Mereka bertiga baru bangun saat sinar matahari masuk menyinari kamar penginapan yang mereka tempati. Setelah bangun, mereka mencuci muka, sarapan, lalu mendaftarkan Nadja sebagai Petualang. Kemudian, menghitung buruan yang didapatkan mereka kemarin, Laciel kini resmi menjadi Petualang Peringkat C.
Party mereka dikenal dengan julukan Party Blade Tiger, diambil dari nama spesies hewan yang dijinakkan oleh Laciel. Sehari-hari mereka isi dengan berburu, menjadi lebih kuat, menjual buruan, dan mengumpulkan uang. Dan tanpa sepengetahuan orang lain, Laciel dan teman se-party-nya mengunjungi Red Dungeon Skull yang dikelola oleh Garnamtiar.
Tapi, tetap saja, hidup selalu dipenuhi oleh masalah. Ada sebuah rumor yang beredar banyak di kalangan warga dan para Petualang. Dan isi dari rumor itu membuat banyak orang curiga kalau itu adalah benar.
Itu adalah rumor yang mengatakan kalau Laciel adalah Iblis.
...*****...
Laciel berjalan cepat menuju Mansion Count Blackwood. Dia tahu kalau Isabella sedang menginap di sana untuk memulihkan luka pasukannya.
Dua orang Ksatria terlihat menjaga pintu masuk gerbang mansion. Mereka mengenakan zirah besi berwarna perak dan ada sebuah pedang di pinggang kanan mereka. Melihat Laciel datang ke arah mereka, mereka menghentikannya sebelum dapat masuk melewati gerbang.
“Berhenti di sana. Ada perlu apa kamu?” tanya salah seorang Ksatria.
“Aku harus bertemu dengan Isabella. Dia ada di dalam, kan?” Laciel tetap tidak mengentikan langkahnya.
“Jaga ucapanmu! Hei, berhenti!” Ksatria yang lain mencoba untuk menghalangi.
“Laciel,” Hana memanggil. Dia dan Nadja berlari menyusul Laciel dari penginapan. “Apa yang mau kau lakukan?”
“Tentu saja. Meminta pertanggung jawabannya karena telah menyebarkan rumor yang tak berdasar.” Jawab Laciel dengan nada dingin.
“Nona Isabella sedang tidak berada di dalam. Beliau mungkin sedang berjalan-jalan di sekitar kota.” Salah satu Ksatria yang tadi menghalangi Laciel memberitahu.
“Kalau begitu, aku akan mencarinya.” Ujar Laciel hendak pergi dari sana.
“Tidak perlu. Sepertinya dia sudah pulang.” Ucap Nadja menunjuk sebuah kereta kuda bangsawan yang mendekat ke arah mansion.
“Ada apa ini?” tanya salah seorang yang duduk di samping kusir.
Merasakan auranya, Laciel dapat tahu kalau dia adalah bawahan yang dibawa oleh Isabella saat datang menanyainya kemarin malam. Wakil Komadan Zirka turun dari kereta kuda. Dia menatap kedua Ksatria yang berjaga di depan gerbang. Merasa diperhatikan, salah satu Ksatria menjawab.
“Mereka ingin bertemu dengan Nona Isabella, Pak.” Jawabnya menjelaskan situasi.
“Aku di sini. Ada perlu apa?” ucap Isabella dari dalam kereta. Wajahnya terlihat dari jendela.
“Kita perlu bicara.” Jawab Laciel.
...*****...
Mereka kini berada di ruang tamu Mansion Count Blackwood. Dua orang pelayan perempuan bergerak cepat menyiapkan meja dan menata teh untuk para tamu. Aroma teh tercium di seluruh ruangan. Ada dua gedung mansion milik Count Blackwood. Satu untuk dirinya dan keluarganya, dan satu lagi adalah ini, untuk para tamu.
“Aku sudah dengar beritanya.” Ucap Isabella memulai percakapan.
“Kenapa kamu menyebarkannya?” tanya Laciel dengan nada dingin.
“Sepertinya ada kesalahpahaman di sini. Bukan aku yang menyebarkan rumor tersebut.” Jawab Isabella setelah menyeruput teh.
“Lalu siapa lagi?” Laciel masih mendesaknya.
“Seseorang yang memberitahukannya kepadaku.” Jawab Isabella. “Ketika dia memberitahukannya, dia lumayan bersikeras untuk menindakmu. Tapi, tentu saja, aku tidak terlalu percaya. Lagipula, saat itu aku menduga kalau kamu adalah orang yang telah menyelamatkanku. Dan untunglah dugaanku benar.”
Mendengarnya, Laciel sedikit tersadar. Dia sudah sangat kesal kepada orang yang salah. “Maaf, telah berburuk sangka.” Ucapnya menundukkan kepala.
“Tidak apa-apa. Jika aku di posisimu, aku juga mungkin akan melakukan itu.”
