Di kedalaman Hutan Redwood. Berada di bawah tanah adalah Red Skull Dungeon. Itu adalah dungeon yang baru-baru ini muncul dan belum diketahui oleh siapa pun. Penggagas rencana ini adalah Laciel. Tetapi, yang menjalankannya adalah seorang Orc berkulit merah maroon yang kini sedang berlatih tanding dengan beberapa bawahannya sekaligus.
Ctang!
Pedang besar miliknya diayunkan untuk menangkis serangan. Pedang itu sangat besar dan lebar hingga memiliki fungsi seperti perisai. Dan karena beratnya, bahkan hanya beberapa Orc saja yang dapat mengangkatnya dengan kedua tangan. Sedangkan, Garnamtiar mengangkatnya hanya dengan tangan kirinya. Perbedaan kekuatannya jelas terlihat.
Karena itu, dia melakukan latih tanding dengan beberapa Orc sekaligus agar perbedaan itu tertutupi.
“Hiyah!” Salah seorang Orc di sebelah kanannya beteriak semangat dan memukul.
Tangan kanannya yang kosong dan tidak memegang apa pun dia gunakan untuk meladeninya. Saling menjual tonjokan, Garnamtiar tetap lebih unggul meski dengan satu tangan. Merasakan Orc yang lain berniat menyerang dari arah lain, dia menarik Orc di kanannya dan melemparkannya ke arah Orc yang akan menyerang.
Bruak!
Mereka berdua saling menindih. Kini tersisa tiga Orc selain Garnamtiar yang berdiri di atas arena.
“Tunjukkan kekuatan kalian! Ogar! Kars! Kris!” teriak Garnamtiar menyemangati sisa tiga Orc yang masih bertahan.
Dengan kekuatan yang diberikan oleh Laciel melalui Giving Name, dia dapat menamai beberapa Orc yang memiliki kekuatan yang menjanjikan. Dan setelah menerima nama darinya, mereka mendapatkan kekuatan lebih. Meski itu tidak sebanyak yang didapatkan olehnya dari Tuannya, Laciel.
“Grr!” Orc yang terbesar, meski masih lebih kecil dibanding Garnamtiar, mendengus. Kedua tangannya dia kepalkan. Dia telah melatih tinju lebih banyak, lebih sering, dibandingkan Orc yang lainnya. Meski tidak berharap banyak, dia setidaknya berharap usahanya membuahkan hasil.
Buk! Buk! Buk!
Dia menjual beli pukulan dengan Garnamtiar. Kars dan Kris yang lebih kecil dibanding Ogar, mereka masing-masing menggenggam pedang panjang yang besar mirip dengan pedang besar Garnamtiar, dan palu besi yang sisi lainnya tajam. Melihat Ogar sudah bergerak, mereka berdua tidak akan mensia-siakan kesempatan itu.
Sring! Buk!
Kedua senjata mereka terpental setelah ditangkis Garnamtiar. Tetapi, mereka terus melakukan itu berkali-kali tak kenal lelah.
Beberapa puluh menit kemudian, pertarungan telah mencapai akhirnya.
Ogar, Kars, dan Kris telentang di atas arena kecapekan. Keringat mengucur deras dari celah-celah pori mereka membuat mereka bermandikan keringat. Di sisi lain, Garnamtiar masih berdiri tegak. Napasnya berat, tetapi teratur. Masih jauh dari kata tepar, apalagi kekalahan.
“Garnamtiar-san,” salah seorang Orc wanita memanggil. Tubuhnya sangat berbeda dengan Orc pria yang berotot dan besar, tubuhnya justru mulus dan besar di dada dan pinggul. Mirip seperti alat musik biola.
“Ada apa?” tanya Garnamtiar mengusap keringatnya dengan kain yang disodorkan oleh Orc wanita yang memanggilnya.
“Ada beberapa Goblin yang datang ke sini. Apa yang harus kita lakukan?”
“Aku akan ke sana. Jika mereka mencari kedamaian, kita akan memberikannya. Jika mereka mencari masalah, aku sendiri yang akan memberikannya kepada mereka.”
...*****...
Urusan pengaturan wilayah diatur olehnya. Itu karena Garnamtiar adalah tipe otak otot. Jadi, dia yang diserahkan masalah tersebut, dan Garnamtiar yang akan mengeksekusinya di lapangan. Namanya adalah Shrin, pemberian dari Garnamtiar. Dia adalah istri dari Garnamtiar sejak dulu, sebelum Garnamtiar mendapatkan nama dari Tuan Laciel.
