Zap!
Dalam sekejap, Laciel, Hana, Blade Tiger, dan Nadja telah tiba di bagian hutan dekat Suku Red Skull berada. Hanya dengan berjalan sebentar, mereka sudah dapat melihat 5 tenda kulit hewan yang berdiri. Meskipun hanya ada tenda yang sedikit, penjagaan di sana terlihat sangat ketat. Ada sebuah pagar kayu dan beberapa Orc yang berjaga. Di tengah-tengah pun ada sebuah menara yang sedikit tinggi untuk memantau.
Berjalan santai, Laciel masih memperhatikan kondisi di sekitar. Dia mengangguk puas dengan kinerja Garnamtiar yang bagus. Manusia akan sulit menemukan mereka. Saat itu lah dua orang Orc mendatanginya.
“Selamat datang, Yang Mulia.” Ujar Orc yang pertama berlutut di atas satu kaki.
“Woah, ternyata kamu sudah punya pasukan sendiri. Apakah kamu berniat menginvasi kota manusia?” Nadja terlihat antusias.
“Er, tidak.” Jawab Laciel sedikit risih dengan keantusiasan milik Nadja.
“Silakan, Yang Mulia.” Ucap Orc yang kedua mempersilakan.
Sebelum Nadja berkomentar lebih jauh, Laciel sudah melangkah masuk ke dalam perkemahan para Orc. Dari sana, mereka memasuki satu tenda terbesar di tengah yang berada di samping menara pengawas. Setelah pintu–yang hanya berupa kulit binatang sama seperti dinding, tapi tidak dipakukan ke tanah dan hanya dibiarkan begitu saja–terbuka, mereka semua melihat ada sebuah tangga berputar yang mengarah ke bawah tanah.
Mereka bertiga, meninggalkan Blade Tiger di dalam tenda, berjalan ke bawah. Setelah beberapa saat mereka berjalan, mereka semua akhirnya melihat sebuah gua buatan yang digali. Beberapa sisi gua dilubangi lalu digali lebih dalam dan dijadikan sebagai ruangan-ruangan. Para Orc bekerja bahu membahu, dan yang memberi mereka komando adalah Garnamtiar yang sangat terlihat berbeda dibanding yang lain.
Tubuhnya sendiri yang sangat besar dapat ditemukan dengan cepat. Kulitnya juga merah gelap. Sedikit berbeda, tetapi warna kulit Orc yang lain juga ikut menjadi sedikit lebih gelap.
Garnamtiar menyadari kedatangan beberapa sosok yang sangat kuat. Dan saat dia menoleh, dia melihat ada tuannya yang mengenakan tunik coklat yang dilengkapi beberapa potong logam, teman tuannya yang mengenakan jubah sihir berwarna ungu, dan satu sosok yang baru dilihatnya, seorang gadis yang mengenakan jubah putih. Kharisma yang dimiliki sangat menyilaukan bagi Garnamtiar yang menganggap dirinya hanyalah Orc rendahan.
“Yo, Garnamtiar.” Ujar Laciel menyapa.
“Ah, Yang Mulia.” Jawab Garnamtiar berlutut.
“Bangunlah. Tidak perlu berlutut begitu. Ngomong-ngomong, kamu terlihat menjadi semakin kuat, bukan?” Laciel diam-diam menganalisa Garnamtiar menggunakan skill Appraisal.
[Nama : Garnamtiar | Ras : High Orc
Title : Bawahan Raja Iblis Laciel, Red Skull Dungeon Master
Kekuatan Tempur : C+]
Dia mendapatkan gelar Dungeon Master? Hanya karena menggali gua bawah tanah buatan? Ini sangat menarik. Batin Laciel tidak bisa tidak gembira. Ada beberapa hal yang tidak berada di dalam game, tetapi ada di dunia ini. Itu artinya, dia dapat melakukan banyak hal baru.
“Kekuatan yang saya dapatkan adalah berkat nama pemberian Anda, Yang Mulia.” Jawab Garnamtiar.
