Zen Heilight, begitulah nama dari seorang bocah kecil, yang saat ini sedang melihat seorang yang disayanginya, sedang berbaring lemah diatas kasur. Walaupun wanita yang ditatapnya terlihat kurus, tetapi bisa terlihat kecantikannya yang masih terpampang jelas pada wajahnya.
“I-Ibu...” kata pria kecil itu.
“Z-Zen..” balas Ibu dari bocah itu dengan suara yang pelan, menyauti anaknya yang memanggilnya itu.
Dan itulah perkataan terakhir wanita itu, sebelum dirinya menghembuskan nafas terakhirnya didunia ini. Racun dari Ras Demon yang menggerogoti hidupnya tidak mampu untuk dihilangkan, walaupun kerajaan ini merupakan musuh alami dari para Ras Demon didunia ini.
Bocah itu hanya bisa menangis, melihat orang yang sangat menyayanginya itu meninggal. Bukan hanya dirinya, Kakaknya beserta adik kandungnya juga turut bersedih, melihat orang yang melahirkan mereka sudah meninggal.
Dan begitulah awal penderitaan bocah itu dimulai. Hari terus berlalu dan tidak terasa usianya sudah 17 tahun saat ini. Zen Heilight saat ini sedang berlutut dihadapan sebuah singgasana, dimana seorang pria yang gagah sedang menatapnya dari sana.
“Putraku Zen, aku akan menunangkanmu dengan salah satu putri dari kerajaan Enex.” Begitulah titah dari pria yang berada diatas singgasana kepada putranya itu.
Bagi sebagaian orang, mungkin akan senang jika mereka akan dinikahkan oleh seseorang yang merupakan seorang Putri kerajaan. Namun tidak dengan Zen, hal ini menandakan bahwa dirinya akan menjalani pengasingan atau bisa dibilang dibuang.
“Bagaimana jawabanmu putraku?” tanya pria tersebut kembali.
Memang kerajaan Heilight merupakan kerajaan besar yang sangat kuat. Hal ini dikarenakan keturunan asli kerajaan ini mempunyai sebuah elemen langkah, yaitu elemen cahaya. Namun malang, Zen yang menjadi Pangeran kerajaan Heilight tidak memiliki elemen itu sama sekali.
“Aku ber-”
“Aku tidak setuju yang mulia. Mengapa anggota keluarga kerajaan kita yang agung, harus dinikahkan dengan orang – orang dari kerajaan sampah?” kata seorang wanita yang menyela perkataan Zen, yang akan menjawab orang yang berada dihadapannya.
Namun perkataannya malah mendapatkan ejekan dari beberapa orang diaula tersebut. Karena menurut mereka, wanita itu tidak seharusnya membela seorang sampah yang tidak memiliki kriteria sebagai anggota keluarga kerajaan.
“Diam!” teriak Raja yang masih duduk disinggasananya saat ini, setelah mendengar keributan kecil pada aula singgasananya.
Mendengar perkataan Raja mereka, mau tidak mau mereka semua tenang termasuk wanita yang membela Zen tadi. Dengan menahan amarahnya, dia kembali duduk diam dan melanjutkan memperhatikan pertemuan itu berlangsung.
“Mengapa kamu sangat membelanya Kak?” kata wanita disebelahnya.
“Apa mahsutmu, tentu saja karena dia merupakan adik kandungku” kata wanita yang baru saja duduk itu.
“Kakak yang lemah itu tidak cocok dianggap sebagai adikmu Kak Ivana” kata wanita itu kembali.
“Apa mahsutmu Valana, dia merupakan Kakak kandungmu” kata wanita yang bernama Ivana kepada adiknya yang duduk disebelahnya.
“Aku setuju dengan perkataan Valana Kak, pria itu tidak cocok berada disini, atau menyandang sebagai pangeran kerajaan ini” kata seorang pria tampan yang duduk disebelah mereka.
Pria tersebut merupakan Isaac Heilight, salah satu pangeran kerajaan ini. Dia merupakan salah satu putra dari raja kerajaan Heilight dari selir ke-21. Raja kerajaan ini, yaitu Arthur Heilight memang memiliki 43 selir dikerajaan ini.
Walaupun poligami didunia ini wajar, jumlah selir yang dimiliki dari raja kerajaan ini sangatlah banyak. Hal ini dikarenakan untuk mencari keturunan murni yang mempunyai elemen langkah yaitu cahaya.
Permaisuri utama kerajaan ini atau ibu dari Zen, berhasil melahirkan dua keturunan yang memiliki elemen cahaya, sedangkan dari 43 selir yang dimiliki Raja Arthur Heilight, hanya melahirnya 2 anak yang mempunyai elemen cahaya.
