Taruhan

Merekapun segera pergi menggunakan motor yang Dampar pinjam dari tetangga, Dampar memang di kenal orang sebagai pribadi yang baik, jadi para tetangga juga cukup baik padanya

Sesampainya di pasar, dia segera turun dari motornya

"Cabi, kita cari kesana saja" ucap Dampar

"Boleh kak, ayo,, sudah lama cabi tidak ke pasar ini, kita main sepuasnya ya" ucap Rumi

"Iya terserah kamu, kak Dampar temani kamu main sampai kamu bosan di sini" ucap Dampar

"Baiklah, ayo kalau gitu" Rumi menuntun tangan Dampar supaya mengikuti langkah kakinya

Rumi terlihat sangat senang berjalan jalan di pasar yang cukup ramai ini, karena memang banyak orang yang hilir mudik untuk berbelanja, dan itu seperti menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Rumi yang kesehariannya dia habiskan di pinggir pantai, dia menengok sana sini, dan berjalan kesana kemari dengan cukup ceria

Hingga sampai beberapa waktu Rumi masih terlihat bersemangat menjelajahi area pasar yang luas ini, dan meskipun seragam baru dan sandal barunya sudah di beli Dampar, tapi Rumi seperti belum puas untuk berjalan jalan di sini

Tangan Rumi pun sekarang memegang permen lolipop pelangi warna warni berbentuk hati, yang terus di jilatnya sepanjang dia berjalan, dia juga membawa beberapa aneka jajanan pasar lainya yang Dampar belikan untuknya, wajah Rumi pun tampak sangat sumringah

Namun, beberapa saat kemudian Rumi tiba tiba menghentikan langkahnya,, dan dia mulai terlihat memegangi dadanya "Aw, Sakit" Lirih Rumi

"Cabi, Kenapa?" tanya Dampar yang sadar ada masalah dengan Rumi, Dampar pun langsung menyangga badan Rumi yang terlihat melemah itu

"Dada cabi sakit lagi kak" ucap Rumi dengan suara yang lemas

"Kalau gitu kita pulang sekarang, kakak gendong ya" ucap Dampar sedikit panik, dia pun merendahkan badanya di depan Rumi untuk menggendongnya

Namun yang tidak Dampar sangka, tubuh Rumi tidak naik ke punggungnya, melainkan Rumi malah terjatuh keblakangnya dan tak sadarkan diri

"Cabi," Dampar Langsung membalikan badan dan segera menghampirinya

"Rum," Dampar pun segera menyangga tubuhnya

"Rumi, sadarlah,, Kakak lupa kalau kamu tidak boleh kecapean, maaf Rum" ucap Dampar

Dia pun segera membopong tubuh Rumi untuk ke luar area pasar, dan segera membawa Rumi masuk ke kendaraan umum dan pergi ke Rumah Sakit terdekat

Beberapa saat kemudian merekapun sampai di depan RSUD kota, Dampar pun segera berlari membopong Rumi lagi untuk menuju ke ruang IGD "Bertahanlah Rum" ucap Dampar panik

Dia pun segera sampai di IGD, namun tidak Ada perawat yang langsung menyambut mereka "Tolong lah, adiku pingsan" triak Dampar

Mereka sangat lambat merespon Dampar karena melihat Dampar berpenampilan sederhana, dan pada akhirnya ada seorang perawat yang meresponnya

"Segera bawa ke ruang penanganan IGD saja pak, ruangannya di sebelah sana" ucap salah satu perawat

"Baiklah terimakasih" Dampar pun segera membawa Rumi ke Ruang penanganan IGD itu, Rumi pun langsung di periksa oleh seorang dokter yang ada disana

DanSetelah beberapa saat, dokter pun sudah selesai melakukan pemriksaan

"Bagaimana keadaanya dok?" tanya Dampar

"Apa dia sering pingsan seperti ini?" tanya dokter wanita itu

"Tidak dok, biasanya dia hanya lemas dan sesak nafas saja kalau dia kecapekan" ucap Dampar

"Kondisi jantung nya tidak baik, kalau tidak segera di tangani ini bisa berakibat fatal, mungkin bisa sampai menyebabkan kematian pada pasien, maka dari itu butuh tindakan operasi untuk bisa menyelamatkannya" ucap dokter

