Pagi hari adalah waktu yang tepat untuk Isabella yang sedang menyeruput tehnya menikmati hari. Dan kenyamanannya sedikit terganggu ketika dia mendengar suara ribut-ribut dari koridor di luar kamarnya.
Membuka pintu kamarnya, dia melihat ada beberapa pelayan yang sedang berbisik satu sama lain. Dia saat ini sedang beristirahat di mansion kediaman Count Blackwood. Seharusnya mereka segera melanjutkan perjalanan pada sore nanti jika saja tidak ada kejadian mereka bertemu naga dan Gray Wolf di Hutan Blackwood kemarin. Yah, mengharapkan keamanan di hutan penuh monster seperti mengharapkan jemuran kering di bawah langit yang mendung.
Untuk mengobati luka, mereka beristirahat setidaknya dua tiga hari di sana. Untung saja bangsawan utara memiliki kedekatan satu sama lain berkat sering bahu membahu dalam menghadapi invasi kekaisaran, sehingga dia dapat dengan senang hati menerima kemurahan hati dari Count Blackwood yang memanjakan mereka dan membantu mereka dengan apa yang mereka butuhkan.
“Ada apa yang terjadi?” tanya Isabella.
Seketika, para pelayan yang sedang berbisik itu merinding ketakutan. Meskipun Nona Isabella terkenal akan kebaikan hatinya, mereka tetap saja tidak ingin membuat hal yang dapat membahayakan karir mereka. Karena, mungkin saja ada seseorang yang lewat dan mendengar serta melihat kelakuan mereka lalu melaporkannya kepada Count.
“A– Ah, tidak ada yang penting, Nona. Kami hanya mendengar ada seorang Petualang yang kembali membawa Blade Tiger kemarin.” Jawab salah satu pelayan itu.
“Blade Tiger? Raja Hutan yang itu?” tanya Isabella memastikan. Dia hanya tahu sedikit tentang monster-monster yang terkenal di benua ini. Itu karena dia tidak terlalu sering berurusan dengan sesuatu seperti itu.
“Benar. Dan lagi, dia membawanya hidup-hidup dan menjadikannya hewan peliharaan.”
Isabella terkejut dan kagum dengan sosok Petualang yang mampu melakukannya. Meski dia tidak tahu pasti, setidaknya butuh banyak orang kuat untuk mengalahkannya. Dan lagi, dia membawanya hidup-hidup. Dan lagi, dia menjadikannya hewan peliharaan. Itu tentu saja berkali-kali lebih keren dari yang pertama.
“Zirka-san,” Isabella memanggil wakil komandannya.
“Ada apa, Nona Muda?” Zirka langsung menjawab. Dia sedari tadi sudah berdiri di depan pintu sebagai pengawal saat ini.
“Siapkan kereta kuda. Aku ingin berjalan-jalan di kota.” Ujar Isabella.
“Baik, Nona Muda. Harap tunggu sebentar.”
Langsung saja Zirka pergi dan menyiapkan keperluan putri tuannya.
Selang beberapa waktu, Isabella sudah duduk dengan nyaman di dalam kereta kuda miliknya. Dan saat baru keluar dari mansion, si kusir–orang yang menjalankan kereta kuda–memberitahunya tentang keberadaan orang yang membawa Blade Tiger.
Sontak saja Isabella melihat ke luar dari dalam kereta kuda. Dia hanya dapat melihat sekilas dua orang petualang berjubah yang membawa Blade Tiger. Tapi, dia lebih memperhatikan seorang petualang yang berjubah coklat. Melihatnya, dia entah kenapa merasa pernah melihatnya.
Tetapi, kejadian itu hanya terjadi sesaat. Sesaat kemudian, dia tidak dapat melihatnya lagi karena jalan memang sedang dalam kondisi paling ramai-ramainya.
“Ah, Zirka-san, boleh kah aku meminta bantuanmu?” tanya Isabella kepada Zirka.
“Selama saya bisa melakukannya, saya akan melakukannya, Nona Muda. Jadi, katakan saja.” Sahut Zirka.
Sebagai pengawal, seharusnya dia berada di luar kereta. Tapi karena Isabella sudah mengizinkannya, maka dia harus menurutinya. Dan ketika awalnya dia menolak karena takut akan ada rumor yang menyebar, Isabella mengatakan kalau dia bisa melindungi lebih baik ketika berada di satu tempat yang sama. Karena alasan itulah dia mau melakukannya.
“Tolong kamu carikan informasi mengenai petualang yang menjadikan Blade Tiger sebagai peliharaannya.” Ucap Isabella.
“Untuk apa, Nona Muda?” tanya Zirka.
Seharusnya dia tidak bertanya begitu. Tetapi, karena dia mengetahui kalau nonanya adalah orang yang baik, dia memberanikan dirinya bertanya.
“Sepertinya dia adalah orang yang sama dengan yang waktu itu.” Jawab Isabella.
Mendengar jawaban Isabella, Zirka tidak dapat menebak apa-apa.
...*****...
“Hana, bukankah tidak ada Gerbang Barat? Kenapa kita menuju barat?” tanya Laciel menyadari sesuatu.
“Yah, bukankah penyihir adalah seseorang yang mempersiapkan sesuatu sebelum bertempur? Sebagai petualang, kamu harus membeli perlengkapan yang sesuai dengan peringkatmu atau yang lebih tinggi.” Jawab Hana. “Lihatlah dirimu.” Hana berbalik dengan menghadap ke Laciel. Pandangannya menyapu dari atas ke bawah, lalu kembali ke atas lagi.
