TDCWSC 2: Tuan Yang Terdampar
Seorang pengusaha muda bersetelan jas mahal terlihat duduk di sebuah kursi kabin yang terlihat cukup elegan, pesawat pribadi yang di tumpanginya ini terlihat sangat mewah dan berkelas, beberapa bawahannya pun juga terlihat duduk di belakangnya,
Dia juga di kawal oleh belasan pengawal pribadi yang ikut terbang bersamanya, dia di kawal oleh para pengawal elite yang tidak lain adalah anak buah dari organisasi yang di pimpin oleh dirinya
Di penerbangan nya kali ini, dia berencana pergi ke luar negri untuk menghadiri beberapa pertemuan kerjasama bisnis antara perusahaanya, dengan perusahaan perusahaan luar supaya lebih bisa membentangkan sayapnya di dunia bisnis global
Awalnya penerbangannya ini berjalan cukup mulus tampa adanya kendala, sampai ketika terdengar bunyi ledakan dari belakang kabin dengan suara yang begitu mematahkan telinga "Booooommmm"
Sontak ledakan Itu membuat kaget semua penumpang yang ada di kabin, kemudian pesawat itu mengalami guncangan hebat dan membuatnya berputar tidak terkendali di udara, semua yang berada dalam kabin pesawat itu seketika berteriak histeris dan meronta di tengah kobaran api yang mulai memenuhi semua kabin pesawat,
Sampai akhirnya si pria muda itu juga bisa merasakan kalau pesawat yang di tumpanginya itu meluncur ke bawah dengan sangat cepat, dan itu membuat jantungnya seperti copot seketika dari tempatnya
Seluruh badan pesawat itu kini terlihat di penuhi oleh api yang menyala-nyala dengan di sertai asap yang mengepul, pesawat itu terus tertarik gravitasi bumi hingga membuatnya meluncur bebas, dan membuatnya terhempas ke arah lautan lepas
Hingga Akhirnya badan pesawat itu meledak dan hancur berkeping-keping saat bagian depan pesawat menghantam permukaan laut, kejadian itu sontak membuat riak air yang tadinya tenang berubah menjadi bergelombang besar, dan nyala api sejenak terlihat di beberapa serpihan badan pesawat yang berhamburan, dan perlahan lahan badan pesawat itu lenyap dari permukaan dan tenggelam ke dasar lautan
"Tidaaaaaaaaak" teriak seorang pria yang baru terbangun dari mimpi buruknya itu, mimpi yang selalu menghantuinya selama bertahun tahun semenjak kejadian yang menimpanya itu terjadi
"Brisiik,,, Kebiasaan kamu teriak teriak kalau bangun tidur" ucap seorang wanita dari ruangan lain di Rumah sederhana itu
"Iya maaf Bu, aku mimpi buruk lagi" ucap pria ini
Dia segera bangun dan beranjak ke luar rumah untuk menyongsong mentari pagi yang sudah terlihat sepenuhnya di sebrang lautan sana, dia pun berdiri di halaman dan meregangkan otot nya sembari menghadap ke arah lautan yang hanya berjarak beberapa kilometer dari Rumah sederhana yang di tempatinya , sejenak dia menikmati hangatnya sinar matahari yang menerpa tubuhnya sekarang
"Dampar, kamu perbaiki dulu jala yang rusak, nanti sore kita akan pakai lagi untuk menangkap ikan" ucap seorang pria paruh baya dari belakangnya
"Baik pak" ucap Dampar, dia segera mengambil jaring ikan yang tergantung di dinding kayu rumah untuk di perbaikinya
Ya,,,Dampar, itulah nama panggilannya sekarang, nama itu di ambil karena dia di temukan terdampar di pinggir pantai oleh warga sekitar beberapa tahun lalu, tidak ada yang tau pasti nama dia sebenarnya itu siapa, bahkan dirinya sendiri tidak mengingat apapun tentang masalalunya,
Saat pesawat yang ditumpanginya itu meledak 4 tahun lalu, semua identitas nya itu lenyap, begitu juga dengan ingatanya, karena dia mengalami benturan hebat pada kepalanya saat kejadian jatuhnya pesawat,, namun Dampar masih sering memimpikan detik kejadian tragis yang menimpanya itu sampai sekarang
