Laciel sedang berjalan mencari sungai atau danau. Dua tanduk melengkung ke depannya membuatnya terlihat seperti bukan manusia. Jubah sihir merah gelapnya membuatnya tampak seperti bangsawan, atau setidaknya seseorang dari kasta atas. Ada sebuah sungai yang mengalir di depannya. Ini adalah sumber suara gemercik yang didengarnya menggunakan indra tidak manusiawinya.
“Jika aku pergi menggunakan jubah ini, itu akan membuatku menjadi pusat perhatian. Hal yang harus kulakukan sekarang adalah mengumpulkan informasi terlebih dahulu.” Gumamnya melihat ke sungai di bawahnya.
Lalu, dia melihat tanduk di bayangannya.
“Aku juga baru ingat kalau aku punya tanduk iblis. Apakah aku bisa menghilangkannya untuk saat ini?”
Merespons perkataannya, tanduknya menghilang seolah sebelumnya memang tidak pernah ada tanduk.
Memodifikasi karakter merupakan salah satu fitur di dalam game dan sepertinya aku masih bisa melakukannya sekarang. Aku menjadi semakin bingung. Saat ini, aku sedang berada di dalam game atau bukan.
Laciel memegang pedang yang ada di pinggangnya. Itu adalah pedang yang didapatkannya dari Hobgoblin yang sebelumnya berusaha menyerangnya. Sejak dia melemparkan sihir itu, belum ada lagi monster yang dijumpainya hingga saat ini. Ada kemungkinan itu karena mereka takut atau terkejut dengan kekuatannya. Tapi yang lebih bahaya lagi adalah bila sihir yang digunakannya justru memancing monster yang jauh lebih kuat daripadanya.
Dia mengangkat pedang itu.
“Appraisal.”
Appraisal adalah kemampuan untuk mengidentifikasi sebuah item atau seseorang. Mulai dari statusnya, atau informasi lainnya. Ini juga adalah skill tingkat menengah yang dapat digunakan siapa saja. Jika ada yang tidak memiliki skill ini, maka biasanya orang itu harus pergi ke seorang Mage atau bisa dengan membeli gulungan sihir Appraisal. Skill ini juga memiliki tingkatan. Semakin tinggi tingkatannya, semakin banyak jumlah informasi yang diterimanya.
[Nama Item : Hobgoblin’s Sword
Tipe : Longsword
Catatan : Pedang panjang yang biasa dimiliki oleh Hobgoblin.]
Hobgoblin’s Sword? Ini adalah pedang yang digunakan oleh Hobgoblin di game Zaenia V. Merupakan item level bawah. Tapi karena saat ini aku tidak memiliki senjata, ini tidak terlalu buruk juga.
Meskipun banyak hal yang mirip dengan game, inventory milikku tidak berisi apa-apa. Sialan! Item yang sudah kukumpulkan berbulan-bulan menghilang begitu saja. Tidak dapat dimaafkan!
“Groaarr!!!”
Terdengar teriakan binatang buas dari kejauhan beserta beberapa bunyi gesekan logam.
Sepertinya ada sebuah pertempuran di dekat sini, batin Laciel. Wajahnya terlihat seolah dia menemukan sesuatu yang menarik.
Karena tidak ingin menarik perhatian dengan jubah sihirnya, dia membalik jubahnya. Ini adalah jubah yang efisien. Bila dia memakainya sebagai biasa, itu sangat menguntungkan di sisi pertempuran karena bisa meningkatkan pemulihan HP dan MP. Dan jika digunakan terbalik, jubah itu hanya berwarna coklat, sama seperti jubah biasa lainnya. Tapi, sebenarnya jubah itu memiliki kemampuan untuk mengaktifkan Hiding, skill yang dapat membuat penggunanya menghilangkan hawa keberadaan selama beberapa waktu.
Laciel mendekat dengan hati-hati. Dia mengenakan jubah coklat. Kepalanya juga tertutup oleh tudung. Tidak terlihat apa-apa kecuali mulutnya yang menggunakan masker, dan kedua tangannya yang menggenggam Hobgoblin’s Sword.
...*****...
Sehari sebelumnya ...
“Graa!!”
Seekor Naga Api berteriak dengan teriakan yang memekakkan telinga. Itu adalah Naga Api yang baru berusia 400 tahun. Terbilang muda karena usia dewasanya adalah 1.000 tahun. Wujudnya seperti naga dari legenda-legenda Eropa. Sepasang sayap yang hanya kulit, sepasang tangan, dan sepasang kaki. Leher dan ekornya sama-sama panjang. Di atas matanya ada juga tiga pasang tanduk yang melengkung ke belakang.
“Si*l! Dari mana naga ini berasal?!”
Seorang ksatria mengumpat melihat kemunculan monster raksasa di hadapannya. Dia adalah seorang wakil komandan–terlihat dari zirah logamnya yang sedikit lebih bagus dibandingkan ksatria lainnya–dan sedang bertugas untuk mengawal putri tuannya untuk menghadiri sebuah acara bangsawan.
“Komandan,” dia memanggil atasannya yang bertanggung jawab dalam pengawalan itu. “Ini bahaya!”
“Aku tahu.” Komandannya menjawab dengan suara yang terdengar tenang. Dia tidak bisa membiarkan kepanikan dirinya sendiri menyebabkan mental bawahannya menurun. “Semuanya, bentuk formasi pertahanan!” teriaknya memberi perintahnya.
