Plak!
“Kau ini bodoh atau bagaimana?!” Relly berteriak marah.
Kepala penjaga itu kini tengah memegangi pipinya yang disengat rasa panas. Wajahnya sampai menoleh ke samping terbawa pukulan keras Relly.
Dia menoleh lagi, menatap Relly kemudian Ben dengan wajah bingung. Memang salahnya dimana?
Heh!
Ben mendengkus tak berkata-kata. Hanya wajahnya saja yang terlihat lelah.
Buru-buru, anak buah Ben yang lain segera berinisiatif mencarikan sebuah kursi untuk Ben duduki. Pria bertopi koboi itu pun tak menolak. Lekas saja, diletakkan bokongnya pada kursi yang sudah disediakan.
Sejenak dia beberapa kali pelipisnya yang terasa sakit. Kepalanya mulai pusing sebab sejak semalaman ini belum juga dipejamkan matanya. Terlalu banyak masalah yang mesti diselesaikan.
Ditambah lagi sebuah email misterius masuk ke akun pribadinya dan mengatakan akan melakukan sesuatu dengan gudang logistiknya. Maka dari itu segera saja dia membawa anak buahnya datang ke sini untuk mengecek situasi.
Ternyata email itu benar adanya! Ternyata memang benar sudah ada yang membuat masalah dengan gudang logistiknya. Ini bukan miliknya. Tapi ini milik bersama, dan ini adalah tanggung jawab bersama, demi kelangsungan geng Harimau Putih.
Ditopang dahi pria itu dengan tangannya. Sebentar Ben memejamkan matanya. SIapa yang sudah berani menyentuh wilayah teritorialnya. Ini masih terlalu dekat dengan markas besar Harimau Putih. Tentu saja harga dirinya merasa terluka. Baru kali ini Ben dipermainkan di wilayahnya sendiri.
Sebenarnya siapa yang sudah begitu berani?’ Ben mengetatkan rahangnya penuh emosi.
Sampai detik ini, tak ada yang berani mengeluarkan suara barang sebuah helaan napas pun. Mereka seperti menanti instruksi bahkan untuk bernapas sekali pun. Aura yang dikeluarkan bos mereka sungguh membuat nyali menciut. Mungkin... hanya Relly saja yang berani.
“Katakan! Apa yang sebenarnya terjadi?” Menahan sabar asisten ketua geng mafia itu, dia bertanya dengan suara rendah.
“Sebenarnya ada apa, Tuan? Saya tidak mengerti!” Kepala penjaga itu kebingungan. Dia juga dapat merasakan jika auranya mulai menegang.
“Ku bilang, katakan apa yang sebenarnya terjadi tadi malam!” Relly kemudian berteriak tidak sabar. Dia pun sama terluka harga dirinya karena sudah ada yang bermain-main di wilayah kelompok mereka.
“Katakan! Apa yang terjadi tadi malam? Dan jam berapa itu terjadi?” Lalu Ben yang bertanya dengan suara tenang. Namun semua orang bisa meyakini jika di dalam diri bos mereka sebentar lagi akan memberontak keluar.
Relly yang kepalang emosi pun membelakangi kepala penjaga itu untuk mengontrol diri.
Kepala penjaga itu menceritakan jika semalam, sekitar pukul 10, Ben dan Relly datang untuk membawa pasokan senjata sebanyak 1000 pcs. Dia bercerita, Ben dan Relly yang datang itu mengatakan bahwa mereka mendapatkan pesanan dari Benua E. Dan pesanan itu harus dibawa malam ini juga ke pelabuhan. Harus diberangkatkan malam ini juga.
Bawahan Ben itu melanjutkan ceritanya, dia merasa tidak ada yang aneh karena Relly sendiri yang semalam membuka pintu baja itu dengan sidik jarinya. Sebab, pintu gudang itu tak bisa dibuka oleh sembarangan orang. Hanya Ben, Relly, dan beberapa pejabat penting Harimau Putih lainnya. Dan tentu saja kepala penjaga itu sendiri.
“Kau yakin bukan kau yang membukakan?” Mata Relly terus mengawasi gerak-gerik orang itu.
“Saya yakin, Tuan! Mereka juga melihatnya semalam.” Kepala penjaga itu menunjuk dua orang anak buahnya dibawa masuk sebagai saksi.
“Benar begitu?” tanya Relly untuk meyakinkan lagi.
“Benar, Tuan!” jawab kedua orang itu serempak sambil mengangguk terus-terusan. Sebenarnya mereka sangat gugup ketika ditodong pertanyaan ini.
Maunya mereka tidak terlibat. Karena pasti, jika benar terjadi masalah, pasti mereka akan dibawa-bawa ketika kepala penjaga mendapatkan hukuman. Benar-benar tidak mau rugi!