"Operasi dok??, apa biayanya mahal?" tanya Dampar

"Lumayan mahal, setidaknya Anda harus menyiapkan biaya sekitar seratus juta untuk melakukan operasi nya" ucap dokter

"Seratus juta dok?, semahal itu kah?" ucap Dampar kaget

"Ya memang biaya operasi jantung itu berada di kisaran segitu pak, dan juga perlu di tangani di rumasakit besar" ucap dokter itu

"Begitu kah?" Dampar pun hanya bisa menghela nafas nya, karena menurutnya nominal itu memang cukup besar untuknya,

Jika saja dia mengingat jati dirinya Sekarang, mungkin jumlah uang seratus juta tidak akan jadi beban di pikirannya, dan mungkin itu hanya di anggap uang receh saja baginya

Tapi sayang nya dia tidak mengingat siapa dirinya sekarang, dan jumlah itu pun terasa mustahil untuk Dampar dapat kan dalam waktu yang singkat

Rumi pun segera di rujuk ke Rumah sakit besar di kota P, tapi karena Dampar belum bisa membayar biaya administrasinya, Rumi pun hanya di beri tempat di ruang rawat IGD yang perawatannya kurang intensif dan tidak memadai

Dampar pun merasa tidak bisa berbuat banyak untuk sekarang, dia hanya bisa pasrah dan membiarkan Rumi terbaring di ruang rawat IGD sekarang tampa pasilitas yang layak

Dia hanya mendampingi Rumi seharian di sana, dia hanya bisa menatap iba pada Rumi yang terbaring lemas di kasur,, dia merasa sudah gagal jadi kakak yang baik untuk Rumi, Dampar tidak akan rela jika sampai Rumi meninggal, tapi dia juga tidak punya cara apapun untuk menolong nya sekarang,

Dia berpikir sangat keras bagaimana caranya dia bisa mendapatkan uang sebanyak itu dengan waktu yang singkat, diapun terus berpikir sampai akhirnya dia mulai mengingat sesuatu "Yah, aku harus kesana,, aku bisa bertarung, mungkin saja aku bisa mendapatkan uang di tempat itu" pikir Dampar

Dengan berat hati, Dampar pun harus meninggalkan Rumi sendirian di Rumah sakit ini

Dia pun segera beranjak dari samping Rumi yang masih belum sadar itu, dia segera bergegas kembali ke pasar untuk mengambil motornya, dan segera kembali ke Rumah pak Yunus untuk memberitahu mereka kondisi Rumi Sekarang

Di Rumah pak Yunus

"Apa?? Rumi di Rumah Sakit? kenapa?" ucap bu Ratna kaget

"Penyakit Rumi kambuh lagi, dan sekarang dia tidak sadar kan diri Disana" ucap Dampar

"Ini pasti gara gara kamu ajak dia ke pasar, dia pasti ke capean kan? , Dampar, apa kamu tidak tau kalau jantung Rumi itu ada kelainan, dia tidak boleh kecapean, Sekarang bagaimana kalau sudah begini,? siapa yang akan bayar biaya Rumah sakit?, buat makan saja kita susah, Kamu benar benar bikin masalah saja, apa kamu sengaja menginginkan Rumi mati lebih cepat, hah?" ucap bu Ratna benar-benar marah

"Urusan uang, Aku akan mencarinya segera, ibu tidak perlu khawatir, aku pasti akan mendapatkannya,, tapi tolong ibu temani Rumi di Rumah Sakit Sekarang" ucap Dampar

"Baik,, tapi awas saja kalau kamu tidak dapat uangnya" ucap bu Ratna

Bu Ratna dan pak Yunus pun segera bersiap siap, dan kemudian mereka pun langsung pergi ke Rumah sakit

Sementara Dampar hanya diam di Rumah dengan hati yang gelisah, karena memang dia sangat menghawatirkan Rumi

Dan tidak terasa, haripun mulai malam, Dampar pun segera keluar Rumah dan meminjam motor tetangga lagi untuk pergi kesebuah tempat yang pernah di datanginya bersama Reja,

Reja adalah teman melaut dampar sebelumnya, dia selalu menangkap ikan bersamanya sebelum dia merantau ke pulau J, dan dia juga sering mengajak Dampar pergi ke suatu tempat saat mereka tidak bisa pergi melaut, karena terkadang mereka terkendala cuaca buruk, dan membuat mereka tidak mungkin untuk pergi ketengah lautan

