Dampar pun kini terbaring di ranjang rumasakit juga, dan para dokter itu pun segera melihat kondisinya
"Kasian sekali wajahnya, pasti dia pernah mengalami luka bakar yang serius" ucap dokter Gina yang melihat sebagian wajah Dampar seperti pernah melepuh
Sementara dokter yang bertubuh agak kecil itu hanya terus memperhatikan pria yang terbaring itu, meski dia tidak mengenali wajahnya, tapi batinnya merasa kalau pria ini tidak asing baginya
"Perawat, Kalau boleh tau siapa nama pria ini?" tanya dokter Lena
"Dia pak Dampar dok, dia adalah kakak dari pasien gadis yang gagal jantung di sana" ucap perawat itu
"Oh," Dokter Lena pun menghela nafasnya, dia sedikit kecewa karena namanya bukan berinisial S atau A, tapi D
Tapi entah kenapa dia merasakan kalau dia mempunyai ikatan batin yang kuat dengan pria di depannya ini, dia pun terus memperhatikan wajah si pria ini
"Dokter Lena, ada apa?, apa anda kenal dengan orang ini?" tanya seorang dokter wanita yang melihat Lena terdiam dan memperhatikan Dampar dengan cukup serius
"Ah, tidak dok, aku dari pulau J, jadi mana mungkin punya kenalan di kota P ini" ucap dokter Lena
"Oh, Iya ya, jauh juga dari sini ke pulau J" ucap dokter lokal itu
Setelah mereka selesai melihat keadaan Dampar, mereka pun beranjak mengunjungi tempat Rumi, dan mereka memeriksa kesiapan Rumi untuk menjalani operasi
Dan setelah selesai memeriksanya, mereka pun segera beranjak untuk segera pergi dari ruangan, tapi dokter Lena sengaja memisahkan diri dari rombongan dan berjalan belakangan, dia pun menghentikan langkahnya di tempat Dampar terbaring
Batinya merasa berat meninggalkan pria asing yang tidak di kenalnya ini, karena dia teringat dengan suaminya yang sudah meninggal karena kecelakaan pesawat
'Ada apa aku ini, dia tidak mungkin suamimu Len?' ucap batin Lena, perlahan matanya memerah dan hampir meneteskan Air mata, karena pria ini mengingatkan Dokter Lena pada suaminya itu
"Dokter Lena, ada apa?" ucap Dokter Gina yang baru sadar kalau sahabatnya tidak berjalan bersama mereka lagi
"Ah, tidak papah," dia pun segera menahan kesedihanya supaya tidak nampak di permukaan, dan kemudian dia pun segera berlalu dari tempat Dampar dan bergabung kembali bersama dokter yang Lainya.
~
Setelah beberapa saat berlalu, Dampar pun mulai Sadar dan dia mperhatikan tempat di mana dia berbaring sekarang "Kenapa aku bisa di sini?" Dampar pun coba mengingatnya "Aiya, apa aku pisan tadi?, aneh sekali" gumam Dampar, dia pun bangkit dan langsung melihat ke arah Rumi yang tidak jauh darinya
Dia duduk di pinggiran tempat tidur pasien itu dan dia pun merenung sejenak "Aneh, kenapa aku pingsan hanya karena melihat wanita cantik, apa aku sepayah itu kah?" gumamnya lagi, Dampar pun mencoba menetralkan pikiranya lagi supaya dia tidak terus mengingat dokter itu lagi
Tidak berselang lama seorang perawat menghampiri Dampar yang masih terduduk di pinggir kasur rawat itu
"Pak Dampar, Anda sudah di tunggu di tempat dokter" ucap perawat itu
"Oh baiklah" ucap Dampar
Dampar pun segera turun dan beranjak pergi ke tempat dokter
Sesampainya di ruangan
"Ada apa dok?" tanya Dampar
"Silahkan duduk dulu" ucap Dokter itu
"Oh baiklah"
