Deru nafas pria itu terburu-buru berlari dari ujung jalan sana menuju Mobilnya yang terparkir di dekat Mall sana, matanya terlihat begitu sendu dan penuh tanda tanya, sesekali ia menatap ke jalan yang dimana tadi ia melihat dengan jelas seorang wanita yang dengan penampilan Berubah tapi wajah yang sama mengejarnya dengan penuh Kerinduan.
"A..Alen!"
Gumam Stephen memeggangi dadanya yang bergemuruh berat, ia bersandar ke Body mobilnya dengan wajah yang pucat pasih dan secercah senyuman Kerinduan itu.
"No..Nona Manis!"
Gumamnya setelah melihat Walpaper Ponselnya bagian dalam, sungguh ia sangat merindukan wanita cantik ini, bahkan tungkainya sudah sangat lemas saat wanita itu mendekat kearahnya namun ia takut dan malu hingga ia pergi melarikan diri.
"Ma..Maafkan aku! Sayang!"
Lirih Stephen dengan bibir yang bergetar, ia mengelus kayar ponselnya lembut diiringi gejolak cinta yang menggunung didadanya, kenapa harus sekarang? kenapa ia tak pernah bergikir dua kali mengambil tindakan?
Stephen larut dalam Dilema kerinduannya tanpa menyadari seorang wanita yang menggendong Bayi mungil berpita itu mendekatinya.
"Sayang!"
"Ha?"
Stephen terlonjak kaget, ia segera berbalik menghapus tetesan air bening itu lalu tersenyum menatap Wanita yang terlihat begitu bahagia bersamanya.
"Kenapa menagis?"
"A..Aku tak apa!"
Ucap Stephen memaksakan wajah biasanya seraya memeluk Fanya yang terlihat sangat perhatian bahkan wanita ini begitu mencintainya.
"Apa apa Perih? ayo sini!"
Stephen semangkin teriris dengan Perlakuan wanita ini, ia takut hatinya yang sudah membatu untuk Nona Manis pujaannya itu, ia tak sanggup jika harus melukai wanita ini karna sudah terlalu baik padanya.
...........
Kiasan kesedihan itu muncul di wajah sendu sang wanita yang tampak tak bisa menahan rasa sesak dari dadanya, bertahun-tahun ia baru melihat wajah, raut bahkan kekhasan dari sang Rembulan yang telah lama membuatnya tenggelam dalam sunyi.
"Reus!"
Nareus hanya diam seraya menjadikan bahunya tempat bernaung Wanita yang terlihat sangat rapuh dan juga tak berdaya, lelehan bening itu tak berhenti keluar menatap Bingkai foto dihadapannya dengan bibir yang bergetar merasa tak kuat.
"Ke..Kenapa dia tega hiks?"
Nareus tetap diam menatap secercah foto remaja cantik dan tampan yang saling berpelukan, cengkramannya menguat di pinggang ramping Alen dengan wajah dingin dan begitu sesak.
"Dia siapa?"
Alen terdiam sesaat, ia menatap pantulan wajahnya di cermin tepat dihadapannya karna Nareus membawanya Ke Apartemen miliknya tadi.
"A..Apa aku terlihat begitu lemah?"
Alen menatap wajah tampan Nareus yang begitu tak tega dengan wajah sendu ini, ia tak suka Alen yang begini, lebih baik ia melihat wanita ini memukulinya bahkan menginjaknya tapi tak dengan kerapuhan.
"Dia Siapa?"
"Kenapa kau Perduli padaku?"
Nareus terdiam sesaat, kenapa ia begini? seharusnya ia tak perduli tapi ia tak bisa, ia sudah terbiasa dengan sikap Arogan wanita ini.
"Kau tanggung jawabku!"
Alen tersentak kaget, ia semangkin memperdalam tatapannya ke wajah tampan Nareus yang benar-benar tak ada cela untuk menghina atau ke kurangan dalam Pahatan sempurna ini.
"Apa tawaranmu saat itu masih berlaku?"
"Apa?"
Alen menghela nafas lalu menghapus lelehan bening itu, ia sudah kelepasan hingga menunjukan semuanya pada pria ini, wajahnya kembali terlihat tegar dan penuh Keangkuhan.
"Mau berdamai denganku?"
Degg..
Nareua terhenti dalam lamunannya, tangannya kaku untuk menggapai tangan Alen yang terulur dihadapannya dengan wajah yang bersungguh-sungguh.
"Teman?"
"Cihh! aku tak pernah punya teman, kau satu-satunya teman saat ini!"
Ucapan Alen seakan meremas jantung Nareus yang perih dengan kata 'TEMAN'. benarkah ia hanya Teman bagi wanita ini? apa tak bisa lebih?
"A..Aku tak bisa!"
"Kau harus bisa! Aku tak bisa di Tolak!"
Ucap Alen menjabat paksa tangan kekar Nareus yang sungguh bingung dengan hatinya sendiri, rasa aneh tapi juga kosong, ini bukan dirinya, sungguh ia tak bisa mengendalikan Sifat Aslinya dihadapan wanita ini.
