Zen Adlar, begitulah nama dari kehidupan pertama yang dijalani oleh seorang pria, dengan berpenampilan wajah yang setengah rupanya terdapat luka bakar. Dia tidak tahu mengapa kehidupan keduanya menjadi seperti ini dan membuatnya cukup menderita untuk menjalani kehidupan keduanya.
Yang dia ingat, seorang yang mengirimkan dirinya kedunia ini berkata untuk menjalani kehidupan ini dengan baik, dan dirinya akan mendapatkan sebuah berkah yang baik kedepannya. Namun saat ini dia merasa seperti seorang yang sedang mengalami cobaan yang berat.
“Hahh.... bagaimana menjalani kehidupan yang baik, jika aku seperti ini?” kata Zen yang berumur 6 tahun sambil menatap pantulan rupanya pada sebuah genangan air disebuah lapangan.
Namun saat dia sedang asik menatap rupanya, sebuah bola langsung melesat kearahnya dan mengenai tepat pada wajahnya. Tentu saja hal itu membuat Zen langsung tersungkur karena kekuatan bola itu yang cukup kuat untuk membuatnya terbaring ditanah.
“Hahahaha...” Begitulah suara tawa dari beberapa kelompok anak seusia dirinya, yang sedang menyindirnya saat Zen sudah terlentang karena terjatuh.
Ya.. dan begitulah kehidupan yang dijalani oleh Zen, hingga saat ini dia sudah duduk dibangku sekolah menengah atas. Memang dunia ini dan dunia yang dia jalani dulu tidaklah berbeda, bahkan hampir bisa dibilang sama.
Dunia yang dia jalani dulu merupakan dunia yang bernama Bumi, sedangkan saat ini dia hidup didunia atau planet bernama Atrea. Sebenarnya Zen sudah mempunyai rencana untuk menjalani kehidupan keduanya, karena sebagaian besar hal yang berada dibumi tidak ada didunia ini.
Namun naas, dia tidak memiliki kemampuan seperti sistem atau sebagainya yang sering dia baca pada novel – novel dan komik, sehingga sangat sulit untuk mengembangkan kemampuannya. Dan juga kecelakaan yang dialaminya beberapa tahun lalu, memupuskan semua rencana yang dia miliki.
Bahkan entah mengapa, seakan ada sesuatu yang menghalangi dirinya untuk berkembang dan menjadi lebih baik. Seperti saat dia ingin menulis sebuah karya yang berada dibumi untuk dia publikasikan pada dunia ini, seakan pikirannya terhalang untuk melakukan hal tersebut dan membuatnya sangat frsutasi.
“Zen Aleric” Dan begitulah lamunannya terhenti, setelah namanya dikehidupan keduanya dipanggil oleh guru yang berdiri didepan kelas, saat mencoba untuk mengabsensi dirinya saat ini.
“Apakah kamu ikut dalam karya wisata kali ini Zen?” tanya guru tersebut kepadanya.
“Aku mengikutinya Pak..” jawab Zen sambil menganggukan kepalanya.
Guru yang mendengar jawaban Zen tidak melanjutkan percakapannya dengan Zen, tetapi langsung beralih dan menyebutkan nama orang selanjutnya pada absensi yang dimilikinya. Namun setelah guru itu berpaling dari Zen, beberapa murid mulai berbisik bisik mencemooh Zen saat itu juga.
Bukannya Zen tidak mendengarnya, tetapi begitulah kehidupan yang dia jalani hingga saat ini, dimana atas rupa yang dimilikinya itu, membuatnya menjadi sasaran pembullian dari beberapa orang yang menganggap diri mereka sangat sempurna.
“Hahh.. kehidupan berbeda tetapi perlakuan tetap sama” gumam Zen.
Memang keadaan Zen didunia ini, tidak berbeda dari kehidupan pertamanya. Karena dikehidupan pertamanya, dikarenakan dia miskin, Zen mendapatkan perlakuan yang buruk.
Tetapi walaupun dikehidupan ini bisa dibilang dia merupakan orang kaya berkat harta dari mendiang kedua orang tuanya. Hal tersebut tidak serta merta membuatnya terhindar dari bullian akibat rupanya yang cacat, termasuk keadaan fisiknya yang lemah. Hal ini juga membingungkan Zen, seakan tubuhnya juga menjadi sangat aneh.
Tubuhnya seakan lemah, Bahkan saat dia tidak sengaja terjatuh dan menyebabkan kakinya lecet, keesokan harinya dia langsung demam. Dan begitulah keadaannya dan membuatnya semakin frustasi dibuatnya.
---------
Bel sekolah yang ditunggu – tunggu akhirnya tiba, dengan langkah kaki mantabnya, Zen mulai keluar kelas dan berniat untuk langsung pulang kerumahnya. Namun saat dirinya sampai didekat gebang sekolahnya, seseorang dengan sengaja menabrakan tubuhnya yang besar kearah Zen.
