku, karena aku punya 1001 cara untuk menyangkal dari pemeriksaan mereka" ucap Zofar
"Kamu memang pintar bermain kucing-kucingan, tapi itu tidak akan bertahan selamanya" ucap Sean yang terus berjalan kehadapan Zopar dan Vivi
Vivi yang duduk di pangkuan Zopar pun perlahan berdiri dan merapihkan dirinya lagi karena merasa adanya gangguan yang datang "Mengganggu saja" Vivi menggerutu
Zopar pun bisa merasakan ada hawa hawa yang tidak beres dengan Dampar,
"Mau apa kamu?" tanya Zopar yang curiga karena Sean terus mendekat padanya
"Cari saja jawabanya setelah aku melakukannya" ucap Sean yang langsung meraih kerah baju Zopar dan membuatnya berdiri, dan langsung membanting tubuh Zopar itu ke lantai
'Guprak' "Arghh" Zopar pun langsung menoleh dari lantai, "kurang ajar kau" ucap Zopar yang terbanting sambil mengepalkan tinjunya
"Ketua" Vivi pun langsung menghampiri Zopar yang tergeletak di lantai itu "Heh, jelek, berani beraninya kamu berbuat begini pada ketua Zopar, lihat saja kamu pasti akan menyesal nanti" ucap Vivi pada Dampar
Vivi pun langsung beranjak keluar untuk memanggil bantuan
Dan tidak lama beberapa Anggota pun langsung masuk ke dalam Ruangan Zofar itu
"Habisi dia" ucap Vivi pada semua anggota yang masuk
Mereka yang melihat ketuanya tergeletak di lantai pun tidak tinggal diam, mereka langsung menyerang ke arah Sean, dan 'Buk, buk, buk, buk' 'Guprak' Sean pun dapat dengan mudah mengalahkan ke enam anggota itu
Hingga merekapun kini berbaring di lantai seperti Zopar,
Vivi yang melihat mereka di kalahkan dengan mudah pun segera memanggil bantuan lagi ke luar Ruangan
Sean pun menghampiri Zopar yang masih terduduk di lantai, karena dia memang tidak bisa berdiri tampa bantuan tongkat nya
"Apakah kamu belum mengerti?" tanya Sean
"Memangnya apa yang harus ku mengerti?, bukan kah aku tidak menyentuh adikmu sama sekali" ucap Zofar sedikit ketakutan pada kemarahan Sean yang masih di kira sebagai Dampar ini
"Bukan bukan itu, sepertinya aku harus mematahkan lagi kakimu yang satunya lagi biar kamu paham" ucap Sean mencoba mengingatkan Zopar pada siapa yang sudah mematahkan kakinya dulu
Zopar pun merenung sejenak "Apa apa maksudmu?, apa kamu ......."
"Hey, kurang ajar, berani beraninya kamu mengacau di tempat ini," ucap Gimpa yang tiba tiba datang dengan Vivi, dan di Ikuti oleh puluhan anggota lainya
"Dasar si buruk rupa,, bereninya menyentuh ketua Zopar, Heh bodoh, tunggu apa lagi segera Habisi orang itu sekarang juga" ucap Vivi kepada puluhan anggota organisasi itu
Sean pun hanya tersenyum "Kamu pelihara kucing ****** di markas ini, aku sangat tidak suka pada kucing ****** seperti dia" ucap Sean
Sean pun segera berdiri dari jongkoknya dan dengan cepat menghindari serangan dan mulai melumpuhkan lagi puluhan anggota yang menyerang bersamaan itu
Alhasil mereka semua pun di buat tidak berdaya lagi di lantai oleh Sean,
Gimpa pun sangat kaget melihat puluhan anggota Redbear yang tinggi dan kekar di lumpuhkan oleh satu orang dengan sangat mudahnya 'Bagaimana bisa dia punya keahlian bertarung sehebat ini'
"Hebat juga kamu ya, sebenarnya apa yang kamu inginkan?" ucap Gimpa
"I Iya, kenapa kamu mengamuk di sini" ucap Vivi yang sekarang mulai merasa takut pada Sean setelah melihat pertarungan yang tidak bisa di terima akal sehatnya ini
"Aku ingin kalian memanggil Tiara datang kemari" ucap Sean
"Kamu memang kurang ajar, berani beraninya ingin menemui nona Tiara, dasar kau buruk rupa,hadapi dulu aku" ucap Gimpa yang langsung maju untuk ke hadapan Sean
Namun dengan satu kali hentakan kaki Sean saja dia sudah terbang jauh hingga menabrak daun pintu dengan keras 'Brak' "Aaaaaaaah" Lirih Gimpa, pintu yang tadinya terbuka itu seketika tertutup dan hampir rusak karena terhantam tubuh Gimpa
Diapun tidak bangkit lagi, tapi dia masih sadar "Mustahil dia memiliki kekuatan sebesar itu" gumam Gimpa
Vivi yang sudah takut dari tadi pun semakin gemetaran karena melihat tidak ada lagi anggota yang mampu melawan pria bertubuh sedang ini
"Apa aku harus menyuruhmu 2 kali" ucap Sean sambil menatap tajam pada Vivi
"Ti tidak ba baik aku akan menghubungi master Tiara sekarang juga" Vivi pun dengan segera mengambil ponselnya di tas miliknya dan menghubungi markas pusat
"Apa kamu Adalah master Sent?" tanya Zopar yang sudah mulai melihat kemampuan tarung Sean ini
"Terserah kamu memanggilku apa, yang pasti aku akan memasukkan mu kepenjara" ucap Sean
Sean pun segera duduk di kursi kekuasaan Zopar itu dengan bertumpang Kaki, dia tidak terlalu memperhatikan percakapanVivi yang menghubungi Tiara
~
Sudah beberapa jam berlalu, hampir semua anggota Redbear sudah Sean lumpuhkan, semuanya tidak ada yang mampu menandingi Sean meskipun mereka membawa senjata tajam, dan yang tidak berani maju pada Sean adalah Rio dan bos Baron
Meskipun Sean tidak mematahkan tangan dan kaki para anggota Redbear di sana, tapi itu cukup membuat ngeri bos Baron dan Rio, mereka tidak habis pikir dengan kemampuan bertarung Sean yang sesungguhnya
Dan Zopar pun hanya duduk bersandar di dinding dan menyaksikan semua anak buahnya di pukul jatuh oleh Sean, dia sudah curiga kalau pria yang di hadapanya ini memang adalah pemimpin mereka yang sudah 4 tahun lebih menghilang, dia hanya menunggu Tiara untuk memastikannya
Setelah lama menunggu, yang di nanti nanti pun akhirnya datang, Tiara langsung membuka pintu ruangan dan melihat kesetiap sudut Ruangan
Dan yang Dia lihat adalah anggota yang ada di markas ini semuanya sudah terkapar lemah di lantai
Tiara pun mulai mengalihkan pandangannya pada pria yang duduk tenang di kursi pemimpin
Sean juga menatap tajam wanita cantik yang bertubuh seksi dengan gaya rambutnya yang kepang ini, dia mengenakan mantel coklat dengan bawahan celana hitam longgar dan sepatu hak tingginya
"Siapa kamu?, kenapa kamu mengacau di organisasi ku ini?" tanya Tiara dingin
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Aim Listi
👍👍👍👍
2022-04-24
0