Terkadang Dia bertanya-tanya dalam hati, kenapa dia bisa selamat dari peristiwa menakutkan itu, namun kejadian itu membuat sebagian wajahnya mendapat luka bakar yang cukup parah, dan itu membuat wajahnya sulit untuk di kenali, meskipun sekarang luka itu sudah sembuh, tapi tetap saja wajahnya tidak kembali seperti sediakala
Hingga seperti ini lah dia menjalani hari harinya sekarang, mencari ikan di lautan luas
Dampar dengan segera menuruti ucapan seorang pria yang menyuruhnya tadi, dia dengan sangat teliti menambal semua jala yang robek akibat tersangkut karang
"Kak Dampar, ini teh nya,, cabi taruh di sini ya" ucap seorang gadis belia yang menaruh segelas teh panas tidak jauh dari tempat Dampar memperbaiki jala
"Iya terimakasih,,, O iya Cabi, kenapa kamu belum bersiap siap pergi sekolah?" tanya Dampar
"Cabi tidak masuk sekolah hari ini, Cabi malu karena belum punya seragam baru, seragam yang lama Cabi kemarin robek, dan yang satunya lagi sudah sangat kekecilan, jadi sudah tidak bisa di pakai lagi" ucap Rumi
Gadis belia itu bernama Rumi, usianya baru menginjak15 thn sekarang, sedangkan Cabi itu panggilan Dampar padanya dari 4 tahun lalu, karena dia memang mempunyai pipi yang cabi
"Begitu kah,,, ya sudah, kalau Kakak nanti ada uang, kakak akan belikan lagi seragam baru untuk mu" ucap Dampar
"Makanya, kalau kamu sayang pada cabi, jangan cuma bisa nangkap ikan dan numpang makan tidur saja di sini, cari duit yang banyak sana, lihat tuh si Reja sekarang, dia sudah bisa belikan motor untuk bapaknya semenjak dia merantau ke pulau J" ucap bu Ratna
"Iya bu, aku sudah coba bilang ke Reja untuk ikut dia merantau, tapi dia bilang belum ada lowongan pekerjaan akhir akhir ini" ucap Dampar
Dampar sekarang memang berada di sebuah pemukiman nelayan terpencil di pesisir pantai pulau BB, perekonomiannya juga terbilang cukup sulit, mereka hanya mengandalkan hasil laut seadanya untuk bertahan hidup
~
Sore harinya, Dampar dan pak Yunus berlayar ke tengah lautan untuk menangkap ikan dengan berbekal alat seadanya, mereka berangkat dengan beberapa orang lainya menggunakan perahu kayu sederhana yang mereka sewa, ukuranya tidak terlalu besar, tapi cukup aman untuk di gunakan beberapa orang
Mereka semua pergi semalaman untuk menangkap ikan dengan alat yang sederhana, dan begitulah rutinitas Dampar selama beberapa tahun ini, itu dia lakukan supaya bisa meringankan beban pak Yunus , pria yang sudah berbaik hati menolongnya saat dia terdampar dulu, dia juga sudah membiarkan Dampar tinggal di Rumah sederhana nya itu
Setelah hari menjelang subuh, barulah mereka kembali ke daratan untuk segera menjual hasil tangkapan mereka, hasil yang di dapat pun tidak sebanyak orang yang sudah menggunakan alat modern, dan uang yang di dapatnya perhari pun tidak begitu banyak, karena hasil penjualan harus di bagi lagi untuk beberapa orang yang ikut melaut, dan juga harus di potong biyaya sewa perahu juga, jadi penghasilan mereka perharinya pun terbilang pas-pasan
"Wah, lumayan hasil dari tangkapan kita kali ini, sepertinya kita bisa makan kenyang hari ini" ucap pak Yunus yang menghitung uang hasil penjualan ikan itu di tanganya
"Iya pak lumayan, tapi bagianku tidak bisa aku kasih semuanya ke bapak, aku mau belikan Cabi seragam dan sandal baru untuknya, boleh kan?" ucap Dampar
"Tentu saja boleh, uang itu kan memang hakmu, Rumi juga anak bapak, harusnya bapak yang melakukan itu untuk Rumi" ucap pak Yunus
Dampar hanya tersenyum saja
Mereka terus berjalan keluar dari dalam pasar itu,, dan mereka kebetulan berpapasan dengan 5 preman yang berkuasa di pasar ikan itu
"Waduh, banyak duit kayaknya, boleh dong bagi bagi kita" ucap salah satu preman
"Jangan lah bang, ini untuk makan kita sekeluarga, ini juga belum tentu cukup bang" ucap pak Yunus
"Aaaaah, lu kan bisa nangkap lagi ikan di laut, masih banyak noh, sini duitnya bagi gua, atau gue tonjok lu" ucap salah satu preman sambil mencoba merampas uang pak Yunus