“Ah... maafkan aku, aku tidak melihatmu disitu Zen” kata pria yang menabrak Zen dengan wajah mengejeknya saat melihat Zen tersungkur atas perbuatannya yang hina itu.
“Itu bukan sepenuhnya salahmu Frank. Langkahnya yang lambat membuat dirinya menghalangi perjalanan kita” kata salah satu teman satu kelompok bersama pria bernama Frank tersebut.
Bisa terdengar suara tawa kecil mengejek dari beberapa pria yang datang bersama Frank tadi. Namun Zen tidak menghiraukannya dan mulai berdiri dan membersihkan debu kotoran yang menempel pada pakaiannya.
“Ah... aku lupa, hari ini sepertinya aku harus pulang lebih cepat, karena pacarku Angel memintaku menemaninya pergi kesebuah toko buku” kata Frank sambil melirik Zen saat ini.
“Sepertinya hubunganmu dengan Angel semakin romantis Frank” kata salah satu temannya.
“Tentu saja... karena aku sangat mencintainya” jawab Frank sambil tersenyum bangga.
“Tetapi Frank, aku sangat penasaran. Apakah kamu sudah melakukannya?” kata seorang temannya menyauti kalimat dari Frank sebelumnya.
“Melakukan apa?” tanya Frank kembali.
“Tentu saja melakukan Sex” kata temannya dengan suara yang pelan, namun perkataannya masih bisa didengar oleh beberapa kawannya beserta Zen yang masih berada disana.
“T-Tentu saja aku sudah melakukannya, kamu tahu dia sangat liar saat berada diranjang dan aku sangat puas melakukannya bersamanya” jawab Frank pelan dan percaya diri.
Perkataan Frank tersebut membuat beberapa temannya menunjukan raut wajah dengan senyum mesum mereka, seakan mereka ingin mengetahui lebih detail tentang apa yang dikatakan Frank tersebut, namun Frank sepertinya berusaha menghindari percakapan itu lebih lanjut.
“A-Ah sepertinya Angel sudah menungguku, jadi aku harus pergi sekarang” kata Frank yang seakan terburu - buru, lalu beranjak dari tempat itu meninggalkan teman - temannya.
Dan begitulah segerombolan pria itu akhirnya membubarkan diri dan meninggalkan Zen sendirian disana, yang dimana Zen saat ini hanya menatap beberapa pria yang mengejeknya tadi sudah membubarkan diri.
“Cih... apa bagusnya memamerkan hal seperti itu” kata Zen dengan perasaan kesal.
Akhirnya Zen mulai melanjutkan langkahnya dan keluar dari area sekolah, dimana dirinya menuntut ilmu. Memang dia selalu pulang pergi jalan kaki dari sekolah menuju rumahnya, karena memang jarak rumahnya tidak terlalu jauh dari sekolahnya.
Namun saat diperjalanan, Zen tidak sengaja melewati sebuah kedai minuman dan melihat seorang wanita yang sedang bermesraan bersama seorang pria ditempat itu, yang membuat perasaan kesalnya semakin menjadi.
Ya, wanita itu merupakan Angel, atau Zen sering memanggilnya Vero. Vero sebenarnya melihat bahwa Zen sedang menatapnya dikejauhan, namun dia menghiruakan dirinya dan mulai bercengkrama sambil bercanda gurau bersama Frank kekasihnya saat ini.
“Mengapa kamu berubah Vero?” kata Zen dengan raut wajah sedih.
Memang Vero masihlah Vero sahabatnya yang setia bersamanya saat Zen mengalami kecelakaan sebelumnya. Tetapi saat memasuki sekolah menengah atas, tiba – tiba saja dirinya mulai menjauhi Zen, seakan dirinya malu jika berteman dengannya.
“Sudahlah, lebik baik aku pulang kerumah” kata Zen melanjutkan perjalanannya.
Perasaan kesal dan sedih mulai menghantui perasaan Zen, karena sebenarnya Zen mempunyai perasaan suka kepada teman masa kecilnya itu. Namun sayangnya, keadaan hubungan dirinya dan Vero telah berubah, bahkan sekarang Vero seakan jijik melihat keadaannya.
Langkah kakinya terus melangkah dan tidak menghiraukan perasaannya yang sedang tidak bersemangat, setelah melihat orang yang dicintainya tersenyum begitu bahagia bersama dengan seorang yang dibenci oleh Zen.
“Setidaknya dia bahagia dengan apa yang dia lakukan saat ini”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
anggita
Zen,, Angel..
2021-11-20
1
Anony
semangat thor
2021-10-07
2
Kinnn
next
2021-10-07
2