Dampar pun mengikuti pramusaji itu untuk naik ke lantai atas, dan peramusaji itu pun membawa Dampar ke hadapan beberapa orang yang berpenampilan layaknya pemimpin gangster
Mereka duduk di sofa yang menghadap langsung ke arena tarung di bawah yang terlihat jelas dari lantai atas ini
"Bos, ada orang yang ingin bertemu denganmu" ucap peramusaji seksi itu
Pria Yang di panggil Bos oleh pramusaji itu pun langsung melirik ke arah Dampar "Ya,,,, Kamu boleh pergi" ucap Bos itu kepada sang peramusaji
"Baik bos" ucap peramusaji itu, dia pun langsung kembali turun
Dampar pun memperhatikan mereka yang duduk itu satu persatu, pria pria yang duduk di sofa sofa ini memakai jaket hitam yang hampir sama persis,, dan dia melihat ada motif kepala Beruang merah yang terdapat pada baju baju yang di pakai mereka itu, dan hampir semuanya berperawakan tegap dan kekar, dampar merasa sedikit tidak asing dengan lambang beruang berwarna merah itu, tapi dia tidak mengingatnya
Mereka semua juga melihat ke arah tempat Dampar berdiri sekarang, tapi mereka tidak mengenali Dampar sama sekali,, karena sebagian wajah Dampar memang mempunyai bekas luka bakar yang lumayan parah
Jika saja mereka tau kalau yang di hadapan mereka sekarang adalah pemimpin mereka,,,, mereka pasti akam langsung bertekuk lutut padanya, tapi sayangnya mereka tidak tau, dan Dampar juga tidak ingat
"Apa yang bisa kamu pertaruhkan di sini" ucap bos Baron
"Aku tidak ingin bertaruh, aku ingin bertarung" ucap Dampar
"Apa kamu pikir arena tarung ini terminal, yang bisa seenaknya saja kamu bertarung lalu mendaptkan uang?, kuberi tau, di sini ada peraturan nya" ucap bos Baron
"Tapi aku tidak punya apapun untuk bertaruh sekarang" ucap Dampar
"Hhmh, punya modal dengkul saja berani menghadap padaku,, Baiklah kita buat kesepakatan saja, aku beri kamu 1 kesempatan bertarung di Arena, jika kamu kalah, kamu harus siap jadi jongos di tempat ini selama satu bulan, tampa gaji" ucap bos Baron
"Jika aku menang?" tanya Dampar
"Jika kamu menang, kamu bisa melanjutkan pertarungan mu yang berikutnya, dan jika kamu menang, kamu bisa mendapatkan uang" ucap bos Baron
"Berapa yang bisa ku dapatkan jika aku menang?" tanya Dampar
"Kau banyak sekali bertanya, baiklah ku beri tau peraturannya, Jika kamu bisa menang 3 kali berturut-turut, bandar taruhan akan memberi mu uang sebesar10 juta" ucap bos Baron
"Baiklah, aku setuju dengan kesepakatan nya" ucap Dampar, meskipun jumlah itu masih jauh dari uang yang dia butuhkan, tapi dia tidak punya cara lain untuk mendapatkan uang sekarang
"Aku sebenarnya sedikit meragukan kemampuan mu, lihatlah dirimu sendiri, tubuhmu saja tidak sebagus petarung petarung kami yang ada di sini, jadi ku beri kesempatan kamu untuk mundur, atau kamu akan menyesal nanti" ucap bos Baron
Bos Baron meremehkan Dampar karena melihat berperawakan Dampar yang terbilang sedang, tidak terlalu tinggi, dan juga tidak berotot besar seperti mereka
"Aku tidak akan mundur, " ucap Dampar
"Baiklah, setidaknya aku sudah memperingatkan mu, jadi jangan salahkan aku jika terjadi sesuatu padamu nanti, aku tidak akan bertanggung jawab dengan apapun yang terjadi nanti di Arena tarung,," ucap bos Baron
"Aku akan menanggung sendiri resikonya, terimakasih sudah mengkhawatirkan ku" ucap Dampar
"Baiklah, aku memuji keberanian mu itu, kamu daptarkan namamu di bawah, dan bersiap siap lah karena akan ada panggilan untukmu setelah yang lain selesai berbanding" ucap bos Baron
"Baiklah, saya mengerti" ucap Dampar, dia pun segera kembali turun untuk mendaftarkan dirinya terlebih dulu, dan juga menandatangani sebuah surat perjanjian