“Apakah kau yakin yang datang adalah diriku dan Relly?” Suara berat yang sejak tadi Ben tahan pun membuat semua orang jadi merinding. Di dalam gudang ini, mereka jadi seperti sedang menjalankan ujian ketahanan terhadap hantu.
“Saya yakin, Tuan! Ada empat orang di mobil yang lain, yang bertugas mengatur pesanan itu. Dan mereka semua memakai tato harimau. Jadi saya tidak dapat berpikir macam-macam. Apalagi Tuan Ben dan Tuan Relly sendiri yang datang.” Kepala penjaga itu menjelaskan dengan takut-takut.
“Relly!” Sang asisten pun auto menoleh mendengar panggilan ini.
“Kemana saja kau semalam?” tanya Ben sambil menatap Relly dalam. Tatapannya seperti hendak mengorek kebenaran di setiap sudut mata Relly.
DIberanikan dirinya menatap balik bosnya yang menyeramkan itu. Relly mengerjapkan kelopak matanya berkali-kali dengan wajah sedih. Kurva bibirnya turun ke bawah seakan wajahnya sekarang benar-benar terlihat menyedihkan.
“Aku selalu berada di sisimu semalaman ini, Tuan! Tidak mungkin, kan, Tuan melupakan aku begitu saja?! Bahkan sampai fajar menyingsing, aku tetap di sisimu.” Diucapkan kalimat itu oleh Relly dengan begitu dramatis. Seolah dia teraniaya dan terbuang. Lalu kini menjadi korban fitnah pula.
“Katakan dengan benar! Atau aku akan melubangi kepalamu!” Ancaman ini memang yang paling tepat untuk Relly. Ben sudah cukup meluaskan sabarnya sejak tadi. Jadi sekarang, tolong jangan uji kesabarannya yang sedikit ini.
“He... “ Masih sempatnya Relly tersenyum konyol di kala yang lain saja sudah ingin kencing di celana. Mana tahan berhadapan dengan wajah Ben yang super duper menyeramkan! Mungkin hanya Relly saja yang berani.
“Aku malah akan mencurigaimu jika kau terus bercanda seperti ini!’
Tap!
"Het... siap!” Relly langsung berdiri tegap setelah Ben menegakkan duduknya terlebih dahulu dan membanting satu kakinya ke tanah. Hey, jika begini tentu Relly tidak akan bercanda lagi. Diubah wajahnya menjadi serius sekarang.
“Yang saya katakan tadi memang benar adanya, Tuan! Saya tidak pergi kemana pun kecuali mengantar makan malam untuk Nona Rose!”
Ben nampak berpikir. Asistennya itu mana mungkin berbohong kepadanya. Ben pun sangat mengenal Relly. Tapi siapa mereka? Sampai berani berpura-pura menjadi dirinya dan menguras cadangan senjata yang mereka punya.
'Kurang ajar!’ Inginnya Ben segera membinasakan orang-orang itu.
Kepala penjaga dan dua anak buahnya terlihat kebingungan. Mereka bertanya-tanya siapa gerangan wanita yang baru saja Relly sebutkan. Bahkan makan malam pun diantarkan, pasti merupakan seorang tamu penting pikir mereka.
“Siapa Nona Rose?” tanya Kepala penjaga itu sambil berbisik pada anak buahnya di belakang.
“Tidak tahu!” Keduanya menggeleng.
Memang benar, semua anggota Harimau Putih yang berada di markas pasti sudah mengetahuinya. Tapi tidak dengan yang bertugas di luar. Karena Rose baru datang kemarin, jadi informasi ini belum menyebar secara menyeluruh pada anggota lain yang belum mendengarkan pengumuman dari Relly kemarin.
“Dia adalah calon nyonya bos kalian!” Relly pun menjawab sambil berbisik juga. Menutup sebagian mulutnya pada kepala penjaga.
Rasa senang hati pria itu bisa mengatakan hal ini. Ini adalah berita besar. Semua orang sudah tentu perlu mengetahuinya.
"Relly, apakah mengenalkan Rose lebih penting dari pada menyelesaikan masalah ini?” tegur Ben agak kencang sambil memijit alisnya. Kepalanya makin sakit karena ulah asistennya itu.
“Keduanya penting, Tuan. Karena-”
“Relly!” Ben mulai tak tahan dan siap mengeluarkan pistol dari pinggangnya.
"Ya, siap, Tuan! Maafkan saya!” Lelaki itu pun berhenti main-main.
Relly kemudian berbalik arah, menatap anak buah yang datang bersamanya dari markas.
“Sisir lokasi ini secara menyeluruh. Temukan bukti yang bisa dijadikan sebuah petunjuk untuk kita!” titahnya mewakili Ben sebagai ketua. Dia seperti tahu apa yang Ben inginkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments
Lyn
penasaran siapa ambil senjata geng harimau putih.
2022-09-07
0
Wati_esha
Kok bisa terkecoh ya?
2021-11-02
0