Suara benda logam terbentur mulai terdengar disuatu area, dimana seorang pria berlengan satu sedang mengayunkan sebuah pedang dan menancapkannya pada sebuah batang kayu yang dia rubah menjadi bidik sasaran.
Jika dilihat, keadaan pria itu sangat lusuh dengan jenggot dan kumis yang mulai menutupi sebagian wajahnya. Walaupun tubuh berototnya bisa terlihat dari sela – sela bajunya yang mulai rusak, yang tidak sekekar tubuh – tubuh seorang trainer kebugaran, tetapi bentuk tubuhnya tetap terlihat sangat amat bagus. Tidak serta merta membuat dirinya yang sangat lusuh, terlihat enak dipandang karena keadaannya itu.
“Hya~” dan sebuah teriak dari pria itu, mengakhiri latihan pedangnya setelah melakukannya selama beberapa jam.
[Latihan pedang tingkat menengah: 100%]
“Akhirnya selesai juga” kata pria yang selesai berlatih pedang tersebut setelah melihat smartphone miliknya, sambil bersiap menerima informasi atas capaiannya, setelah menyentuh angka 100% dalam latihannya.
Memang, jika pelatihannya sudah mencapai 100%, semua informasi tentang tehnik – tehnik yang dia pelajari, langsung tersimpan didalam memori otaknya dan membuatnya memahami dengan sepenuhnya apa yang sedang dia latihkan itu.
“Sudah dua bulan ya...” gumam pria itu, sambil menatap langit dari tempatnya berdiri saat ini.
Dari keadaan pria itu saja, bisa terlihat dia sudah berada ditempat ini sangat lama. Seperti rambutnya yang sudah memanjang dan tidak terawat, lalu bagian wajahnya yang sebagian sudah tertutupi oleh rambut dari kumis dan jenggotnya.
Setelah puas memandang langit, akhirnya pria itu kembali melirik smartphone yang ada digenggaman tangannya, lalu memperhatikan peningkatan status miliknya setelah puas melihat peningkatan latihan yang dia sudah pelajari tadi.
[Zen Heilight] [Edit]
[Umur: 17]
[Level: 4]
[HP: 1200]
[MP: 1200]
[STR: B [45%]][MAG: D [92%]]
[VIT: B [21%]][AGI: A [12%]]
“Hah.. sepertinya aku harus menyesuaikan magicku terlebih dahulu” gumam Zen setelah melihat statusnya pada smartphone miliknya.
Peningkatan level didunia ini sangatlah unik, dimana salah satu pilar status utama, harus berlevel S untuk bisa meningkatkan level ketingkat selanjutnya.
Seperti jika seorang mage yang berspesialis dengan magic, bisa menaikan level mereka selanjutnya jika status [MAG] mereka mencapai level S, begitu juga dengan seorang petarung dengan spesialis lainnya.
Tetapi tubuh Zen berbeda, dirinya harus mencapai semua status S agar bisa menaikan levelnya, berbeda dengan orang – orang yang lainnya yang bisa menaikan level mereka jika salah satu dari 4 status itu sudah mencapai tingkat S.
Jika dibandingkan degan orang lain, meningkatkan level Zen sangatlah susah, karena dia harus membuat keempat statusnya mencapai tingkat S dan juga Zen belum memahami sepenuhnya rahasia dari tubuhnya.
Masih banyak yang belum Zen ketahui tentang dunia ini, bahkan dia masih memahami sedikit saja informasi dari dunia tempatnya berada saat ini, karena informasi yang terdapat pada smartphone miliknya sangat banyak, dan dia tidak mempunyai waktu untuk membacanya semua saat ini.
Untuk informasi tertentu seperti informasi tentang dunia Marlet, Zen memang harus membacanya sendiri dan tidak bisa mendownloadnya. Hal inilah yang membuat dirinya tidak mempunyai cukup informasi tentang dunia yang dia tinggali ini.
“Apakah aku harus mulai berhadapan dengan musuh secara langsung?” gumam Zen kemudian setelah melihat statusnya.
Memang sangat sulit meningkatkan levelnya jika dia hanya berlatih ditempat dirinya berada saat ini. Jadi Zen memutuskan untuk meninggalkan tempat ini dan mulai mencari musuh untuk membantunya meningkatkan kekuatannya, dan belajar bertarung secara langsung.
“Ya... sepertinya aku harus pergi, lagipula aku tidak perlu report – repot pergi ke tower peningkatan level karena memiliki smartphone” kata Zen.
Tidak semua orang bisa meningkatkan levelnya jika salah satu status mereka sudah menyentuh level S, karena mereka harus menuju ke tower peningkatan level untuk meningkatkan level mereka.
Bahkan untuk memeriksa status mereka sendiri, mereka juga harus pergi kesana dan melihat peningkatan kekuatan mereka secara langsung.
“Baiklah, aku sudah memutuskan untuk pergi dari sini” kata Zen yang sudah memutuskan langkah selanjutnya yang dia ambil untuk hidup didunia yang baru dia tinggali ini.
Memang selama hidup dua bulan ditempat ini, dia merasakan sedikit kenyamanan. Walaupun tidak ada seorangpun yang menemaninya, dia merasa sangat tenang karena kehidupan terdahulunya yang selalu menerima olokan.
Dengan menatap sedih sebuah gubuk yang dibuatnya dahulu, Zen dengan berat hati mulai bersiap untuk beranjak dari sana, karena dia juga tidak mau tinggal ditempat ini selamanya dan ingin berpetualang dengan bebas.
