Suara pertempuran terus berlanjut, dimana seorang pria berlengan satu saat ini melawan segerombolan serigala yang sedang dia lawan. Bisa dilihat baju lusuhnya yang awalnya lumayan lusuh, sekarang sudah tidak berbentuk karena pertarungan tersebut.
“Slash~”
Dan suara tebasan itu, akhirnya mengakhiri petarungan pria itu menghadapi 7 ekor serigala yang menyerangnya. Perlahan dia mulai menghela nafasnya dan menghentikan skill petirnya yang membantunya sebelumnya, dan mulai mengistirahatkan dirinya saat ini.
“Sepertinya aku harus mempelajari beberapa tehnik skill kembali” kata Zen, karena menurutnya dirinya masihlah sangat lemah.
Sebenarnya kemampuan pertarungan Zen sangat bagus, tetapi tetap saja dengan menggunakan senjata yang jelek, hasilnya akan terlihat jelas kekurangannya. Tetapi karena dia tidak mempunyai peralatan tempur yang memadai, Zen hanya menghela nafasnya saja, dan memasukan kembali pedang lusuhnya dan mulai beranjak dari tempatnya berada.
Zen perlahan menghampiri seriga yang dibunuhnya dan mulai menyentuhnya. Sekejab, serigala yang mati itu sudah kehilangan kulit dan beberapa bagian dagingnya dan menyisahkan beberapa tulang, organ dan kepalanya saja.
“Skill yang sangat berguna” kata Zen setelah menggunakan skill inventorinya itu kepada mayat - mayat serigala yang dibunuhnya tadi.
Memang, skill inventory Zen bisa langsung memisahkan beberapa bagian yang ingin Zen simpan secara langsung, seperti kulit dari serigala dan dagingnya dari tubuh mereka. Zen tidak sengaja menemukan fitur ini, saat hendak mencoba menyimpan ikan sungai buruannya saat masih tinggal diwilayah dibawah air terjun.
“Mari kita sembuhkan lukaku dulu” kata Zen, setelah melihat semua serigala sudah dia ambil beberapa bagian tubuhnya.
Setelah memisahkan semua kulit dan daging serigala yang dibunuhnya, Zen langsung menggunakan skill dari elemen tanah dan mengubur sisa mayat – mayat serigala yang dibunuhnya dan pergi ketepian sungai yang ada disana.
Dia mulai membasuh luka akibat gigitan serigala yang mengigitnya tadi, lalu menyalurkan mana pada telapak tangannya dan mengeluarkan salah satu skill elemen cahaya, yaitu Heal. Walaupun penguasaan skillnya ini masih rendah, tetapi itu cukup membantu untuk setidaknya menutup bekas lukanya.
“Banyak yang harus kupelajari lagi” kata Zen dan mulai beranjak dari sana dan melanjutkan perjalanannya.
.
.
Seminggu sudah berlalu, Zen saat ini sedang menatap sesuatu yang ada didepannya, karena saat menggunakan presepsinya kedalam goa didepannya, banyak aura mencekam dari dalamnya, sehingga Zen mulai mengeluarkan smarphonenya dan mencoba menscan gua didepannya.
[Hidden Dungeon]
[Dungeon yang diciptakan oleh peradapan manusia, untuk mengurung sesuatu didalamnya dan mencegahnya untuk keluar]
“Hah... tunggu, Hidden Dungeon?” gumam Zen setelah membaca infromasi yang baru saja dia baca.
Dia tidak menyangka, saat dia kembali menuju wilayah area terlarang dia menemukan sebuah hidden dungeon ditempat ini, setelah menelusuri beberapa tempat dan membantai beberapa monster yang menyerangnya sebelumnya.
Saat ini kemampuannya mulai meningkat walaupun tidak signifikan, karena baru berhasil meningkatkan satu buah level. Tetapi untuk waktu seminggu, menaikan level seperti itu termasuk hal yang cepat jika dibandingkan dengan masa waktu dua bulan dia berada didasar air terjun.
“Tunggu, coba cari informasi lebih terperinci tentang dungeon” kata Zen dan mulai mengetik sesuatu didalam ponselnya.
[Dungeon]
[Dungeon terbagi menjadi dua, yaitu Great Dungeon dan Hidden Dungeon.]
[Great Dungeon digunakan oleh pihak dewa untuk mengurung sesuatu yang sangat berbahaya didalamnya, dan membuat berbagai macam cobaan untuk meningkatkan kekuatan orang yang memasukinya, agar bisa mengalahkan kekuatan yang tersegel didalamnya.
Didunia Marlet sendiri, saat ini terdapat 3 Great dungeon pada benua Karshi dan 9 Great Dungeon pada benua Mevla dengan total 12 Great dungeon yang tersebar didunia Marlet ini.
Sedangkan Hidden Dungeon, merupakan Dungeon ciptaan manusia menggunakan elemen cahaya dalam bentuk penyegelan, untuk mengurung, memenjarakan atau menyiksa sesuatau didalamnya seperti seorang kriminal kelas berat atau benda berbahaya.
Untuk saat ini, jumlah dari hidden dungeon terdapat ratusan dan tersebar diseluruh kontingen.]
“Hmmm jadi begitu ya..” gumam Zen setelah mencermati semua informasi yang dia dapatkan itu.
Saat ini Zen sedikit ragu memasuki hidden dungeon didepannya, karena dia takut untuk melawan orang yang dikurung didalamnya, setelah mengetahui hidden dungeon terakhir yang dibuat yaitu ratusan tahun yang lalu, yang berarti dungeon didepannya pasti menyegel individu yang kuat atau benda yang sangat berbahaya.