Meski wanita, beberapa Orc wanita juga cenderung bertipe otak otot, dan memilih menempuh jalan Warrior (Pejuang). Dia? Dia adalah pengecualian dan merupakan sebagian kecil. Dan untungnya, kecantikan tubuhnya memikat Kepala Suku dan memperistrinya.
Meski biasanya seorang Kepala Suku memiliki banyak istri, Garnamtiar berbeda. Dia memiliki prinsip untuk fokus menempuh jalan Pejuang dan, tidak seperti yang lainnya, hanya memilih untuk setia kepada satu orang istri. Seumur hidupnya, dirinya bahkan lebih fokus kepada berlatih, berlatih, dan berlatih, ketimbang berlatih dengan istrinya.
“Memiliki satu istri saja sudah merepotkan, apalagi lebih?”
Itu adalah apa yang diungkapkan Garnamtiar kepadanya. Dan tentu saja, dia senang dia dapat memiliki Kepala Suku seorang diri tanpa membaginya dengan yang lain.
Tapi, kehidupan biasanya berubah sejak mereka bertemu dengan Laciel. Jika seharusnya mereka berkelana sebagai suku, dan berperang dengan manusia hingga akhir hayat, atau kemungkinan kecil, Kepala Suku menjadi Raja Iblis, mereka tidak menempuh jalan itu. Tetapi, apa yang mereka tempuh kali ini, mungkin saja lebih baik dibanding yang lain.
Menetap dan membuat dungeon. Tidak semua Raja Iblis membuat dungeon, tetapi kebanyakan Dungeon Master adalah seorang Raja Iblis.
Dan tentu saja, di balik anugerah yang didapatkannya, dia juga harus mengemban pekerjaan yang berat juga, tetapi untunglah cocok dengan dirinya. Mengatur dungeon.
Otak otot seperti Garnamtiar tidak akan bisa mengurus masalah ini bahkan dengan bantuan 10 Orc yang seperti dirinya. Mereka pasti akan cepat ketahuan manusia, atau membuat lubang yang salah sehingga menyebabkan longsor, atau kehabisan persediaan makanan karena jalan labirin yang terlalu berputar-putar.
Mendapatkan tugas ini, dia setidaknya merasa senang.
“Persediaan makanan, kita harus membangun kandang hewan. Karena tidak mungkin kita berburu terus-menerus. Hal itu dapat memicu kecurigaan manusia.”
“Membuat jalan yang gampang ditempuh, tetapi sulit ditembus. Ini cocok untuk pertahanan utama dengan kekuatan utama adalah Orc.”
“Merencanakan beberapa lubang dengan beberapa tujuan untuk keefisienan dan keteraturan. Semua sudah selesai.”
Dia menghela napas gembira dan merasa bangga. Pekerjaan yang dilakukannya, dia berharap, meski kecil kemungkinan, dipuji oleh Raja Iblis Laciel.
“Aku mungkin berharap terlalu banyak. Hidup damai dengan suamiku, itu sudah cukup.”
Begitulah kehidupannya sehari-hari. Menyelesaikan masalah dungeon yang tidak dapat diatasi dengan otak otot milik Garnamtiar.
...*****...
Dragon’s Dungeon sebelum disusupi Laciel.
Nadja bermeditasi dalam bentuk Dragon-nya di ruangan utama.
“Si*l! Usiaku masih 50 tahun! Kenapa 950 tahun lagi terasa begitu lama?!” teriaknya stres yang teriakannya sampai terdengar keluar dungeon dan membuat para Petualang yang berada di sekitar sana merinding ketakutan.
“Kenapa tidak ada yang mampu berhasil sampai ke sini? Aku kesepian tahu. Huft.”
“Graaa!!” teriaknya.
...*****...
Ruangan kerja Count Blackwood. Di sana ada Count Sergio dan Dave.
“Tuan, bagaimana dengan Dragon’s Dungeon? Suara teriakan Dragon di dalamnya kembali sering terdengar.” Ujar Dave.
“Huft, biarkan saja. Bahkan sejak ayahku remaja, dia sudah sering mendengarnya. Kalau dia bisa keluar, dia sudah keluar dari dulu. Kita hanya perlu berjaga, memperkuat pasukan, dan menanti saat itu tiba.” Balas Count.
“Baik, Tuan.”
...*****...
“Si*l, tidak ada yang menggubrisku.” Gumam Nadja kesepian.
...*****...
...Jangan lupa like, komen, dan klik favorit, ya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Laut Biru
lama tak baca
2022-07-14
1
["Siapa Aku"] [✓]
memicu kecurigaan maksudnya
2022-03-31
1
「Hikotoki」
veldora 300 tahun berada dipenjara abadi : kalm
nadja 50 tahun didalam dungeon : koar2
perbedaan yang tinggi
2021-12-02
4