"Ada yang perlu pak Dampar tandatangani untuk persetujuan proses operasi Rumi, ini pak, tolong tanda tangan di sini" ucap dokter itu memberikan berkas untuk di tanda tangani Dampar
"Tanda tangan?, apa Rumi akan segera di operasi dok?" tanya Dampar
"Harusnya sudah dari tadi, tapi pak Dampar nya pingsan" ucap dokter itu
"Oh, tapi saya belum mengurus administrasinya dok, apa itu bisa di urus belakangan?" tanya Dampar heran, karena dia merasa belum membayar administrasinya sepeserpun
"Kalau masalah itu, ada seorang dokter muda dari kota J yang sudah mengurus dan melunasinya untuk bapak, dia juga yang akan membantu proses operasi Rumi nanti" ucap dokter itu
"Benarkah?, kenapa bisa begitu?, siapa dokter itu dok?" tanya Dampar sangat penasaran
"Namanya Dokter Lena, dia dokter dari rumah sakit terkemuka dari kota J, meskipun dia masih muda, tapi keahlian dalam menangani pasien bedah dia tidak bisa di ragukan lagi, dia sudah menangani beberapa operasi besar di taun pertamanya jadi dokter, dan semuanya mulus tampa ada kendala, bisa di bilang kalau dia itu dokter muda yang cukup hebat" ucap Dokter itu
"Dokter Lena dari kota J?, kenapa dia bisa berbaik hati seperti itu?" ucap Dampar
"Ya mungkin ini keberuntungan pak Dampar, dokter Lena mungkin melihat data data Rumi yang kurang mampu, dan mungkin dia tergerak hatinya untuk membantu Rumi" ucap dokter itj
"Begitu kah?, sungguh dokter yang baik hati" ucap Dampar
Setelah prosedur perijinan pihak keluarga beres, Rumi pun segera di bawa menuju ke Ruangan operasi oleh beberapa perawat,
Dampar pun hanya bisa mengantarkan Rumi sampai depan pintu Ruang operasi saja, dia pun duduk dengan pikiran yanh tidak tenang,
Dia sudah mendapatkan keterangan dari dokter sebelumnya, tentang kemungkinan kemungkinan hal yang dapat terjadi saat proses operasi, dari kemungkinan yang baik, sampai kemungkinan terburuknya, jadi Dampar pun terus mendoakan Rumi supaya tidak ada masalah dengan proses operasi nya itu
Setelah beberapa jam menunggu, akhirnya Dampar pun melihat pintu ruangan Operasi itu terbuka, dan blangkar dorong yang membawa Rumi pun Akhirnya di bawa keluar lagi oleh para perawat
Dampar pun segera menghampiri mereka
"Apa operasinya berjalan dengan baik sus?" tanya Dampar
"Alhamdulillah, operasi nya berjalan lancar pak, pasien juga sudah bisa kembali ke ruang perawatannya untuk beristirahat sekarang" ucap suster manis itu
"Oh syukurlah" ucap Dampar, dia pun mengikuti blangkar yang di dorong oleh beberapa perawat itu untuk kembali ke ruang rawat Rumi sebelumnya
Saat Dampar akan memasuki Ruangan, dia menoleh kebelakang dan melihat ke arah tempat operasi tadi, dia berharap bisa melihat dokter Lena yang sudah membatu mereka itu sekali lagi
Namun beberapa saat nenanti dia pun harus kecewa karena dia tidak melihat satu orang Dokter pun yang keluar dari pintu ruangan Operasi itu, Dampar pun berpikir 'mungkin dokter Lena masih melakukan operasi pada pasiennya lagi'
Jadi dia pun segera mengikuti Rumi masuk ke ruangannya lagi, dia memperhatikan Rumi yang masih mengenakan baju hijau bekas operasi, dia masih di penuhi Alat alat medis yang menempel di tubuhnya
Termasuk masker oksigen dan selang infus yang memang sudah dia pakai Rumi sebelumnya
"Kalau nanti dia Sadar, pak Dampar langsung beri tau dokter" ucap salah satu perawat yang mengantar Rumi ke ruangan itu