Setelah mengambil beberapa peralatan yang mungkin dia butuhkan kedepannya dari rumah kayu buatannya, Zen lalu mulai meninggalkan rumah kayu tersebut dan melangkah dengan mantap, menuju jalan keluar dari tempat ini.
“Pertama aku harus menaiki air terjun ini” gumam Zen menatap bagian ujung atas dari air terjun dimana dia berada saat ini.
Dengan mengalirkan sedikit mana pada kakinya, Zen mulai menggunakan skill dari salah satu elemen yang dipelajarinya yaitu elemen angin, Wind Kick. Skill ini berguna untuk Zen menapakkan kakinya diudara lepas seakan berjalan diatasnya.
Suara hempasan angin dari kakinya mulai membawanya menaiki air terjun tersebut selangkah demi selangkah, hingga akhirnya dia sampai tepat diatas air terjun yang dia coba tanjaki itu.
Dengan langkah ringan setelah menonaktifkan skillnya, Zen mulai berjalan perlahan menelusuri dataran yang baru dipijaknya itu, dan memulai awal perjalanannya untuk berpetualang didunia yang luas ini.
.
.
Dua jam Zen sudah berjalan, namun perjalanannya itu terganggu dengan suara bebunyian dari semak – semak yang mulai tedengar olehnya. Dengan menggunakan salah satu skill dari elemen netral milik Zen yaitu presepsi, Zen mulai merasakan beberapa serigala dengan cepat menghampirinya.
Seekor serigala langsung keluar dari dalam semak - semak yang sedang ditatap oleh Zen. Serigala itu hendak mencakar Zen, namun berkat skill Presepsinya, Zen sudah memprediksi serangan tersebut dan mulai menghindari serangan serigala tersebut.
Setelah berhasil menghindar, Zen yang melihat serigala yang menyerangnya tadi gagal menyerangnya, langsung menendang serigala tersebut dan membuatnya terpental menjauhi dirinya.
Tetapi serangan tersebut tidak berhenti. Skill presepsi Zen berhasil mendeteksi beberapa ekor serigala mulai mendekatinya. Merasakan hal tersebut, Zen mulai mengeluarkan pedang lusuh miliknya dan bersiap untuk melawan segerombolan serigala yang akan menyerangnya.
Empat ekor serigala mulai mendekatinya dengan cepat dari arah depan, Zen yang masih tenang mencoba untuk bersiap melawan para serigala yang akan menyerangnya itu. Tetapi ketenangan dirinya mulai goyah, karena presepsinya merasakan kembali tiga ekor serigala mendekatinya dari arah belakang.
"Sial, mengapa mereka tambah banyak" Gumam Zen yang berusaha untuk tetap tenang, dengan datangnya para serigala yang akan menyerangnya.
Serangan awal dari serigala yang paling dekat kearahnya, sudah mendatangi dirinya dan akan menerkam kearah Zen. Zen dengan perlahan beralih kesamping dan menghindari serangan itu dan menebas tepat dileher dari serigala yang menyerangnya itu.
“Sial kualitas pedang ini sangat buruk” gumam Zen, karena ketajaman pedangnya tidak sesuai dengan ekspetasi yang dia harapkan.
Memang dia berhasil menebas leher serigala yang menyerangnya tadi, namun karena kualitas pedang yang dia gunakan sangat buruk, sehingga hanya mengores sedikit dari leher serigala yang dia coba tebas tadi.
“Yang terpenting dia sudah terluka” gumam Zen sambil memperhatikan serangan yang akan datang kembali kearahnya.
Serangan keduapun datang, dan Zen berhasil menghindarinya dan melakukan hal yang sama saat melawan serangan serigala yang pertama tadi. Namun karena dirinya sedang digeromboli, seekor serigala mencoba mengigit tangannya.
Tentu saja Zen menghindar, namun gigitan serigala itu malah mengigit pedang yang dia pegang dan tersangkut dimulutnya. Tetapi sebelum Zen bereaksi dengan serangan itu, dari arah belakangnya seekor serigala menghampirinya.
“Argh...” gumam Zen kesakitan, setelah seekor serigala berhasil menerkam bahu kanannya karena dia masih fokus melawan serigala didepannya.
Zen dengan tenang mulai melepaskan genggaman tangannya dari pedangnya yang sedang digigit serigala dihadapannya, dan mulai mengambil sebuah dager dari dalam penyimpanannya dan dengan mantap menusuk mata dari serigala yang mengigit bahunya.
Suara kesakitan dari serigala yang mengigitnya itu, menandakan bahwa saat ini Zen sudah terbebas dari gigitannya. Lalu Zen mulai menggunakan sebuah skill dari elemen apinya dan mulai merapalkannya kearah serigala yang mengigit pedangnya tadi.
Walaupun skill apinya masih tingkat awal, Zen berhasil membuat serigala yang mengigit pedangnya mulai dikerumuni oleh bara api. Melihat itu, Zen langsung meraih gagang pedang yang masih digigit oleh serigala yang sedang terbakar itu, dan mencabutnya dari mulutnya.
Setelah Zen mulai meraih pedang yang menyangkut dari serigala yang dibakarnya, Zen langsung mengalirkan mana keseluruh tubuhnya dan mengakibatkan beberapa kilatan listrik mulai muncul pada seluruh bagian tubuh dari Zen.
Dengan bantuan elemen petir yang digunakannya, Zen langsung melesat dengan cepat menuju seekor serigala yang berada paling belakang dari gerombolannya. Dengan bantuan elemen yang dia gunakan itu, Zen berhasil menebas kepala dari serigala yang diincarnya dengan mulus.
“Baiklah, mari mulai ronde kedua”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
gamer
langsung di op in aja dah,
2021-12-22
1