"Aku sedikit mengingatkan, merampas hak orang itu perbuatan yang buruk" ucap Dampar yang di samping pak yunus
"Heh, siapa lu berani beraninya ceramahin gua, apa lu saudara si tua ini?, kasih tau dia, siapa kita di sini, belum tau dia" ucap pria berambut gondrong pada rekanya
"Aku tidak perlu tau kalian siapa, kalau kalian menginginkan uang, cari ikan saja sendiri, bukannya kamu bilang ikan masih banyak di lautan, jadi mending kalian berenang saja ke laut dan tangkap ikan yang banyak, baru dapat uang" ucap Dampar
"Wah wah wah, sepertinya ada yang ingin di hajar di sini, kita tidak akan keberatan untuk menghajarmu pria muda, kami akan melakukannya dengan senang hati, sikat bro" ucap si pria itu
Tiga orang dari mereka langsung maju dan melayangkan pukulannya ke arah Dampar, namun yang tidak mereka sangka, sebelum mereka menyentuh Dampar, malah mereka duluan yang mental jauh oleh pukulan Dampar, dan Dampar masih meneruskan pukulan dan tendangannya pada 2 preman lainya, 'Buk, Buk,' 'Bruk, brak' seketika semua preman itu langsung terkapar di tanah, dan mengerang kesakitan
"Aaaaaaahhhhh, pukulan apa ini?, sakit sekali" ucap salah satu preman yang terkena pukulan paling ringan dari Dampar, sementara yang mendapat pukulan lumayam keras tidak mampu berkata kata lagi, hanya mampu mengerang dan memegangi bagian tubuh yang sakit terkena serangan Dampar itu, meskipun itu bukanla serangan terkuat dari Dampar
Pak Yunus sampai terkesima melihat aksi Dampar yang begitu cepat dan hebat ini
"Bagaimana kamu bisa melakukanya?" ucap pak Yunus yang keheranan
"Entahlah, kurasa di kehidupan ku dulu, aku adalah seorang atlit petarung pak" ucap Dampar, meski ingatannya hilang sekarang, tapi insting bertarungnya ternyata masih ada pada dirinya
Dampar memang seorang petarung hebat sebelum dia mengalami kecelakaan tragis yang di rencanakan musuhnya itu, bahkan dia adalah pemimpin tertinggi dari Organisasi petarung handal yang tersohor di kotanya dulu
"Hebaaaaat hebat," ucap pak Yunus mengacungkan dua jempolnya
Dampar hanya menyentuh hidungnya dengan gaya so cool "Kalau kalian masih penasaran ingin bertarung dengan ku, cari aku di kampung nelayan, dan kalian ingat baik baik namaku, aku Dampar" ucap Dampar sambil melihat satu persatu kelima preman itu
Mereka berdua segera meninggalkan pasar pelelangan ikan itu, dan segera pulang ke Rumah pak Yunus
Merekapun langsung duduk duduk di depan rumah
"Haduh, bapak tidak tau kalau kamu tidak melawan mereka tadi, mungkin uang bapak sudah di rampas mereka, untung kamu punya ilmu bela diri yang hebat" ucap pak Yunus
"Iya pak, aku juga sedikit tidak sadar, ternyata aku bisa melakukan itu" ucap Dampar
"Kalian sudah pulang?, mana uang hasil tangkapan kalian?" ucap bu Ratna yang tiba tiba keluar dari rumah
"Ini Rat" ucap pak Yunus langsung memberikan uang dari saku bajunya
"Wah, tumben uang nya lumayan" ucap bu Ratna
"Iya, kita lagi mujur hari ini Rat" ucap pak Yunus
Bu Ratna pun terlihat senang karena uang hasil tangkapan hari ini lebih dari biasanya
"O yah, cabi mana bu?" tanya Dampar
"Ada di dalam" ucap bu Ratna
Dampar langsung masuk untuk bersiap pergi ke pasar kota bersama Rumi, dia ingin menepati janjinya untuk membelikan seragam untuk Rumi, sebenarnya anak pak Yunus ada lima orang, tapi yang paling dekat dengan Dampar hanya Rumi,
Dari pertamakali Dampar tinggal di sini, Rumi lah yang merawatnya, hingga sampai sekarang Dampar seperti punya hutang Budi pada Rumi, dan Dampar sangat menyayangi Rumi seperti adiknya sendiri
...~°~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Wirda Lubis
lanjut
2023-04-15
0
Selvanus Sengiang
lanjut Thor 👍
2023-03-14
0
nyam nyam
bagus klo ada pemeran suaranya jadi enak bisa tidur nyenyak
2022-12-16
1