“Semuanya! Lindungi Nona Muda!” teriak Zirka mengkoordinasi para prajurit. Teriakannya menyuntikkan energi positif kepada mereka.
Sama seperti sebelumnya. Pasukan itu membentuk formasi yang sama. Para pemanah di belakang, lalu pembawa tombak, dan di depan adalah ksatria berperisai. Perbedaannya adalah jumlahnya sedikit berkurang karena Komandan Argus membawa beberapa untuk menghadapi Naga Api.
“Wakil Komandan, apa rencana Anda?” tanya salah seorang prajurit padanya.
“Kita harus mengalahkan mereka.”
...*****...
Laciel mendarat di atas salah satu dahan pohon yang dekat dari tempat pertempuran. Dari sana, dia dapat melihat beberapa prajurit sedang bertarung dengan sekelompok serigala besar.
“Apa yang harus kulakukan?” tanyanya bersenandika.
Saat itu, dia melihat ada tiga ekor serigala yang ukurannya tidak sama dengan yang lain. Dia menduga kalau mereka bertiga adalah pemimpin dan dua bawahannya yang kuat.
“Selain sihir, aku belum mencoba seni berpedang yang kumiliki.” Gumam Laciel. Di game Zaenia V, karakterku ini memiliki class untuk bertarung tangan kosong, Fighter, berpedang, Knight, dan penyihir, Great Magus. Ini adalah waktu yang bagus untuk menguji dua yang pertama.
Pemimpin serigala berjalan mendekat. Para prajurit manusia ketakutan dengan aura membunuh yang dikeluarkannya. Sebagai seorang pemimpin, walaupun hanya untuk sementara, Zirka mencoba menyemangati para bawahannya dengan aksi secara langsung.
“Hiyah!”
Dia memacu kudanya di saat menerjang ke depan dengan pedang yang diayunkan.
Ctang!!
Serigala itu menangkis dengan cakar depannya. Cakarnya, yang setajam logam, juga sekuat logam. Dan ketika pedang si Zirka dan cakarnya beradu, timbul suara yang memilukan untuk didengar. Kerasnya suara yang dihasilkan menunjukkan seberapa keras cakar yang dimiliknya.
Tapi, hewan tetaplah hewan. Dia tidak memiliki akal untuk berpikir. Hanya dengan insting hewaninya, dia maju berhadapan dengan musuh yang berada di hadapannya tanpa menaruh kewaspadaan terhadap musuh yang mungkin menyergap dari belakang.
Mereka sangatlah lemah, sehingga tidak perlu waspada. Mungkin itulah yang berada di dalam benaknya. Dan ketika dia sedang berhadapan dengan Zirka, di saat itulah Laciel beraksi.
Slash!
Bruk!
Semburan darah merah segar membasahi sekitar. Tidak jauh dari tubuh serigala tanpa kepala, kepalanya terjatuh di dekatnya. Itu adalah salah satu serigala yang besar selain si pemimpin. Berdiri di sampingnya adalah Laciel dengan pedang yang berlumuran darah kental yang masih hangat.
Laciel lalu menyabetkan pedangnya sembarangan, hanya untuk menghilangkan darah di mata pedangnya. Kemudian, dia memegang pedang itu dengan tangan kiri. Dia ingin menggunakan tinjunya sekarang, setelah menguji coba teknik berpedangnya.
Buk!
Laciel meninju perut serigala lainnya hingga menyebabkannya terpental beberapa meter dan menabrak sebatang pohon hingga roboh. Kedua pemimpin, pemimpin serigala dan pemimpin sementara pasukan pengawalan, menganga kaget dengan kehadiran sosok kuat yang baru datang dan sudah menghabisi dua nyawa.
Meski aku membunuh, aku tidak merasakan apa-apa. Apakah karena mereka adalah monster yang berbahaya? Laciel tidak bisa tidak bertanya-tanya.
“Grr ... !”
Pemimpin serigala menggeram kepada Laciel. Membelakangi Wakil Komandan Zirka, dia mulai memasang kuda-kuda untuk menyerang.
“Gra!”
Slash!
Pemimpin serigala hanya dapat menyerang udara kosong di tempat Laciel sebelumnya berada. Sontak saja dia jadi sangat kebingungan dan mencari sosok musuhnya ke sana kemari, tapi tidak kunjung menemukannya.
Slash! Slash! Slash!
Di kerumunan serigala, Laciel menebas dengan santai. Beberapa serigala terjatuh dalam kondisi tidak bernyawa.
“Grra!”
Pemimpin serigala berteriak melihat Laciel menghiraukannya dan malah membunuh bawahannya. Teriakannya seolah mengatakan kalau dia adalah musuh yang seharusnya dihadapi.
Menerjang kembali. dia mengayunkan lengannya ke arah Laciel.
Ctang!
Laciel menahannya hanya dengan pedang. Dan ketika si pemimpin serigala masih berada di atas, Laciel menggumamkan mantra sihir api.
“Nafirium. Fireball!”
Sebuah lingkaran sihir yang kecil dan sederhana terbentuk di ujung jari telunjuk kirinya yang mengarah ke tubuh serigala. Dengan cepat, muncul sebuah bola api berwarna merah menyala seukuran bola takraw meluncur.
“Sudah selesai.” Gumamnya.
Blar!
Api seketika membungkus tubuh pemimpin serigala dan membakar segalanya tanpa menyisakan apa pun. Melihat pemimpinnya sudah kalah, para serigala yang lain lari kucar-kacir menyisakan Laciel dan pasukan pengawal bangsawan.
...*****...