"Kau tahu! aku tak pernah sedekat ini, tapi karna kau selama ini sudah lolos menjadi Temanku, maka aku akan menerimamu!"
"Percaya diri sekali!"
Alen menaikan bahunya acuh lalu menepuk bahu kokoh Nareus dengan sangat jantan, ia juga tak lupa kembali merubah gesturnya menjadi seorang Alen yang tegas dan tak rapuh seperti tadi.
"Kau bisa bercerita?"
"Nanti saja! itu Prifasi!"
Nareus mencabik sinis seraya membaringkan tubuhnya keatas ranjang Alen yang terlihat membuka Jaket dan Celana Jeans itu membuat Nareus menggeleng akan ketidak Sopanan wanita ini.
Bugh..
"Reus!!!"
"Hm!"
Jawab Nareus setelah melempar bantal dikepalanya ke bokong bulan yang hanya di lapisi daleman itu, ia rasa wanita ini terlalu berani hungga tak berfikir dua kali saat bersamanya.
"Bukankah ini sudah biasa?"
"Hm!"
Alen menghela nafas halus seraya mengambil Laptop di dalam laci sana dengan wajah yang mulai ingin membuka dengan Nareus, lagi pula ia pun sudah tak ingin bermusuhan lagi kalau tak disengaja.
"Reus!"
"Hm?"
Nareus mengulur tangannya menggapai pinggang ramping Alen yang hanya memakai Daleman dan Tangtop itu hingga Nareus bisa melihat semua lekuk sempurna dari Tubuh wanita ini.
"Haiss! kau bisa tidak sopan sedikit?"
"Apanya?"
"Itu!"
Alen hanya masa bodoh, ia tak bisa berpakian tertutup terlalu lama, tubuhnya sangat gerah dan tak bisa menahan keringan berlebihan.
"Kau bisa membantuku tidak?"
"Hm!"
"Bisa atau tidak?"
"Tapi kau juga harus menceritakan apapaun padaku!"
Alen berfikir sejenak, sepertinya ia bisa memanfaatkan Nareus untuk mencari keberadaan Kekasihnya itu, kalau ia meminta tolong pada Kingnya pasti pria itu tak akan mau melakukan hal yang begitu dibenci sedari lama.
"Hm! tapi bantu aku!"
"Katakan!"
Alen membuka Laptopnya membuat Nareus dengan jelas melihat gambar yang berbeda tapi dengan Posisi yang manis, seorang remaja cantik berambut pirang panjang sedang tersenyum lebar seraya menarik pipi seorang pria yang sama dengan di Bingkai tadi.
"Dia siapa?"
"Kekasihku!"
Degg...
Nareus meneggang ditempatnya dengan kepalan tangan yang menguat serta rahang yang mengetat, sorot matanya terlihat kelam namun tak bisa Alen mengerti karna ia terlalu fokus melihat gambar di Laptopnya.
"Bukankah dia sangat, Tampan?"
Nareus hanya diam, untuk yang kedua kalinya dadanya sakit dengan hati yang retak tak bersisa, membuat amarah itu seketika meluap.
"Aku akan bercerita tapi..!"
Grett..
Alen terhuyung akan tarikan tangan kuat Nareus yang lansung membuat ia jatuh kepelukan tubuh kekar itu dengan wajah keduanya yang saling bersitatap dekat bahkan mengikis jarak yang ada.
"kau kenapa?"
"Kau mencintainya?"
Alen menyeringitkan dahinya, dengan jujur ia mengangguk benar adanya membuat dada Nareus kembali bergemuruh kuat mencengkram pinggang Alen membuat wanita itu meringis.
"Re..Reus! kau ini kenapa?"
Cup..
Alen lansung terkejut setengah mati memberontak dari ciuman kasar Nareus yang membuat bibirnya terlahap sempurna, ia sekuat tenaga memberontak tapi tubuh dan kekuatan pria itu tak sebanding.
Bahkan ia merasakan hal yang baru ia tahu sekarang, keliaran bibir dan lidah pria ini membuat ia kualahan bahkan rasanya sangat memaksa namun juga terselip kenikmatan.
"Reusmm!!"
Nareus hanya membatu mengunci kedua tangan alen keatas kepala dengan bibir yang meraub benda kenyak cery itu.
Marah, kesal bahkan rasa tak terima itu merendung di dadanya menimbulkan Perlakuan yang keluar begitu saja.
......
Vote and Like Sayang,
Maaf kau author Up nya kurang.. Sumpah ini sibuk bener, dari Sekolah ma kerja'an rumah 😭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
༄༅⃟𝐐Dwi Kartikasari🐢
alen² kamu bodoh bgt sih jadi cew
2022-06-01
0
Rokiyah Yulianti
Fanya? sepupu Shena kah??? ko bisa???
berarti Stephen menikah sama Fanya?
Duh Nareus jealous bgt pasti
2022-02-22
0
Niki Puspa
kok fanya sih ya😞 hadeuh
2022-02-02
1