"Iya, baik sus, terimakasih" ucap Dampar pada perawat itu
Merekapun segera berlalu, dan Dampar pun kembali duduk di samping Rumi, dia sangat menantikan Rumi akan segera tersadar
…
~~
2 hari berikutnya, keadaan Rumi pun sudah mulai pulih, dia pun sudah bisa melepas masker oksigen nya, dan sedikit sedikit sudah bisa mengobrol dengan Dampar sejak kemarin, meskipun perkataan Rumi masih belum terlalu pasih
Di pagi ini Rumi pun perlahan bangun dari tidurnya
"Pagi Cabi" ucap Dampar yang langsung menyapanya
"Pagi juga kak Dampar," ucap Rumi tersenyum
"Apa sudah merasa baikan?" tanya Dampar
"Lumayan kak, sudah tidak terlalu lemas seperti kemarin" ucap Rumi
"Syukurlah" ucap Dampar
Dampar merasa senang melihat Rumi bisa kembali tersenyum lagi meskipun tubuhnya masih lemah, tapi setidaknya dia masih bisa melihatnya membuka matanya
"O ya kak Dampar, kenapa Rumi bisa di rawat di rumasakit ini?, bukan kah biaya rumasakit itu mahal kak?," ucap Rumi
"Kamu jangan pikirkan masalah begitu, biar kak Dampar saja yang memikirkan masalah itu" ucap Dampar
"Tapi kan kasian kak Dampar harus cari uang banyak untuk pengobatan Rumi, gimna kalau Rumi di rawat di Rumah saja" ucap Rumi
"Tidak, itu tidak mungkin, kamu habis melakukan operasi, tidak mungkin bisa di rawat di Rumah, Oke kak Dampar akan jujur supaya kamu tenang, sebenarnya Ada seorang dokter dari kota J yang membiayai pengobatan kamu di sini, jadi kamu jangan berpikiran lagi untuk pulang kerumah ya" ucap Dampar
"Begitukah, Baik sekali dokter nya, Rumi jadi penasaran ingin bertemu dokter itu kak" ucap Rumi
"Dokter itu sibuk Rum, dia mungkin harus menangani pasien-pasien lain juga, jadi kamu mungkin tidak bisa bertemu dengannya" ucap Dampar
"Oh, begitu ya, sayang sekali, kalau namnya siapa kak?" tanya Rumi
"Namanya dokter Lena, orangnya sangat cantik, sayangnya kakak juga belum bertemu lagi dengan dia, dan belum sempat bilang terimakasih" ucap Dampar
"Rumi jadi penasaran sekali ingin bertemu dengannya kak" ucap Rumi
"Kakak juga sama" ucap Dampar yang merasa tidak asing dengan sosok dokter Lena itu
Ketika mereka sedang mengobrol, beberapa dokter pun masuk ke Ruangan dan langsung menemui Rumi untuk melihat perkembangannya
Dan yang Dampar sesalkan, bukan dokter cantik itu yang datang kemari, tapi 3 dokter lokal yang kemarin bersama dengan Dokter Lena
"Pagi Rumi, gimna kondisi mu sekarang? apa sudah merasa baikan?" ucap salah satu Dokter itu
"Baik dokter, O yah, apa di antara kalian ada yang namanya dokter Lena?" tanya Rumi yang penasaran
"Dokter Lenanya sudah pulang ke kotanya kemarin sayang, jadi dia tidak bisa melihat perkembanganmu hari ini, tidak apa kan?" ucap dokter itu
"Oh, sayang sekali, padahal Rumi ingin bertemu dengannya" ucap Rumi merasa kecewa
Dampar pun tidak kalah kecewanya, padahal dia ingin melihatnya walaupun itu sekali saja,
Dokter dokter itu pun segera memeriksa bekas operasi Rumi untuk memastikan kalau perkembangannya sesuai dengan yang di harapkan mereka, dan setelah pemeriksaan itu selesai, merekapun segera berlalu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Aim Listi
👍
2022-04-24
1
Josias E Pattinasarany
di lanjutin ceritanya Thor 🙏🙏🙏
2022-03-10
2