Bwush...
Napasnya mengeluarkan api dari hidungnya.
“Ada urusan apa dua ekor Manusia rendahan datang menemuiku?!” Suaranya sangat dalam dan berat. Aura yang dikeluarkannya juga dapat mencekam dan menekan bahkan bagi seorang raja sekalipun.
“Sepertinya ada kesalahpahaman kecil di sini.” Ujar Laciel mendengar kalau dia disebut sebagai manusia. Yah, dulunya, sih, aku adalah manusia. Tapi, tidak untuk saat ini.
“Apa maksudmu? Tidak mungkin aku yang merupakan ras Dragon yang agung sala ... , tunggu, aura ini. Kamu ... Kamu adalah Iblis?!” Dragon itu terkejut saat dia merasakan aura yang dikeluarkan oleh Laciel.
Laciel menahan auranya sebisa dia, di mana saja dan kapan saja. Dan dia hanya mengeluarkannya di beberapa waktu.
“Ada apa? Kenapa kamu begitu terkejut?” tanya Laciel dengan tersenyum mengejek sekaligus merendahkan. “Apakah kamu takut kepada Iblis? Khususnya Iblis Tingkat Tinggi sepertiku?”
Mendengar dirinya, yang merupakan ras makhluk agung, diejek dan direndahkan oleh Laciel, dia merasa sangat tidak terima. Emosinya menjadi tidak terkendali. Aura yang dikeluarkannya merupakan aura membunuh. Saking mengerikannya aura itu, seekor Blade Tiger bahkan akan jatuh tersungkur karena tertekan.
Tapi, itu tidak berlaku bagi Laciel, yang merupakan Iblis Tingkat Tinggi, dan Hana, yang dilindungi oleh Laciel dengan barrier tipis, meskipun mereka berdua masih dapat merasakannya sedikit.
“Meskipun kamu adalah Iblis Tingkat Tinggi, bahkan Raja Iblis sekalipun, dan pandai menyembunyikan aura, aku tetaplah aku. Jangan bandingkan aku dengan Raja Iblis serendah dirimu, yang saking lemahnya, kamu dapat menyembunyikan auramu. Aku adalah Raja Iblis yang berasal dari ras Dragon yang agung.” Ujar Dragon itu dengan auranya yang semakin intens. “Tunduk dan patuhlah kepadaku!” dia mengulurkan tangan kanannya, lalu jari telunjuknya dia arahkan ke bawah.
Sebelum pertempuran dimulai, Laciel merapalkan sihir Appraisal kepada Dragon di hadapannya. Lalu, seperti sebelum-sebelumnya, sebuah layar transparan muncul di hadapannya dan menampilkan informasi yang dimiliki oleh si
Dragon.
[Nama : Nadja | Ras : Dragon
Title : Raja Iblis, Dungeon Master
Kekuatan Tempur : Peringkat A
Seekor Dragon yang masih berusia anak-anak, sekitar 50 tahun. Kekuatannya belum bangkit sepenuhnya.]
Kugh, bahkan 50 tahun termasuk anak-anak bagi Dragon.Laciel sedikit terkejut. Yah, tapi aku pernah dengar kalau ras selain manusia biasanya memiliki usia yang lebih panjang. Dan lagi, kekuatannya sudah A tetapi belum puncaknya? Akan sekuat apa dia nanti bila dia sudah besar?
“Kukira seekor Dragon akan memamerkan usianya, tentang sudah seberapa lama dia hidup.” Ujar Laciel mencoba untuk semakin memprovokasinya. “Ternyata, itu karena dirimu masih anak-anak yang baru berusia 50 tahun.”
“Ba– Bagaimana ... ? Tidak. Kamu! Kurang ajar! Rasakan ini! Fire Breath (Napas Api)!”
Nadja, Dragon itu, memuntahkan semburan api dari mulutnya.
“Absolute Barrier!”
Ctik!
Laciel merapalkan mantra. Dan dengan sekali jentikan jari, sihir itu mewujud menjadi penghalang transparan berwarna coklat gelap yang melindunginya dari semburan napas api Dragon di hadapannya.