Teja sering mengajak Dampar memasang taruhan di arena tarung gelap, kalau mereka sedang tidak bisa menangkap ikan, dengan harapan dia tetap bisa dapat uang meskipun tidak pergi melaut, sementara Dampar hanya menemaninya saja, dan dia tidak pernah tertarik untuk memasang taruhan itu

Dampar pun akhirnya tiba di sebuah klab malam di daerah perkotaan yang lumayan jauh dari pesisir pantai, diapun memasuki klab itu melalui pintu belakang, karena biasanya Reja juga membawanya masuk lewat sana,

Karena memang tidak memungkinkan bagi Dampar untuk masuk dari pintu depan, semua yang masuk dari sana adalah orang orang berduit saja, dan harus punya kartu member juga untuk melewati penjagaan di pintu depan

Diapun masuk ke klab yang hampir semua ruangannya itu temaram, dia pun langsung menuju ke sebuah pintu lagi melewati orang orang mabuk yang menari, dan banyak pemandangan wanita seksi juga yang sebenarnya tidak ingin Dampar lihat

Setelah sampai di depan pintu, dia pun harus melewati penjaga "Berhenti !, kata kuci" ucap salah satu dari 2 pria kekar itu

Dampar pun bingung, dia tidak mengingat Reja sering bicara apa pada mereka saat dia masuk, Dampar tidak pernah memperhatikan hal sekecil itu

"Aku sering ke sini dengan temanku, apa kalian harus menhahanku?" ucap Dampar

"Kata kunci" ucap pria itu kekeh

Dampar pun sedikit kesal, dan memang kodisi hatinya tidak baik sekarang "Biarkan aku masuk atau aku akan menghajar kalian" ucap Dampar

"Improvisasi yang bagus, masuk lah" ucap pria itu

Dampar pun terbengong, karena dia berniat serius pada awalnya, dan diapun mulai ingat kalau Teja selalu bilang akan menghajar mereka saat masuk 'Akan ku hajar kau, itu kata kuncinya? baikah'

Dampar pun segera masuk ketempat Ramai yang gelap itu, dia langsung melihat orang-orang yang sedang berkelahi di arena tarung yang di kelilingi oleh kerumunan, mereka sengaja datang kesini untuk taruhan dan mendukung jagoan mereka untuk bertarung

Dan seorang pramusaji seksi pembawa minuman pun langsung menghampiri Dampar "Apa kamu ingin pasang taruhan bos, di sana tempatnya" ucap pramusaji itu

"Tidak, aku ingin bertarung, apa aku bisa dapat uang jika bertarung di sini?" ucap Dampar