Diapun menunggu beberapa pertandingan berakhir, hingga akhirnya namanya pun di panggil oleh wasit pertandingan,
Diapun segera naik ke Arena tarung bebas dengan cukup percaya diri, Dampar pun langsung berhadapan dengan pria berkepala pelontos yang berbadan kekar, dengan sebuah tato naga di tangan kirinya
"Hey bocah, ku rasa kamu memilih tempat yang salah untuk bermain,, ini Arena pertandingan untuk saling pukul, bukan playground untuk bermain bocah sepertimu, ini adalah arena penderitaan" ucap pria pelontos itu
"Aku memang hanya ingin bermain saja denganmu di sini, jika aku serius, Aku takutnya akan sangat menyakitimu nanti" ucap Dampar
"Sombong juga kamu rupanya, lihat saja, aku tidak akan segan melemparmu keluar dari arena ini" ucap pria berkepala plontos itu
Lonceng pun segera di bunyikan tanda sudah di perbolehkan untuk saling menyerang, Seketika penonton pun bersorak dan berteriak "Habisi bocah ini dengan sekali pukul saja" "Buat dia jadi manusia tulang lunak" dan banyak lagi ucapan ucapan dari penonton yang meremehkan Dampar
"Hah haha, Bocah, bersiaplah untuk masuk ke Rumah sakit, atau mungkin ke peti mati" ucap pria pelontos itu
Diapun segera mendekat pada Dampar dan tampa ragu-ragu langsung membuat gerakan menyerang "Terimalah ini" ucap pria pelontos itu, dia pun langsung melesatkan pukulan pukulanya kepada Dampar bertubi-tubi
Namun dengan gerakaan Dampar yang ringan dan cepat, dia mampu mengelak dari semua serangan si pria plontos itu, dan tidak ada satu pukulan pun yang kena pada tubuhnya meskipun srangan si pria plontos juga tidak lambat
Dan itu membuat si pria plontos pun sedikit kesal
"Rupanya kamu lincah juga bocah" ucapnya sambil terus mencoba menyerang Dampar
"Sudah ku bilang aku hanya ingin bermain saja denganmu kan, tapi sekarang aku merasa sedikit bosan" ucap Dampar, dia pun ingin mulai menyerang balik si pria plontos itu, jadi dia langsung ambil ancang-ancang dan menendangkan kaki kanannya pada si pria plontos itu, dan 'Paaak'
Tendangan Dampar itu pun langsung mengenai wajah si pria plontos, "Aaargh" erang si pria plontos, tubuhnya pun berputar sejenak di udara dan 'Bruuukk' dia pun langsung berguling di lantai hingga beberapa kali
Pria itu pun terkapar, tapi dia segera bangkit kembali "Aaaaah, tendanganmu cukup kuat juga ternyata, tapi aku tidak mungkin kalah darimu, aku adalah petarung tingkat 6 di tempat ini" ucap si pria plontos itu berbangga
"Maju lah, biar cepat ku selesaikan pertandingan ini" ucap Dampar yang berdiri begitu tenangnya tanpa kuda kuda
"Sombong" pria pelontos itu pun segera menerjang lagi ke arah Dampar dengan tinju nya
Namun Dampar dengan mudahnya bisa menangkap pergelangan tangan pria itu, dan langsung membuat gerakan menumbangkan tubuhnya kemudian membatingnya keras kelantai
'Guprak'. "Aaaaaaahhh" erang si pria itu lagi, "Kenapa tenaganya kuat sekali" ucap si plontos, dia merasa tidak percaya dengan kekutan Dampar yang begitu besar, padahal perawakannya tidak sebesar dirinya
Sebenarnya Dampar memang tidak terlalu bernafsu untuk langsung menghabisi lawannya, dia hanya ingin sedikit memberi tontonan menarik saja pada orang orang yang bertaruh di pertandingan ini
Padahal jika dia ingin, bisa saja Dampar menuntaskan pria dengan mudahnya, mungkin seperti mengalahkan anak kecil saja baginya, namun dia tidak berniat seperti itu
"Aku tidak mungkin kalah darimu" pria plontos itu pun masih bisa bangkit
Dia pun langsung menyerang ke arah Dampar lagi, Namun Dampar sudah merasa cukup untuk bermain main, jadi ketika pria itu menyerang, Dampar pun langsung menghetakan kakinya pada dada pria itu dengan sangat keras