Dia adalah seorang putri bangsawan seperti pada umumnya. Hanya saja, dia memiliki kebaikan hati yang besar yang dia dapatkan dari ibunya. Dengan kebaikan hatinya itu, membuatnya menjadi seseorang yang sangat disenangi dan disukai oleh orang lain, khususnya yang dekat dengannya.
Saat ini, dia sedang dalam perjalanan pulang dari sebuah acara bangsawan di County Aquarius yang dikenal sebagai Kota Pelabuhan Permata Hitam. Dikenal sebagai demikian karena merupakan produsen perhiasan permata hitam yang sangat langka. Dan tanpa disangka, di dalam perjalanan pulangnya itu, dia menemui
banyak kejadian.
Semoga Komandan Argus baik-baik saja. Batinnya.
BLAR!!
Sebuah ledakan yang terjadi mengagetkannya dari lamunan. Dia melihat keluar dari kereta kudanya lalu bertanya kepada Zirka, “Apakah itu adalah Naga Api yang kita lawan kemarin, Zirka-san?”
“Sepertinya bukan, Nona Muda. Arah sumbernya berbeda.” Jawab Zirka.
Syukurlah, semoga Komandan dapat kembali dengan selamat.
Melanjutkan perjalanan, dia kembali memikirkan banyak hal karena tidak ada yang dapat dilakukannya.
“County Virmanda harus merekrut lebih banyak orang kuat. Serangan monster maupun Kekaisaran bisa terjadi kapan saja.” Lirihnya berbicara sendirian.
“Groaarr!!”
Suara seekor serigala terdengar dari luar. Kereta kuda sekali lagi berhenti.
“Semuanya! Lindungi Nona Muda!”
Itu adalah teriakan Zirka yang mengomando pasukan.
“Ada lagi? Semoga kita bisa selamat juga dari yang satu ini.” Isabella bergumam. Awalnya dia hanya bergumam. Tapi karena terkejut, dia tidak sengaja mengucapkannya.
Melihat ke luar, para pasukan pengawalnya membentuk formasi. Saling berhadap-hadapan, belum ada pihak yang berencana memulai gesekan terlebih dahulu. Sesaat kemudian, seekor serigala raksasa berjalan maju. Melihatnya maju, Zirka juga maju. Ini adalah pertarungan antar pemimpin, satu lawan satu. Bukan hanya pertarungan fisik, tapi juga psikis, wibawa, ketenangan, dan pengaruh.
Dari sisi hutan di sebelah kanan, dia melihat sebuah siluet samar-samar yang menyusup ke tengah-tengah kerumunan serigala.
Siapa dia? Tanyanya dalam hati.
Lalu, dia melihat bagaimana seorang pemuda yang tidak diketahui namanya bertarung, bukan, membantai setengah kelompok serigala.
“Nafirium. Fireball!”
Kemudian, dia melihat pemimpin serigala terbakar habis hingga tidak bersisa satu apa pun. Dia juga melihat pemuda itu hendak pergi, dia pun keluar dan memanggilnya, “Tunggu!”
Langkah pemuda itu berhenti. Dia tidak dapat melihat wajahnya. Hanya jubah coklat yang menutupi semuanya, sebuah pedang yang berlumuran darah, dan rambut putih yang terlihat sedikit keluar dari tudung.
“Boleh kita bicara sebentar?” tanyanya.
Tapi, Laciel tidak menjawab.
“Kalau begitu, bolehkah aku mengetahui namamu?”
“Aku adalah Lucifer (Sang Pembawa Cahaya).” Jawab Laciel tanpa berbalik. Lalu dia menghilang ke dalam hutan.
“Sang Pembawa Cahayakah?”
...*****...
Di sebuah ruangan yang remang-remang pencahayaannya, ada sebuah meja berbentuk segi delapan dengan masing-masing orang duduk di salah satu sisinya. Totalnya ada delapan orang yang sama-sama mengenakan penutup kepala dan jubah gelap.
“Bagaimana? Apakah ramalan itu terjadi?” tanya sebuah suara wanita dewasa.
“Ha ha ha, tentu saja. Dewa Pengetahuan tidak pernah salah.” Jawab sebuah suara nenek tua.
“Seharusnya kamu sudah pensiun, Nek.” Ujar seorang pria paruh baya yang memiliki tubuh besar.
“Astaga, Leo. Kamu jahat sekali kepadaku. He he.” Timpal balik nenek itu. “Yah, lagi pula itu karena dia belum ingin mewarisi posisi ini.” Lirihnya tapi terdengar oleh seluruh orang.
“Kembali ke pokok masalah.” Pria yang dipanggil Leo berbicara dengan nada yang serius. “Darkness, bagaimana laporanmu?”
“Sudah dipastikan. Dia berada di timur laut.” Seorang pemuda menjawab. Dia adalah yang termuda di sini.
“Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya seorang pemudi.
“Santai saja, Javeline.” Seorang pria paruh baya lainnya bersuara. “Kita biarkan takdir yang menuntunnya. Dewa pasti memiliki rencananya sendiri.”
“Kalau begitu, masalah ini sudah selesai. Mari kita bahas masalah selanjutnya. Penerus si nenek tua ini.” Ujar Leo.
“Yah, mau bagaimana lagi. Hanya penerus yang dapat menjadi kepala keluarga. Kalau dia tidak mau, terpaksa kita harus mengambil dari keluarga cabang.” Timpal si pria paruh baya.
...*****...
...Jangan lupa like, komen, dan klik favorit, ya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
dsnbl
sejak kapan arti nama Lucifer berubah menjadi sang pembawa cahaya???
2023-01-28
1
~H∆LUsinN∆SI~
adegan klise, tapi bolehlah
2022-06-29
1
Laut Biru
bagus
2022-06-20
1