Setelah Dampar sampai di rumah sakit, dia pun langsung menuju ke tempat Rumi di rawat, Rumi di temani pak Yunus dan bu Ratna sekarang
"Bu, apa Cabi masih belum sadar?" tanya Dampar
"Belum, apa kamu sudah dapat uangnya,? dokter bilang dia harus di operasi segera, dan butuh uang yang banyak untuk melakukan operasinya itu" ucap Bu Ratna
"Iya, aku sudah dapatkan uangnya, aku akan segera menemui dokter untuk mengajukan untuk segera melakukan operasinya pada rumi" ucap Dampar
"Darimana kamu bisa dapat uang?, apa kamu mencuri Dampar?" tanya pak Yunus curiga
"Sekarang tidak penting uangnya itu darimana pak, yang terpenting sekarang adalah nyawa Rumi" ucap Dampar
Pak Yunus pun tidak bertanya lagi karena dia juga merasa kalau kondisi Rumi sekarang berada di ujung tanduk, salah sedikit saja nyawanya mungkin tidak akan tertolong lagi
"Baiklah, lakukan apa yang menurutmu bisa di lakukan" ucap pak Yunus
"Baik pak" ucap Dampar
Dia pun segera menuju ke ruangan dokter untuk mengajukan tindakan operasi pada Rumi
…
Di ruangan dokter
"Silahkan duduk pak" ucap Salah satu dokter di sana
"Oh iya terimakasih" ucap Dampar
"Apa ada yang bisa kami bantu?" tanya dokter wanita itu
"Saya Dampar wali dari pasien bernama Rumi, dia sekarang masih di rawat di ruangan IGD, saya mau membuat permohonan prihal Operasi adik saya?" ucap Dampar
"Anda bawa hasil diagnosanya?" tanya dokter itu
"O yah saya bawa" ucap Dampar memberikn hasil diagnosa yang di dapat nya dari dokter IGD
Dokter itu pun sekilas membacanya
"Kami mohon maaf sebelumnya pak, untuk masalah penindakan operasi jantung, sementara ini Rumah sakit kami masih belum bisa melakunya" ucap Dokter
"Kenapa tidak bisa dok?, saya punya uang, meski saya baru punya separuhnya, tapi saya akan segera melunasi biaya operasinya secepatnya,, adik saya sekarat sekarang, jadi tolong lakukan secepatnya,, apa anda tidak punya rasa kasihan pada orang seperti kami?" ucap Dampar, dia sedikit emosi karena mengira Rumi di persulit karena di anggap tidak punya uang
"Bukan, bukan masalah itu pak, sebenarnya Rumah sakit kami sedang kekurangan tenaga medis, doktor ahli toraks di Rumah sakit kami kebetulan sedang libur tugas, mungkin beberapa Minggu ke depan akan mulai masuk lagi, kami sebenarnya sudah meminta bantuan kepada Rumah sakit Rumah sakit besar yang ada di luar kota, untuk meminjam dokter ahli bedah mereka, tapi kebetulan masih belum ada yang di kirim kemari untuk membantu menangani pasien operasi di Rumah sakit kami," ucap dokter itu menjelaskan
Seketika wajah Dampar pun terlihat kecewa "Begitu kah, jadi aku harus menunggu keputusan nya beberapa Minggu lagi?" ucap Dampar
"Iya, saya minta maaf karena tidak bisa banyak membantu, kalau kami sudah mendapatkan tenaga bantuan, kami akan segera memberitahukannya pada anda" ucap dokter itu
"Baiklah kalau begitu, terima kasih dok, kalau gitu saya pergi dulu" ucap Dampar
Dampar pun segera beranjak keluar dengan raut wajah yang penuh dengan kekecewaan, Dampar pun segera kembali ke ruang rawat Rumi lagi, dan segera mengurus administrasi agar Rumi bisa di pindahkan ke ruang rawat yang lebih layak dan memadai
~
Rumi pun sekarang sudah berada di bangsal rawat, Dampar hanya bisa mendampinginya dan tidak bisa berbuat apa apa lagi
"Apa kata dokter tentang rumi? apa dia akan di operasi" tanya Bu Ratna
"Rumi sepertinya harus menunggu beberapa Minggu lagi untuk di operasi, karena dokter bilang mereka kekurangan tenaga medis untuk melakukan bedah jantung" ucap Dampar
"Apakah Rumi bisa bertahan selama itu dengan kondisinya yang seperti ini?" tanya pak Yunus sambil memperhatikan wajah Rumi yang sangat pucat itu
"Entahlah, kita berdoa saja , mudah-mudahan Rumi bisa bertahan beberapa Minggu lagi pak" ucap Dampar
Dampar juga hanya bisa menatap pilu gadis belia yang dulu pernah mengurus lukanya itu, semenjak dia terdampar beberapa tahun lalu mereka bak saudar kandung yang begitu saling menyayangi, dan saling membutuhkan, jadi hatinya merasa tidak tega jika melihat Rumi yang seperti sekarang, dia pun hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri atas keteledoran nya
…
Tidak terasa, hari pun mulai berganti, Dampar juga masih setia menunggu Rumi di sampingnya, sementara Rumi masih belum ada tanda tanda kalau dia akan sadar
Sementara pak Yunus dan bu Ratna pulang karena harus mengurus adik adik Rumi yang masih kecil kecil
Tidak lama seorang perawat membuka pintu ruang rawat, dan langsung menghampiri Dampar yang duduk "Pak Dampar, Anda panggilan untuk anda ke ruang dokter" ucap Perawat itu
"Oh, baiklah, saya akan segera kesana" ucap Dampar
Dampar pun segera bergegas ke Ruangan dokter, dan segera masuk
"Apa anda memanggil saya?" tanya Dampar
"Iya, silahkan duduk" ucap dokter itu
