Fei Yang mulai menimpa sisi kayu lain yang di luar lubang, dengan pemberat gelondongan kayu lainnya.
Pelan pelan Pohon raksasa tersebut mulai bergerak dan bergerak, akhirnya pohon tersebut berhasil di gelundungkan menjauhi lubang di mana Harimau Api terjebak.
Harimau Api yang hampir pulih setelah beristirahat cukup lama di dalam lubang galian buatan Fei Yang
Kini dia bisa melompat keluar dari dalam lubang menunjukkan kegarangannya kembali.
Api mulai berkobar kobar menyelimuti tubuhnya, kedua matanya kembali bersinar merah terang .
Tapi Harimau Api itu kini terlihat jinak, dia tidak lagi berusaha menyerang Fei Yang.
Bahkan kini saat Fei Yang berjalan mendekati nya, dia langsung mendekam keatas tanah dengan kepala tertunduk.
Saat Fei Yang mengulurkan tangannya kearah kepalanya, otomatis Api yang menyelimuti bagian kepalanya menjadi padam.
Sehingga Fei Yang bisa membelai kepala Harimau Api itu dengan bebas.
"Siau Huo, aku mulai saat ini memanggil mu Siau Huo, kamu tidak keberatan kan..?"
Harimau tersebut mengaum kecil, seolah olah menjawab pertanyaan Fei Yang.
"Baiklah kalau begitu kita teruskan lagi perjalanan kita menuju kedepan, aku sedikit penasaran apa yang sebenarnya terjadi di depan sana.."
Harimau Api terlihat ragu, instingnya membisikkan kepada nya, di depan sana ada bahaya besar menantinya.
Tapi dia juga tidak bisa membantah, tuan baru nya ini.
Fei Yang sudah melangkah kedepan, lalu melambaikan tangannya kearah Harimau Api dan berkata,
"Ayo Siau Huo,...!"
Harimau Api akhirnya dengan segan melangkah menyusul Fei Yang, tapi dia masih takut takut.
Dia memilih berjalan di belakang Fei Yang, dengan langkah hati hat dan penuh kewaspadaan, bila ada bahaya dia akan langsung membawa Fei Yang untuk mundur menjauh.
Setelah beberapa kali mengalami gempa yang semakin lama semakin hebat.
Akhirnya mereka berdua berhasil keluar dari dalam hutan.
Di sebuah hamparan luas yang gosong dan beku, dengan kerusakan yang sangat parah.
Fei Yang melihat ada dua orang yang sedang bertanding.
Yang satu seluruh tubuhnya di selimuti cahaya merah keemasan sedangkan yang lain nya, seluruh tubuhnya di selimuti cahaya biru berkilauan seperti berlian.
Setiap kedua orang itu saling berbenturan selalu terjadi gempa di sekitar tempat tersebut.
Harimau Api meringkuk ketakutan di belakang Fei Yang, sambil terus menggereng kecil
Tapi dari tempat Fei Yang berdiri, dimana dia berada persis di garis tengah diantara kedua orang yang sedang bertempur mati matian di depan sana.
Fei Yang justru merasakan terpaan udara yang sejuk dan lembut, hal ini timbul karena perpaduan hawa panas dan hawa dingin ekstrem, yang dipancarkan oleh kedua orang tersebut.
Fei Yang berdiri terpesona melihat pemandangan di depannya, Cahaya biru dan cahaya merah keemasan yang berasal dari tubuh kedua orang itu.
Bergerak gerak indah di udara, bagi Fei Yang itu adalah sebuah pertunjukan yang sangat menakjubkan.
Apalagi saat keduanya berpisah sesaat setelah berbenturan.
Kemudian mereka masing-masing berubah menjadi seekor Naga merah dan naga biru yang sama-sama melesat keudara saling berbenturan di udara.
Kemudian kedua naga itu mulai saling serang dengan dahsyat, hingga masuk kedalam tanah.
Fei Yang yang menunggu mereka tidak keluar-keluar, hanya tanah saja yang terus bergetar hebat.
Akhirnya dia memilih duduk di sana, memakan bekal ikan bakarnya dengan Roti kering
Siau Huo yang mendapat jatah dua ekor ikan, juga mengikuti Fei Yang makan dengan lahap, tanpa memperdulikan nasib kedua orang yang sedang bertanding itu.
Selesai makan Fei Yang dan Siau Huo berbaring santai, di atas rumput di pinggir hutan yang masih utuh.
Karena rumput rumput ditempat tersebut, belum tekena efek Kekuatan panas dan dingin yang di timbulkan oleh kedua orang itu.
Setelah menunggu hampir satu jam, kedua orang itu tidak juga keluar dari dalam jurang., akhirnya Fei Yang dan Siau Huo pun tertidur.
Mereka tidak bisa menahan kantuk, karena perut kenyang, ditambah angin semilir yang sejuk.
Tidak tahu berapa lama Fei Yang dan Siau Huo tertidur pulas di sana.
Saat Fei Yang bangun tidur, terganggu oleh suara kicauan burung dan sinar matahari.
Fei Yang melihat Siau Huo masih asyik mendekam dan tertidur pulas tidak jauh darinya.
Fei Yang mencoba melihat lihat kearah jurang, dia sangat terkejut melihat dua Sosok yang tadinya sedang bertempur, kini masing-masing malah terlihat terbaring lemas di atas tanah
Fei Yang buru buru bangun kemudian berlari menghampiri mereka
Saat tiba di dekat mereka, Fei Yang melihat kedua orang itu terkapar di sana kehabisan tenaga tidak bisa bergerak.
Nafas mereka terlihat satu satu dan berat, dengan hati hati Fei Yang menghampiri kakek berambut merah lebih dahulu.
Fei Yang memberikan 3 butir obat luka dalam kedalam mulut si rambut merah, sambil membantunya untuk duduk dan memangku nya, Fei Yang membantu memberikan minum untuk mendorong obat masuk kedalam perutnya.
Kakek rambut merah itu adalah Huo Lung, dia dan Bing Feng setelah bertarung habis-habisan, mereka sama sama kehabisan tenaga, sehingga tidak bisa bergerak.
Di saat mereka sedang terkapar tidak berdaya inilah Fei Yang muncul.
Sehingga saat Fei Yang mencekokoki dirinya dengan obat dan membantunya untuk minum.
Huo Lung sama sekali tidak dapat menolak dan membantah, saat ini dalam kondisi seperti ini.
Bahkan seorang anak kecil sekalipun bila ingin mengambil nyawanya dia tidak akan bisa menolaknya.
Berkat obat luka dalam dan bantuan air sungai alami yang memiliki khasiat istimewa, perlahan lahan kondisi Huo Lung mulai pulih.
Melihat Huo Lung sudah mulai bisa bergerak, kini Fei Yang buru buru pindah membantu Bing Feng dengan cara yang sama.
Bing Feng akhirnya mulai bisa bergerak, dia segera meniru yang di lakukan oleh Huo Lung, untuk bangkit duduk bersila memulihkan kekuatan nya.
Melihat keadaan kedua kakek itu sudah mulai membaik, Fei Yang pun tersenyum gembira.
Duduk di tengah-tengah di antara kedua orang itu.
Beberapa jam kemudian, Baik Huo Lung maupun Bing Feng secara bersamaan membuka mata mereka.
Mereka berdua saling pandang kemudian sama sama tertawa.
"Hei Bajingan Utara, nyawa mu keras juga ya, masih bisa bertahan sampai sekarang."
ucap Huo Lung sambil tertawa mengejek.
"Ha...ha...ha...! bangsat selatan,.. ku beritahukan pada mu, sebelum bangsat seperti kamu ini mampus, aku tidak Sudi meninggalkan dunia yang indah ini.."
"Indah apanya, kamu lihat belakang mu, akibat ulah mu tanah dan rumput yang indah kini jadi lautan es.."
ucap Huo Lung kembali sambil menunjuk kearah belakang Bing Feng.
"Hei bangsat selatan, kalau bicara, sebaiknya bercerminlah dulu, lihat di belakang mu, semua kini jadi hitam gosong..apa yang mau di banggakan..?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 729 Episodes
Comments
MATADEWA
Sang Pewaris....
2023-07-06
2
Dawa Sunata
lanjuut bae
👍👍😎
2023-05-09
1
Ya begitulah..
the real nobar 4D
2023-03-04
1