“Jangan memanggilku dengan sebutan Kakak, sampah. Jangan samakan diriku dengan dirimu yang merupakan anak dari seorang selir” kata Ivana yang sedikit emosi, mendengar seseorang ikut campur percakapannya.
Issac hanya tersenyum saja, tetapi perasaan marah karena dihina tidak luput dari pikirannya. Kekuatannya yang berbeda jauh dengan Ivana, merupakan salah satu faktor dirinya tidak berani melawannya.
“Tetapi, bukankah orang yang tidak memiliki elemen cahaya seharusnya tidak diangap anggota keluarga kerajaan?” kata Isaac kembali.
“Sudah kubilang diam, atau aku akan membunuhmu dan tidak memperdulikan hukuman apa yang akan kuterima” kata Ivana, yang sudah meenggenggam gagang pedangnya, yang masih berada disarung yang melilit dipinggangnya.
“Sudahlah Kak, lebih baik kita memperhatikan saja pertemuan ini” Namun Valana langsung menenangkan Kakaknya itu, sebelum terjadi kejadian yang tidak diinginkan.
Namun yang mereka tidak sadari, seorang pria remaja sedang menatap mereka dengan senyum jahatnya. Dia merupakan Federick Heilight, salah satu pangeran kerajaan ini yang merupakan pria berambisi dan licik.
“Hm... sepertinya perjalananku menjadi pewaris Kerajaan Heilight akan berjalan mulus” kata pria licik tersebut.
Disisi lain, aura yang dikeluarkan Raja kerajaan ini, masih menekan dan membuat orang diaula tempat ini tenang. Dengan tatapannya yang tegas, dia kembali menatap putra didepannya yang dianggap sampah.
Memang semua anak dari selir yang dimiliki Raja Arthur, akan diasingkan sedari kecil jika mereka tidak mempunyai elemen cahaya pada tubuh mereka. Tetapi berbeda dengan Zen yang merupakan putra langsung dari Permaisuri kerajaan ini.
Sebenarnya Raja kerajaan ini ingin langsung mengasingkan Zen, namun tekanan dari para bangsawan dari pihak permaiusri, mengakibatkan dia tidak bisa melakukannya. Jadi saat dia berhasil menguasai mereka, rencana pengasingan Zen akhirnya akan terwujud.
“Apa jawabanmu putraku” tanya raja itu sekali lagi.
“Aku menerimanya” jawab Zen dengan menahan rasa marahnya.
------------
Marlet, merupakan nama dari dunia yang dipenuhi oleh berbagai ras yang meninggalinya dan terbagi menjadi beberapa kerajaan, dan Kerajaan Enex adalah salah satunya. Kerajaan ini merupakan kerajaan menengah, walaupun sebagaian besar penduduk kerajaannya memiliki kekuatan khusus.
Phoenix, salah satu dari 4 hewan mistis memberikan berkah kekuatannya pada kerajaan Enex, dimana kekuatannya membuat kerajaan Enex menjadi kerajaan yang lumayan diperhitungkan. Tetapi hal itu tidak cukup untuk menandingi kerajaan Heilight, Kerajaan pelindung dataran Marlet ini.
Maka dari itu, saat Raja Heilight akan menunangkan putranya dengan putri kerajaan Enex, mereka menerimanya dengan senang hati. Siapa yang tidak ingin memliki hubungan dengan kerajaan Heilight, begitulah benak dari para petinggi kerajaan Enex.
“Kerajaan Enex ya...” gumam Zen.
Saat ini Zen memang berada disebuah kereta, yang akan mengantarkannya langsung menuju kerjaan Enex. Dengan teknologi yang dimiliki oleh kerajaan Heilight, perjalanan Zen yang harusnya berjarak tujuh bulan, bisa ditempuh dengan waktu empat setengah bulan saja.
“Selamat datang di kerajaan Enex tuan..” kata salah satu penjaga gerbang istana kerajaan Enex, saat Zen memasukinya.
“Apakah aku menerima saja nasib ku ini?” kata Zen, karena dengan dirinya berada ditempat ini, dipastikan semua ambisinya akan gagal dan susah tercapai.
Zen turun dari keretanya dengan perlahan, dia langsung digiring menuju aula kerajaan, dimana tempat Raja kerajaan ini berada. Saat pintu ruangan itu terbuka, seorang pria berambut merah bisa terlihat duduk disingasananya.
Seorang wanita cantik juga duduk disebelahnya, yang merupakan permaisurinya dan kedua wanita tidak kalah cantiknya duduk disamping permaisuri tersebut. Aghni Enex salah satu dari mereka, yang merupakan calon tunangan dari Zen.
“Sangat cantik”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
anggita
like👍 ae lah
2021-11-20
1
Hames
lanjut
2021-10-12
1
Anony
lanjut lanjut
2021-10-12
1