"Oh iya, terimakasih" ucap Dampar
"Saya memanggil Anda kesini karena ada kabar baik untuk Anda, hari ini Rumah sakit kami sudah kedatangan dokter ahli bedah dari ibu kota, mereka akan membantu menangani Pasien pasien yang akan di operasi di sini, jadi mungkin operasi untuk Rumi juga bisa segera d laksanakan secepatnya" ucap dokter itu
"Sungguh?, syukurlah, terima kasih untuk informasi nya dok," ucap Dampar terlihat senang mendengarnya
"Iya sama sama" ucap dokter itu
"Kalau gitu saya kembali dulu dok, Rumi tidak ada yang jaga" ucap Dampar, dia sedikit menyunggingkan senyuman di bibirnya, dia merasa kalau akan ada harapan untuk Rumi bisa sembuh, jika operasi nya bisa segera di laksanakan
Dampar pun kembali ke tempat Rumi di rawat
"Rum, kamu akan sembuh, pasti kamu akan bisa seperti biasanya lagi" ucap Dampar sambil membelai rambut Rumi yang masih menutup matanya itu
Dampar pun duduk kembali di samping Rumi, tidak ada yang bisa dia lakukan lagi selain mengajak ngobrol Rumi yang masih terbaring di depan nya itu, meskipun Dampar tidak mendapat jawaban darinya, Dampar tetap saja mengajaknya mengobrol
Setelah hari beranjak siang, Dampar masih belum mendapatkan kabar kapan Rumi akan di operasi, jadi diapun berencana untuk mengambil sisa uang pada bos Baron, dan juga menyetujui persyaratan bos baron untuk bergabung dengan organisasi mereka
Dampar pun membersihkan dirinya terlebih dahulu di kamar mandi Rumah sakit sebelum dia pergi menemui bos baron,
Setelah beberapa saat, Dampar pun sudah merapihkan pakaianya lagi di kamar mandi,
Dan pada saat dia keluar, ternyata sedang ada kunjungan beberapa dokter di Ruangan itu, terlihat ada 6 dokter yang sedang mengajak pasien untuk berbincang di tempat tidur lain
Dampar pun hanya berdiri di sana dan memperhatikan Satu persatu dokter itu, 3 dari enam dokter itu terlihat masih cukup muda, yang terdiri dari 1 dokter Pria dan 2 dokter perempuan, sedangkan 3 lainya sudah kelihatan sedikit tua
Dampar sangat tertarik memperhatikan 2 dokter wanita yang terlihat cantik dan masih muda itu, pertama dia memperhatikan sosok yang sedikit lebih tinggi dari dokter yang satunya, dia mempunyai pipi yang cabi dengan kerudung berwarna kuning di kepalanya, kebetulan wajahnya terlihat jelas dari tempat Dampar berdiri sekarang
Kemudian Dampar pun memperhatikan dokter yang sedikit lebih pendek dari yang pertama di lihatnya, hanya saja wajahnya terlihat dari samping
"Sepertinya dokter yang perawakannya kecil itu paling cantik" gumam Dampar yang memperhatikan dokter muda yang berperawakan mungil dan berjilbab putih itu
Setelah selesai mengujungi pasien pertama, kemudian mereka pun berenjak ke kasur yang kedua, karena di Ruangan ini ada empat orang yang di rawat dengan penyakit yang hampir serupa dengan Rumi, dan kebetulan Rumi berada di ranjang paling ujung
Perlahan dokter itupun berganti tempat lagi, dan sekarang Dampar pun bisa melihat dengan jelas, wajah si dokter mungil nan cantik itu dari tempatnya sekarang
Dampar sangat lekat memperhatikan wajah dokter imut itu, dia merasa tidak asing dengan wajahnya itu, dan sekelebat bayangan buram pun langsung terlintas di pikirannya
Dampar pun terus mencoba membuka lebih jelas bayangan yang buram itu, dia terus berusaha keras untuk mengingat wajah itu di memory otaknya, namun Itu malah membuat kepalanya menjadi terasa pusing dan sakit "Aaaaaaaaarghh" Dampar langsung memegang kepalanya dengan kedua tangannya
Hingga Dampar merasa tidak bisa menahan rasa sakitnya lagi, dan akhirnya diapun tidak bisa menahan keseimbangan tubuhnya , dan kemudian dia pun menjatuhkan dirinya di lantai Rumah sakit 'Guprak' Dampar pun seketika terkapar tidak sadrkan diri di lantai
Kejadian itu pun sontak menytia perhatian ke enam dokter yang sedang berbincang dengan pasien itu
Dan yang pertama merespon Dampar adalah dokter Pria muda "Dia kenapa dok, apa dia pasien sakit jantung juga?" tanya Reno
"Kurasa bukan" ucap seorang dokter yang lebih tua "perawat!" dokter itupun memanggil beberapa perawat untuk datang padanya
"Ada apa dok?"
"Apa dia pasien di ruangan ini juga?" tanya dokter itu menunjuk Dampar yang terbaring di lantai
"Bukan dok, dia keluarga pasien gadis yang ada di ujung sana" ucap salah satu perawat itu
"Kalau begitu angkat orang itu ke ranjang yang masih kosong, sepertinya dia hanya pingsan saja" ucap dokter itu
"Baik pak dokter," ucap Perawat itu
Beberapa perawat itu pun langsung memindahkan tubuh Dampar yang tergeletak di lantai itu ke ranjang yang tidak jauh dari Rumi, karena kebetulan ranjang itu masih kosong
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Lee
Mampir lgi kak...
maaf q bomlike yahh..
2022-03-15
1
Josias E Pattinasarany
lanjut !!!
2022-03-10
2
Sofian
mantab aku suka ceritsnya
2022-02-12
1