Jam saat itu menunjukkan pukul empat pagi. Brian terbangun dari tidurnya karena mimpi buruk yang dialaminya.
Di dalam mimpinya, Brian melihat John, David dan Gory berada di atas Troll. Mereka mengendalikannya dan mengejar Brian sambil tertawa.
Keringat dingin bercucuran keluar dari tubuh Brian. Dia kemudian bangkit dari tempat tidur dan duduk di samping tempat tidur untuk menenangkan diri serta mendapatkan kesadaran sepenuhnya.
Brian memang sudah terbiasa bangun di pagi hari. Di rumah tantenya dulu, dia selalu membersihkan rumah dan menyiapkan sarapan untuk keluarga tantenya. Jika dia kesiangan, tantenya akan marah besar dan memukulnya dengan rotan.
Setelah Brian mendapatkan kesadarannya, dia pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya.
Dia memandangi dirinya di cermin. Terlihat pipi tirusnya dan tubuhnya yang kurus. Namun terdapat api semangat di dalam matanya seakan berbicara, aku pasti bisa bertahan.
Cukup lama Brian menatap dirinya di cermin. Dia melakukannya untuk meyakinkan dirinya dan memotivasi dirinya sendiri.
Setelah itu dia melepas pakaiannya dan mandi menggunakan air dingin. Sebenarnya saat itu Brian bisa mandi dengan air hangat.
Namun Brian memang sengaja mandi dengan air dingin, karena air dingin membuat dirinya tetap terjaga.
Setelah menyegarkan dirinya, Brian kemudian keluar menuju lantai satu. Sesampainya di ruangan kafe, dia mengambil sapu dan pel untuk membersihkan ruangan itu.
Brian membersihkan setiap sudut ruangan kafe dengan teliti. Dia tidak akan membiarkan setitik debu terlewat dari pandangannya.
Brian juga memoles gelas, piring dan alat-alat yang berada di meja barista. Berkat pengalamannya di rumah tantenya, Brian sudah terbiasa untuk melakukan pekerjaan rumah dengan baik dan cepat.
Setelah puas membersihkan area kafe, Brian duduk di salah satu kursi kafe. Dia menyandarkan kepalanya ke tembok untuk beristirahat sejenak.
Namun karena kemarin tidurnya terlalu malam, membuat matanya sangat berat, dan tak lama kesadarannya mulai pudar.
Ketika Master yang baru bangun dan melihat Brian yang tertidur di kursi sambil memegang sapu, Master kemudian kembali ke kamar dan membawakan Brian sebuah selimut.
Master membiarkan Brian tertidur, karena Master tidak tega membangunkan Brian saat melihat Brian yang tertidur sangat pulas.
Setelah cukup lama Brian tertidur, dia merasa ada yang menggoyang-goyangkan tubuhnya. Saat dia membuka matanya, dia melihat sosok pria bertubuh besar.
Brian terkejut dan langsung berdiri. Saat dia berdiri, dia lupa kalau di atas kepalanya ada rak, sehingga kepala terbentur rak dan menjatuhkan beberapa vas bunga yang berada di atas rak.
“Ah, maaf!” Ucap Brian saat melihat pecahan rak vas yang berserakan di lantai. Brian langsung berusaha membersihkan pecahan vas itu, namun Dani mencegahnya.
“Sudah, biar aku saja. Basuh dulu wajahmu,” ucap Dani sambil membersihkan puing-puing vas. Brian kemudian pergi ke wastafel yang berada di area kafe.
“Apa kamu yang membersihkan kafe?” tanya Dani sambil melihat area sekitar kafe yang menjadi lebih bersih dan rapi.
“Iya, maafkan saya karena ketiduran di kursi dan menjatuhkan vas bunga,” ucap Brian sambil berjalan ke arah Dani.
“Tak apa, tenang saja,” ucap Dani, dia bukan orang yang mempermasalahkan hal-hal kecil. Dani malah kagum dengan kemampuan bersih-bersih Brian.
Brian membersihkan ruangan dengan sangat baik. Bahkan tidak ada debu yang tersisah di sudut-sudut ruangan.
Dani kemudian memberikan arahan kepada Brian. Dani menugaskan Brian untuk membantunya saat mempersiapkan kafe dan saat menutup kafe.
Brian tak perlu membantunya saat jam operasional, karena kafe Dani sudah memiliki cukup tenaga.
“Apa hanya itu? Apa aku boleh membantu mengambil pesanan pelanggan juga?” Ucap Brian, baginya pekerjaan yang ditawarkan Dani tidak sepadan dengan apa yang telah didapatkannya.