Pasukan ksatria yang diperintahnya segera membentuk formasi. Para pemanah berada di belakang, tetapi membelakangi kereta kuda tuannya. Di depannya ada para pemegang tombak sebagai penyerang jarak menengah. Lalu di bagian terdepan adalah para ksatria yang bersenjatakan pedang panjang dan membawa perisai. Mereka menyamakan perisai mereka sehingga tidak ada celah untuk diserang.
Tapi bagaimana pun, yang berada di hadapan mereka kini adalah ras naga, ras yang mampu membawakan kehancuran. Untunglah dia masih muda sehingga mereka setidaknya memiliki kesempatan lebih banyak untuk bisa menang.
Hanya dengan satu ayunan tangannya, tiga ksatria garda terdepan bagian kiri terpental. Mereka terpental seolah-olah hanyalah mainan plastik bagi anak-anak. Setelah itu, Naga Api tersebut mengangkat kepalanya ke langit.
“Dia akan menyemburkan api! Semuanya, bertahan!” teriak Komandan.
Blar!
Berkat pertahanan yang solid, mereka bisa mempertahankan kondisi sebaik mungkin.
Kita tidak bisa seperti ini terus! Batin Argus si Komandan. “Nona Muda, saya akan menghalau naga ini untuk sementara waktu. Tolong pergi secepatnya bersama Wakil Komandan.” Argus berbicara dengan seseorang yang berada di dalam kereta kuda yang terlihat sangat mewah dibandingkan kereta kuda lainnya yang hanya membawa peralatan dan makanan.
Pintu kereta itu terbuka. Seorang gadis dalam balutan gaun bangsawan berwarna putih terlihat sangat memesona. Dia adalah putri pertama dari Count Virmanda, Isabella de Virmanda. Rambutnya yang bergelombang itu berwarna emas. Kulitnya juga seputih susu.
“Tapi, bagaimana dengan dirimu?” tanya Isabella mengkhawatirkannya.
Meskipun dirinya adalah seorang bangsawan dan Komandan yang dibawanya bukanlah seorang bangsawan, dia memiliki karakteristik yang sangat baik hati, sangat berbeda dibandingkan bangsawan yang biasanya. Selain itu, Komandan yang kini sedang berada di depannya adalah salah satu pelayan keluarganya yang sangat setia, dan telah mengabdi secara turun temurun.
“Saya tidak apa-apa. Lagi pula, saya akan membawa serta beberapa prajurit. Wakil Komandan Zirka, kamu jagalah Nona Muda. Aku akan menyusul kalian secepatnya.”
“Siap, Komandan.” Zirka mengiyakan, meskipun memiliki rasa khawatir akan keselamatan atasannya. Tapi, perintah adalah perintah.
Dengan hanya beberapa prajurit saja, Komandan Argus berhadapan dengan Naga Api.
“Jika begini, aku bisa lebih leluasa. Majulah kau, Kep*r*t!”
Sring!
...*****...
Keesokan harinya. Hari ini.
BLAR!!
Sebuah ledakan terjadi. Pasukan pengawal yang dipimpin oleh Wakil Komandan Zirka terkejut melihatnya. Mereka baru saja menghindar dari Naga Api dan berhasil lolos berkat pengorbanan Komandan Argus. Kini, baru saja ada sesuatu yang sangat kuat yang berada di dekat mereka. Wajah mereka pucat dan takut memikirkan apa yang menyebabkan ledakan itu.
“Apakah itu adalah Naga Api yang kita lawan kemarin, Zirka-san?”
Isabella bertanya kepada Zirka dari dalam kereta kuda. Wakil Komandan Zirka yang berkuda di samping kereta menjawab, “Sepertinya bukan, Nona Muda. Arah sumbernya berbeda.”
Mereka melanjutkan perjalanan setelah memastikan situasi aman. Lalu, baru beberapa saat kemudian, ada segerombolan serigala yang keluar ke jalan di depan mereka dari arah ledakan. Sepertinya mereka berlarian karena menghindari sesuatu yang menyebabkan ledakan, dan secara tidak sengaja justru bertatap muka dengan pasukan Zirka.
Para serigala yang keluar dari dalam hutan ukurannya lebih besar daripada serigala normal di kehidupan Laciel dulu. Ukurannya sebesar singa jantan dewasa. Bisa dibayangkan bagaimana reaksi mereka ketika melihat sepasukan serigala seukuran singa berjumlah lebih dari 15 muncul tiba-tiba di hadapan mereka. Melihat sebuah pasukan bersenjata yang menghalangi jalannya, insting para serigala membunyikan alarm bertahan hidup.
“Groaarr!!!”
Itu adalah pemimpin para serigala yang berteriak mengaum. Ukurannya satu setengah kali lebih besar dibandingkan serigala yang lainnya. Bulunya juga berwarna abu-abu gelap, lebih gelap dibanding yang lain. Taring tajamnya yang mencuat keluar memiliki panjang setengah lengan orang dewasa.
“Semuanya! Lindungi Nona Muda!” teriak Zirka mengkoordinasi para prajurit. Teriakannya menyuntikkan energi positif kepada mereka. Setelah menghadapi naga kemarin, sekarang kita harus menghadapi sekelompok serigala, huh? Sungguh ketidakberuntungan yang menjengkelkan.
...*****...
...Jangan lupa like, komen, dan klik favorit, ya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Yuмivlet
boleh boleh nih~
2022-08-29
1
Laut Biru
seru
2022-06-20
1
Aril Aril
apakah mempunyai bawahan 7 dosa besar?
2022-04-27
4