Zen akhirnya memutuskan untuk meninggalkan tempat itu, dan mungkin kembali saat dia sudah sangat kuat untuk menaklukannya. Namun saat langkahnya mulai beranjak, dia mendengar suara langkah kaki berasal dari dalam dungeon itu dan mengarah keluar.
Tetapi sebelum Zen bertindak, sesuatu yang cepat mulai menyerangnya. Dengan keadaan tidak siap, sesuatu mengenai bagian perut dari Zen dan membuatnya terpental dan menabrak sebuah pohon, sebelum terjatuh ketanah.
“Sial, apakah ini dungeon rage?” gumam Zen yang sedikit panik.
Memang selain infromasi tentang dungeon, Zen juga mendapatkan beberapa informasi lagi, termasuk Dungeon Rage, dimana saat Dungeon sudah lama tidak ditaklukan atau beberapa orang tidak memasukinya, monster didalamnya akan keluar dan menyerang keluar.
Zen dengan sigap langsung bangun dan mengeluarkan pedangnya dan bersiap menghadapi monster yang menyerangnya tadi. Namun sialnya, gerakan cepat musuhnya sangat sulit untuk dilihat oleh Zen dan menyebabkan sebuah serangan tepat mengenai dirinya dan membuatnya kembali terpental.
“Sial, jika terus seperti ini aku akan mati” kata Zen yang memuntahkan seteguk darah, setelah kembali bangkit dari serangan yang diterimanya.
Zen tetap tenang, lalu dia mulai menggunakan skill healnya dan mulai menyembuhkan beberapa luka yang diterimanya akibat serangan tadi, sambil mewaspadai musuhnya yang mencoba mengecohnya dengan gerakannya yang cepat.
Dengan pedang lusuh yang berada digenggamanya, Zen mulai menenangkan dirinya. Dia mulai menggunakan skill presepsinya yang dia sudah tingkatkan pada level menengah dan memfokuskan dirinya untuk memperhatikan keadaan sekitarnya.
Musuh yang melihat Zen berdiam diri, dengan cepat melesat kearahnya kembali. Namun saat ini Zen mulai bereaksi seakan sudah menyadari gerakannya. Tetapi tetap saja, serangan monster itu belum sepenuhnya terbaca dan Zen kembali terpental terkena serangannya.
“Ya... aku mulai bisa merasakannya” gumam Zen yang akhirnya bisa sedikit melihat gerakan cepat dari musuhnya.
Zen perlahan bangkit kembali dan bersiap untuk melawan musuhnya. Dengan mode konsentrasi yang sangat serius, dia mulai bisa melihat serangan yang akan datang kearahnya dari arah depan.
Dengan menggunakan elemen petir pada kakinya untuk meningkatkan kecepatannya, Zen mulai melesat dan mencoba menghalau serangan tersebut.
“Bang~”
Suara benturan keras terdengar dan menyebabkan dua buah objek yang bertabrakan tadi mulai terpental dan masing – masing dari mereka menabrak pohon dan mulai terjatuh ketanah.
Zen dengan cepat mulai bangkit dan melihat dengan jelas jenis monster apa yang dilawannya saat ini, karena monster itu juga mulai bangun dari tempatnya terjatuh.
Walaupun tubuh lawannnya menyerupai manusia, tetap saja saat ini dia terlihat menyeramkan karena menyerupai mayat hidup atau undead. Bisa terlihat juga cairan berwarna hitam keluar dari mulutnya, karena serangan Zen tadi.
“GRAAAAAAAAAAAAAAAAAA~”
Tiba – tiba saja monster itu berteriak dengan nyaring dan membuat Zen sempat menutup telinganya, walaupun dia hanya berhasil menutup sebelah telinganya saja. Namun setelah monster itu selesai berteriak, dengan cepat monster itu melesat mengarah kearah Zen.
Dengan jari tangan monster itu yang sudah berubah menjadi kuku yang tajam dan panjang, dia mulai menyerang kembali kearah Zen. Zen dengan cepat menghindari serangan itu tetapi sayatan dari monster itu tepat mengenai pahanya.
“Sial” Kata Zen, lalu menggunakan bantuan elemen anginnya, dia mulai menapakan kakinya untuk melompat keatas dan mengaktifkan skill petirnya pada lengannya.
Zen dengan cepat mengayunkan tangannya itu dibantu elemen petirnya, dan menyayat dengan cepat kearah monster yang dilawannnya. Tentu saja serangan Zen itu bisa diprediksi oleh lawannya, namun Zen berhasil memutuskan tangan kanan monster itu, karena kecepatan tebasannya telah meningkat.
Melihat monster itu mulai terjatuh, Zen mulai kembali memakai elemen petirnya untuk membantunya mempercepat gerakan tubuhnya dan melesat cepat kearah monster tersebut.
Dengan segenap kekuatannya, Zen langsung menusukkan ujung pedang lusuhnya itu tepat ditengah dada dari monster yang dilawannya hingga menembus punggungnya.
“Akhirnya sudah selesai” gumam Zen seletah melihat warna mata dari lawannya yang sebelumnya merah menyala mulai meredup.
Tetapi sebelum cahaya mata dari monster itu benar – benar hilang, monster itu mengucapakan sesuatu kepada Zen.
“Selamatkan tuan putri kami didalam dungeon ini”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments