Kenzo berjalan dengan langka tegas untuk menyapa para tamu undangan, beberapa kali ia tersenyum dan menampilkan wajah ramah, ia sangat menjaga nama baik dirinya apalagi malam ini ada begitu banyak wartawan.
Di sudut sana ada Kinan yang tengah berjalan kearah Kenzo, mendengar kalau sang suami ada acara di gedung ini Kinan langsung menyusul, walau ia tak mencintai Kenzo tapi Kinan harus tetap menjaga nama baik dirinya dan keluarga.
Entahlah rumah tangga macam apa yang tengah mereka jalani sekarang.
Kenzo menyambut uluran tangan sang istri untuk bergabung bersamanya di atas panggung, ribuan camera sudah mengabadikan momen kebersamaan Kenzo dan Kinan. Sangat terlihat serasi yang satu tampan dan yang satu cantik. Apalagi saat Kenzo mencium kening Kinan membuat para wartawan berasumsi dengan pikiran nya sendiri.
"Kau cantik sekali malam ini".bisik Kenzo.
"Terima kasih sayang" Kinan membalas mencium bibir Kenzo.
Wartawan kembali mengabadikan keromantisan Kenzo dan Kinan, walau ada beberapa dari mereka yang mengatakan kalau Kinan selingkuh dari Kenzo tapi malam ini Kinan menunjukan semuanya, membuat para Wartawan langsung berpikiran kalau pernikahan Kenzo dan Kinan sangat bahagia.
Kenzo merangkul pinggang istrinya begitu erat dan protektif.
"Salam kenal nyonya Kinan, wah anda cantik sekali malam ini, Kenzo sangat beruntung mendapatkan mu" salah-satu kolega yang merupakan pembisnis menegur Kinan.
Mendengar hal itu Kinan tersenyum malu-malu ia sengaja menyandarkan kepalanya didada sang suami dengan manja "Terima kasih atas pujiannya, saya memang harus tampil cantik di depan suamiku, agar dia tak berpaling" balas Kinan dengans suara manjanya.
"Kalau saja kamu seperti ini kita mungkin akan sangat bahagia dan mempunyai keturunan" batin Kenzo. Namun tetap membalas koleganya dengan tersenyum.
"Silahkan di nikmati pestanya !" ujar Kenzo.
"Terima kasih Tuan Kenzo, saya pasti akan menikmati semuanya"
Setelah koleganya pergi Kenzo melepaskan rangkulannya, ia menatap wajah Kinan dengan seksama.
"Dari mana kamu tau kalau aku ada disini ?" tanya Kenzo.
"Aku pasti tau semuanya sayang" Kinan membalas dengan senyuman.
Kemudian Kinan berbisik di telinga Kenzo "Jangan banyak tanya Sayang di sini banyak wartawan"
Di seberang sana Qiandra memanas karena melihat adegan romantis Kenzo dan sang istri. Ia menatap penampilan istri Kenzo malam ini di layar televisi. Sangat cantik dan elegan tak setimpal dengan nya.
Siapa dirinya ?
Hanya seorang wanita malam yang bekerja sebagai pemuas hasrat laki-laki. Siapapun itu pasti akan sangat jijik melihat nya apalagi Kenzo.
"Sudah Qia lebih baik kamu lupain dia, tuan Kenzo tak pantas bersanding dengan mu" gumam Qiandra.
Blap..
Ia mematikan televisi lalu naik keatas ranjang, ia ingin tidur dengan nyenyak malam ini dan melupakan semuanya, besok ia akan bekerja lagi. Kembali mencari uang dengan jalan yang salah.
☀️☀️☀️☀️
Sinar matahari menembus kaca jendela, cahaya nya yang hangat membuat Qiandra membuka selimut. lalu menggeliatkan tubuhnya, merengangkan kedua tangannya supaya menghilangkan rasa pegal di tubuhnya.
Setelah itu Qiandra bangkit dan menuju kamar mandi, pagi ini ia berniat untuk menemui ibu sebelum kembali bekerja.
Dibawah guyuran air sower yang terasa sangat dingin namun menyegarkan. Qiandra membersihkan tubuhnya. Lalu memandang penampilannya saat ini.
Tanda merah bekas ke cu pan masih menempel di lehernya, Qiandra merabah semua itu tak akan bisa ia hilangkan selain tanda itu hilang sendiri.
Di gosok dan cuci seratus kalipun tanda itu akan terus melekat di leher jenjangnya.
"Biarin aja lah" gumam Qiandra.
Sehabis mandi Qiandra langsung berganti pakaian, seperti biasa pakaian seksi yang memperlihatkan lekuk tubuhnya.
☀️☀️☀️☀️☀️
Di sebuah rumah sakit swasta dan di dalam ruangan bernuansa putih sedang terbaring seorang wanita paruh baya denhan balutan pakaian rumah sakit serta selang oksigen yang menempel di hidungnya, ada juga selang infus yang menempel di punggung tangannya.
"Assalamualaikum Bu" ucap Qiandra lalu menarik kursi untuk duduk di samping ranjang sang ibu.
"Ibu Qia kangen, kapan ibu sadar ?"
"Apa ibu gak capek tidur terus ? bangunlah bu !"
"Qia mohon !"
Qiandra menempelkan kepalanya, hingga seseorang terdengar membukakan pintu. Membuat Qiandra mendongak lalu menatap seorang dokter yang bertugas menangani ibunya.
"Bagaimana keadaan ibu saya dok ?" tanya Qiandra dengan suara serak.
Dokter Wira yang sudah mengenal Qiandra sejak hari pertama ibu Qiandra di rawat menatap penampilan Qiandra saat ini "Kau masih melakukan pekerjaan terlarang itu ?" tanya Dokter Wira.
"Ciihh" Qiandra mendesis kesal "Aku tanya tentang kondisi ibuku, kenapa kau menanyaka tenyang pekerjaanku" runtuk Qiandra kesal.
"Aku peduli padamu Qia, sudah ku katakan kalau aku mencintaimu, ayo kita menikah dan akan ku pastikan kau bahagia"
Qiandra mencibir kearah dokter Wira "Saya tidak mau lagi di hina oleh mama kamu"
"Kita yang jalani Qia, jangan dengarkan Mamaku !"
"Aku tak bisa, udah cepetan kasih tau bagaimana keadaan Ibuku !" hardik Qiandra cepat.
Dokter Wira menghela nafas panjang "Keadaan ibumu masih sama, belum ada kemajuan sedikitpun ! tapi aku akan berusaha semampuku. Selagi garis di layar monitor itu bergerak naik turun kau jangan kehilangan harapan !"
Qiandra menatap layar monitor, bunyi nyaring terus menggema, sangat berharap kalau garis itu akan tetap bergerak naik turun seperti yang di katakan Wira.
"Terima kasih kalau gitu aku pergi !" Qiandra mengambil tas kecilny lalu pergi meninggalkan ruangan sang ibu, namun cekalan tangan Wira berhasil menghentikan langkah Qiandra.
"Berhentilah Qia ! jangan teruskan lagi pekerjaan ini, kamu bisa mencari pekerjaan lain asal jangan jadi pelac*r" ucap Wira.
Dengan cepat Qiandra melepaskan cekalan tangan Wira "Jangan ikut campur urusan ku !"
Langkah kaki Qiandra begitu cepat meninggalkan Wira yang terus menatap dirinya. Wira kembali menarik nafas panjang, ia begitu mencintai Qiandra namun keadaan tak memungkinkan mereka bersama apalagi sang Mama sangat tak menyukai Qiandra.
"Semoga kamu segera mengakhiri semua ini Qia. Aku takut kamu kena penyakit" gumam Wira kemudian.
Didalam perjalanan menuju BAR Qiandra menyandarkan kepalanya di jok mobil, matanya menatap keluar. Sesekali terdengar helaan nafas yang keluar dari mulutnya.
Jika ia ingin memilih ia juga tak ingin melakukan pekerjaan ini, tapi demi kesehatan sang ibu ia rela menjual tubuhnya hanya demi uang. Apalagi para lelaki hidung belang melemparkan uang padanya begitu banyak.
Ada pepatah yang mengatakan kalau uang tidak akan di bawah mati, tapi jika tak ada uangpun bagaimana bukankah juga mati.
"Sudah sampai Neng" ucap Sopir taksi.
Qiandra mengeluarkan uangnya, lalu memberikan uang itu kepada sopir taksi "Kembalian nya ambil aja Pak !"
"Masya Allah terima kasih Neng, semoga rezeki nya lancar dan sehat selalu"
Qiandra tersenyum sinis tidak tahukan bapak itu kalau pekerjaannya adalah memuaskan hasrat laki-laki.
-
Maaf telat up nya.
tapi mulai hari ini akan up terus kok
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Iiq Rahmawaty
dokter wira cwo yg baik yg mau nrima qia apa adanya
2022-03-15
0
Tini Mama'y Qaisha
lanjut thor
2021-11-10
0
Aisyah
jangan putus asa lanjut thor
2021-10-27
3