“Woah, kamu dapat melakukan Giving Name? Lakukan juga padaku. Aku ingin mnejadi lebih kuat.” Ucap Nadja dengan nada riang.
“Maaf menyela, Yang Mulia.” Garnamtiar berbicara dengan sedikit nada khawatir tepat setelah ucapan Nadja.
“Ada apa? Katakan saja.” Kata Laciel mengizinkan.
“Memberikan nama kepada ras rendahan kepada saya adalah perkara yang mudah karena hanya memberikan sedikit kekuatan sihir. Tetapi, memberi nama kepada makhluk yang sudah kuat membutuhkan lebih banyak kekuatan sihir. Saya khawatir terhadap Anda, Tuanku.” Garnamtiar berkata dengan hati-hati. Dia mengkhawatirkan tuannya, tetapi di saat yang bersamaan, dia juga takut akan menyinggung tuannya jika perkataannya salah.
“Sebenarnya Laciel sangat kuat dan memiliki banyak mana yang lebih dari cukup. Tetapi memperkuat seseorang yang baru direkrut dan sudah kuat akan sangat berbahaya sekaligus boros. Bukankah lebih baik kamu memberikan nama kepadaku saja yang sudah menemanimu, Laciel?” ujar Hana memanfaatkan celah yang ada.
“Eh! Kamu hanyalah manusia biasa yang memiliki batasan!” ujar Nadja sedikit tidak tenang mendengar perkataan Hana.
“Ada sedikit manusia yang dapat menembus batasan seperti Kasiar pertama Zaenia. Tetapi sisanya benar. Dan bukankah karena itu, karena aku memiliki batasan, sehingga membutuhkan terobosan?” Hana membalikkan argumen milik Nadja.
“Kugh!” Nadja merasa sedih karena argumennya terpatahkan.
“Baiklah, baiklah. Aku akan memberi kalian berdua nama.” Ucap Laciel menghentikan mereka.
Setelah memberikan nama Sarah kepada Hana sehingga menjadi Sarah Hana, dan Dwi kepada Nadja sehingga menjadi Dwi Nadja, keduanya diselimuti oleh cahaya emas persis seperti kejadian Giving Name Garnamtiar kemarin. Lalu kemudian, Laciel menganalisa mereka berdua.
[Nama : Sarah Hana | Ras : High Human
Title : Bawahan Raja Iblis Laciel, Penyihir Es, Petualang Peringkat C
Kekuatan Tempur : A]
[Nama : Dwi Nadja | Ras : Dragon
Title : Bawahan Raja Iblis Laciel
Kekuatan Tempur : A+]
Kekuatan tempur milik Hana meningkat dari C menjadi A, tetapi Nadja hanya dari A menjadi A+. Apakah kemampuanku hanya meningkatkan sampai A? Kalau begitu, kenapa Garnamtiar hanya C sebelumnya?Laciel bertanya-tanya dalam hati. Dia merasa harus memecahkan masalah ini. Tapi, sebelum bisa melakukan apa pun, Laciel merasa matanya menjadi tidak fokus dan dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya.
Di sana, Laciel tumbang. Karena sudah hampir malam, Hana memutuskan untuk beristirahat di sini. Itu juga karena Nadja adalah orang baru. Akan sulit berurusan dengan pegawai kota jika Laciel masih tidak sadarkan diri.
...*****...
Bulan sudah tampak di langit malam, tetapi keadaan kota masih ramai seperti pagi hari, meskipun tampak lebih sedikit. Hampir semua dari Petualang dan warga yang berkeliaran di malam hari mengenakan jubah. Entah apakah itu karena mereka memang merasa kedinginan, meskipun sudah masuk ke dalam musim semi di mana udara sudah sedikit hangat.
Kebanyakan Petualang yang beraktivitas di malam hari adalah penyihir dengan elemen kegelapan atau seorang dengan job Assassin maupun Thief.