Merasa sudah mengalahkan musuhnya, Nadja menghentikan napas apinya. Tapi sekejap kemudian, dia sangat terkejut karena area yang diinjak oleh Iblis Tingkat Tinggi dan manusia di belakangnya di hadapannya sama sama sekali tidak terbakar, bahkan tidak tersentuh, sedikit pun.
“Apa! Bagaimana mungkin?!” teriaknya kebingungan.
“Sepertinya kamu terlalu sombong untuk Dragon seumuranmu.” Ucap Laciel dengan tenang. Ugh, barrier itu terlalu banyak menguras energi sihir milikku, bahkan sampai seperempatnya. Meskipun pertahanan mutlak, tapi itu hanya bertahan selama aku memiliki mana. Aku tidak akan memiliki banyak mana lagi untuk menahan serangan seperti tadi lebih lama lagi.
Tapi, di balik dirinya yang ketakutan di dalam, Laciel menunjukkan ekspresi percaya diri di wajahnya. Tersenyum, dia mulai berbicara lagi. “Sepertinya, sekarang adalah giliranku.”
Laciel lalu merapal mantra sihir yang sudah dia pikirkan matang-matang. Empat garis berwarna emas muncul di bawah kakinya di saat dia merapal, dan menyebar ke empat arah yang berlawanan. Lalu, garis itu mulai membentuk lingkaran sihir di atas lantai dungeon. Lingkaran sihir itu berakhir bersamaan dengan sempurnanya rapalan mantra sihir.
Yang Laciel lakukan saat ini adalah membuat semacam area yang dapat menyerap mana dari sekitar. Jadi, selanjutnya dia tidak akan terlalu khawatir apabila mana-nya akan habis selama dia berada di dalamnya. Kekurangan fatalnya adalah bahwa dia tidak bisa bergerak keluar dari lingkaran kecil di tengah lingkaran sihir itu. Jika dia keluar, maka lingkaran sihir itu akan menghilang dan membutuhkan mana serta waktu lagi untuk membuatnya kembali.
Setelah merapalkan mantra pendukung, dia mulai merapalkan mantra sihir kedua. Kini, sebuah lingkaran sihir terbentuk di depan dirinya. Lingkaran berwarna hitam itu memancarkan aura yang mengerikan. Bahkan Nadja sampai menelan salivanya sendiri.
“Tu –Tunggu dulu. Aku menyerah, oke? Aku menyerah! Jadi, jangan serang aku. Aku sudah menyerah!” Nadja memohon dengan sangat memelas. Dia bahkan sampai rela menundukkan lehernya, yang mana artinya itu adalah dia sudah menyerahkan nyawa dan jiwanya sepenuhnya kepada Laciel.
*Eh, dia sudah menyerah? Semudah itu? *Laciel bertanya-tanya dalam hati.
Tapi, lingkaran sihir itu sudah selesai. Sejekap, muncul sepuluh rantai dengan aura hitam dari sekitar Dragon dan mulai melilit tubuhnya. Setiap rantainya memiliki kegunaan yang berbeda-beda. Menyerap mana, menyerap energi, menahan kekuatan, menahan pergerakan, menahan sihir, dan seterusnya.
“Ugh! Sudah kubilang, aku sudah menyerah.”
Nadja bersimpuh. Lehernya merendah karena ditahan oleh rantai. Begitu pula dengan sayap dan ekornya.
“He he, maaf. Sekali dilancarkan, sihir itu tidak bisa ditunda. Jika dipaksa, justru akan berbahaya.” Ucap Laciel mendekati Nadja yang terperangkap di bawah lilitan rantai.
“Jadi, bagaimana kita akan mengakhiri ini?” tanya Laciel.
“A– Aku akan menjadi bawahanmu!” ujar Nadja cepat. Dia tidak ingin nyawanya melayang. Setiap orang juga akan merasakan demikian ketika dihadapkan dengan kematian.
“Dan, bagaimana kamu dapat menjamin kesetiaanmu padaku?” Kini Laciel sudah berdiri di hadapannya.
“Segel Jiwa.”
“Segel Jiwa?”
Hana mendekati Laciel lalu berkata, “Segel Jiwa adalah sebuah segel yang dapat mengikat jiwa. Jika Segel Budak hanyalah mengikat tubuh, maka Segel Jiwa adalah versi yang lebih tinggi dari itu.”