Alhasil pria itu pun terpental jauh sampai menabrak pembatas arena tarung, dan kemudian tubuhnya pun terjatuh ke lantai "Bruuuuk" dan dia langsung tidak sadarkan diri
Penonton yang tadinya bersorak ramai pun seketika menjadi hening saat jagoan mereka terkapar
Tidak ada yang bersorak girang seperti tadi untuk kemenangan Dampar ini, mereka hanya terdengar mengaduh kecewa, karena memang tidak ada yang menjago kan Dampar di pertandingan pertama nya ini
Pertandingan pertama pun di menangakan Dampar, dan pertandingn ke dua juga tentunya Dampar lagi yang menang dengan mudah, kemudian, pertandingan ke tiganya pun lawan Dampar sangatlah enteng menurutnya, meskipun semua lawan Dampar itu berbadan tegap, tapi tidak ada satupun dari mereka yang berhasil memukul Dampar
Dan setelah 3 pertandingan itu di menangkan berturut-turut olehnya, Dampar pun ingin segera mengambil haknya ke loket taruhan,
Pihak penyelenggara pertandingan tentunya akan untung besar di pertandingan Dampar ini, karena hanya sedikit orang yang memasang taruhan untuk menjagokan Dampar
Diapun sampai di depan loket "Aku mau ambil uang ku," ucap Dampar
"Baik, tunggu sebentar aku akan menyiapkanya segera" ucap penjaga wanita di dalam ruangan itu
"Ini uang mu, aku kasih separuhnya dulu, karena kamu di suruh keatas dulu untuk menemui bos Baron" ucap penjaga loket itu
Dampar pun langsung naik pitam dan langsung menggebrak palang di depan loket itu ''Braaaaakk' palang yang kokoh itu pun langsung hancur seketika oleh gebrakan Dampar "Aku tidak punya waktu untuk menemui bos kalian, jadi cepat berikan uang ku seluruhnya, atau aku akan hancurkan ruangan mu ini" ucap Dampar yang sudah tidak sabar ingin menemui Rumi di Rumah Sakit
"Tapi bos bilang seperti itu, aku tidak berani membatahnya" ucap si penjaga itu dengan gemetaran
"Aku tidak peduli, berikan saja uang ku" ucap Dampar
"Berikan saja semua uangnya," ucap bos Baron dari belakang
"Ba baik bos" ucap penjaga loket itu tidak menunggu lagi
Diapun segera memberikan seluruh uang Dampar sesuai dengan perjanjian
"Aku salut untuk keahlian bertarungmu, aku mempunyai penawaran yang bagus untuk mu, bergabunglah dengan organisasi ku, dan kamu akan menerima upah selain dari hasil bertarungmu" ucap bos Dampar
"Untuk saat ini aku masih ada urusan penting yang harus ku urus, jadi aku belum bisa mempertimbangkan tawaran mu itu, maaf aku harus segera pergi" ucap Dampar
"Apa kamu punya masalah?" tanya Baron
"Punya masalah atau tidak, itu tentunya bukan urusanmu kan" ucap Dampar
"Berapa uang yang kamu butuhkan? aku bisa meminjamkannya padamu" ucap bos Baron
Dampar pun tertegun "Apa kamu bisa pinjamkan aku uang seratus juta" ucap Dampar
"Itu masalah mudah, aku akan langsung beri kamu separuhnya, kalau kamu mau menerima tawaranku untuk bergabung denganku, aku akan memberikan sisanya secepatnya" ucap bos Baron
"Baiklah akan ku pertimbangan kan, tapi aku butuh uangnya sekarang" ucap Dampar
"Baiklah" bos Baron pun melirik ke arah loket "Kelin, beri dia uang 50 juta" ucap bos Dampar pada penjaga loket itu
"Baik bos" dengan segera wanita yang di panggil Kelin itu pun mengepak uang yang di minta bosnya dan langsung memberikannya pada Dampar
"Baiklah, terimakasih, aku pasti akan kembali untuk ambil sisanya, dan bergabung dengan organisasi kalian" ucap Dampar
"Baik, aku pegang kata kata mu" ucap bos Dampar
Dampar pun segera berlalu dari hadapan bos Baron, dan diapun langsung bergegas pergi ke Rumah sakit tempat Arumi di rawat
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Rian Defa
aku suka yg ada kelahinya thor..
2021-12-21
4