“Lalu, apa yang harus kita lakukan sekarang?”
Yang bertanya demikian adalah Nadja. Dia duduk di samping kiri Laciel.
“Aku akan mencarinya. Sampai ketemu.” Gumam Laciel tetapi dapat didengar oleh semua orang di dalam ruangan tersebut.
“Aku akan membantu.” Timpal Isabella. “Yah, walaupun hanya informasi tentang orangnya, itu sudah cukup, bukan?”
Zirka, yang berdiri di belakang Isabella, berbisik kepadanya.
“Oh, ya. Setelah kamu menemukannya, apa yang akan kamu lakukan terhadapnya?” tanya Isabella kepada Laciel.
“Entahlah. Aku juga belum memikirkannya.” Jawabnya.
“Jika kamu membunuhnya, kamu justru akan semakin dicurigai. Jika kamu mengancamnya, itu hanya akan membuatnya menjadi lebih buruk.” Tambah Isabella.
Melihat Laciel yang masih diam, dia melanjutkan, “Biarkan aku yang mengurusnya. Sebagai seorang Bangsawan, aku bisa memberinya hukuman atas pencemaran nama baik.”
“Sepertinya itu adalah yang terbaik. Mohon bantuannya.” Ujar Laciel.
...*****...
Sergio de Blackwood, penguasa County Blackwood, masih bekerja di ruangannya. Kertas-kertas di hadapannya adalah masalah pengurusan wilayahnya tentang ekonomi dan hukum. Tetapi, yang ada di pikirannya adalah penyebab ledakan di Hutan Blackwood yang masih belum diketahuinya itu. Sudah dua hari dia memikirkannya, tapi jawaban yang didapatkan masih kurang memuaskan baginya.
Dia sudah mengirim beberapa prajurit dan Petualang ke sana, tetapi hasilnya nihil. Tidak ada petunjuk sama sekali tentang siapa pelakunya. Yang dapat dia ketahui hanyalah kalau ledakan itu menghanguskan area seluas 500 meter. Semua yang berada di dalam area itu hangus menjadi abu.
“Komandan Argus pernah bertarung dengan Fire Dragon di sana.”
Itu adalah ucapan Dave, kepala pelayannya. Tetapi, meski tempatnya sama, waktunya sedikit kurang pas. Ledakan itu terjadi sehari setelah Komandan Argus berhasil melukai sedikit Fire Dragon tersebut. Jika ledakan itu dihasilkan oleh Dragon itu, maka seharusnya Komandan Argus tidak dapat selamat darinya. Maka jawabannya pasti dari monster lain.
Masalahnya adalah ... monster apa yang dapat menghasilkan ledakan besar tersebut? Bahkan ledakan itu lebih kuat dibandingkan Fire Dragon yang usianya sekitar 400 tahun. Sepertinya ada seekor monster kuno yang terbangun di dalam sana.
Tok tok
Pintu ruangan itu diketuk. Dia terhanyut dalam lamunannya dan malah membiarkan laporan di hadapannya menganggur.
“Sepertinya sudah saatnya makan siang.” Gumamnya yang hanya dapat didengar oleh dirinya sendiri. “Silakan masuk.” Ujarnya kepada orang yang mengetuk pintu.
Yang datang adalah Dave. Dia berada di dalam balutan pakaian formal hariannya. Sebuah kemeja putih, jas, celana dan dasi yang semuanya hitam. Bahkan sepatunya juga.
“Tuan, Nona Isabella de Virmanda meminta izin bertemu. Dia juga bersama dengan seorang Petualang dan teman-temannya.” Ujar Dave. Wajahnya yang tirus itu menunduk.
“Petualang? Siapa?” tanya Count Sergio heran. Tebakannya tentang waktu makan siang ternyata salah.
“Seseorang yang dikabarkan mampu membuat seekor Blade Tiger tunduk. Namanya adalah Laciel.” Jawab Dave.
“Ah, baiklah. Kalau begitu, sekalian saja ajak mereka semua makan siang bersamaku.” Ucap Sergio merapihkan kertas laporan-laporan di atas meja kerjanya.
Dave lalu pergi dari sana; dia sendiri masih berpikir dan bertanya-tanya tentang penyebab ledakan di hutan dua hari lalu.
Sepertinya, aku terlalu banyak berpikir. Pikirnya.
...*****...
...Jangan lupa like, komen, dan klik favorit, ya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Akun lama Abed Nugi
plot progress forward, Laciel kelihatannya sedang ada side quest untuk menemukan orang yang mencarinya
gua agak suka gimana tuan Blackwood terus membicarakan soal ledakan yang dibuat Laciel meskipun telah lebih dari 10 chapter
2022-06-14
2
Ama
Nitik ah biar ada jejak
2022-06-13
1
Kagebhunshin
jejak kesekian
2022-04-02
1