Mendengar perkataan Brian membuat Dani tersenyum. Dani pun memperbolehkan Brian untuk membantu membersihkan meja dan mendapatkan pesanan saat jam operasional.
Tak lama berselang pintu depan kafe terbuka, masuk empat orang yang merupakan pagawai kafe. Dani memperkenalkan mereka dengan Brian, dan memberitahu mereka bahwa mulai hari ini Brian akan membantu mereka.
Di kafe tersebut memiliki satu koki bernama Gilang. Dia merupakan pemuda berumur sembilan belas tahun dan memiliki tato yang memenuhi kedua lengannya.
Meskipun memiliki tato, dia merupakan pemuda yang memiliki hati yang lembut dan perhatian dengan sekitarnya. Dari lulus sma dia sudah bekerja sebagai koki karena dia sangat mahir dalam mengolah bahan-bahan makanan.
Selain Gilang, ada juga Stevan yang seumuran dengan Gilang. Stevan bertugas sebagai barista dan membantu Dani dalam menyiapkan minuman. Stevan merupakan mahasiswa ekonomi di salah satu universitas ternama di kota Malang.
Di kafe itu memiliki dua pramu saji bernama Lili dan Monica. Meskipun Lili terlihat seperti gadis smp, sebenarnya dia adalah gadis berumur sembilan belas tahun. Dia merupakan mahasiswa jurusan informatika.
Yang terakhir adalah Monica. Kebalikan dari Lili, gadis manis ini memiliki sifat dewasa meski masih berumur enam belas tahun. Perawakan Monika juga sudah seperti mahasiswi.
Dani menyuruh Monica dan Lili untuk memberi contoh kepada Brian bagaimana cara menerima dan mengantarkan pesanan ke pelanggan.
Karena Brian merupakan anak yang cerdas, dia dengan cepat memahami apa yang diajarkan oleh Lili dan Monica.
Kafe Hunter memang tidak besar. Kafe itu memiliki enam meja yang memiliki empat kursi di setiap meja dan satu meja barista dengan lima kursi di depannya. Kafe itu bisa menampung pelanggan sebanyak dua puluh sembilan pelanggan.
Kafe di buka pukul sepuluh pagi dan tutup jam sepuluh malam. Meski pun begitu, biasanya kafe ramai saat sore dan malam hari. Pagi hari sengaja di buka hanya untuk player yang ingin kembali dari Dark Side.
Dari ke lima pegawai kafe tersebut, hanya Brian yang merupakan seorang player. Namun mereka berempat telah mengetahui tentang Battle of Token dan Dark Side.
Mereka berempat kagum dengan Brian karena dia berani ikut berpartisipasi ke dalam game berbahaya tersebut. Sudah banyak orang yang mereka kenal terluka parah dan bahkan mati saat berada di Dark Side.
Setelah mendapat pengarahan dari Lili dan Monica, Brian pun ikut membantu menjadi pramusaji di kafe hunter.
Hari itu Brian bekerja sangat cekatan dan sangat baik dalam melayani pelanggan. Ketika ada pelanggan yang pulang, Brian langsung membersihkan meja tersebut sehingga pelanggan lain bisa langsung memakainya.
Keesokan harinya Brian kembali membantu di kafe. Saat sore hari, Dani memberitahu Brian jika dia tidak harus bekerja sampai malam. Dani membolehkan Brian untuk pergi ke Dark Side.
Memang saat itu adalah hari minggu, dan biasanya pelanggan tidak seramai ketika sabtu malam.
Brian pun menyetujuinya. Dia selesai bekerja pukul lima sore dan kembali ke kamarnya untuk mandi dan bersiap pergi ke Dark Side.
Setelah Brian siap, dia kemudian membuka aplikasi dan menekan tombol Start. Sebenarnya dia bisa pergi ke Dark Side menggunakan pintu merah yang berada di kafe. Tapi bagi Brian, akan lebih cepat jika menggunakan aplikasi.
Setelah berpindah ke Dark Side, Brian kemudian turun ke ruangan kafe untuk bertemu dengan Master. Dia berencana untuk meminta pendapat tentang perlengkapan apa yang sebaiknya dia gunakan.
Sesampainya di ruangan kafe, Dia melihat master sedang menyiapkan sebuah minuman. Selain Master, di ruangan itu ada dua orang yang sama sekali belum pernah dia temui. Brian menganggap jika mereka adalah seorang pelanggan.
Saat Master hendak membawakan minumannya ke kedua pelanggan itu, Brian langsung membantu Master. Dia masih beranggapan jika sedang bekerja di kafe. Master hanya tersenyum ketika Brian ingin membantunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
monkey133
lanjut kan oke
2021-10-07
4