Pertemuan itu pun berakhir dengan kepuasan di masing-masing pihak. Pada hari itu juga, Count memanggil orang yang menyebarkan rumor tersebut dengan menyuruh beberapa Ksatria Elit yang berada di bawah kekuasaannya. Menindak melalui jalur hukum, Ulbert, Petualang Peringkat C ber-class Assassin, dibawa ke ruangan persidangan sebagai seorang Terdakwa.
Pengumuman hasil persidangan ini akan disebarkan dan dibacakan oleh para Ksatria ke beberapa titik di kota tempat para warga sering berkumpul. Selain itu, Count Sergio juga harus menyelesaikan laporan dari berbagai sidang yang dilaksanakannya dan mengirimkannya ke Ibukota.
Kini, di dalam ruangan sidang, Count Sergio duduk di bagian depan tengah sebagai Hakim. Di samping kanan dan kirinya masing-masing adalah Viscount Fareza de Hanzarim, seseorang yang membantu Count Sergio dalam mengurus wilayahnya, selain Dave, dan juga Bangsawan yang akan membantunya dalam urusan sidang, dan ada juga Baron Diezel Ylzarzan. Baron Diezel adalah salah satu Bangsawan yang berada di bawah kekuasaan Count Sergio.
Selain itu, di sebelah kanan ruang sidang, duduk Laciel, Hana, Nadja dan Isabella. Mereka berada di dalam posisi Penuntut. Masalah yang mereka bawa adalah pencemaran nama baik.
Di tengah ruangan adalah Ulbert. Karena Count Sergio telah menemukan beberapa bukti, dia dibawa sebagai Terdakwa.
Dan beberapa warga sisanya yang berada di sisi kiri, mereka akan menonton jalannya sidang. Di antara mereka adalah beberapa pegawai Gedung Serikat Petualang dan Guild Master-nya sendiri. Dia datang karena masalah ini berkaitan dengan dua orang Petualang yang terdaftar di dalam Serikatnya.
[Guild Master adalah seorang kepala suatu Guild di suatu daerah tertentu, dalam hal ini Serikat Petualang.]
Selain itu, ada beberapa orang penonton yang memang tidak terlibat, tetapi ikut ke sini sebagai penonton.
Semua orang telah hadir. Persidangan dimulai. Kesalahan Terdakwa disebutkan. Dan tentu saja, Ulbert kalang kabut. Dia mengaku menyebarkan berita tersebut. Dan dia juga yakin dengan kebenarannya.
“Dia! Dia bilang kalau orang itu adalah Iblis! Aku mendengarnya sendiri dengan telingaku sendiri!” serunya kepada Count Sergio yang berposisi sebagai Hakim.
Hana mengangkat tangan dan diizinkan oleh Sergio untuk berbicara.
“Itu hanyalah umpatan. Apakah kamu tidak pernah menyumpahi orang lain dengan kata-kata iblis, setan, dll?” ujarnya.
“Ya, dia benar. Aku juga sering melakukannya.”
“Aku pun juga.”
“Siapapun seharusnya pernah melakukannya setidaknya sekali seumur hidupnya.”
Komentar para penonton.
Tok tok tok!
Count Sergio mengetukkan palunya. Meminta hadirin untuk tenang. Lalu, ketika suasana sudah kembali kondusif, Count Sergio memutuskan hasilnya.
“Kalau begitu, Ulbert dinyatakan bersalah karena mencemarkan nama baik dan melebih-lebihkan informasi yang tidak benar. Hukumannya adalah penjara 5 tahun.” Ucapnya.
Tapi, sebelum palu diketukkan, Laciel mengangkat tangan.
“Silakan.” Ujar Sergio mengizinkan.
“Menurut saya, hukuman penjara kurang efektif. Bagaimana dengan hukuman mengerjakan pekerjaan sosial selama setahun? Kudengar, hanya sedikit Petualang yang bersedia mengerjakan hal itu. Dengan demikian, ini memukul dua burung dengan satu batu. Bukan?”
[Pekerjaan sosial, tuh, maksudnya kayak bersih-bersih kerja bakti, dsb.]
Mendengarnya, para hadirin terkejut.
“Itu memang benar hukuman yang sepertinya lebih baik. Tapi, apakah tidak apa hanya satu tahun?” tanya Count Sergio.
“Tidak apa. Kita juga pasti pernah melakukan kesalahan. Dan dengan kemurahan hatiku, aku ingin Ulbert-san memikirkan kembali kesalahannya agar tidak mengulangi di kemudian hari.”
Para hadirin saling berbisik. Isinya kebanyakan adalah memuji kebijakan dan kemurahan hari Laciel. Dan beberapa yang lain berbisik, “Tidak mungkin Iblis memiliki kebaikan hati seperti ini.”