Isabella, yang menggunakan jubah coklat, diikuti oleh Zirka, yang mengenakan jubah hitam, berjalan menyusuri jalanan Kota Blackwood yang masih diramaikan oleh warga sekitar. Sebelum menuju Gedung Serikat Petualang, Isabella mengajak Zirka untuk mencoba makanan malam khas Kota Blackwood.
Setelah itu, mereka berdua berjalan menuju tujuan awal Isabella, yaitu Gedung Serikat Petualang. Gedung Serikat Petualang masih dipenuhi oleh Petualang. Bahkan gedung itu sendiri beraktivitas 24 jam dalam sehari. Itu dikarenakan Serikat Petualang harus dalam keadaan siap kapan pun karena tidak ada yang tahu kapan Monster akan menyerang.
“Halo, ada yang bisa saya bantu? Apakah Anda ingin menyewa jasa Petualang?” tanya resepsionis Serikat Petualang kepada Isabella dan Zirka yang baru masuk ke dalam gedung.
Sebagai seorang profesional yang menghafal wajah hampir setiap Petualang, dan gerak-gerik Petualang dan bukan, dia dapat membedakan kalau Isabella yang datang adalah orang yang ingin meminta bantuan, atau membuat misi.
“Ah, ya. Namaku adalah Bella. Aku ingin bertanya, apakah aku bisa berbicara dengan Petualang yang menjinakkan Blade Tiger?” tanya Isabella yang wajahnya ditutup tudung dan sehelai kain sebagai masker.
“Anda bisa membuat janji temu terdahulu. Sayangnya, Petualang Laciel dan Petualang Hana belum kembali sejak pagi. Anda mungkin bisa kembali besok hari. Saya akan secepatnya mengabarkan Petualang Laciel lalu Anda setelah dia telah menentukan waktu janji temu. Bisakan saya meminta alamat Anda untuk dihubungi?” Ujar resepsionis dengan profesional.
“Kalau begitu, tidak perlu. Maaf sudah mengganggu.” Setelah mengatakan itu, Isabella pergi dari sana. Dia tidak bisa mengatakan kalau dia saat ini tinggal di mansion walikota. Jika melakukan itu, dia pasti akan diselidiki, atau setidaknya dicurigai. Dan bisa saja, justru dia akan membuat masalah bagi Count Blackwood yang telah berbaik hati memberikan bantuan baginya.
Tak fokus berjalan, mereka berdua sudah jauh dari perempatan. Saat itu, Zirka angkat suara.
“Nona Muda, kenapa tidak memesan sebuah penginapan dan biarkan salah seorang prajurit menginap di sana. Dengan begitu, dia bisa menghubungi kita melalui salah satu bawahanku.” Sarannya.
Tersadar, dia sangat merasa kecewa. Kenapa tidak terpikirkan olehku? Mau kembali pun dia tidak ingin menanggung malu. Kembali, aku malu. Tidak kembali, apa yang harus kulakukan?
Saat merasa bimbang itu, ada sebuah kerumunan yang terbentuk. Mereka berada di Gerbang Selatan. Menyibak kerumunan tersebut, Isabella melihat tiga orang dan seekor Blade Tiger. Mereka sudah seperti sekelompok aktor dan aktris yang dikermunui oleh fans berat mereka. Beberapa Petualang sangat kagum dengan Blade Tiger yang mampu dijinakkan. Beberapa yang lain lebih kagum dengan dua orang yang tampak seperti bidadari yang berjalan di samping seorang pemuda.
Melihat wajah pemuda itu, walaupun hanya samar-samar, Isabella tidak bisa tidak yakin. Itu adalah dia, pikirnya.
...*****...
...Jangan lupa like, komen, dan klik favorit, ya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Laut Biru
makin seru
2022-06-20
1
Akun lama Abed Nugi
Gua masih tertarik bagaimana dengan hubungan Isabella dan Laciel nantinya
2022-05-25
1
Akun lama Abed Nugi
wow, itu penggambaran dan dialog dalam hati yang bagus untuk menggambarkan keadaan Isabella
2022-05-25
2