"Kalau begitu kamu harus temui bos kami dulu" ucap pramusaji wanita itu

Terpopuler

Comments

Josias E Pattinasarany

Josias E Pattinasarany

seru ceritanya ayooo di lanjutin ceritanya 👍👍👍

2022-03-10

4

Naurel_lia

Naurel_lia

seru kayak nya nih,,,semangat ya Thor,,,baru mampir nih 😊😊

2022-01-30

0

Agushari

Agushari

setia membaca

2022-01-21

1

lihat semua
Episodes
1 Hutang Budi
2 Taruhan
3 penawaran
4 Tergeletak
5 Dr.Lena
6 Berkemampuan
7 Menguntungkan
8 Janji
9 Ancaman
10 Mengingat
11 Siapa Kamu
12 Sudah Cukup
13 Pamit
14 Mengusirmu
15 Gadis Kecil
16 Putri Yang Tak di Sangka
17 Tidak Biasa
18 Gundah
19 Untukmu Saja
20 Kecocokan
21 Tidak Melepaskan
22 Mempercayainya
23 Ingin Pulang
24 Belum Paham
25 Mulai Seperti Dulu
26 Memang Cocok
27 Sudah Jadi Hantu
28 Filing
29 Rencana
30 Jeruk
31 Di Adili
32 Nikah Kilat
33 Menyimpan Rahasia
34 Celah Kosong
35 Nambah Satu
36 Fobia
37 Mencurigakan
38 Seindah Ini
39 Kabar Buruk
40 Berguling di Lantai
41 Vonis Satu Tahun
42 Terima Kasih
43 Selamanya
44 Siaran Ulang
45 5TH
46 Lena Cemburu
47 Pisah Saja
48 Tidak Merekomendasikan
49 Mengusik Ku
50 Biar Feminim
51 Mataku Ternodai
52 Sentuhan Akhir
53 Ngambek
54 Bermetamorfosis
55 Tidak Sopan
56 Dampar Si Pelaut
57 Apa Bedanya
58 Berdebat
59 Nayra Hilang
60 Curang
61 Masih Dia
62 Gangguan Kecil
63 Momen Bersama
64 Ada Bencana
65 Rayuan Pagi
66 Menggerutu
67 Informasi
68 Bergerak Sekarang
69 Harus Berkenalan
70 Bohong
71 Ingin Bertemu Kang Rawing
72 Isi Tenaga
73 Kakak Pertama
74 Apa Dia Mampu
75 Ancaman
76 Ke Pulau
77 Ujung Tombak
78 Dendam Dewi
79 Hancur Bersama
80 Bawaan
81 Bab 81
82 Bab82
83 Bab83
84 Bab84
85 Bab85
86 Bab86
87 Bab87
88 Bab88
89 Bab89
90 Bab90
91 Bab91
92 Hampir Sama
93 Entahlah
94 Rangkai Kembali
95 Sebuah Pelukan
96 Mencair
97 Hidung Botol
98 Sakit
99 Menemuinya
100 Tentang Mereka
101 Over Protektif
102 Olah Raga
103 Masakanmu
104 Sederhana
105 Tidak Mungkin
106 End
107 Ekstra Part 1
108 Ekstra part 2
109 Ekstra part 3
110 Ekstra part 4
111 Ekstra part 5
112 Ekstra part 6
113 Seri Ke Tiga
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Hutang Budi
2
Taruhan
3
penawaran
4
Tergeletak
5
Dr.Lena
6
Berkemampuan
7
Menguntungkan
8
Janji
9
Ancaman
10
Mengingat
11
Siapa Kamu
12
Sudah Cukup
13
Pamit
14
Mengusirmu
15
Gadis Kecil
16
Putri Yang Tak di Sangka
17
Tidak Biasa
18
Gundah
19
Untukmu Saja
20
Kecocokan
21
Tidak Melepaskan
22
Mempercayainya
23
Ingin Pulang
24
Belum Paham
25
Mulai Seperti Dulu
26
Memang Cocok
27
Sudah Jadi Hantu
28
Filing
29
Rencana
30
Jeruk
31
Di Adili
32
Nikah Kilat
33
Menyimpan Rahasia
34
Celah Kosong
35
Nambah Satu
36
Fobia
37
Mencurigakan
38
Seindah Ini
39
Kabar Buruk
40
Berguling di Lantai
41
Vonis Satu Tahun
42
Terima Kasih
43
Selamanya
44
Siaran Ulang
45
5TH
46
Lena Cemburu
47
Pisah Saja
48
Tidak Merekomendasikan
49
Mengusik Ku
50
Biar Feminim
51
Mataku Ternodai
52
Sentuhan Akhir
53
Ngambek
54
Bermetamorfosis
55
Tidak Sopan
56
Dampar Si Pelaut
57
Apa Bedanya
58
Berdebat
59
Nayra Hilang
60
Curang
61
Masih Dia
62
Gangguan Kecil
63
Momen Bersama
64
Ada Bencana
65
Rayuan Pagi
66
Menggerutu
67
Informasi
68
Bergerak Sekarang
69
Harus Berkenalan
70
Bohong
71
Ingin Bertemu Kang Rawing
72
Isi Tenaga
73
Kakak Pertama
74
Apa Dia Mampu
75
Ancaman
76
Ke Pulau
77
Ujung Tombak
78
Dendam Dewi
79
Hancur Bersama
80
Bawaan
81
Bab 81
82
Bab82
83
Bab83
84
Bab84
85
Bab85
86
Bab86
87
Bab87
88
Bab88
89
Bab89
90
Bab90
91
Bab91
92
Hampir Sama
93
Entahlah
94
Rangkai Kembali
95
Sebuah Pelukan
96
Mencair
97
Hidung Botol
98
Sakit
99
Menemuinya
100
Tentang Mereka
101
Over Protektif
102
Olah Raga
103
Masakanmu
104
Sederhana
105
Tidak Mungkin
106
End
107
Ekstra Part 1
108
Ekstra part 2
109
Ekstra part 3
110
Ekstra part 4
111
Ekstra part 5
112
Ekstra part 6
113
Seri Ke Tiga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!