“Hmm, baiklah, jika itu keinginanmu. Maka, aku putuskan, hukuman Ulbert-san adalah mengerjakan pekerjaan sosial selama satu tahun penuh.”
Setelah itu, persidangan ditutup. Ulbert akhirnya mengakui kesalahnnya dan menerima hukuman. Persidangan itu berakhir dengan kepuasan di masing-masing pihak. Segera setelahnya, Count menyebarkan pengumuman hasil persidangan tersebut, dan dibacakan oleh Ksatria Elit di beberapa titik kota.
Tetapi, meski sudah diselesaikan melalui jalur hukum, berita itu masih hangat dibicarakan. Masih ada beberapa orang yang belum mendapatkan berita yang benar. Meski demikian, semuanya akan berlalu oleh waktu.
Keesokan harinya, di taman Mansion County Blackwood. Ada dua orang yang sedang duduk di bangku taman. Mereka adalah Laciel dan Isabella.
“Sepertinya aku masih harus meluruskan masalah ini.” Ujar Isabella yang sedang duduk di depan Laciel.
Mereka sedang duduk sambil meminum teh manis hangat. Hanya ada mereka berdua. Hana dan Nadja menunggu di Gedung Serikat, sedangkan Zirka sedang bersiap-siap karena mereka akan pergi sore itu juga.
“Tidak perlu. Lagipula, masalah ini sudah diluruskan. Dan lambat laun, entah waktu akan membuat mereka mengetahui kebenaran terlebih dahulu, atau membuat mereka lupa dengan kemunculan masalah-masalah lain.” Ucap Laciel. “Mengurus masalah sepele seperti itu tidak perlu terlalu intens. Mereka akan berlalu dengan sendirinya.” Tambahnya.
“Kamu terdengar sangat bijak di usiamu saat ini. Perkataanmu di persidangan juga demikian.” Kata Isabella menatap ujung cakrawal yang mulai berubah kekuningan, lalu kemerahan.
Langit sudah sore. Cahaya merahnya membuat bunga-bunga taman di sekitar mereka tampak seperti mawar merah yang mekar.
“Yah, mungkin itu karena aku telah ditempa dengan kerasnya kehidupan.” Laciel terlihat menunduk. “Aku yatim piatu sejak kecil. Tapi, beruntung aku bertemu dengan banyak orang baik hati, sepertimu.”
Pipi Isabella terlihat memerah. Tetapi, karena langit sekarang memancarkan warna merah, dia tidak terlalu terlihat seperti itu.
“Ya– Yah, aku akan membantu orang yang kesulitan bila aku mampu. Apalagi, jika orang itu aku berhutang kepadanya.” Katanya mengalihkan pandangan.
“Isabella-san, kamu orangnya baik, ya?”
“Ti– Tidak, kok.”
Saat itu, suara logam yang bergesekan terdengar. Itu adalah Wakil Komandan Zirka yang datang. Zirah besi berwarna peraknya bersuara saat dia berlari kecil mendekat ke arah mereka berdua.
“Isabella-sama, kereta kuda telah siap.” Lapornya kepada Isabella.
“Baiklah,” jawab Isabella. “Sepertinya sudah saatnya kita berpisah. Senang bertemu denganmu, Laciel-san. Semoga kita bisa bertemu kembali nanti.”
“Senang bertemu denganmu juga.” Timpal Laciel.
Lalu, Laciel menatap rombongan dua kereta kuda itu berlalu, dan dia kembali ke Gedung Serikat Petulang. Di sana, Hana dan Nadja telah menunggu sampai bosan.
“Muu, Laciel-chan, kamu lama sekali, ya, mengobrol dengannya? Apakah kamu suka dengannya?” tanya Nadja dengan ekspresi bosan. Dan untuk menghilangkan kebosanannya, dia menggoda Laciel.
Tapi, yang digoda tidak menggubris sama sekali.
“Aku sudah sedikit bosan berada di kota ini. Bagaimana kalau kita pindah?” tanya Laciel memberi saran.
“Aku, sih, baik-baik saja.” Jawab Hana.
“Aku akan mengikutimu ke manapun.” Jawab Nadja.
“Kalau begitu, petualangan kita akan segera dimulai kembali!” Seru Laciel.
...*****...
...Jangan lupa like, komen, dan klik favorit, ya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
RATU REINKARNASI
andai saja mereka tau identitas lanciel yang sebernarnya nggak mungkin kata² itu terucap di mulut mereka
2022-08-18
1
Laut Biru
makin seru
2022-06-29
1
Ama
Jejak
2022-06-13
1