“Lalu bagaimana caranya?” tanya Laciel kepada mereka berdua.
“Kamu bisa meneteskan darahmu ke dalam mulutku. Setelah itu, aku yang akan merapal kontrak dan janjinya.” Ujar Nadja.
“Ah, jadi begitu. Hanya bisa dilakukan oleh orang yang secara sukarela?” simpul Laciel.
“Jika seorang Budak diperintahkan untuk melakukan itu, dia akan dan dapat melakukannya. Jadi biasanya, Segel Jiwa dilakukan setelah Segel Budak. Tapi, jika dilakukan secara sukarela, itu juga bisa. Hanya saja jarang ada orang yang mau melakukan itu.” Jelas Nadja.
“Kalau begitu, mari kita lakukan.”
Laciel lalu membuat sedikit luka di ujung jari telunjuknya dan mengarah darah yang akan menetes darinya tepat ke mulut Nadja. Tetesan darah itu jatuh dan masuk ke mulutnya. Lalu setelahnya, Nadja membaca sebuah mantra, dan sebuah lingkaran sihir muncul di sekitarnya dan mengeluarkan rantai berwarna emas. Sihir kali ini, walaupun lebih kecil, tapi terasa lebih kuat dibandingkan sihir yang digunakan Laciel untuk merantai Nadja tadi. Setelah rantai itu menyentuh kulit Nadja, itu menghilang seolah terserap oleh tubuh.
Setelah itu, 10 rantai dengan aura hitam yang melilit Nadja menghilang seolah tidak pernah ada di sana. Kini dia dapat bergerak dengan bebas, selama masih di bawah persetujuan Laciel. Jadi, dia tidak akan dapat membahayakan mereka berdua.
“Bisakah kamu mengubah bentuk tubuhmu menjadi seperti Manusia?” tanya Laciel. Jika dia juga bisa melakukannya, maka mengubah bentuk tubuh adalah hal yang lumrah. Meskipun mungkin akan ada batasan untuk ras-ras tertentu, ras Iblis dan Naga kemungkinan besar akan dapat melakukannya selama mereka memiliki kekuatan yang mumpuni. Begitulah pikir Laciel.
“Bisa, Tuan. Mohon tunggu sebentar.”
Nadja merenggangkan tubuhnya. Lalu pelan-pelan, asap ungu keluar dari dirinya. Menyelimuti seluruh tubuhnya. Kemudian, ukuran tubuhnya perlahan mulai menyusut. Dan menunggu beberapa saat, dia mulai menunjukkan bentuk Humanoid dari dirinya.
Asap ungu menghilang. Kini dia tampak seperti seorang gadis cantik yang berusia sekitar 15 tahun. Rambutnya berwarna emas dan tampak bergelombang. Dengan iris mata ungu, tatapannya terlihat tajam dan licik.
“Bagaimana, Tuan? Apakah ... Anda tertarik?” tanyanya dengan memasang wajah yang polos tetapi menggoda.
“Kamu!” Hana geram melihat perilaku Nadja kepada Laciel.
Pletak!
“Ouch!
Laciel memukul kepalanya pelan.
“Hentikan itu. Kita tidak memiliki waktu lagi. Ada kemungkinan manusia-manusia lainnya akan segera datang dan masuk ke sini.” Ucap Laciel. Kemudian, dia bersiul. Karena berada di dalam ruangan tertutup, suara siulannya terdengar keras dan bergema.
Menjawab panggilannya, suara geraman datang dari luar. Datang dengan kecepatan penuh, Blade Tiger berlari. Dia tergesa-gesa karena takut tuannya memanggilnya ketika dalam keadaan terdesak. Bahkan, meskipun bukan dalam keadaan terdesak, membuat tuannya menunggu adalah kesalahan yang tidak bisa dimaafkan.
Setelah mereka berempat berkumpul, Laciel merapalkan mantra sihir Teleportasi. Dan seketika, mereka menghilang dari sana.
...*****...
...Jangan lupa like, komen, dan klik favorit, ya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Laut Biru
gadis semua temennya
2022-06-20
1
Akun lama Abed Nugi
entah kenapa gua bisa menebaknya..
2022-05-25
1
Akun lama Abed Nugi
yeee slave contract
2022-05-25
1