“Jubah coklat buluk yang lebih cocok untuk seorang Assassin. Sebuah pedang jelek yang entah dari mana kamu pungut di dasar hutan. Bahkan pakaian di balik jubahmu tidak ada sihir enchant apa-apa.” Lanjut Hana.
[Enchant adalah efek yang dapat ditambahkan pada sebuah item dengan menggunakan sihir atau gulungan perkamen sihir. Efek yang ditambahkan bervariasi tergantung keahlian si penyihir, atau tingkat kekuatan gulungan sihir.]
“Yah, tapi, aku hanya baru memiliki beberapa keping uang. Untuk menginap sekali lagi saja, aku harus berpikir lagi.” Laciel mengemukakan alasannya.
“Memangnya siapa yang sedang berada di depanmu? Sebagai seorang Petualang Peringkat C, uang yang kukumpulkan sudah banyak. Kamu dapat memakainya terlebih dahulu.” Ucap Hana dengan nada sedikit sombong.
“Kenapa kamu sampai melakukan semuanya sejauh ini?” tanya Laciel.
“Kenapa? Karena kita rekan sepetualangan, bukan? Dan sesama rekan akan saling bantu membantu satu sama lain.”
Seorang rekan, pikir Laciel. Aku jadi teringat dengan teman-temanku di panti asuhan dan kakak-kakak pengurus. Selain mereka, aku tidak memiliki seseorang yang mengerti akan diriku.
“Rekan, kah? Pemilihan katamu ketinggalan zaman sekali, ya.” Ujar Laciel.
“A– Apa maksudmu?”
“Tidak ada, kok.”
...*****...
“Jadi, kamu memilih itu?” tanya Hana.
Kini mereka sedang berada di sebuah toko yang menjual aneka zirah dan senjata yang sering digunakan.
Laciel yang sedang berdiri melihat dirinya dengan pakaian baru di cermin menjawab, “Yah, aku sukanya ini.”
Dia mengenakan sebuah tunik yang terbuat dari kulit monster. Tuniknya menjulur hingga lutut. Di beberapa sisi dadanya, tunik itu dilengkapi dengan potongan logam. Karena tunik itu tidak berlengan, baju berwarna hitam terlihat di lengannya Laciel. Baju hitam itu sendiri sudah di-enchant anti panas dan anti dingin.
Di bagian bawahnya, Laciel mengenakan celana hitam yang terbuat dari benang sihir. Bahannya kuat dan anti air sekaligus anti api. Dan sebagai alas kaki, dia mengenakan sepatu yang di-enchant dengan sihir percepatan.
Setelah selesai mematut diri, Laciel menghampiri Hana yang sedang menunggu di meja kasir. Di atas meja itu ada sebuah pedang yang terbuat dari baja Zaenia yang sangat kuat. Mata pedangnya pun dikatakan dapat merobek logam seperti gunting memotong kertas. Selain pedang, ada juga sebuah tongkat sihir setinggi satu meter berwarna hitam dan sepasang pisau berburu.
“Ini semua yang sudah kamu pesan. Kelihatannya kamu sangat menyukai warna hitam, ya?” ucap Hana.
“Yah, begitulah.” Jawab Laciel. Warna hitam itu keren, kau tahu? Banyak MC yang memakai baju hitam, baik dia Sorcerer, Ksatria, apalagi Assassin.
“Totalnya adalah 1½ koin emas, 6½ koin perak, dan 17 perunggu.”
Yang berbicara adalah seorang penjaga toko. Dia memiliki tubuh yang sangat berisi dan janggut yang tebal tumbuh di bawah dagunya.
Tunggu, tunggu, tunggu. Jika dikurskan, maka totalnya sekitar 5 juta rupiah lebih sedikit! Laciel menjerit dalam hati. “Hana, apakah tidak apa-apa ....”
Belum sempat Laciel menyelesaikan ucapannya, dia sudah dipotong oleh Hana. “Baik, baik. Ini dia.” Hana menyerahkan empat koin. 1 koin emas, ½ koin emas, 5 koin perak, dan keping terakhir adalah 2 koin perak. “Ambil saja kembaliannya untukmu.”
“Terima kasih banyak, Nona Hana. Anda memang sangat baik hati sekali.” Puji penjaga toko itu.
Setelah itu, mereka keluar dari sana.
“Hana, ....” Laciel hendak berbicara, tapi lagi-lagi dipotong.
“Tidak apa-apa, kok. Tidak usah memikirkan masalah ini lagi. Lebih baik kamu fokus mencari banyak harta karun di dalam dungeon sana nanti. Kita adalah rekan, oke?”
Pergi ke tempat yang terkenal sebagai dungeon yang belum dijelajahi seluruhnya, raut muka Laciel sulit diartikan.
...*****...
...Jangan lupa like, komen, dan klik favorit, ya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Laut Biru
bingung mau komen apa🤓
kereennn pokoknya
2022-06-20
1
Akun lama Abed Nugi
Hubungan Laciel dan Hana cukup shounen tapi menarik buat gua, terutama Hana yang bisa dibilang gua pikir polos tapi ternyata punya semacam hal aneh dipikirannya.
Gua sendiri suka dengan sistem didunia, benar-benar terasa seperti dunia yang dahulunya merupakan game
2022-05-25
1
Akun lama Abed Nugi
oh aku tertarik dengan masa lalu Laciel
2022-05-25
1